You are on page 1of 25

MODUL VI

PENILAIAN PEMBELAJARAN TK

Penulis:

Dr. RACHMA HASIBUAN, M.Kes

PRODI PG-PAUD FIP UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2011


1

PENILAIAN DI TAMAN KANAK-KANAK BAB I KONSEP DASAR PENILAIAN

A. Standar Kompetensi Memahami konsep dasar penilaian Kegiatan pada pendidikan anak usia dini B. Kompetensi dasar 1. kegiatan belajar
2. 3.

Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan

kedudukan

penilaian

dalam

program

4. 5. 6. 7. C. Materi

pengertian penilaian manfaat penilaian fungsi penilaian prinsip-prinsip penilaian rambu-rambu penilaian ranah penilaian

1. Pendahuluan
Program kegiatan belajar di Pendidikan anak usia dini mengandung dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: belajar dan mendidik. Belajar mengacu pada apa yang dilakukan anak, sedang mendidik (mengajar) mengacu pada apa yang dilakukan guru. Dalam pelaksanaan program kegiatan belajar di PAUD, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena semua kegiatan yang dilakukan guru (mendidik) bertujuan agar terjadi proses belajar yang optimal pada diri anak. Apabila kegiatan belajar di PAUD dipandang sebagi suatu proses, paling tidak ada 4 hal yang terkait di dalamnya.

a. Tujuan, yaitu: kemampuan yang ingin dicapai oleh anak dalam kegiatan belajar
tersebut. Tujuan di sini mengacu pada kemampuan-kemampuan yang tercantum pada indikator-indikator yang terdapat pada kurikulum.

b. Bahan, yaitu: materi yang dapat mengantarkan anak mencapai kemampuan


yang diinginkan. Bahan dikembangkan oleh guru berdasarkan tema yang ada dan disesuaikan dengan kemampuan yang ingin dicapai.

c. Metode dan media, yaitu metode mengajar yang digunakan guru dalam
melaksanakan program kegiatan belajar dan media/alat yang diperlukan agar kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan optimal.

d. Penilaian, yaitu usaha guru untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program


dan keberhasilan anak mencapai kemampuan yang diharapkan. Penilaian keterlaksanaan program terutama digunakan guru untuk memperbaiki RENCANA Kegiatan Harian atau RENCANA Kegiatan Mingguan sehingga pelaksanaan program berikutnya menjadi lebih baik. Penilaian keberhasilan anak menguasai kemampuan yang diharapkan digunakan sebagai bahan bagi guru untuk menyusun laporan kepada orang tua anak dan memantau perkembangan anak sehingga hasil kegiatan belajar di PAUD lebih optimal. Keempat hal tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi pelaksanaan program kegiatan belajar di PAUD. Interaksi guru dan anak pada pelaksanaan program kegiatan belajar didasarkan pada keempat unsur di atas. Anak dibimbing dan diarahkan guru agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal melalui bahan, kegiatan, metode dan alat yang telah direncanakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Kemudian setelah kegiatan berjalan guru melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan dan tingkat ketercapaian kemampuan yang diinginkan oleh anak. Dalam kurikulum PAUD, khususnya kurikulum TK 2004 terdapat 2 bagian pengembangan program, yaitu: program pengembangan pembiasaan dan program pengembangan kemampuan dasar, serta tema-tema. Dalam kurikulum 2004 tersebut, kemampuan dasar dan pengembangan pembiasaan disebut dengan kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah : potensi-potensi perkembangan anak yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan usianya, berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan iindikator yang dapat diukur dan diamati. Hasil belajar merupakan cerminan kemampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Adapun yang dimaksud indikator dalam kurikulum 2004 adalah hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satu kompetensi dasar. Apabila indikator-indikator yang ada pada satu kompetensi dasar sudah tercapai, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi (Depdiknas, 2004: 4).

Tema merupakan wadah yang berisi bahan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan atau perilaku. Pembahasan tema dimulai dari lingkungan yang paling dekat dengan anak sampai yang lebih jauh. Penggunaan tema dalam kegiatan belajar di PAUD bertujuan agar program kegiatan belajar merupakan satu keRENCANA yang lebih berarti bagi anak, memperkaya perbendaharaan kata anak, dan menambah pengenalan anak terhadap lingkungan (Depdikbud, 1995: 2 4). Program kegiatan belajar yang direncanakan guru diutamakan mengacu pada pembentukan perilaku pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan dikaitkan dengan tema-tema tersebut. Tugas guru PAUD adalah menjabarkan program-program yang ada pada indikator sesuai dengan lingkungan masing-masing yang ada di sekolah, kemudian dipersiapkan dalam suatu perencanaan yang terdiri dari : perencanaan semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian. Perencanaan semester merupakan pengelompokan program yang telah dikembangkan dalam kurikulum. Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi rangkaian tema-tema yang disusun secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap tema dan sebarannya ke dalam semester. Perencanaan semester dijabarkan menjadi perencanaan mingguan atau sering disebut dengan RENCANA Kegiatan Mingguan (RKM) berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam minggu tersebut sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan. Perencanaan minggunan atau RKM dijabarkan menjadi perencanaan harian atau sering disebut dengan RENCANA Kegiatan Harian (RKH). RENCANA kegiatan harian memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individu, kelompok, atau klasikal dalam satu hari, terdiri atas: kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir (Depdiknas, 2004: 10). Untuk maksud yang sama, Harianti (1996: 139-140) menggunakan istilah: pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan penutup. Perbedaan kedua pendapat ini hanya terletak pada istilah yang digunakan, kurikulum 2004 menggunakan istilah kegiatan awal dan kegiatan akhir, sedang Harianti menggunakan istilah pembukaan dan penutup. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahawa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa keada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatus Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat, dan pada jalur non formal yaitu: TPA (Taman Pengasuhan Anak), KB (Kelompok Bermain) Dengan diberlakukannya Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), membawa implikasi terhadap model pendekatan pembelajaran dan teknik penilaian. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran dan dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung untuk penjaminan mutu pembelajaran. Penilaian internal (internal assessment) yang dilakukan guru terhadap hasil belajar anak bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi anak yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Penilaian hasil belajar anak dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan,

perkembangan hasil belajar anak sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu keRENCANA yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi oleh guru dan penyelenggara PAUD.

2. Konsep Dasar Penilaian Kegiatan Belajar di Taman Kanak-kanak a. Pengertian Penilaian


Penilaian adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil perkembangan yang telah dicapai oleh anak sesuai dengan kemampuannya (Harianti, 1996: 152). Pendapat ini menyatakan bahwa penilaian harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan artinya penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dan mencakup seluruh aspek perkembangan anak, sehingga
5

kemajuan seluruh aspek perkembangan anak dapat dipantau secara terus-menerus. Dalam tulisan tersebut Harianti menggunakan istilah evaluasi dan penilaian secara bergantian untuk pengertian yang sama, dapat ditafsirkan bahwa beliau menganggap kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama. Pendapat lain mengatakan bahwa evaluasi mencakup kegiatan mengukur dan menilai (Suharsimi Arikunto, 1997: 3). Mengukur adalah membandingkan suatu objek dengan ukuran tertentu, sedang menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Ukuran baik buruk didasarkan pada data yang diperoleh melalui proses pengukuran. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif, sedang hasil penilaian bersifat kualitatif. Pendapat hampir sama dikemukakan Stufflebeam dan Shinkfield (1985: 3) bahwa, evaluation is the

systematic assessment of the worth or merit of some object. Batasan ini


menekankan pada pentingnya nilai atau kegunaan sesuatu (objek yang dievaluasi) dan untuk menentukan nilai atau kegunaan suatu objek perlu adanya proses penilaian (judgment). Adapun pengertian penilaian yang dikemukakan Harianti maupun yang tercantum pada kurikulum TK 2004 lebih mengarah pada bidang pendidikan yang menekankan bahwa evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi atau penilaian adalah usaha untuk memperoleh informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil suatu kegiatan. Dalam konteks pendidikan, tujuan penilaian ada tiga macam. 1), memonitor kemajuan dan peningkatan belajar siswa. Penilaian yang berkaitan dengan tujuan ini sering disebut dengan penilaian sumatif, yaitu untuk mengetahui hasil belajar anak dibandingkan dengan kriteria atau kelompok setelah mereka melakukan proses belajar dalam kurun waktu tertentu. 2), umpan balik bagi siswa dan guru. Hasil penilaian ini dapat digunakan guru untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Siswa dapat menggunakan hasil penilaian ini sebagai umpan balik untuk memonitor kegiatan belajar mereka. Penilaian yang berkaitan dengan tujuan ini sering disebut dengan penilaian formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada saat proses belajar. 3), mendorong terjadinya perubahan dalam kebijakan dan praktek pembelajaran. Jenis penilaian yang berkaitan dengan tujuan ini disebut dengan penilaian akuntabilitas (National Research Council, 2000: 3). Untuk penilaian di PAUD tidak didasarkan pada penilaian sumatif maupun formatif karena di

PAUD penilaian nya berdasarkan perkembangan anak yang selalu berkembang dengan cepat dan komplek. Kedudukan penilaian dalam kegiatan pembelajaran dapat digambarkan seperti berikut pada diagram 1.

Perencanaan

Proses

Hasil

Penilaian / Umpan Balik Diagram 1 Kedudukan Penilaian dalam Proses Pembelajaran Pada diagram di atas tampak bahwa cakupan penilaian ada 3 macam, yaitu: penilaian perencanaan, penilaian proses, dan penilaian hasil. Anak panah dari dan menuju penilaian/umpan balik ada 2 macam, yaitu: dua arah (antara perencanaan dan proses dengan penilaian) dan satu arah (antara hasil dengan penilaian). Anak panah dua arah artinya aspek tersebut merupakan sasaran penilaian dan umpan balik hasil penilaian dapat diberikan langsung kepada aspek tersebut. Umpan balik hasil penilaian proses dapat diberikan kepada aspek tersebut (proses) atau dapat juga diberikan kepada perencanaan. Hal ini tergantung hasil penilaian, kalau hasil penilaian proses menunjukkan bahwa kelemahan yang terjadi ada pada proses maka umpan balik diberikan langsung kepada proses, tetapi kalau kelemahan yang terjadi karena perencanaan yang kurang baik maka umpan balik diberikan kepada perencanaan. Anak panah satu arah (menuju penilaian) artinya aspek tersebut merupakan sasaran penilaian tetapi umpan balik hasil penilaian tidak dapat diberikan langsung kepada aspek tersebut. Kalau data penilaian menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh seorang siswa tidak baik, maka umpan baliknya tidak dapat langsung ke hasil tetapi harus melalui proses atau perencanaan. Penentuan apakah umpan balik dari hasil penilaian tertuju kepada proses atau perencanaan tergantung pada kajian tentang faktor dominan yang menjadi penyebab hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Metode penilaian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: penilaian tertulis dan penilaian performansi. Penilaian tertulis sering disebut dengan tes tulis (paper and

pencil test). Objek utama penilaian tertulis adalah pengetahuan anak atau orang
yang dinilai. Karena itu penilaian ini cenderung hanya mengungkap kemampuan kognitif siswa. Penilaian performansi (performance assessment) merujuk pada penilaian yang mensyaratkan pada siswa atau orang yang dinilai untuk menunjukkan

(to demonstrate) pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan menciptakan


suatu produk atau jawaban. Jenis penilaian ini mengutamakan pada apa yang dapat dilakukan, berbeda dengan apa yang diketahui (National Research Council, 2000: 5). Penilaian perfomansi adalah penilaian yang menyatu dengan proses belajar mengajar (Harianti, 1996: 152; Meisels, et al, 2001: 75). Karena itu Meisels, et al (2001: 75) menyebut penilaian jenis ini dengan penilaian performansi yang melekat pada kurikulum (Curriculum-embedded performance assessment). Metode penilaian ini mampu mengumpulkan informasi tentang performansi nyata siswa dan bukan hanya sekedar perkiraan hasil belajar yang dicapai siswa pada waktu tertentu. Di samping itu, penilaian performansi mampu menyediakan informasi yang lebih kaya dibanding traditional test (tes tertulis), karena penilaian ini tidak hanya mengungkap kemampuan kognitif siswa tetapi mampu mengungkap kemampuan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan suatu eksperimen, serta bekerjasama. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak dapat diungkap menggunakan penilaian tertulis. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Kostelnik, Soderman, dan Whiren (1999: 544) yang menyebutkan bahwa penilaian performansi didasarkan pada kegiatan yang dilakukan (tingkah laku) anak sehari-hari, sehingga hasilnya dapat menggambarkan kemampuan anak secara luas dan menyeluruh. Hal ini berbeda dengan tes tulis yang dilakukan pada waktu tertentu dan biasanya diberitahukan kepada anak sebelumnya, sehingga anak dapat menyiapkan diri sebelumnya. Karena itu hasil tes tulis cenderung hanya mengungkap kemampuan kognitif pada saat tertentu. Untuk penilaian di PAUD tidak digunakan penilaian tes tertulis. Hal ini juga dinyatakan oleh National Research Council (1999: 50) Amerika Serikat juga menyarankan untuk tidak memberikan tes tulis kepada siswa di Amerika Serikat sebelum mereka duduk di kelas 3 SD. Metode penilaian yang digunakan adalah penilaian performansi yang melekat pada kurikulum. Pendapat senada dikemukakan Meisels, et al. (2001: 75) bahwa penilaian yang tepat bagi siswa TK, siswa SD kelas satu dan kelas dua adalah metode penilaian performansi yang melekat pada kurikulum atau yang sering disebut dengan authentic

assessment.

Berdasarkan teori klasik, hasil pengukuran terhadap kemampuan seseorang mempunyai dua kesalahan, yaitu: kesalahan yang sifatnya acak dan kesalahan spesifik (Djemari Mardapi, 1999: 2). Kesalahan yang sifatnya acak disebabkan kondisi subjek yang melakukan pengukuran dan kondisi objek yang diukur bervariasi. Kondisi yang bervariasi ini mencakup kondisi fisik dan mental yang diukur (terutama anak kecil) dan yang melakukan pengukuran. Secara teoretis pengukuran yang dilakukan hanya sekali memberikan hasil dengan kesalahan yang lebih besar dibandingkan dengan pengukuran yang dilakukan secara terus-menerus secara periodik. Di samping itu pengukuran yang dilakukan secara terus-menerus dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan kondisi fisik dan mental yang diukur. Sedang kesalahan spesifik terjadi apabila pengukuran memberikan hasil lebih tinggi atau lebih rendah dari kemampuan sebenarnya. Salah satu cara untuk mengurangi kesalahan pengukuran, baik kesalahan acak maupun kesalahan spesifik, adalah menggunakan penilaian performansi atau

performance assessment (Djemari Mardapi, 1999: 2). Hal ini disebabkan penilaian
performansi didasarkan pada kegiatan yang dilakukan (tingkah laku) anak seharihari, sehingga hasilnya menggambarkan kemampuan anak yang sesungguhnya dan aspek yang diungkap bersifat menyeluruh (tidak hanya aspek kognitif). Di samping itu, penilaian performansi sesuai dengan metode pembelajaran yang inovatif, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang mencakup berbagai tingkat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, mendorong siswa menilai dirinya sendiri, serta membuat pelaksanaan penilaian dapat menyatu dengan proses pembelajaran setiap hari (National Research Council, 2000). b. Manfaat Penilaian Manfaat penilaian antara lain adalah: 1) Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. 2) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. 3) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial. 4) Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan dalam program kegiatan belajar.

5) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan

bimbingan terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. 6) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7) Untuk memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. 8) Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggung- jawaban lembaga PAUD.
9) Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan

keluarga yang sesuai dan berkesinambungan dengan proses pembelajaran di PAUD. 10)Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik. 11)Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan anak. c. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut: 1) Menggambarkan diharapkan. 2) Mengevaluasi hasil belajar anak dalam rangka membantu anak memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program atau pengembangan kepribadian. 3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan anak dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan program kegiatan berikutnya untuk mengoptimalkan perkembangan anak. 4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. 5) Sebagai kontrol bagi guru tentang kemajuan perkembangan peserta didik. sejauhmana anak menguasai kompetensi yang

10

d. Prinsip- prinsip Penilaian


1) Menyeluruh Penilaian dilakukan secara menyeluruh, mencakup seluruh bidang pengembangan sesuai dengan kurikulum. Karena itu, penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson and Krathwohl (2001: 8), different types of objectives require different approaches to

assessment.
2) Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi anak dalam kurun waktu tertentu. 3) Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik, dan dilakukan secara terpadu antara kegiatan belajar mengajar dan penilaian. 4) Obyektif Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. 5) Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang lebih optimal. 6) Kebermaknaan Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik, dan pihak lain.

e. Rambu-Rambu Penilaian Kelas


Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya: 1)Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu. 2)Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.

11

3)Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik. 4)Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik. 5)Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik. 6)Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. 7)Mendidik mungkin. dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif

f. Ranah Penilaian
Kurikulum Tingkat RENCANA Pendidikan merupakan penjabaran dari stndar isi dan stndar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Muatan dari stndar isi pendidikan adalah stndar kompetensi dan kompetensi dasar. Satu stndar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masingmasing. Indikator-indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar bersangkutan. Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, psikomotor, dan afektif. D. Latihan
1. 2. 3. 4.

Jelaskan Jelaskan Jelaskan Jelaskan

kedudukan penilaian dalam program kegiatan belajar pengertian penilaian manfaat penilaian fungsi penilaian

12

5.

Jelaskan prinsip-prinsip penilaian

13

BAB II ALAT PENILAIAN DI TAMAN KANAK-KANAK A. Standar Kompetensi


1. 2.

Memahami konsep dasar alat penilaian di Taman Kanak-kanak Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat penilaian yang digunakan di Taman Kanak-kanak

B. Kompetensi dasar
1. 2. 3.

Menjelaskan, mengembangkan, dan menggunakan panduan observasi Menjelaskan, mengembangkan, dan membuat catatan anekdot Menjelaskan konsep dasar pemberian tugas dan menggunakannya dalam penilaian di TK. Menjelaskan fungsi wawancara sebagai alat penilaian, merancang, dan melaksanakan wawancara untuk penilaian di TK Menjelaskan fungsi portofoio sebagai alat penilaian, merancang, dan melaksanakan wawancara untuk penilaian di TK

4.

5.

C. Materi Alat penilaian yang diperlukan dalam penilaian performansi adalah: panduan observasi, catatan anekdot, pemberian tugas, dan wawancara (Harianti, 1996: 155). Pendapat lain mengatakan bahwa alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan perilaku anak TK antara lain: obsevasi, catatan anekdot, percakapan, unjuk kerja, penugasan, dan hasil karya, yang semua itu di kemas dalam bentuk portofolio, (Depdiknas, 2004: 10). Pendapat hampir sama dikemukakan Brewer (1992: 465) bahwa alat penilaian bagi anak usia dini antara lain: catatan anekdot, daftar cek, dan portofolio. National Research Council (2000: 6) juga mengatakan bahwa penilaian portofolio (portfolio) dapat digunakan untuk mengukur performansi siswa. Sasaran penilaian terhadap anak TK mencakup dua aspek, yaitu: penilaian proses dan hasil. Penilaian proses adalah penilaian terhadap cara anak mengerjakan tugas yang diberikan guru atau cara bagaimana anak belajar. Untuk maksud yang sama, Depdiknas (2004: 10) menggunakan istilah penilaian unjuk kerja, artinya penilaian terhadap kinerja atau unjuk kerja yang ditunjukkan anak dalam belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan guru. Cara yang paling tepat untuk

14

mengevaluasi kinerja anak adalah observasi. Agar observasi dapat berjalan dengan baik perlu ada panduan observasi. Salah satu bentuk panduan observasi adalah daftar cek. Karena itu, dalam konteks penilaian di TK, antara panduan observasi, penilaian unjuk kerja, dan daftar cek mempunyai tujuan sama. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, alat penilaian yang digunakan di TK antara lain: 1) observasi, 2) catatan anekdot, 3) penugasan, 4), Percakapan, 5) Unjuk kerja, 6) Hasil kerja. a. Prosedur Penilaian

1.

Guru melaksanakan penilaian dengan mengaju pada indikator (Kemampuan) yang hendak dicapai. Penilaian dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi ketika pembelajaran berlangsung sekaligus guru melakukan penilaian. Indikator yang akan dinilai pada semua anak yang hendak dicapai telah diprogramkan dalam RKH.

2.

Untuk menunjukkan ketercapaian indikator dapat menggunakan simbol-simbol, antara lain simbol bintang (*) : 1 = Belum mampu 2 = Sedang 3 = Bisa/Mampu 4 = Baik sekali

15

b. Alat dan Cara Penilaian Pengertian Dalam melaksanakan penilaian, alat dan cara yang digunakan antara lain : 1. Observasi Adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Agar observasi lebih terarah maka diperlukan pedoman observasi yang dikembangkan oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan Contoh format observasi anak didik TK :
FORMAT OBSERVASI Nama Anak Kelompok Semester/Tahun Ajaran Indikator No. Tanggal, bln : : : : .......................................... .......................................... .......................................... .......................................... Aspek yg Diamati Hasil Pengamatan

Kegiatan Pembelajaran

......................., .................... 2011 Guru Taman Kanak-kanak

........................................ b. Catatan anekdot (anecdotal record) Adalah catatan tentang sikap dan perilaku anak secara khusus (peristiwa yang terjadi secara insidental/tiba-tiba) Contoh format catatan anekdot anak didik TK :
FORMAT Nama Anak Kelompok Semester/Tahun Ajaran No. Tanggal, bln PENCATATAN ANEKDOT : .......................................... : .......................................... : .......................................... Tafsiran Keterangan

Peristiwa

......................., .................... 2011 Guru Taman Kanak-kanak

........................................

16

c. Percakapan Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengetahui sesuatu hal Contoh format percakapan anak didik TK :
FORMAT PERCAKAPAN ANAK DIDIK TK Nama Anak Kelompok Semester/Tahun Ajaran Indikator No. Tanggal, bln : : : : .......................................... .......................................... .......................................... .......................................... Aspek Yg Ditanyakan Hasil Percakapan

Kegiatan Pembelajaran

......................., .................... 2011 Guru Taman Kanak-kanak

........................................ d. Penugasan Merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya anak melakukan percobaan dengan menanam biji kacang hijau Contoh format penugasan anak didik TK :
FORMAT PENUGASAN ANAK DIDIK TK Nama Anak Kelompok Semester/Tahun Ajaran Indikator No. Tanggal, bln : : : : .......................................... .......................................... .......................................... .......................................... Jenis Penugasan Hasil Penugasan

Kegiatan Pembelajaran

......................., .................... 2011 Guru Taman Kanak-kanak

........................................

17

e. Unjuk Kerja Merupakan penilaian yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, Misalnya praktek menyanyi, olahraga, memperagakan sesuatu Contoh format unjuk kerja anak didik TK :
FORMAT UNJUK KERJA ANAK DIDIK TK Nama Anak Kelompok Semester/Tahun Ajaran Indikator No. Tanggal, bln : : : : .......................................... .......................................... .......................................... .......................................... Aspek Yg Dinilai Hasil Unjuk Kerja Anak

Kegiatan Pembelajaran

......................., .................... 2011 Guru Taman Kanak-kanak

........................................ c. Hasil Karya Adalah hasil karya anak setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan ataupun karyaseni. Contoh format hasil karya anak didik TK :
FORMAT HASIL KARYA ANAK DIDIK TK Nama Anak Kelompok Semester/Tahun Ajaran Indikator No. Tanggal, bln : : : : .......................................... .......................................... .......................................... .......................................... Aspek Yg Dinilai Hasil Karya Anak

Kegiatan Pembelajaran

......................., .................... 2011 Guru Taman Kanak-kanak

........................................

18

BAB III PENCATATAN HASIL PENILAIAN A. Standar Kompetensi


1.

Memahami konsep dasar pencatatan penilaian di Taman Mampu mencatat hasil penlaian di Taman Kanak-kanak

Kanak-kanak
2.

B. Kompetensi dasar
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Menjelaskan cara mencatat penilaian harian di Taman Kanak-kanak Mencatat penilaian harian di Taman Kanak-kanak Menjelaskan cara merangkum penilaian harian di Taman Kanak-kanak Merangkum penilaian harian di Taman Kanak-kanak Menjelaskan cara pelaporan penilaian di Taman Kanak-kanak. Menyusun laporan penilaian di Taman Kanak-kanak. konsep dasar pemberian tugas dan menggunakannya dalam penilaian di TK.

C. Materi 1. Penilaian Harian Sesuai dengan prinsip penilaian di TK, penilaian dilakukan tidak hanya terhadap hasil belajar anak tetapi juga terhadap proses belajar anak. Karena itu, guru juga harus melakukan penlaian selama proses kegiatan belajar sedang berlangsung. Dalam melaksanakan penilaian guru tidak harus secara khusus membuat kegiatan untuk penilaian, tetapi penilaian dapat dilakukan ketika anak sedang belajar, bermain, bercakap-cakap dengan teman, atau sedang mengerjakan sesuatu sendirian. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan yang hendak dicapai sesuai dengan program kegiatan belajar dalam RENCANA Kegiatan Harian (RKH). Adapun hal-hal yang perlu dicatat guru sebagai bahan penilaian adalah sebagai berikut. a. Nama anak yang belum dapat menyelesaikan tugas dan anak yang dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dari yang lain untuk kegiatan yang diprogramkan. b. Kebiasaan perilaku anak yang belum sesuai dengan yang diharapkan

19

c. Hal-hal yang menyebabkan kegiatan belajar anak tidak berjalan secara optimal. Hal ini sangat penting untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar di waktu yang akan datang. d. Kejadian-kejadian penting yang terjadi pada hari itu. 2. Cara Pencatatan Penilaian Banyak cara pencatatan hasil penilaian harian yang dilakukan guru, berikut salah satu cara pencatatan hasil penilaian harian yang dapat dilakukan guru.

a. Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian pada


RENCANA Kegiatan Harian.

b. Catatlah nama anak yang perilakunya belum sesuai dengan yang diharapkan
atau belum dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kompetensi yang direncanakan guru dan diberi tanda kurang ( - ).

c. Catatlah nama anak yang perilakunya melebihi apa yang diharapkan atau
dapat menyelesaikan tugas lebih cepat sesuai dengan kompetensi yang direncanakan guru dan diberi tanda tambah ( + ). Seharusnya guru mempunyai catatan khusus untuk masing-masing anak. Cara penilaian di atas merupakan penyederhanaan dari konsep bahwa penilaian harus mencakup setiap anak dan sesuai dengan kemampuan yang dicapai oleh setiap anak. Karena itu, guru diharapkan mempunyai kreasi sendiri untuk menciptakan cara pencatatan penilaian sesuai dengan kondisi masing-masing.
Contoh Pencatatan Penilaian Harian RENCANA KEGIATAN HARIAN Kelompok : B Semester / Minggu : I/1 Tema : Aku Hari / Tanggal Senin, I. 2 Januari 2011 Kegiatan Pembukaan ( 30 menit) II. Inti ( 60 menit) III. Istirahat ( 30 menit) IV. Penutup ( 30 menit) Kemampuan/komptensi Penilaian KBM Perkemb Anak Media terlalu Sarah A. + kecil Ucup -

Mengetahui Kepala TK .....................

Guru TK ..................

20

Kolom penilaian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diperlukan guru untuk mengevaluasi RKH yang dilaksanakan dan informasi ini digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas program kegiatan belajar di TK di waktu yang akan datang. Karena itu, guru yang kreatif dan mempunyai keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di TK yang dia bina tentu tidak membiarkan kolom ini kosong. 3. Format Rangkuman Penilaian a. Bentuk Format Rangkuman Penilaian (lampiran 1) Kolom pertama pada format tersebut adalah nomor, dan kolom kedua merupakan jenis kemampuan atau kompetensi yang ingin dicapai. Untuk format program pengembangan kemampuan dasar, huruf A, B, C, dan seterusnya menunjukkan aspek pengembangan kemampuan dasar (Bahasa, seni, sosial emosional, motorik halus dan kasar, serta kognitif). Kemudian angka 1, 2, 3, dan seterusnya menunjukkan kompetensi yang ingin dikuasai anak untuk masingmasing kemampuan dasar. Untuk format program pembentukan perilaku, kolom kedua berisi jenis perilaku yang ingin dicapai oleh anak. Baris pertama kolom ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya menunjukkan nama-nama anak. Setiap kolom anak terbagi menjadi minggu pada bulan tertentu. b. Cara Pengisian Format Rangkuman Penilaian Hasil catatan penilaian yang ada pada RENCANA kegiatan harian selam kurun waktu satu bulan dirangkum dan disimpulkan pada format tersebut. Cara mengisi format tersebut sebagai berikut :

1. Anak yang berdasarkan catatan dalam RKH selama satu minggu / bulan
pencapaian kemampuan dasar dan perilakunya cenderung lebih menonjol positif diberi tanda + untuk kemampuan dasar atau perilaku tertentu.

2. Anak yang berdasarkan catatan dalam RKH selama satu minggu / bulan
pencapaian kemampuan dasar dan perilakunya cenderung menonjol negatif atau belum mampu menguasai kemampuan dasar yang diharapkan atau perilakunya belum sesuai dengan yang diharapkan diberi tanda kurang untuk kemampuan dasar atau perilaku tertentu. 3. Anak yang tidak mempunyai tanda khusus tentang pencapaian kemampuan dasar atau perilaku menunjukkan bahwa dia secara umum telah menguasai

21

kemampuan dasar yang diharapkan dan perilakunya sudah sesuai dengan yang tercatat pada kolom kedua.

Cara pengisian di atas merupakan cara yang disederhanakan untuk mengurangi beban guru TK. Seharusnya guru mempunyai catatan untuk setiap anak dan dicantumkan pada rangkuman ini. D. Latihan Jelaskan cara mencatat penilaian harian di Taman Kanak-kanak ! Jelaskan cara merangkum penilaian harian di Taman Kanak-kanak ! Jelaskan cara pelaporan penilaian di Taman Kanak-kanak !

1. 2. 3.

22

BAB IV PELAPORAN HASIL PENILAIAN A. Standar Kompetensi Memahami konsep dasar pelaporan hasil penilaian di Taman Kanak-kanak B. Kompetensi dasar
1.

Menjelaskan konsep dasar pelaporan hasil penilaian di Taman Menyusun laporan penilaian harian di Taman Kanak-kanak

Kanak-kanak
2.

C. Materi 1. Pengertian

Pelaporan merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Bentuk Pelaporan Berdasarkan hasil rangkuman perkembangan anak setiap penggalan tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk uraian (deskripsi) singkat dari masing-masing bidang pengembangan di TK yaitu: (1) bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan, dan (2) bidang pengembangan kemampuan dasar. Uraian (deskripsi) dirumuskan berdasarkan hasil pencatatan penilaian dalam periode waktu satu semester. Hasilnya dibuat seobyektif mungkin sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang salah bagi orang tua/wali atau bagi yang berkepentingan dalam bentuk Laporan Perkembangan anak di TK . Contoh bentuk pelaporan perkembangan anak di TK dapat dilihat pada lampiran. 3. Teknik Melaporkan Hasil Penilaian Laporan Perkembangan anak di TK dilaporkan oleh kepala/guru TK secara lisan dan tertulis. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak TK dan orang tua/wali. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya menjaga kerahasiaan data atau informasi, artinya bahwa data atau informasi tentang anakhanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua/wali anak yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.

23

Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan tentang:


Keadaan anak waktu belajar di sekolah secara fisik, akademik, sosial Partisipasi anak dalam kegiatan di sekolah. Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak. Yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan

dan emosional.

mengembangkan anak lebih lanjut. Untuk hal tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua/wali hendaknya:

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.

Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan perkembanga hasil Memberikan masukan tentang tingkat pencapaian anak pada seluruh

belajar anak secara bijaksana.

kompetensi dasar untuk membantu mengembangkan kemampuan anak lebih lanjut. D. Latihan 1.
2.

Apakah yang dimaksud pelapoan penilaian? Jelaskan konsep dasar pelaporan hasil penilaian di Taman Kanak-

kanak!

24

DAFTAR PUSTAKA

Brewer, J. A. (1992). Early childhood education, preschool through primary grades. Boston: Allyn and Bacon. Departemen Pendidikan Nasional (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum 2004, standar kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudatul Athfal. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan SD. Diah Harianti (1996). Program kegiatan belajar di Taman Kanak-Kanak 1994. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Djemari Mardapi (1999). Azas performance-based evaluation. Makalah disampaikan pada Lokakarya Performance-Based Evaluation dan Bank Soal tanggal 18 19 Nopember 1999. _______ (2001). Evaluasi proses & hasil belajar: Asesmen alternatif. Makalah disampaikan pada tanggal 16 Agustus 2001. Fisher, B. (1998). Joyful learning in kindergarten. Portsmouth: A Division of Reed Elsevier Inc. Gillet, J. W. & Temple, C. (1994). Understanding reading problem: Assessment and instruction. New York: Harper Collins College Publishers.

25

You might also like