Professional Documents
Culture Documents
Cara kerja
Menghambat pembentukan prostaglandin secara sentral, namun tidak di jaringan, sehingga tidak berefek sebagai anti-inflamasi
Efek
Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik yang baik Pada dosis terapinya, merupakan pilihan yang aman bagi banyak kondisi kesehatan, temasuk untuk anak-anak dan ibu hamil / menyusui. Tidak memiliki efek antiplatelet Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi Memiliki efek antiplatelet sehingga dapat mencegah pembekuan darah. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan gangguan
Efek Samping
Peringatan
Efek samping ringan dan jarang, relatif tidak menyebabkan gangguan lambung Pada dosis besar (612 g) dapat menyebabkan kerusakan hati
Salisilat:
Aspirin Mg salisilat Diflunisal
Bersifat asam, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung. Sebaiknya jangan diminum ketika lambung kosong. Tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki riwayat gangguan lambung Dapat menyebabkanReyes syndrome (suatu gangguan serius pada
pembekuan darah (misalnya hemofili), sirosis hati, trombositopenia, atau pada pasca operasi.
Antalgin
Dewasa: 500 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari). Anak-anak: 250 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1
sistem hepatik dan susunan saraf pusat), sebaiknya tidak digunakan pada anakanak di bawah 12 tahun. 20% pasien asma memiliki sensitivitas/alergi terhadap aspirin. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan riwayat alergi (rinitis, urtikaria, asma, anafilaksis, dll). Aspirin sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil karena dapat memperpanjang waktu kelahiran dan meningkatkan resiko pendarahan pasca kelahiran (postpartum). Merupakan obat lama, memiliki efek samping yang cukup berbahaya yaitu leukopenia dan agranulositosis yang dapat berakibat kematian (5%) di Amerika, Inggris, dan Swedia sudah
Fenamat:
Meklofenamat Asam mefenamat
gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 - 12 tahun). Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Memiliki khasiat Bersifat asam, dapat analgetik, menyebabkan antipiretik dan gangguan lambung. anti-inflamasi Sebaiknya jangan yang cukup, tapi diminum pada saat tidak lebih kuat perut kosong, atau daripada asetosal. pada pasien dengan riwayat gangguan saluran cerna/lambung Banyak menyebabkan efek samping : diare, trombositopenia, anemia hemolitik, dan ruam kulit Tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada anak-anak dan wanita hamil Sebaiknya tidak digunakan dalam jangka waktu lebih dari seminggu, dan pada pemakaian lama perlu dilakukan pemeriksaan darah. Diklofenak adalah Efek samping yang Hati-hati golongan obat umum terjadi seperti penggunaan non steroid nyeri/keram perut, pada penderita
sehari 75 mg. Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg. Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
sakit kepala, retensi dekomposisi cairan, diare, nausea, jantung atau konstipasi, flatulen, hipertensi, kelainan pada hasil uji karena hati, indigesti, tukak diklofenak dapat lambung, pusing, ruam, menyebabkan pruritus dan tinitus. retensi cairan dan edema. Peninggian enzimenzim Hati-hati aminotransferase penggunaan (SGOT, SGPT) hepatitis pada penderita gangguan fungsi Dalam kasus terbatas ginjal, jantung, gangguan hematologi hati, penderita (trombositopenia, usia lanjut dan leukopenia, anemia, penderita dengan agranulositosis). luka atau perdarahan pada saluran pencernaan. Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati. Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus plasenta. Diklofenak tidak dianjurkan untuk
ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan melalui ASI. Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti.
Asam propionat:
Ibuprofen Fenoprofen Ketoprofen Naproksen
Untuk nyeri dosis dewasa peroral adalah 400 mg Untuk arthritis rheumatoid 400800 mg. Untuk demam pada anak-anak 5mg/kgbb,
Mekanisme kerja ibuprofen melalui inhibisi sintesis prostaglandin denganm e n g h a mbat Cyclooxygena se I (COX I) dan Cyclooxygena se II (COX II).
Dapat efek digunakan untuk i r i t a s i gastrointestin mengurangi al dan ulserasi yang nyeri yang lebih kecil ringan dibandingkan dengan hinggasedang, pemberian salisilat khususnya nyeri Inhibisi dari sintesis oleh karena prostaglandin dapat inflamasi seperti memperburuk yang terdapat disfungsi ginjal pada arthritis dan Kemerahan, pruritus, gout. tinitus, pusing, nyeri kepala, cemas, meningitis aseptik, dan retensi cairan di samping e f e k gastrointestinal (dapat diubah dengan penelanan bersama makanan) Pemberian
ibuprofen dalam jangka waktu yang lama berhubungan dengan agranulositosis dan aplasia sumsum tulang granulositik
Dosis awal : 10 mg diikuti dengan 1030 mg tiap 4 sampai 6 jam. Dosis harian total tidak boleh lebih dari 90 mg untuk orang dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut usia, pasien gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg. Lamanya terapi tidak boleh lebih dari 2 hari.
Anti-inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan antiinflamasi, memiliki afikasi analgesik yang setara dengan morfin atau petidin Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin
Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea. Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat.
Nama obat
Morfin
Dosis 15-20 mg per oral, injeksi IM, IV, SC, dan per rektal, durasinya ratarata 4-6 jam
Efek mengurangi persepsi nyeri di otak (meningkatkan ambang nyeri), mengurangi respon psikologis terhadap nyeri (menimbulkan euforia), dan menyebabkan mengantuk/tidur (efek sedatif)
Efek samping
Pupil mata sangat kecil (pinpoint), pernafasan satu- satu dan coma (tiga gejala klasik). Bila sangat hebat, dapat terjadi dilatasi (pelebaran pupil). Sering disertai juga nausea (mual). Kadang-kadang timbul edema paru (paru-paru basah). Gejalagejala lepas obat : Agitasi, nyeri otot dan tulang, insomnia, nyeri kepala. Bila pemakaian sangat banyak (dosis sangat tinggi) dapat terjadi konvulsi(kejang) dan koma, keluar airmata (lakrimasi), keluar air dari hidung(rhinorhea), berkeringat banyak, cold turkey, pupil dilatasi, tekanan darah meninggi, nadi bertambah cepat, hiperpirexia (suhu tubuh sangat meninggi), gelisah dan cemas, tremor, kadang-kadang psikosis toksik.
Kodein
Analgetik Dewasa: 40-60 mg tiap 4-6 jam Anak: 0.5mg/kg bb 46 x perhari Antitusif Dewasa: 10-20 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan, maksimum 60 mg perhari Anak 6-12 th: 5-10 mg, tiap 4 - 6 jam, maksimum 60 mg
Alkaloida candu ini memiliki khasiat yang sama dengan induknya, tetapi lebih lemah, misalnya efek analgetiknya 6-7 x kurang kuat
Efek samping dan risiko adiksinya lebih ringan, sehingga sering digunakan sebagai obat batuk, obat anti diare dan obat anti nyeri, yang diperkuat melalui kombinasi dengan parasetamol/asetosal. Obstipasi dan mual dapat terjadi terutama pada dosis lebih tinggi (di atas 3 dd 20 mg).
Metadon
perhari. Anak 2-6 th: 1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi, maksimum 30 mg perhari campuran rasemis, yang memiliki daya 15-30 mg dosis awal Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC
analgetik 2 x lebih kuat daripada morfin dan juga berkhasiat anastetik local.
Mempunyai efek analgetik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek sedatif. Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. Efek analgetiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam. Merupakan opioid sintetik, dengan efek analgetik 80x lebih kuat dari morfin, tetapi depresi nafas lebih jarang terjadi.
Umumnya metadon tidak menimbulkan euforia, sehingga banyak digunakan untuk menghindari gejala abstinensi setelah penghentian penggunaan opiopida lain. Efek sampingnya kurang hebat dari morfin, terutama efek hipnotis dan euforianya lemah, tetapi bertahan lebih lama. Pengguanaan lama juga menimbulkan adiksi yang lebih mudah disembuhkan. Efek obstipasinya agak ringan,
Meperidin (petidin)
Fentanil
IM 1-2 mg/kgBB (morfin 10x lebih kuat) tiap 3-4 jam. IV 0,2-0,5 mg/kgBB. Intra Spinal 1-2 mg/kgBB. Diberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh hanya 4 jam dan dapat digunakan sebagai obat praoperatif saat anestesi.
1 3 g/kgBB.
Menimbulkan efek analgetik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain seperti morfin, kecuali konstipasi
Tramadol : Tramal
Dosis tunggal 50 mg
Kasiat analgetiknya sedang dan berdaya menghambat reuptake noradrenalin dan bekerja antitussif (anti batuk)
Efek sampingnya tidak begitu serius dan paling sering berupa termangu-mangu, berkeringat, pusing, mulut kering, mual dan
Zat ini tidak menekan pernapasan, praktis tidak mempengaruhi sistem kardiovaskuler atau motilitas lambung usus Nalokson : Narcan
muntah, juga obstipasi, gatal-gatal, rash, nyeri kepala dan rasa letih. tachycardia (setelah bedah jantung), jarang reaksi alergi dengan shock dan udema paruparu. penangkalan efek opiopida terlalu pesat dapat terjadi mual, muntah, berkeringat, pusing-pusing, hipertensi, tremor, serangan epilepsi dan berhentinya jantung.
Tanpa hipoventilasi : Dosis awal diberikan 0,4 mg intra vena - Dengan hipoventilasi : Dosis awal diberikan 1 2 mg intra vena - Bila tidak ada respon dalam 5 menit, berikan Nalokson 1 2 mg intra vena sehingga timbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernafasan, dilatasi pupil, atau telah mencapai dosis maksimal 10 mg
Zat ini dapat meniadakan semua khasiat morfin dan opiopida lainnya, terutama depresi pernapasan tanpa mengurangi efek analgetiknya.
Agonis seperti morfin: Morfin Hidromorfon Oksimorfon Leforvanol Kodein Hidrokodon Oksikodon Agonis seperti meperidin: Meperidin Fentanil Agonis seperti metadon: Metadon Propoksifen Antagonis: Nalokson Analgesik sentral: tramadol