You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan contoh-contoh yang sudah didapatkan pada pembahasan sebelumnya, hanya sedikit sistem fisis yang dapat diselesaikan secara eksak yaitu sumur potensial takhingga, atom hidrogen dan osilator harmonik. Dalam banyak kasus, solusi hanya dapat diperoleh menggunakan pendekatan. Salah satu solusi pendekatan tersebut adalah teori gangguan.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah yang dapat diberikan diantaranya : 1. Bagaimanakah solusi pendekatan menggunakan teori gangguan dalam keadaan nondegenerasi? 2. Bagaimanakah solusi pendekatan menggunakan teori gangguan dalam keadaan degenerasi? 3. Bagaimanakah solusi pendekatan menggunakan teori gangguan bergantung waktu?

C. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya : 1. Mengetahui solusi pendekatan menggunakan teori gangguan dalam keadaan nondegenerasi. 2. Mengetahui solusi pendekatan menggunakan teori gangguan dalam keadaan degenerasi. 3. Mengetahui solusi pendekatan menggunakan teori gangguan bergantung waktu.

D. Manfaat Penulisan Materi makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca pada umumnya mengenai materi fisika kuantum khususnya pada bab teori gangguan. 2. Menjadi bahan masukan (referensi) untuk mata kuliah Fisika Kuantum bagi Mahasiswa P. Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

BAB II PEMBAHASAN

TEORI GANGGUAN A. 1. GANGGUAN STASIONER

Keadaan Nondegenerasi Di dalam teori gangguan, Hamiltonian sistem diuraikan menjadi dua bagian utama yaitu tanpa gangguan dan bagian atau suku pengganggu. Suku pengganggu masih diklasifikasikan menjadi dua yaitu gangguan stasioner atau tak tergantung waktu dan gangguan yang berubah terhadap waktu. Pertama akan dibahas gangguan yang tak bergantung waktu. Hamiltonian sistem dapat dituliskan dalam bentuk umum ( )

Hamiltonian yang telah dipisah bagian pengganggu harus diketahui solusi eigennya, misalkan ( Dengan fungsi eigen memenuhi ortonormalitas ( ) | ( ) )

Pada pembahasan sekarang kita batasi pada kasus kondegenerasi yaitu untuk Sekarang, dimisalkan Hamiltonian memenuhi persamaan eigen ( ) ( )

Maka dalam limit persamaan (1.2) dengan

persamaan (1.4) mereduksi menjadi

( Fungsi eigen yang memenuhi sifat tersebut dapat berbentuk ( ){ Kondisi (1.5) ( ) ( ) 3 ( ) } dipenuhi oleh ( (

Ambil ( )

( )
( )

dan
( ) ( )

Sehingga
( ) ( )

( )

( )

( )

Serupa dengan fungsi eigen, nilai eigen yang memenuhi kondisi (1.5) diuraikan dalam deret
( ) ( ) ( )

Substisusi ekspansi (1.9) dan (1.10) ke dalam persamaan (1.4) diperoleh


( )[
( )

( )

( )

( )

( )

]
( ) ( )

)[

( )

Persamaan di atas akan dipenuhi jika semua komponen dari Pengalian masing-masing suku memberikan, untuk komponen ( yang konsisten dengan persamaan (1.2). sedangkan untuk komponen
( )

sama. )

( )

( )

atau dengan menerapkan pers (1.2) menjadi


( )

( )

( )

Selanjutnya lakukan kali scalar dengan ortonormalitas (1.3) diperoleh, ruas kiri
( )

dan menggunakan

( )

( )

dan ruas kanan


( )

( )

( )

( )

( )

| (

Sehingga
( )

Inilah energi koreksi orde pertama dari energy keadaan ke-n. Selanjutnya, lakukan perkalian scalar pada persamaan (1.13a) dengan untuk
( )

. Ruas kiri ( ) ( )
( ) ( )

| |

( )

dan ruas kanannya


( )

( )

( ) ( )

( )

( )

| (

dari dua persamaan terakhir ini diperoleh


( )

Selanjutnya komponen dari


( )

( )

( )

( )

( )

( )

( atau

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( Seperti proses sebelumnya, lakukan perkalian skalar dengan ruas kiri diperoleh

) , dari

( )

( )

( )

| |

| |

ruas kanan memberikan

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

Sehingga didapatkan energy koreksi orde dua dari tingkat energi ke-n
( )

| | | |
| |

Koreksi untuk orde lebih tinggi dapat dilakukan dengan prosedur serupa. Contoh 1.1. Model Matriks. Hamiltonian suatu sistem diberikan oleh matriks berikut: ( Tentukan : a. Solusi eigen tanpa gangguan b. Koreksi energi orde pertama c. Koreksi energy orde dua Penyelesaian: a. Hamiltonian dapat diuraikan menjadi ( maka ( Nilai eigen dari + ( + + ( + +

, diperoleh dari persamaan secular

| ( )( )

Jadi, energi eigen tanpa gangguan

Fungsi energi bersangkutan | b. ( + | ( + | ( +

koreksi energi orde pertama, dari pers (1.14)


( )

)( +( +

Dengan cara yang sama


( ) ( )

| | | |

| | |

| | | |

c.

koreksi energi orde kedua, dari pers (1.17) |

Dengan cara yang sama | | | | | | | | | | | | | | | |

Dari hasil-hasil perhitungan di depan, energi sistem sampai koreksi orde dua

Gambar 1.1. Spektrum Energi Contoh 1.2. Sumur Potensial Dasar Tidak Rata. Partikel bermassa m terperangkap dalam sumur potensial sebagai berikut:

V0 V=0 x=0 L/2 L

Gambar1.2 Sumur Potensial Dasar Tidak Rata Tentukan energi potensial partikel sampai orde pertama tonjolan dasar sumur. Penyelesaian : Untuk menyelesaikan persoalan di atas kita gunakan sumur potensial satu dimensi dengan gangguan dasar sumur miring.

Hamiltonian diberikan oleh

{ yang dapat dipisahkan menjadi

dengan

Solusi untuk sumur potensial rata

dan fungsi eigen ( ) . /

Koreksi energi orde pertama


( )

| ( )

( )

/3

{ .

. /

/}|

Jadi, energi tingkat ke-n partikel di dalam sumur ( . /*

2.

Kasus Degenarasi Berikut kita bahas system fisis yang mengalami degenerasi, yaitu untuk .

Bila hal ini terjadi, maka penyebut pada persamaan (1.15) dan (1.17) menjadi nol. Karena itu, perumusan di depan menjadi tidak terdefinisi dan perlu dimodifikasi. Misalkan energi tingkat ke-n mempunyai derajat degenerasi g dan keadaan degenerasi kita label ortonormalitas
() ( ) ()

. Keadaan ini mempunyai

Langkah modifikasi sederhana dilakukan dengan megubah ekspansi (1.9) menjadi


( )

( )

Selanjutnya, substitusi ekspansi ini dan uraian energy (1.10) ke dalam pers. (1.4) diperoleh komponen untuk suku ,
( )

( )

( )

( )

( )

Seperti kasus nondegenerasi, lakukan kali scalar dengan | | | |


( )

didapatkan ( ( ) )

( )

Tuliskan

10

maka
( )

Persamaan ini tidak lain


( ) ( )

(
( )

atau ( ,( ,
( )

Jelas, koreksi energi orde pertama keadaan terdegenerasi merupakan nilai eigen dari Hamiltonian gangguan dalam basis ortogonal baru. Contoh 1.3 Model Matriks. Hamiltonian system fisis diberikan oleh ( +

Tentukan energi system sampai koreksi orde pertama. Penyelesaian : a. Hamoltonian ( Hamiltonian | | | ( ) ( ) + ( +

memberi persamaan sekular |

11

Solusinya

dan fungsi eigen bersangkutan | b.

( + |

+ |

( +

Energy koreksi orde pertama dibagi menjadi dua bagian. Pertama, keadaan nondegenerasi dengan
( )

. Untuk kasus ini digunakan hubungan (1.14)

)( +( +

Kedua, keadaan degenerasi dengan | | ( )( +( +

)(

+( +

)(

+(

)(

+( +

Energi koreksi orde satu adalah eigen dari 4 yaitu


( ) ( ) ( )

| .
( )

( )

Didapatkan (

( )

. Untuk /

( )

*.

12

Dipenuhi oleh | : (

. Sehingga ( +; ( + ( +

Jadi, energi eigen setelah dikoreksi

Spektrum energi diberikan oleh Gambar 1.3

1 Gambar 1.3 Pemisahan Energi Terdegenerasi

Contoh 1.4 Efek Stark. Atom hidrogen ditempatkan dalam ruang yang ada medan listrik lemah dan homogen. Tentukan spectrum energi atom hidrogen. Penyelesaian : Medan listrik menimbulkan beda potensial listrik pada titik-titik yang berlainan di dalam ruang. Misalkan, arah medan diambil sebagai arah sumbu z maka Hamiltonian gangguan diberikan oleh ( ) ( )

Hamiltonian atom hidrogen tanpa medan luar, ( Persamaan eigen bersangkutan ( ) ( ) ( ) )

13

Dengan bilangan kuantum

( dan energi eigen ( Sebagai catatan, untuk tingkat untuk tingkat energi ke-n tertentu ada

keadaan

eigen yang berbeda. Dengan demikian semua keadaan atom hidrogen merupakan keadaan degenerasi kecuali keadaan dasar yang keadaan dengan Energi koreksi. Energi koreksi untuk tingkat dasar.
( )

|( |

)|

| | : ; ( ) ( )

| Karena integral

Energi koreksi untuk keadaan eksitasi pertama Energi hidrogen bebas keadaan ini

( dan keadaan degenerasi dalam notasi Dirac


| | | | | | | | | | | | | | | | |

adalah |
| | | |

. Tuliskan

. Energy koreksi orde pertama keadaan


| | | | | | | | | | |

degenerasi lipat empat ini merupakan nilai eigen dari


( ,: ;
( )

Untuk menghitung persamaan eigen di atas, tinjaun terlbih dahulu operator momentum sudut ( , *

14

Jelas, operator ini komut dengan z, , , ( tidak mengubah nilai eigen , yaitu m. ) ( Jadi
( | |

( (

) )

Mengingat bentuk (1.25) maka

Dengan demikian,

( (

) )

dan akibatnya |
| | | | | | | | | | ,: ;
( )

Dengan demikian, sepuluh elemen matriks dalam pers. (1.26) menjadi nol
: ;

( Tabel 1.1. Fungsi Radial


1 2 2 3 3 3 0 0 1 0 1 2

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ( ( (

) (

) )

)( )

Tabel 1.2. Fungsi Harmonik Bola


( ) ( ) ( )

15

Selanjutnya, menggunakan Tabel 1.1. dan Tabel 1.2, evaluasi komponenkomponen di atas | | | |

( ) Pada evaluasi di atas konstribusi jarak dapat diabaikan karena apa pun kontribusinya dilenyapkan kontribusi oleh sudut

. Dengan demikian

persamaannya menjadi
( | | | | ,: ;
( )

Dan secara efektif merupakan persamaan matriks orde dua


( | | | | *. /
( )

Persamaan di atas memberikan persamaan sekular


( )

|
( )

| |
( )

| |

( )

| |

Solusinya |

|
| |

|
(

Selanjutnya, evaluasi komponen nondiagonal memberikan


| | ( ( ) * )) ( 4 ( ) )

16

5( *

( Dengan demikian, energi koreksi


( )

) )

Untuk (

( )

*.

/
( )

Diperoleh

. Artinya, keadaan terpisah dengan

merupakan kombinasi linier | ( )


( )

( diperoleh

Dengan cara yang sama, untuk | (

, sehingga ( )

Contoh 6.5. Rotator Tegar. Sistem rotator tegar diungkapkan oleh Hamiltonian

dengan L adalah operator momentum sudut dan I adalah momentum kelembaman I = mr2. Tentukan a. b. Spektrum nilai eigen system Koreksi efek Stark kedua. Penyelesaian : a. Persamaan eigen tanpa gangguan terhadap energy eigen rotator sampai orde

17

Mengingat bentuk Hamiltonian dan persamaan eigen momentum sudut tanpa pembahasan atom hidrogen maka | ( ) | | dan

Jadi, spektrum nilai eigen rotator ( ) ), | dengan

dengan fungsi eigen degenerasi lipat ( . b. Koreksi energi oleh potensial untuk nilai | | | |

untuk kasus degenerasi dapat dicek | |

tertentu dan m berbeda (dalam subruang degenerasi).

Menggunakan hubungan pengulangan (recurrence relation) polinom Legendre terasosiasi ( atau ( Maka
| ( ) ( ( ( ( ) ) ) ( )( | ) | ) | ( ( ) ( ( ) ) ) ) { ) ( ( )( ( ) )( ( ) ( ) ) ( )( ) ) ) ( )}

( )

( )

( )

) { ( (

( )

)}

( (

dengan ( ( ) ( )( ) )

18

Ortonormalitas | |

memberikan | | | | | |

Karena itu, koreksi orde pertama ( ) | | Sedangkan koreksi orde dua | | | | ( ) Gunakan hubungan yang diperoleh di depan | | Hasil ini member kaidah seleksi yaitu | | dan * ( Untuk dan | | * ( ) ( )( )+ ( ) ) ( ) +

Substitusi hasil-hasil di atas pada energi koreksi orde dua | | | | ( ) ( ) ( * ( * 8 8 8 ( ( ( )( )( )( ) ) )( ( ( ( )( )( ( ( )( )( ) )( ) ) )( ) 9 )( ( ( ) )( )( ) 9 )( ) ) 9

19

B. GANGGUAN BERGANTUNG WAKTU 1. Perumusan Umum Perhatikan kehadiran gangguan kecil yang berubah terhadap waktu dan persamaan Schrodinger dapat dituliskan sebagai ( ) * ( )+ ( ) ( )

Seperti dalam kasus takbergantung waktu, kita mempunyai solusi lengkap ( dengan | ( Selanjutnya, ( ) diekspansi dalam suku-suku solusi lengkap ini. ( ) ( )

) )

Substitusi uraian (1.46) ke dalam persamaan pers. (1.43) memberikan

( )

( )9

( )+

( ) ( ) ( )

( )+

Tampak jika ( )

( )

, dan dari pers (1.44) didapatkan

( ) harus

konstan. Pers. (1.47) memberikan

( ) ( )

Lakukan perkalian scalar dengan diperoleh


( )

dan gunakan ortonormalitas (1.45)

( )

( )

| ( )|

atau ( )
( )

( )

| ( )|

20

Selanjutnya, koefisien
( )
( )

diekspansi dalam ( )

( )

( )

( )

Substitusi (1.49) ke dalam (1.48) diperoleh


( )
( )

( )

| ( )|

Jelas,
( )

( Karena suku yakni pada


( )

ruas kanan paling rendah adalah orde satu. Syarat awal, , dan ( ) memberikan ( )

( )

( )

Suku orde pertama


( )

( )

( )

| ( )|

| ( )|

dan orde ke-k


( )

( )

( )

| ( )|

Kembali ke pers (1.46), persamaan ini dapat ditafsirkan bahwa pada waktu t keadaan terdiri dari kombinasi semua keadaan Dengan demikian, probabilitas keadaan eigen dari
( ) |

dengan koefisien

( ).

( ) pada waktu t berada dalam keadaan


( )

dengan energy
| ( )| | ( )|

, terapkan ortogonalitas (1.45), adalah

Untuk orde pertama, dari pers (1.54) diperoleh


( )

( )

| ( )|

2.

Interaksi Elektromagnetik Atom berada di dalam ruang dengan medan elektromagnetik yang

dinyatakan dalam potensial vektor ( ). Hamiltonian atom tersebut diberikan oleh . / ( ) ( )

21

Untuk suku kinetiknya . / ( ) ( ) Dalam gauge Coulomb maka Hamiltonian (1.57) menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Misalkan, potensial vektor dapat diekspansi sebagai ( ) ( ) ( ) ( )

Dari persamaan Maxwell dapat diturunkan persamaan gelombang bagi potensial vektor maka Kebergantungan potensial vektor terhadap ruang dapat dinyatakan ( )

Karena itu, 4 5 Gauge Coulomb memberikan ( ) ( )

Dari elektromagnetisme, hubungan antara medan listrik, medan magnet dan potensial vektor dinyatakan oleh bentuk ( )

22

Dari bentuk eksplisit medan vektor didapatkan ( ( ) ( ( ) ( ) ( ) ) ) ( )

Kerapatan energy elektromagnetik per satuan volume ( ) ( )

Evaluasinya memberikan . . dan


2 2( . .
( )

/ .
)

/ ( )

( ( ) (

/3 2 (
)

) (

/3 ) ( ( )3 )

) (
( )

) ( /

Perata-rataan terhadap waktu akan membuat suku osilasi lenyap sehingga suku yang member kontribusi terhadap kerapatan energi hanya suku silang , . Karena itu, | | ( )

Misalkan energy ini ditimbulkan oleh N foton di dalam kotak V, maka | | ( )

Hubungan ini memberikan bentuk, Dengan vector polarisasi memenuhi 23 ( ) ( )

Dengan demikian, bagian potensial yang memberikan proses emisi ( )


( )

Karena itu, energy satu foton ( )


( )

Koefisien ekspansi orde satu diberikan oleh


( )

( )

Maka probabilitasnya
( ) |
( )

( )|

| |

Evaluasi bagian temporal menghasilkan


|
( ) ( )

( [

) ]

( 6

Untuk limit
[ ] ( )

, fungsi di atas akan menjadi fungsi delta


( ) ( )

Probabilitas transisi persatuan waktu didefinisikan | |


Sedangkan laju transisi didefinisikan

Untuk mengevaluasi integral ini, perhatikan integran berikut ( * ( * ( )

24

Maka | | | |

| |

( )

)(

* ( )

| (

Aproksimasi Dipol. Untuk menghitung laju transisi terlebih dahulu kita evaluasi
| |

Ekspansi suku eksponensial


( )

Untuk
( )

Maka

Sehingga
| |

| |

Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan dipol. Kaidah seleksi. Untuk mengevaluasi lebih lanjut, perhatikan dua operator ( Atau 4 5 6 7 ( ) * ( *

Dalam tiga dimensi ( ) , ( )

Karena , ( ) Dan ( )

25

( ) Maka, dari hubungan operator diperoleh , Sehingga


| | |, -| . |0 / | | 1 | | |

Substitusi kembali ke dalam ungkapan laju transmisi, diperoleh | | | | ( )

Bentuk eksplisit perkalian scalar


| | ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ) ) ( ) ( )

Di dalam koordinat bola


( )

Gunakan ( ) ( ) ( )

Maka
( ) ( )

26

Karena itu ( ) ( ) ( ) ( )

Bentuk ini merupakan kaidah seleksi transisi yakni transisi diijinkan jika dipenuhi ( )

Contoh 6.6 Atom hidrogen berada di dalam ruang dengan medan elektromagnetik yang dinyatakan oleh potensial vector . Tentukan laju transisi keadaan .

Penyelesaian : Keadaan
| |

dan
| | ( ) ( ) ( ( )

, maka

( )

( (

) )

Integral fungsi harmoniknya memberikan ( ) ( *

27

Sedangkan bagian radialnya


( )

( )

Sehingga
| | 4 5

( *

( *

Dan kuadrat mutlaknya


| | | | 4 5 6 ( )( ) 7

Substitusi persamaan (1.92) diperoleh ( * [ ( )( ) ]

Untuk integrasi anguler dipilih kondisi sederhana yakni keadaan awal p dapat berada dalam tiga keadaan-m yang mungkin dengan probabilitas yang sama.

( )

| |

( * ( * (

[ (

)(

28

Selanjutnya, mengingat ada dua polarisasi maka laju transisi harus dikalikan faktor dua ( * 4 5 4 5

29

DAFTAR PUSTAKA

Griffiths, David J. 1995. Introduction to Quantum Mechanics. Prentice-Hall: New Jersey. Purwanto, Agus. 2006. Fisika Kuantum. Yogyakarta: Penerbit GAVA MEDIA.

30

You might also like