You are on page 1of 10

EKSTRAKSI METALURGI

TUGAS I

Oleh Muhammad Ardiansyah 03073120013

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS TEKNIK 2010

Metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki sifatsifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama, yaitu : a. b. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy). Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science). Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat komersial. Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu : a. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC). b. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau reagen organik untuk menangkap logamnya. c. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik elektro-kimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya. Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah : Berdasarkan tahap rangkaian kegiatan : Metalurgi Ekstraksi (metalurgi kimia ) Temperatur Rendah (Hydrometalurgy)

Temperatur tinggi (Pyrometalurgi) Metalurgi Fisika Meliputi kegiatan yang berawal dari produk logam dan paduannya yang memiliki sifat2 tertentu untuk menghasilkan logam melalui berbagai tahap perlakuan panas dan pekerjaan mekanik sehingga siap sebagai bahan baku industri Berbagai aspek dalam pengembangan proses : Kelangsungan proses Pada kondisi bagaimana proses dapat berlangsung dengan baik Kondisi awal dan akhir proses THERMODIAMIKA Kemungkinan pengendalian proses menentukan kondisi peningkatan laju proses ataupun menghambat proses KINETIKA METALURGI Pengetahuan mengenai fenomena transport massa dan kalor Perekayaasaan yang mencakup perancangan proses dan reaktornya untuk memenuhi kondisi proses yang diinginkan Dasar-dasar Fisika dan Kimia Metalurgi : Suhu dan Kalor Perubahan Fase Free Gibs Energy Hukum Thermodinamika I, II, dan III Hukum : Avogadro, Boyle, Newton, Dalton, Henry, azaz Black. Larutan

A. Suhu Dan Kalor Suhu adalah derajat panas atau dingin suatu zat Sifat Termometrik adalah sebagi dasar pengukur suhu suatu zat, yaitu kepekaan suatu zat terhedap perubahan suhu. Misalnya, volume benda bertambah jika suhunya naik, warna benda berubah jika suhunya berubah jika suhunya berubah, hambatan jenis berubah jika suhunya berubah, dan lainlain.Alat pengukur suhu adalah termometer.Secara Umum Termometer terbagi tiga, yaitu Termometer Celcius, Termometer Reamur, Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit.Untuk menentukan system skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik acuan atas. Titik acuan bawah yaitu titik lebur es pada tekanan 1 atm, sedangkan titik acuan atas adalah suhu titik didih air pada tekanan 1 atm. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan suhu.Satuan kalor adalah joule (J), satuan yang lain adalah kalori (kal), 1 kal adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 10 C pada 1 gram air.Kapasitas Kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda satu satuan suhu.Kalor Jenis (panas jenis) adalah kapasitas kalori tiap satuan massa.Perpindahan Kalor ada tiga macam yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.Konduksi (hantaran panas) adalah rambatan kalor yang tidak di ikuti perpindahan massa.Konveksi (aliran panas) adalah rambatan kalor yang mengikuti perpindahan partikel-partikel zat perantara.Radiasi (pancaran kalor) adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara.

B. Hukum Avogadro

Hukum Avogadro (Hipotes Avogadro, atau Prinsip Avogadro) adalah hukum gas yang diberi nama sesuai dengan ilmuwan Italia Amedeo Avogadro, yang pada 1811 mengajukan hipotesis bahwa: Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula. Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada ukuran atau massa dari molekul gas. Sebagai contoh, 1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung jumlah molekul yang sama, selama suhu dan tekanannya sama. Aspek ini dapat dinyatakan secara matematis, . dimana: V adalah volum gas. n adalah jumlah mol dalam gas tersebut. k adalah tetapan kesebandingan. Akibat paling penting dari hukum Avogadro adalah bahwa Konstanta gas ideal memiliki nilai yang sama bagi semua gas. Artinya, konstanta

dimana: p adalah tekanan gas

T adalahtemperatur memiliki nilai yang sama untuk semua gas, tidak tergantung pada ukuran atau massa molekul gas. Hipotesis Avogadro dibuktikan melalui teori kinetika gas Satu mol gas ideal memiliki volum 22.4 liter pada kondisi standar (STP), dan angka ini sering disebut volum molar gas ideal. Gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang berbeda. C. Energi Bebas Gibbs Energi Bebas Gibbs Energi bebas Gibbs membantu kita menertukan kespontanan suatu reaksi dengan memfokuskan hanya pada sistem. Perubahan energi bebas Gibbs untuk suatu proses terdin atas dua suku: perubahan entalpi dan petubahan entropi dikalikan suhu. Pada subu dan lekanan tetap, penurunan energi bebas Gibbs menandakan terjadinya reaksi spontan. Perubahan energi-bebas Gibbs standar dapat dikaitkan dengan konstanta kesetimbangan reaksi. . Hukum Termodinamika Hukum termodinamika telah berhasil diterapkan dalam penelitian tentang proses kimia dan fisika. Hukum pertama termodinamika didasarkan pada hukum kekekalan energi. Hukum kedua termodinamika berkenaan dengan proses alami atau proses spontan. Fungsi yang memprediksi kespontanan reaksi ialah entropi, yang merupakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Hukum kedua menyalakan bahwa untuk proses spontan, perubahan entropi semesta haruslah positif. Hukum ketiga memungkinkan kita menentukan nilai entropi mutlak.

D. HUKUM TERMODINAMIKA

A. Hukum Termodinamika I adalah sebagai berikut : - Menetapkan adanya suatu ekivalensi antara panas dan kerja (panas kerja) - Digunakan untuk menghubungkan dan menentukan type type energi yang terlibat dalam suatu proses.

dQ = dU + dW dan

Q = (U 2 U1 ) + W

Hukum kekekalan tenaga dg bentuk pers 4-32 & 4-33 disebut hukum pertama termodinamika Pada proses siklis (keadaan akhir identik dg kedaan awal) U1 =U2 U2 - U1 = 0 , krn U adalah fungsi keadaan dan dalam keadaan sama nilai U juga sama Pada proses siklis dimungkinkan adanya panas yg keluar sistem Sehingga panas netto yg masuk ke dalam sistem seluruhnya dipakai utk melakukan usaha Atau menyatakan bahwa sewaktu proses berlangsung terdapat suatu keseimbangan energi. Hukum termodinamika I merupakan pernyataan dari hukum kekekalan energi dan tidak menyatakan sesuatu apapun mengenai arah dari proses yang berlangsung. Proses termodinamika itu dapat berlangsung kedua arah yaitu : - Diekspansikan (pengembangan) - Dikompresikan (penekanan) Hukum Termodinamika I juga belum menjelaskan kearah mana suatu perubahan keadaan ituberjalan dan apakah perubahan itu reversible atau irreversible.b Dalam pengembangannya diterangkan dan dibahas dalam Hukum Termodinamika II

B. Hukum Termodinamika II memberikan batasan-batasan tentang arah yang dijalani suatuproses, dan memberikan kriteria apakah proses itu reversible atau irreversible dan salah satuakibat dari hukum termodinamika II ialah perkembangan dari suatu sifat phisik alam yangdisebut entropi.Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses. Hukum Termodinamika II menyatakan : *Tidak mungkin panas dapat dirubah menjadi kerja seluruhnya, tetapi sebaliknya kerja dapat dirubah menjadi panas. atau : Q seluruhnya W W Q (sama besarnya) atau untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu siklus, maka kalor (Q) yang harus diberikan kepada sistem selalu lebih besar. Q diserap > W sehingga, siklus < 100 %. * Suatu yang bekerja sebagai sebagai suatu siklus tidak dapat memindahkan kalor (Q) dari bagian yang bertemperatur rendah ke bagian yang bertemperatur lebih tinggi, tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem yang lain. Dari kedua hal tersebut diatas, menyatakan tentang arah proses perubahan energi dalam dalam bentuk panas ke bentuk kerja yang menyatakan adanya pembatasan transformasi energi.

C. Hukum Thermodinamika III

Hukum ketiga menyatakan bahwa suatu unsur atau senyawa yang murni dalam bentuk kristal sempurna mempunyai entropi nol pada suhu 0oC, secara matematika dinyatakan sebagai berikut : Soo = 0 Berdasarkan hukum ketiga dapat dilakukan pengukuran dan perhitungan kalor yang diserap suatu zat murni dari 0oK sampai suhu tertentu. Kerja yang dapat diperoleh dari jumlah kalor sama dengan banyaknya kalor dikurangi sebagian dari jumlah tersebut. Sistem adalah bagian dari dunia yang menjadi perhatian khusus bagi dunia kita. Sistem dapat berupa tabung reaksi, mesin, sel elektrokimia, dan sebagainya. Di sekitar sistem ada lingkungan, tempat kita melakukan pengamatan. Dengan menetapkan batas sistem dan lingkungannya kita bisa mendapatkan spesifikasi yang teliti batas antara keduanya. Jika materi dapat dipindahkan melalui batas antara sistem dan lingkungannya, maka sistem itu dikatakan terbuka. Sebaliknya jika materi tidak dapat dipindahkan dikatakan sebagai sistem tertutup. Sistem tertutup yang tidak mempunyai kontak mekanis maupun termal dengan lingkungannya disebut sistem terisolasi. Sebuah sistem dapat mengalami berbagai proses sesuai keadaannya saat itu. Keadaan itu sedemikian rupa sehingga salah satu variabel sistem konstan. Berbagai macam proses itu adalah : 1. Proses isotermal, yaitu proses yang berlangsung pada suhu tetap (T1=T2), akibatnya energi dalam tetap. 2. Proses isovolum, yaitu proses yang tidak mengalami perubahan volum (DV=0), akibatnya sistem tidak melakukan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com /hukum termodinamika .html www.google.com/ kalor dan panas pada suatu zat/html www.google.com/ energi bebas gibs

You might also like