You are on page 1of 14

PERENCANAAN KONSEP EVENT BUDAYA

(Studi Kasus : Goa Langkop)

Kelompok 7 / Praktikum 1

Henny Karnasih Leni Agustian Adam Rakhadifa

J3B110002 J3B110019 J3B210059

Dosen Rini Untari, S.Hut, M.Si

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IINSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

I.

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang Wisata merupakan kegiatan mengunjungi berbagai obyek atau kawasan wisata dengan tujuan untuk mengisi waktu luang atau menambah wawasan mengenai obyek atau kawasan wisata tersebut. Kegiatan wisata itu sendiri haruslah dibuat melalui perencanaan yang matang, menyuguhkan atraksi wisata yang menarik perhatian serta

mempertimbangkan kepuasan dan kenyamanan pengunjung. Perencanaan wisata terdiri dari beberapa aspek, diantaranya adalah tema kegiatan, nama kegiatan, ittenary, sasaran kegiatan, serta durasi dari kegiatan wisata tersebut. Tema serta nama kegiatan haruslah dibuat semenarik mungkin dan dapat menarik perhatian wisatawan untuk mengikuti kegiatan wisata tersebut. Sasaran dari kegiatan wisata harus jelas, apakah dapat dinikmati oleh semua kalangan atau memiliki batasan dalam usia. Durasi waktu dari kegiatan wisata juga harus dipertimbangkan dan sebaiknya tidak terlalu lama agar tidak membuat bosan wisatawan. Budaya merupakan salah satu potensi wisata yang dapat menjadi bagian dari sebuah perencanaan event wisata. Aspek-aspek dalam kebudayaan yang dapat menjadi bagian dari sebuah perencanaan event wisata yaitu elemen, perilaku, dan dinamika yang terjadi pada suatu kebudayaan. Aspek-aspek tersebut dapat menjadi acuan dalam merancang konsep event budaya sehingga dapat memberikan dampak positif dalam perkembangan pariwisata di kawasan wisata tersebut. Studi kasus mengenai perencanaan event wisata budaya yang diambil adalah situs Goa Langkop. Kawasan ini kurang terawat dengan baik dan sedikit wisatawan yang berkunjung kesana dikarenakan tidak adanya event budaya yang diselenggarakan disana. Perencanaan event ini diperlukan untuk membangun minat pengunjung untuk berwisata ke situs Goa Langkop.

B. Tujuan Tujuan dari kegiatan praktikum perencanaan konsep budaya ini adalah memahami konsep dan perencanaan event budaya serta mahir dalam merancang konsep event budaya di Goa Langkop.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini (Handoko,1995) Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. (Terry,1995)

B. Event Getz (1991) menyebutkan definisi event pariwisata bersifat relatif. Event pariwisata dapat didefinisikan sebagai perencanaan yang sistematik, berkembang, dan ada indikator pemasaran yang dapat berbentuk festival atau event-event spesial lainnya. Festival dan event spesial disebutnya sebagai atraksi, sebagai katalis dan pembangun citra destinasi dimana kegiatan itu berlangsung.

C. Budaya Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi (Wikipedia, 2009). Kebudayaan menurut Taylor merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Koentjranigrat mengungkapkan bahwa budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.

III.

KONDISI UMUM

Goa langkop terletak di Kampung Tapos, Desa Sukaharja, Kec.Cijeruk, Kab.Bogor. Diperkirakan jarak tempuh dengan berjalan kaki menyusuri Bukit sepanjang 4 km dengan

waktu kurang lebih 1 jam. Linkungan alam ditumbuhi semak belukar dan pohon kayu besar, udaranya sedikit lembab sehingga tanah agak basah. Situs Goa Langkop merupakan temuan arkeologi yang sudah tercatat pada Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Serang ,sehingga situs ini telah di lindungi, di pelihara dan di bina menurut ketentuan Undang-Undang No 5 tahun 1993 dan sekarang telah masuk dalam daftar inventaris dari berbagai benda cagar budaya yang di lindungi. Secara keseluruhan, situs Goa Langkop terdiri dari batuan menhir, batuan berudak yang masing-masing memiliki teras, batu kubur atau batu altar, dan goa yang berdinding batu sebanyak dua buah. Potensi biotik yang terdapat di kawasan ini yaitu beranekaragam jenis tumbuhan dan pepohonan seperti pisang, nanas, dan bambu, selain tumbuhan dan pepohonan, juga terdapat berbagai jenis burung dan kupu-kupu yang terdapat di kawasan tersebut. Obyek-obyek menarik yang terdapat di Situs Goa Langkop adalah Patilasan, Goa Langkop, dan Leuweung Rarangan. Situs Patilasan merupakan salah satu tempat bersemedi Prabu
Siliwangi. Di dalam situs itu sendiri terdapat bebatuan besar yang menjadi tempat bagi Prabu Siliwangi untuk bersemedi. Selain bebatuan besar di Patilasan juga terdapat menhir yang menjadi tempat masyarakat setempat untuk meminta izin sebelum membeli atau menjual ternak.

Gambar 1. Patilasan

Goa lankop mampu menampung pengunjung di dalamnya sebanyak 8 orang. Lankop berasal dari kata lengkap. Pengunjung yang ingin mengunjungi Goa Lankop tidak dikenakan biaya, hanya saja sebelum menuju ke Goa harus mengunjungi Bapak Jaja selaku kuncen untuk mengisi daftar tamu dan meminta beliau untuk membukakan gerbang, dikarenakan 2 bulan terakhir Goa Lankop dipagari. Hal ini dikarenakan adanya pengunjung yang datang dengan membawa kuncen dari luar dan masuk tidak lewat depan (hutan), yang kemudian melakukan ritual-ritual yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

Gambar 2. Goa Langkop

Goa Lankop memiliki tempat untuk napak tilas di sekitar goa seluas + 300 m dan lahan diatas goa seluas + 1 Ha yang diberi nama Leuweung Rarangan yang berarti lahan yang dilarang. Leuweung Rarangan ini merupakan lahan yang dipercaya apabila lewat dari jam 12 siang dilewati, maka bagi yang melewatinya akan sakit bahkan menyebabkan kematian tersebut fauna seperti burung yang sedang terbang, akan terjatuh tiba-tiba ketika melewati lahan tersebut. Selain itu, terdapat mata air di sebelah kanan belakang goa yang muncul ketika dilakukan pembangunan seperti tempat wudhu pada tahun 2009.
Fasilitas yang tersedia di kawasan Situs Goa Lankop yaitu berupa mata air yang sudah dialiri untuk wudhu dikawasan sekitar Goa. Selain itu penunjuk arah yang tersedia juga hanya ada 2 yaitu berjarak 2 km sebelum Goa dan 200 m sebelum sampai ke Goa. Terdapat shelter di sebelah Goa Langkop yang menjadi tempat untuk berisitirahat atau beribadah.

Gambar 3.a. Tempat wudhu

3.b. Penunjuk arah

3.c. Shelter

Kawasan situs Goa Langkop terbilang terpencil dikarenakan lokasi dari situs ini yang terhitung jauh dari pemukiman warga setempat. Jalur dari kawasan ini sendiri menanjak, tidak terlalu luas, dan terbuat dari semen. Untuk peta dan jalur kawasn situs Goa Langkop dapat dilihat di gambar berikut:

Gambar 4. Peta dan jalur kawasan

IV.

METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu Kegiatan praktikum Perencanaan Event Wisata Budaya berlokasi di situs Goa Langkop, Desa Tapos, Kecamatan Sukaharja pada hari Kamis, 3 Mei 2012, dan Sabtu, 5 Mei 2012 pada pukul 09.00 - 16.00

B. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum sampai dengan pembuatan laporan disajikan pada Tabel 1. Sedangkan bahan yang digunakan adalah artikel-artikel yang diambil dari buku maupun internet dan obyek yang diamati adalah berbagai obyek yang terdapat pada situs Goa Langkop dan bahasan yang didiskusikan yaitu mengenai tahapan perencanaan dalam membuat konsep suatu event budaya.

Tabel 1 Alat dan Kegunaan

No.
1 2 3 4 Alat tulis

Alat
Modem Speedy Laptop Acer Aspire One Printer Epson TX111

Kegunaan
Mencatat hasil identifikasi Menyambung koneksi internet Menyusun laporan Mencetak laporan

C. Tahapan kerja Praktikum Perencanaan Event Budaya di Goa Langkop dilaksanakan melalui beberapa tahapan kerja. Adapun langkah-langkah dalam tahapan kerja adalah sebagai berikut : a) Melakukan studi literatur dan observasi lapang mengenai konsep perencanaan event

budaya di Goa Langkop. b) c) Membuat konsep perencanaan event budaya di Goa Langkop Mengolah data menjadi sebuah laporan lengkap.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

Wisata Goa (Henny Karnasih/J3B110002) Goa langkob merupakan goa yang terletak di kampung Tapos Desa Sukaharja,

Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Goa langkob memiliki luas sekitar 150 meter. Goa langkob di pegang oleh Kuncen yang bernama Pak Jaja, Pak Jaja cukup di kenal oleh masyarakat di desa ini karena sikapnya yang ramah dan baik. Sebagai kuncen Pak Jaja cukup mengetahui secara luas mengenai sejarah dan larangan apa saja yang ada pada Goa langkob. Setiap pengunjung yang ingin datang ke Goa tersebut harus ijin kepada Pak Jaja tanpa di kenakan bayaran. Perencanaan event budaya ini membutuhkan suatu konsep sesuai dengan pengembangan peta dan jalur , fasilitas dan objek yang ada. Perencanaan ini bertujuan untuk memudahkan wisatawan melewati jalur yang ada mengelilingi objek wisata budaya. Perencanaan ini untuk memudahkan jalur yang ada bagi wisatawan dan mengetahui setiap objek yang ada pada kawasan. Perencanaan yang dibuat dapat memanfaatkan kebudayaan berjalan kaki dari tanjakan setelah turun dari angkot menuju arah jalan pertama kali menuju ke Goa Langkop dengan berjalan kaki sejauh 3 Km. Hal ini bertujuan agar wisatawan dapat menikmati suasana alam yang indah dan dapat melihat kebudayaan masyarakat lokal. Selanjutnya pengunjung akan dibawa mengikuti jalur yang sudah tersedia menuju Goa. Jalur yang akan dilihat pengunjung adalah melihat tempat wudhu yang telah disediakan, karena memiliki budaya dalam beragama yakni membersihkan diri sebelum memasuki Goa dengan cara menyuci kaki dan tangan seperti mengambil wudhu, kegiatan ini menandakan bahwa Goa Langkob tersebut adalah suci dan bersih. Perencanaan jalur berikutnya pengunjung akan memasuki Goa dengan kapasitas 8 orang dan berjalan memasuki Goa.

(a)Pemandangan alam yang indah

(b) Tanjakan menuju lokasi Goa langkob

Perencanaan Kegiatan wisata budaya yang di rancang adalah wisata memasuki goa dengan membawa hewan kurban yang akan di sembelih di dalam goa dengan memanjatkan doa-doa kebesaran kepada Tuhan yang maha esa. Perencanaan ini dapat dilakukan bersamaan dengan Hari Raya Kurban yang biasanya dilakukan oleh umat muslim. Setelah hewan kurban di sembelih maka di adakan upacara untuk mengenang sejarah terbentuknya Goa. Dalam upacara ini wisatawan harus tetap menjaga kesopanan dan tutur bahasa selama kegiatan upacara di dalam Goa agar kegiatan dapat berjalan dengan baik tanpa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah kegiatan penyembelihan dan upacara yang diadakan di dalam Goa selesai maka wisatawan dapat keluar dari Goa. Setelah itu diadakan pembagian hewan kurban kepada seluruh warga masyarakat yang tinggal dekat dengan Goa tersebut. Hal ini dibuat agar menjadi budaya yang bermasyarakat dan bersosialisasi dengan tujuan untuk membangun kekerabatan antar wisatawan dengan masyarakat lokal. Perencanaan Kegiatan wisata budaya Goa langkob di buat agar menjadi tradisi dan tidak mudah di lupakan oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung kesana. Untuk membuat kegiatan tersebut berjlaan lebih baik lagi dapat di buat perencanaan pembangunan fasilitas yang mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Fasilitas yang dapat di tambahkan berupa gazebo, tempat duduk dan tempat wudhu yang lebih menarik lagi dengan di cat yang lebih baik agar tidak terlihat kusam atau buruk. Agar kegiatan dapat berjalan dnegan baik dan terarah dengan baik maka perlu di buat ittenenrary atau jadawal untuk melakukan kegiatan. Ittenerary yang sudah di buat dapat mempermudah pengunjung menuju jalan ke Goa dan mengikuti rangkain acara yang sudah disusun.Ittenerary kegiatan Wisata Budaya Goa Langkob yakni dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1. Ittenarry Kegiatan Wisata Budaya Goa Langkob

No Kegiatan 1 Berkumpul 2 3 Perjalanan Ke Goa Tiba di langkob lokasi Goa

Waktu 09.00 09.30-10.00 10.00

4 5

Penjelasan sejarah Goa Memasuki Goa & kegiatan penyembelihan kurban Isoma

10.30-11.30 11.30-13.00

13.00-14.00

Keterangan Berkumpul di Tanjakan jalan menuju Goa langkob Perjalanan menempuh goa berkisar 3 km. Wisatawan dapat melakukan kegiatan berfoto dan mendokumentasikan Goa Langkob Sejarah akan di ceritakan oleh pemandu. Kegiatan ini dilakukan di dalam gua sekaligus melakukan upacara penyembelihan. Istirahat solat dan makan siang.

Lanjutan tabel 1

7 8 9

Pembagian kurban Persiapan pulang Perjalanan Pulang

14.00-15.00 16.00-16.30 16.30-17.00

Pembagian kurban kepada masyrakat lokal. Menyusun kembali barangbarang bawaan. Tiba di lokasi jalur awal dan dapat menunggu angkot.

b.

Find it well on this way (Leni Agustian/J3B110019) Kegiatan yang akan dilakukan yaitu One Day Tour dengan nama find it well on this

way. Tema ini diambil karena untuk mencapai Goa Lankop peserta tour akan mendapatkan berbagai informasi seputar Kota Bogor dan Sejarah singkat mengenai Goa Lankop tersebut. Kemudian saat sampai di lokasi, peserta tour akan diarahkan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan saat berada di kawasan Goa dan para peserta akan mendapatkan masukan-masukan dari Bapak Jaja dalam berbagai hal yang menyangkut tentang kehidupan, bersangkut paut dengan aktivitas / sejarah di Goa Lankop. Adapun itteniary program wisata ini dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2. Itteniary program Find it well on this way

Waktu 08.00 08.30 08.30 09.30 09.30 10.00 10.00 11.00 11.00 12.00 12.00 14.00 14.00 14.30 14.30 16.30 16.30 17.00 17.00 17.15

Kegiatan Berkumpul di tempat yang ditentukan Persiapan keberangkatan Perjalanan menuju Goa Langkop Pengarahan dari panitia termasuk Pak Jaja Menuju Goa Langkop dan leuweung larangan Perjalanan ke rumah makan yang telah ditentukan Makan siang, sharing, dan pembagian doorprize Perjalanan menuju Pasar Bogor Rekoleksi Perjalanan pulang Penutupan, sayonara

c.

Explore Goa Langkop (Adam Rakhadifa/J3B210059) Goa Langkop merupakan situs yang menyimpan banyak potensi untuk menjadi salah

satu tujuan utama dalam wisata, termasuk untuk event wisata budaya. Program Explore Goa Langkop merupakan wisata pendidikan dimana para pengunjung dapat menelusuri sejarah dari situs Goa Langkop yang dahulunya mernupakan tempat Prabu Siliwangi untuk bersemedi. Pengunjung dapat mengetahui asal muasal dari situs Goa Langkop dan obyek-obyek menarik yang terdapat didalamnya. Program wisata ini hanya diikuti oleh pengunjung yang berusia 15 tahun keatas, mengingat jauhnya medan yang harus dilalui dan adanya pengaruh mistis di kawasan tersebut membuat anak kecil tidak diperkenankan untuk memasuki kawasan tersebut karena dikhawatirkan akan muncul hal yang tidak diinginkan. Program wisata ini berdurasi 1 hari, dimulai dari keberangkatan pada jam 08.00 menuju Goa Langkop, kemudian bertemu dengan Pak Jaja yang merupakan kuncen dari Goa Langkop dilanjutkan dengan program pemanduan, kemudian kepulangan pada sore harinya. Ittenarry dari program wisata Explore Goa Langkop ini dapat dilihat di tabel 1 berikut:
Tabel 3. Ittenerarry program wisata Explore Goa Langkop

Waktu 07.30 08.00 08.00 - 09.00 09.00 09.30 09.30 12.00 12.00 13.00 13.00 15.00 15.00 15.30 15.30 16.30 16.45 17.00 17.00 18.00 18.00 18.30

Kegiatan Berkumpul di tempat yang ditentukan Berangkat menuju Goa Langkop Pembukaan oleh panitia dan Pak Jaja Pemanduan di situs Patilasan dan Goa Langkop Ishoma Pemanduan di Hutan Larangan Ishoma Membuat dan membeli hastakarya Penutupan acara oleh panitia dan Pak Jaja Menuju ke tempat awal keberangkatan Tiba di tempat awal keberangkatan, pulang

Dalam itenirary dijelaskan kegiatan pemanduan di Goa Langkop, pengunjung akan melihat secara langsung situs Patilasan dan Goa Langkop yang dahulunya merupakan tempat bersemedi Prabu Siliwangi, kemudian penjelasan dari pemandu mengenai sejarah dari kedua

obyek tersebut, dan apa saja kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di kedua tempat tersebut. Pengunjung kemudian juga bisa melihat hutan larangan. Selain mengunjungi obyek-obyek menarik di situs budaya Goa Langkop, pengunjung mendapat kesempatan untuk membuat hastakarya dari bambu dibantu oleh Pak Jaja. Hastakarya tersebut terdiri dari asbak dan kipas. Pengunjung bisa membawa pulang hastakarya buatannya sendiri tersebut, namun apabila pengunjung tidak berminat untuk mencoba membuat hastakarya dari bambu, maka pengunjung bisa membeli hastakarya yang sudah jadi yang dibuat olek Pak Jaja dan rekan-rekannya. Selain hastakarya, pengunjung juga dapat membeli aneka makanan ringan yaitu keripik nanas, keripik singkong, keripik pisang, dan dodol nanas yang dibuat oleh masyarakat sekitar dan buah-buahan serta singkong tersebut juga berasal dari desa tersebut. Penambahan fasilitas menjadi salah satu unsur yang penting dalam program ini, dimana diperlukan penambahan faslitas seperti toilet umum, saung, dan juga warung. Toilet umum diperlukan bagi pengunjung yang ingin buang hajat, saung sebagai tempat beristirihat, makan, dan juga shalat untuk pengunjung muslim, serta warung yang diperutukkan bagi para pengunjung yang tidak membawa perbekalan dari rumah. Mengingat situs Goa Langkop terbilang jauh dari pemukiman warga setempat, maka penambahan ketiga fasilitas tersebut sangat diperlukan untuk kenyamanan pengunjung.

VI.

KESIMPULAN

Situs Goa Langkop memiliki peninggalan-peninggalan yang masih tetap dilestarikan hingga sekarang. Nilai-nilai budaya yang memberikan semangat dan pengaruh yang besar kepada pengunjung ataupun masyarakat secara langsung direspon baik secara postif maupun negatif. Pengunjung beribadah dan berdoa di tempat tersebut karena dipercaya bahwa doa tersebut akan terkabul. Kawasan ini tergolong kurang terawat karena banyak alang-alang dan banyak sampah. Minimnya fasiltas seperti papan interpretasi juga menjadi salah satu faktor dari kurang baiknya pengelolaan di kawasan tersebut. Dalam merencanakan suatu event budaya diperlukan konsep sedemikian rupa agar dapat menarik minat pengunjug untuk melihat nilai-nilai budaya yang terdapat di situs Goa Langkop. Perencanaan event budaya ini memudahkan pengunjung untuk menikamti

suasana Goa Langkop dan mendapatkan kepuasan atas peninggalan bersejarah ini. Penambahan fasiltas juga menjadi salah satu aspek dalam pereencaan yang bertujuan untuk menambah kepuasan dan memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA Dellas. 2010. Wisata Budaya & Spiritual/goa-langkopkampung-tapos-desa-sukaharja-html. (Diakses pada tanggal 15 mei jam 20.00) Getz. 1991. Event Dalam Pariwisata Handoko. 1995. Perencanaan Dalam Organisasi Taylor, B Edward. 1985. Kebudayaan Masyarakat

You might also like