You are on page 1of 8

A.

Pengertian Arsen

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.

Sifat-sifat Arsenik Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenik ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

B.Klasifikasi Arsen Arsen di alam berada dalam bentuk Inorganik dan organik. Penjelasannya sebagai berikut: 1.Arsen Inorganik Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapat terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker (www.bluefame.com, 2009). Senyawa Arsen dengan oksigen, klorin atau belerang dikenal sebagai arsen inorganik. Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6) dan arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. Pada suhu di atas 1.073C senyawa arsen trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping produksi tembaga dan pembakaran batubara. Arsen trioksida mempunyai titik didih 465C dan akan menyublim pada suhu lebih rendah. Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2% pada suhu 25C dan 8,2% pada suhu 98C. Sedikit larut dalam asam membentuk asam arsenide (H3As03). Arsen trioksida sangat cepat larut dalam asam khlorida dan alkalis (Durrant & Durrant, 1966; Carapella, 1973) (Sukar, 2003).

2.Arsen Organik Senyawa dengan Carbon dan Hydrogen dikenal sebagai Arsen Organik. Arsen bentuk organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang-kerangan, yaitu arsenobetaine dan arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat jarang dan mahal. Ikatan carbon-arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensi teroksidasi. Beberapa senyawa methylarsenic sebagaimana di dan trimethylarsenes terjadi secara alami, karena merupakan hasil dari aktivitas biologik. Di dalam air senyawa ini bisa teroksidasi menjadi methylarsenic acid Senyawa arsen organik lainnya seperti : arsenobetaime dan arsenocho/ine bisa ditemukan pada kehidupan laut dan sangat tahan terhadap degradasi secara kimiawi (Lauwerys et aI, 1979) (Sukar, 2003).

Berbagai macam senyawa arsen adalah sebagai berikut: a.Asam arsenat (H3AsO4) b.Asam arsenit (H3AsO3) c.Arsen trioksida (As2O3) d.Arsin (Arsen Trihidrida AsH3) e.Kadmium arsenida (Cd3As2) f. Galium arsenida (GaAs) g.Timbal biarsenat (PbHAsO4)

C.Karakteristik Arsen Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005). Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

D.Mekanisme Masuknya Arsen dalam Tubuh Pemajanan Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).

E.Penggunaan Arsen 1.Arsenik dalam kehidupan sehari-hari Arsenik dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bahan pestisida di buahbuahan. Timbal biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah namun mengakibatkan kerusakan otak pada pekerja yang menyemprotnya. Arsen juga berperan penting dalam bidang pengobatan. Di zaman dahulu arsen pernah digunakan sebagai obat sifilis, yaitu salvarsan. Sampai sekarang arsen masih menjadi salah satu alternatif pengobatan tripanosomiasis Afrika (dalam bentuk melarsoprol). Walaupun kebanyakan sekarang telah digantikan dengan obat-obatan modern. (www.wikipedia.org, 2009) Galium arsenid dapat dipakai sebagai bahan semikonduktor rangkaian listrik. Galium arsenida adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit dibuat menggunakan komponen ini lebih cepat tapi lebih mahal daripada yang terbuat dari silikon. Selain itu, arsen juga dipakai dalam industri pewarna dan cat (

www.terselubung.blogspot.com, 2009). 2.Arsenik di air minum Makanan kita pun mungkin mengandung arsenik dalam jumlah kecil. Konsentrasi arsenik yang dianggap tidak berbahaya dalam air minum oleh WHO adalah kurang dari 10 ppb. Selain karena arsenik menjadi bahan pestisida yang dipakai untuk menyemprot sayur dan buah, arsenik juga berpotensi mencemari perairan. Arsenik yang ditemukan di air adalah arsenik bentuk arsenat V (HAsO42-) dan arsenit III (H3AsO3). Di alam bebas arsenat dan arsenit dapat mengalami reaksi redoks bolak balik. Konsentrasi yang ditemukan dapat mencapai 200-4400 ppb, atau 0.2-4.4 ppm ( www.terselubung.blogspot.com, 2009). 3.Arsenik sebagai racun Bentuk arsenik yang terkenal adalah As2O3 (arsen trioksida) atau warangan. Warangan ini bentuknya berupa bubuk berwarna putih yang larut dalam air. Bentuk lainnya adalah bubuk kuning As2S3 dan bubuk merah realgar As4S4. Keduanya sempat populer sebagai bahan cat, namun karena toksik akhirnya mereka tidak dipakai lagi. Adapun bentuk gasnya, yang juga beracun adalah arsin (As2H3) ( www.terselubung.blogspot.com, 2009).

F.Diagnosis Ada tes yang tersedia untuk mendiagnosis keracunan dengan mengukur arsenik dalam darah, urin, rambut dan kuku. Tes urin adalah tes yang paling dapat diandalkan untuk paparan arsenik dalam beberapa hari terakhir. Tes urin perlu dilakukan dalam waktu 24-48 jam untuk sebuah analisa yang akurat eksposur yang akut. Tes rambut dan kuku dapat mengukur tingkat tingginya terpapar arsen selama 6-12 bulan. Tes-tes ini dapat menentukan apakah seseorang telah terpapar di atas tingkat rata-rata arsen. Rambut merupakan bioindikator potensial untuk paparan arsenik karena kemampuannya untuk menyimpan elemen dari darah. Jenis biomonitoring telah dicapai dengan teknik yang lebih baru seperti microanalytical berdasarkan Synchroton radiasi fluoresensi sinar-X (SXRF) spektroskopi dan Microparticle akibat emisi sinar-X (PIXE). Yang sangat terfokus dan intens studi balok bintik-bintik kecil pada sampel biologis yang memungkinkan analisis tingkat mikro di sepanjang spesiasi kimia. Metode ini telah digunakan untuk mengikuti tingkat arsenik sebelum, selama dan setelah pengobatan dengan oksida Arsenious pada pasien dengan Leukemia akut Promyelocytic (www.wikipedia.org, 2009).

G.Toksisitas Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah (kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009). Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian (www.wikipedia.org, 2009).

H. Patofisiologi Arsen dapat bermanfaat bagi tubuh, tapi juga dapat mengganggu metabolisme dalam tubuh. Arsen mengganggu produksi ATP melalui beberapa mekanisme. Pada tingkat siklus asam sitrat, arsenik menghambat piruvat dehidrogenase dan bersaing dengan fosfat dalam proses fosforilasi oksidatif, sehingga menghambat energy, terkait pengurangan NAD+, menghambat respirasi mitokondria dan sintesis ATP. Produksi hidrogen peroksida juga meningkat. Gangguan metabolik ini menyebabkan kematian dari sistem organ. Sebuah pemeriksaan mayat berwarna merah bata mengungkapkan mukosa yang mengalami perdarahan yang parah (www.wikipedia.org, 2009).

Dampak Arsen Terhadap Kesehatan Manusia WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air tanah sebesar 50 ppb (www.wikipedia.org, 2009). Air tanah biasa digunakan sebagai sumber air minum bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu akibat yang merugikan dari arsen adalah apabila dalam air minum mengandung unsur arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu bila kadarnya melebihi 100 ppb dalam air minum. Gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada tubuh manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan kulit atau melanoma serta kanker usus. Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.( Wijanto, 2005). Berikut ini adalah implikasi klinik akibat tercemar oleh arsen: 1. Mata Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata. 2. Kulit Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic). 3. Darah

Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer). 4. Liver Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut). 5. Ginjal Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan kerusakan jaringan). 6. Saluran pernapasan Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru. 7. Pembuluh darah Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger). 8. Sistem Reproduksi Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi. 9. Sistem Immunologi Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus. 10. Sistem Sel Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati. 11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan) Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea) dan muntah (vomiting).

Cara Mengatasi Keracunan Arsenik Pertolongan pertama (standart treatment) bila kulit kita terpapar arsenik: cuci permukaan kulit dengan air mengalir secara kontinu kurang lebih 10 menit, atau sampai tidak ada kandungan bahan kimia di atas kulit. Bila perlu, gunakan sabun. Baju yang terkontaminasi harus dilepaskan. Kemudian segera ke dokter untuk mendapat pertolongan medis. Sementara bila racun masuk ke pencernaan, masukkan air dalam jumlah yang cukup besar ke dalam mulut untuk mencuci. Tetapi, air jangan tertelan. Kalau bahan kimianya sudah tertelan, minum kurang lebih 250 ml air dan jangan memaksakan muntah. Segera cari pertolongan medis. Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari ( www.terselubung.blogspot.com, 2009). Metode kimia dan sintetik saat ini digunakan untuk mengobati keracunan arsenik. Dimercaprol dan asam dimercaptosuccinic adalah agen chelating yang mengambil arsenik dari protein darah dan digunakan untuk mengobati keracunan arsenik akut. Dimercaprol jauh lebih beracun daripada succimer. Selain itu, ada penelitian menarik yang dilakukan oleh Keya Chaudhuri dan rekanrekannya dari Indian Institute of Chemical Biology di Kolkata dalam jurnal Food and Chemical Toxicology. Mereka melakukan uji coba pada tikus. Tikus yang diberi makan ekstrak bawang putih kandungan arsenik dalam darah dan hatinya berkurang 40 persen dan 45 persen dari arsen juga di keluarkan lewat air seni tikus tersebut. Zat yang mengandung belerang dalam bawang putih dapat mengurangi kadar arsen dalam jaringan dan darah. Sehingga mereka yang tinggal di daerah yang beresiko terkontaminasi arsenik dalam air disarankan untuk mengonsumsi satu sampai tiga siung bawang putih per hari sebagai pencegahan keracunan arsen.

Senyawa-senyawa Dan Cara-cara Untuk Pengolahan Limbah

Cara-cara untuk pengolahan limbah dan senyawa-senyawa dari unsur-unsur limbah yang dimantapkan/distabilisir, disediakan, secara khas untuk pemhuangan limbah arsen. Limbah trioksida arsen, yang dihasilkan sebagai hasil sampingan dari ekstrasi logam dicampur dalam air selama 6 sampai 24 jam, dengan kapur mentah yang terbagi halus, agar menghasilkan arsenat kalsium yang tidak menguap (III). Suatu kelebihan stoikhiometri CaO dengan As, dipergunakan untuk

menghabiskan/mengkonsumir jenis-jenis limbah sekunder, seperti sulfat, silikat dan oksida besi. Arsenat yang diendapkan dikeringkan dalam tungku (oven) dengan suhu 120 derajat C dan kemudian dikapurkan di udara antara 15 menit sampai beberapa jam dengan suhu 1000 derajat C sampai 500 derajat C masing-masing agar mengoksidasikan arsenat (III) menjadi arsenat (V) sebagai Ca5(As04)3(OH) (suatu apatit, sebagai tahap/fase pelumpuhan arsen utama, dengan sedikit arsen dimasukan kedalam Ca3(AsO4)2. Anhidrat sulfat kalsium (pelumpuhan sulfat) dan oksida besi kalsium (pelumpuhan besi) juga dihasilkan. Pelumpuhan tertier dicapai dengan menggiling atau memecahkan dan memasukkan apatit dan bahan kapsul yang terdiri dari semen portland biasa dan abu terbang ("flyash"). Setelahh dibiarkan selama satu bulan dalam drum baja dalam keadaan jenuh air; bentuk limbah itu siap untuk diangkut, baik kesuatu tempat pembuangan, atau untuk dipergunakan sebagai pengisi/urugan tanah. Keamanan selanjutnya dapat dicapai pada bagian akhir proses dengan melapisi tempat pembuangan itu dengan tanah lihat besi, yang sangat menyerap jenis-jenis logam berat, yang mungkin terlepas. Lokasi

You might also like