You are on page 1of 9

30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksploratif karena sesuai dengan namanya, merupakan penelitian penggalian, menggali untuk menemukan dan mengetahui suatu gejala atau peristiwa (konsep atau masalah) dengan melakukan penjajakan terhadap gejala tersebut (Gulo: 2000). Prosedur penelitian yang dilakukan akan menghasilkan data deskriptif berupa gambaran tentang eksplorasi etnomatematika masyarakat Sidoarjo. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi yaitu pendekatan empiris dan teoritis yang bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan penelitian lapangan (fieldwork) yang intensif. Pendekatan ini memusatkan usaha untuk menemukan bagaimana masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan, budaya tersebut ada dalam pikiran manusia. Tugas etnograf adalah menemukan dan menggambarkan organisasi pikiran tersebut (Spradley, 2006). Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti berusaha menggali informasi melalui kepustakaan, pengamatan (observasi) serta proses wawancara dengan beberapa tokoh atau warga masyarakat Sidoarjo yang mengetahui informasi mengenai objek yang akan digali. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil eksplorasi bentuk etnomatematika masyarakat Sidoarjo berupa konsep-konsep matematika pada berbagai peninggalan budaya yang masih ada di Sidoarjo.

30

31

B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Desember sampai selesai, di beberapa di daerah Sidoarjo, meliputi: 1. Pasar tradisional sebagai tempat terjadinya interaksi jual beli masyarakat Sidoarjo yang memungkinkan peneliti menemukan satuan-satuan tradisional yang tidak pernah diajarkan dalam materi matematika di sekolah, namun digunakan di masyarakat. Pasar tradisional yang akan dikunjungi adalah pasar-pasar tradisional di wilayah kabupaten Sidoarjo. 2. Kantor kecamatan di daerah Sidoarjo serta kantor Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Sidoarjo sebagai tempat mencari informasi tentang satuan luas tanah daerah yang bersangkutan. 3. Rumah industri bordir kain, Tanggulangin sebagai kawasan produksi hiasan bordir kain, yang menjadi pusat produksi budaya bordir masyarakat Sidoarjo. 4. SD Al-Ishlah Rejeni, Krembung, Sidoarjo, sebagai salah satu sampel tempat anak-anak memainkan permainan tradisional. 5. Rumah produksi batik tulis Sidoarjo, sebagai tempat masyarakat kampung Jetis dan masyarakat Tulangan memproduksi batik tulis sabagai hasil budaya Indonesia. Rumah produksi yang akan dikunjungi dipilih secara sampel, meliputi Rumah Batik Patrang Maz (Tulangan, Sidoarjo) dan Rumah Batik Azizah (Jetis, Sidoarjo). 6. Tempat peninggalan budaya yang tersebar di kabupaten Sidoarjo, meliputi: a. Candi Pari dan candi Sumur di Desa Candi Pari, Porong. b. Candi Pamotan di Desa Pamotan.

32

c. Candi Wangkal di Krembung. d. Candi Tawang Alun di Sedati. e. Candi Dermo di Wonoayu. f. Candi Watutulis di Watutulis. g. Candi Medalem di Tulangan. h. Prasasti Kemlagian di dusun Klagen, Tropodo, Krian.

C. Data dan Sumber Data Data atau objek dalam penelitian ini adalah peninggalan budaya berupa konsep matematika yang ada pada candi dan prasasti, satuan lokal yang masih ada di masyarakat Sidoarjo, bentuk geometri gerabah tradisional, motif kain batik dan bordir, serta permainan tradisional di masyarakat Sidoarjo. Sumber data (informan penelitian) dalam penelitian ini adalah beberapa tokoh atau warga masyarakat Sidoarjo yang memahami informasi objek penelitian baik sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian yang akan digali. Peneliti menentukan informan dengan sampel sebagai berikut: 1. Para pengelola (juru kunci) tempat peninggalan budaya di Sidoarjo. 2. 2 penjual gerabah dan peralatan tradisional di pasar tradisional Sidoarjo. 3. 1 penjual buah-buahan di pasar tradisional Sidoarjo. 4. 2 penjual ikan di pasar tradisional di Sidoarjo. 5. 1 petani tambak atau pengepul ikan asli daerah Sedati, Sidoarjo. 6. Kasib Budi Daya dan Pengembangan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Sidoarjo, serta seorang penyuluh pertanian kabupaten Sidoarjo.

33

7. 2 pengelola rumah produksi atau pengrajin batik tulis Sidoarjo, masingmasing pengelola rumah Batik Patrang Maz di Tulangan, serta Rumah Batik Azizah Kampung Jetis, Sidoarjo. 8. 1 pengrajin atau pengusaha bordir kain dari Tanggulangin, Sidoarjo. 9. 3 orang siswa sekolah dasar atau anak usia sekolah formal yang sedang memainkan permainan tradisional.

D. Teknik Pengumpulan Data Ada tiga cara dalam pengumpulan data, meliputi studi kepustakaan, pengamatan (observasi), wawancara (interview), serta dokumentasi. 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapanketetapan, ensiklopedia, dan sumber tertulis lain baik tercetak maupun elektronik. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. 2. Metode Pengamatan (Observasi) Observasi, yaitu usaha untuk mengumpulkan data di lapangan dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan survei secara langsung. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, serta waktu dan ketengan lain yang dibutuhkan. Pada saat observasi, peneliti dapat

34

menggunakan catatan lapangan dengan pengamatan alamiah yaitu tindakan mencatat saat mengamati suatu kegiatan tanpa adanya usaha untuk memanipulasi, menyela ataupun mengganggu kegiatan narasumber. 3. Metode Wawancara Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari informan dengan melakukan tanya jawab secara lisan. Pada kegiatan wawancara ini, pewawancara memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada informan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 4. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari hasil meriset dokumen yang ada di tempat penelitian, di daerah Sidoarjo, baik berupa foto, hasil rekaman suara, video, dokumen, dan hal lain yang menunjang penelitian. Dalam wawancara dan pengamatan juga memerlukan perekaman dengan menggunakan video recorder atau type recorder, guna membantu peneliti dalam merekam data yang diperlukan. Perekaman dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menulis, mendengar tuturan dibandingkan dengan tuturan dan penjelasan para informan. Rekaman selain menggunakan video recorder, tetapi juga menggunakan catatan lapangan. E. Prosedur Penelitian Secara garis besar prosedur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini sesuai dengan prosedur penelitian yang mengadopsi pendekatan etnografis oleh Spradley (2006), memuat:

35

1. Menetapkan Informan Walaupun hampir setiap orang dapat menjadi informan, namun tidak setiap orang dapat menjadi informan yang baik. Informan yang baik adalah informan yang terlibat langsung serta mengetahui secara baik tentang hal yang akan dikaji. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah orangorang yang dianggap dapat bercerita secara mudah, serta paham terhadap informasi yang dibutuhkan. 2. Melakukan Wawancara terhadap Informan Setelah peneliti menentukan informan, melakukan wawancara. Ada kegiatan yang selanjutnya adalah etika yang harus dipatuhi

beberapa

pewawancara, antara lain mempertimbangkan kepentingan informan terlebih dahulu, menyampaikan tujuan penelitian, melindungi privasi informan, dan jangan mengeksploitasi informan. 3. Membuat Catatan Etnografis Sebuah catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam gambar, artefak dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari. 4. Mengajukan Pertanyaan Deskriptif Pertanyaan deskriptif merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban penjelas. 5. Melakukan Analisis Wawancara Etnografis
Analisis wawancara etnografis yaitu menggaris bawahi semua istilah asli informan yang telah diperoleh untuk mempertinggi peranannya dalam

36

mengetahui tentang obyek budaya yang diteliti. Analisis ini dikaitkan dengan simbol dan makna yang disampaikan informan.

6. Membuat Analisis Domain


Peneliti membuat istilah pencakup dari apa yang dinyatakan informan. Istilah tersebut seharusnya memiliki hubungan semantis yang jelas.

7. Mengajukan Pertanyaan Struktural


Pertanyaan struktural merupakan pertanyaan yang disesuaikan dengan informan. Pertanyaan struktural bertujuan mengetahui bagaimana informan mengorganisir pengetahuan mereka.

8. Melakukan Analisis Taksonomi Analisis taksonomi adalah analisis yang tidak hanya penjelasan umum, melainkan analisis yang memusatkan perhatian pada domain tertentu yang sangat berguna untuk menggambarkan fenomena atau masalah yang menjadi sasaran penelitian. Analisis taksonomik dilakukan untuk membuat kategori dari simbol-simbol budaya yang ada pada kebudayaan yang diteliti.

9. Menulis etnografi Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari temuannya yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman informan.

Prosedut penelitian tersebut dapat dijabarkan secara singkat dalam diagram alur prosedur penelitian berikut.

37

1. Menetapkan Seorang Informan

2. Melakukan Wawancara terhadap Informan

3. Membuat Catatan Etnografis

4. Mangajukan Pertanyaan Deskriptif

5. Melakukan Analisis Wawancara Etnografis

6. Membuat Analisis Domain

7. Mengajukan Pertanyaan Struktural

8. Membuat Analisis Taksonomi

9. Menulis Etnografi Gambar 3.1 Prosedur Penelitian F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Peneliti mulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman, atau pengetahuan yang telah dikumpulkan. b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting.

38

c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan memperlakukan sama setiap pernyataan. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif (tumpang tindih) dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya pertanyaan dan pernyataan dasar yang tidak menyimpang dari hal yang akan peneliti bahas. d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana atau informasi penting apakah yang didapat. e. Selanjutnya peneliti mencari esensi dari fenomena, peninggalan budaya, atau bahan kajian etnomatematika tersebut. f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari temuannya yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman informan. g. Mendeskripsikan serta mengulas data dan mengaitkannya dengan pertanyaan penelitian yang ada. h. Menarik kesimpulan dari data yang telah tereduksi dan disusun secara naratif oleh peneliti.

You might also like