You are on page 1of 16

KOMUNIKASI ILMIAH ANALISIS PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG PROPOSAL PENELITIAN

Diusulkan oleh: Alfian Bangngabua D621 07 020

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

FORMAT HALAMAN PENGESAHAN USUL KOMUNIKASI ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Analisis Pengelolaan Air Asam Tambang 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Rusdi K. b. NIM : D 621 06 031 c. Jurusan : Teknik Pertambangan d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Hasanuddin e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. PK VII no.10 A Makassar / 081342703688 f. Alamat email : rusdiqey@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : dua orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Muh. Ramli, MT b. NIP : c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : _______, ___________ Menyetujui Ketua Jurusan/Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa Ketua Pelaksana Kegiatan

(__________________) NIP. Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,

(_______________) NIM. D 621 06 002

Dosen Pendamping

(_________________) NIP.

(________________) NIP.

ABSTRAK Dalam rangka mewujudkan penerapan konservasi sumber daya mineral (bahan galian), telah dilaksanakan kegiatan penelitiaan pada endapan bahan

galian di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dititik beratkan pada endapan bahan Galian wilayah sangkaropi, Kecamatan Sadan balusu kabupataen Tana Toraja. Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum lapangan Genesis Bahan Galian ini yaitu dengan metode pengamatan secara langsung di lapangan dan pengambilam sample yang terdapat pada suatu singkapan serta pencatatan data data geologi berupa sketsa lapangan, data singkapan, data litologi, data struktur dan difokuskan pada data endapan mineralnya. Disamping itu pula, dalam penyusunan laporan digunakan metode studi pustaka. Endapan tipe Kuroko di daerah Sangkaropi merupakan endapan polimetalik Cu-Pb-Zn yang menunjukkan hubungan genetik yang sangat kuat dengan vulkanisme-asam bawah laut berumur Miosen dalam tufa hijau. Selain endapan tipe kuroko, di daerah penelitian dijumpai mineral zeolit dan kaolin yang mempunyai banyak Pemanfaatan dalam kehidupan manusia.

PENDAHULUAN Konservasi bahan galian merupakan bagian kebijakan pengelolaan bahan galian yang memfokuskan pada optimalisasi manfaat dan meminimalisasi dampak negatif usaha pertambangan dengan menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Konservasi merupakan tugas yang melibatkan banyak pihak dalam penerapannya dan sampai saat ini masih menemukan banyak kendala. Dalam mendukung upaya tersebut di atas, Mahasiswa Teknik Peratambangan melakukan penelitian mengenai endapan bahan galiaan di daerah Sangkaropi , kecamatan sadan Balusu Kabupaten Tana Toraja,melalui Kuliah Lapangan Genesis bahan galian.

Latar Belakang Genesis Bahan Galian adalah salah satu cabang ilmu Pertambangan yang mempelajari mengenai proses proses pembentukan mineral atau bahan galian baik yang bernilai ekonomis maupun non-ekonomis, keterdapatan mineral, serta pemanfaatan dari mineral-mineral atau bahan galian yang bernilai ekonomis tersebut. Dalam pembentukan suatu endapan mineral didalam kerak bumi dikontrol dengan banyaknya distribusi unsur-unsur kimia, sehingga proses pembentukan dari mineral - mineral ekonomis ini sebagian besar terbentuk oleh reaksi kimia dengan tidak mengesampingkan proses fisika dan biologis. Endapan mineral sulfida masif vulkanogenik tipe kuroko merupakan suatu endapan polimetalik stratabound tak termalihkan sampai termalihkan lemah, yang secara genetik berhubungan dengan aktivitas volkanik bawah laut selama periode Miosen, 13 13.5 juta tahun yang lalu. Istilah kuroko berasal dari bahasa Jepang yang berarti bijih hitam. (Irzal Nur, 2006 hal 1) Endapan tipe Kuroko di daerah Sangkaropi merupakan endapan polimetalik Cu-Pb-Zn yang menunjukkan hubungan genetik yang sangat kuat dengan vulkanisme-asam bawah laut berumur Miosen dalam tufa hijau. Berdasarkan studi stratigrafi-volkanik dan palaentologi, diketahui bahwa volkanik-asam bawah laut tersebut berhubungan dengan mineralisasi Kuroko di Jepang, yang dinamakan sulfida masif tipe Kuroko yang merupakan tubuhtubuh bijih sulfida masif dalam busur kepulauan modern, di Kuroko, timur laut Jepang. Kesemua itu endapan tersebut berasosiasi dengan batuan volkanik yang dominan klastik-dasitik atau sebagian kecil andesitik.(Irzal Nur, 2006 hal 17-18). Berdasarkan teori diatas maka perlu diadakan penelitian atau praktek lapangan untuk membuktikan apakah endapan sulfida masif yang ada di daerah Sangkaropi mempunyai hubungan dengan endapan sulfida masif yang ada di Jepang. Untuk itu, praktek lapangan Genesis Bahan Galian ini diadakan

Lokasi Penelitian Secara administratif daerah penelitian ini termasuk dalam wilayah Desa Sangkaropi Kecamatan Sadan Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan.sekitar 330 km sebelah utara Kota Makassar dan 35 km sebelah utara Makale (ibukota Kabupaten Tana Toraja). Dan secara geografis daerah penelitian ini terletak pada koordinat 119o5600 - 119o5900 BT dan 2o5100 - 2o5300 LS.

Gambar 1. Peta lokasi endapan Sangkaropi

Waktu Penelitian Praktikum Lapangan Genesis Bahan Galian ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu mulai hari Jumat Sabtu tanggal 1 2 Desember 2006. Berangkat dari kampushari Jumat, 1Desember 2006 pukul 08.00 WITA dan tiba di Base Camp pukul 17.00 WITA. Esok harinya Sabtu, 2 Desember 2006 berangkat ke lokasi penelitian pada jam 09.00 16.00 WITA. Dan selanjutnya kembali ke Makassar pukul 17.00 WITA dan tiba di kampus tanggal 3 Desember 2006 pukul 03.00 WITA.

TUJUAN Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksaan Praktikum Lapangan Genesis Bahan Galian ini, yaitu : a. Untuk menentukan penyebaran endapan mineral pada daerah penelitian b. Untuk mengetahui proses-proses yang mempengaruhi pembentukan endapan mineral pada daerah penelitian c. Dapat mendeskripsi mineral yang dijumpai di lapangan.

METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum lapangan Genesis Bahan Galian ini yaitu dengan metode pengamatan secara langsung di lapangan dan pengambilam sample yang terdapat pada suatu singkapan serta pencatatan data data geologi berupa sketsa lapangan, data singkapan, data litologi, data struktur dan difokuskan pada data endapan mineralnya. Disamping itu pula, dalam penyusunan laporan digunakan metode studi pustaka. Metode penelitian ini dilakukan secara terinci dan sistematis, yang terbagi dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1.

Tahap Persiapan Tahapan ini dilakukan sebelum ke lapangan, meliputi : Administrasi, yang meliputi pengurusan surat izin penelitian dari Tingkat I di Bapedalda, Tingkat II di Kabupaten Tana Toraja dan pemerintah setempat lainnya. Studi pendahuluan yang meliputi studi literature tengatng geologi regional daerah penelitian. di tingkat Desa Sangkaropi dan kelengkapan administrasi

Pengadaan peta dasar dan interpretasi peta topografi daerah penelitian untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi topografi daerah penelitian. Pengadaan perlengkapan baik peralatan team, kelompok maupun pribadi, perincian biaya dan jadwal rencana kegiatan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis. Pengenalan sosial budaya masyarakat setempat, yang dilakukan untuk mengetahui kondisi social budaya masyarakat setempat demi kelancaran dan keamanan dalam melakukan penelitian... 2. Tahap Penelitian Lapangan Pada tahap ini diawali dengan pengadaan kuliah singkat oleh dosen mengenai endapan mineral dan proses terbentuknya, kemudian dilakukan pengambilan data geologi berupa plot lokasi di peta, sketsa lapangan, data singkapan, data litologi, data struktur dan data endapan mineral. 3. Tahap Analisa Pada tahap ini dilakukan suatu pendeskripsian kembali jenis endapan mineral yang dijumpai dilapangan. 4. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini dilakukan penyusunan Laporan Lapangan yang merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, yang dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah Genesis Bahan Galian. Penyusunannya ini didasarkan pada aturan penulisan yang berlaku di Program studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.

Adapun tahap-tahap penelitian penulis luangkan dalam bentuk bagan seperti berikut ini :

TAHAP PERSIAPAN

STUDI PUSTAKA

PERSIAPAN ADMINISTRASI

CEK LOKASI

PERSIAPAN PERLENGKAPAN

PENGAMATAN LAPANGAN

PLOT LOKASI

PENGAMATAN LOKASI PENELITIAN

SKETSA PERSTASIUN & FOTOSINGKAPAN

SAMPLING

DESKRIPSI LITOLOGI

PENGAMATAN LAPANGAN

Gambar 2. Diagram Alur Penyusunan Laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN Endapan bijih Tipe-Kuroko Endapan bijih di daerah Sangkaropi diperkirakan merupakan tipe Kuroko (bijih hitam), yang merupakan campuran mineral-mineral sfalerit, galena, barit, kalkopirit, tetrahedrit, dan pirit. Genesisnya adalah terjadinya sirkulasi konveksi panas dari air laut yang masuk ke batuan volkanik (yang panas). Tingkat kelarutan gipsum menurun dengan bertambahnya temperatur, mengakibatkan

terpresipitasinya gipsum dan anhidrit secara langsung dari air laut. Air laut yang tersirkulasi ke dalam batuan volkanik panas tersebut, menyebabkan terbentuknya larutan bijih, akibat terjadinya penurunan tingkat oksidasi dan pelarutan logam-logam dari batuan volkanik. Sedikit air magmatik atau air meteorik juga akan tercampur dengan sirkulasi air laut. Berdasarkan penampang (profil) geologi dan hasil analisis sinar-x, terlihat bahwa endapan bijih Kuroko tersingkap di dua lokasi, yaitu Rumanga dan Sangkaropi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi stratigrafi endapan Kuroko di daerah Sangkaropi ini adalah terletak di antara serpih coklat yang berinterkalasi dengan andesit (di bagian bawah) dan breksi tufa andesit (di bagian atas); sedangkan endapan Kuroko di daerah Rumanga terletak di antara breksi tufa andesit di bagian bawah dan tufa hijau di bagian atas. Endapan Kuroko Sangkaropi dicirikan oleh tingginya kadar Cu (sekitar 1,10-6,91%), rendahnya Pb (sekitar 3,32%), dan sangat sedikitnya (lack of) Zn dan Ba. Sedangkan endapan Kuroko Rumanga dicirikan oleh tingginya kadar Pb (sekitar 3,82-9,80%), Zn (sekitar 2,32-26,50%), Ba (sekitar 1,50-58,20%), serta rendahnya Cu (sekitar 2,095-2,76%).

Mineralisasi zeolit

Mineralisasi endapan zeolit di daerah Sangkaropi berhubungan magmatisme dan volkanisme pada saat Miosen-Pliosen, berupa batuan basaltik dan asidik. Di daerah Sangkaropi, endapan zeolit ditemukan pada endapan laut tufa hijau di sekeliling batuan granitik dan dasitik. Mineralisasi zeolit hidrotermal ini berhubungan dengan sesar, karena endapannya ditemukan melimpah dan tersebar di sepanjang zona sesar. Zeolit; Berdasarkan hasil analisis sinar-x, tufa hijau dengan kisaran kadar zeolit 60-70% tersingkap di daerah Bisosa. Secara umum lapisan (bed) ini tersingkap di tiga lokasi, yaitu Toao, Bisosa, dan Rumanga. Secara stratigrafi, bagian bawah bed tufa hijau dibatasi oleh tufa riolit putih yang interkalasi dengan batulempung, sedangkan bagian atasnya dibatasi oleh breksi tufa riolit putih. Zeolit Alam merupakan senyawa aluminium silika terhidrasi dengan unsure utama yang terdiri atas kation alkali dan alkali tanah. Zeolith terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam bersifat asam yang relative rhiolitik. Ganesa dari zeolith dapat berasal dari beberap proses yang berbeda antara lain sebagai berikut : Endapan zeolith yang berasal dari sediment vulkanik pada lingkungan danau. Endapan Zeolith yang berasal dari hasil alterasi air tanah. Endapan zeolith jenis diagenetik Endapan zeolith jenis hidrotermal. Cara Penambangan Penmabangan zeolith pada umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka ,dengan menggunakan peraltan sederhana ,dan tergantung dari kapsiats produksi yang diinginkan. Adapun tahap penambangan zeolith terdiri atas :

Pengupasan Tanah penutup Penggalian Zeolith Pemuatan Pengangkutan Pemanfaatan dan kegunaan. Zeolith dapat digunkan untuk berbagai kebutuhan diberbagai bidang, dan penggunaannya didasarklan pada sifat sifat kimia dan fisika zeolith. Adapun kegunaan zeolith antara lain sebagai berikut : Penjerap,merupakan suatu proses pengikatan suatu molekul atau unsure pada permukaan unsure lain. Penukar kation yang dapat dipertukarkan dengan kation lain dalam suatu larutan Katalis ,zaeolith dapat digunakan untuk mempercerpat terjadinya reaksi tanpa mengubah sifat dari bahan tersebut. Dibidang pertanian dan perkebunan,dugunakan sebagai bahan pupuk, dan memperbaiki sifat tanah. Bidang peternakan dan perikanan digunakan sebagai bahan campuran pakan. Bidang Industri, untuk memurnikan unsure unsure lain, digunakan sebagai bahn pengisi pada industri kertaa dan kayu lapis. Bahan baku untuk industri keramik Bidang Energi digunakan untuk gasifikasi dan pengolahan minyak. Digunakan untuk indutri obat obatan Digunakan sebagai bahan bangunan. Mineral mineral hasil alterasi tersebut baik dari hidrotermal maupun non hidrotermal ,berdasarkan hasil penelitian kemudian interpretasi peta topografi maka dapat diketahui bahwa cadangan mineral mineral tersebut cukup banyak dan bisa dikembangkan dalam skala kecil oleh pemerintah baik melalui perusahaan tambang tambang rakyat maupun dalam skala daerah . Untuk pengembangan dan pengolahan mineral mineral industri tersebut ,tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak karena usaha usaha misalnya

untuk perintisan jalan sudah ada tinggal diperbaiki untuk memperlancar akses transportasi ketika usaha pengembangan mineral mineral industri tersebut telah berjalan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk pengembangan mineral mineral tersebut menjadi mineral industri bisa dilakukan melalui peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah. Kaolin; Mineral kaolin juga ditemukan dalam tufa hijau dengan kisaran kadar zeolit 10-30%, dari hasil analisis sinar-x dari Toao dan Bisosa. Kaolin yang dijumpai pada daerah penelitian keberaadaanya cukup

banyak yang dapat dijumpai pada daerah sekitar Toao yang menyebara kea rah relative timur barat mengikuti pola topografi yang ada. Kaolin yang ada di daerah Sangkaropi ini berasal dari batuan beku yang menngalami pelapukan yang kaya akan feldspar antara lain andesit dan dasit. Ganesa Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang rendah .Kaolin mempunyai komposisi Aluminium silika hidrous (Al2O32 SiO22H2O). Adapun beberapa jenis mineral kaolin antara lain Kaolinit,nakrit,dikrit, dan haolisit. Kaolimn terbentuk dari proses pelapukan dan proses hidrotermal alteerasi pada batuanbeku yang banyak mengandung feldspar dimana mineral potassium aluminium silikat dan feldspar dirubahn sebagai berikut : 2KAlSi3O8 + 2H2O + CO2 Cara penambangan . Adapun cara penambangan untuk mineral kaolin ini adalah sebagai berikut: Al2O32SiO22H2O + 4SiO2 + K2CO3 menjadi kaolin.dengan reaksi kimia

Tambang Terbuka (open pit),pada teknik penambangan ini dilakukan dengan melakukan pengelupasan pada lapisan penutup dengan

menggunakan alat berat berupa Buldozer. Tambang Semprot (hidraulicking),pada teknik ini cara penambangan dilakukan dengan melakukan penyemprotan air pada singakapan dengan tekanan yang besar untuk mengelupas kaolin tersebut. Tambang dalam,teknik penambangan ini cukup jarang dilakukan dilakukan dengan membuat terowongan kemudian dan

dilakukan

penambangan. Pemanfaatan Kaolin dapat digunakan untuk berbagai keperluan di berbagai bidang antara lain sebagai berikut : Industrikertas,kaolin sebagai bahan pelapis. Industri keramik dan porselen, digiunakan sebagi body melalui proses biscuit maupun untuk bahan glasir. Industri karet, kaolin digunakan sebagai bahan vulkanisir ubtuk industri karet. Bahan Tahan api.digunakan sebagai bahan pembuatamn bahan tahan api. Bagian dari industri cat,sebagai bahan ekstender dan campuran warna. Digunakan untuk industri palsttik ,digunakan untuk membuat plastic menjadi rata dan membuat paltik resisten terhadap bahn kimia. Barang barang industri lain antara lain tinta putih, lem,insektisida, obat obatan semen,pupuk bahan pemutih, pasta gigi ,kosmetika. digunakan sebagai bahan pengisi dan

Daftar Pustaka

Kaharuddin, 2002, Preliminary Survey of Sangkaropi Ore Deposits, Tana Toraja South Sulawesi, Faculty of Engineering Hasanuddin University Research Journal Enjiniring, Vol.8 No.2, page 239-244, Makassar, Indonesia.
Nur, Irzal,2007,Endapan Sulfida Masif Volkanogenik ,Tana Toraja,Sulawesi Selatan

You might also like