Professional Documents
Culture Documents
Katarak
PENDAHULUAN
Katarak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama karena
penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan. Pada tahun 1997, WHO memperkirakan terdapat 38 juta orang buta di dunia dan setengahnya
PENDAHULUAN
Katarak merupakan kekeruhan yang timbul pada lensa, dimana pada keadaan
normal transparan. Kata katarak berasal dari bahasa Yunani, katarraktes yang berarti air terjun karena dulu dianggap bahwa katarak adalah cairan beku atau kental dari otak yang mengalir di depan lensa.
Penderita katarak akan merasakan berbagai gejala seperti melihat hanya nuansa
abu-abu, gangguan penglihatan, penglihatan kabur, distorsi, silau, diplopia, dan perubahan persepsi warna dan gejala-gejala tersebut akan bervariasi sesuai dengan jenis spesifik dari katarak.
ANATOMI MATA
Sklera
ANATOMI MATA
Kornea Selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan yang terdiri atas epitel, membrana bowman, stroma, membrana descemet, endotel. Pupil
Berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina dan
meningkatkan kedalaman fokus. Uvea Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid.
ANATOMI MATA
Lensa Struktur bikonveks, avaskular dan hampir transparan sempurna Tebal 4 mm, diameter 9 mm Mengandung 65% air dan 35% protein Kekuatan refraksi lensa berkisar antara 18-20 D yang berubah-ubah
sesuai akomodasi
ANATOMI MATA
Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa dengan membentuk serat lensa terus menerus serat lensa memadat di bagian sentral nukleus lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal, dan dewasa Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda korteks lensa Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut kapsula anterior dan yang dibelakangnya disebut kapsula posterior.
ANATOMI MATA
Sifat lensa : Kenyal dan lentur karena memegang peranan terpenting dalam
ANATOMI MATA
Fungsi lensa:
1. Alat Refraksi Untuk memfokuskan bayangan sehingga jatuh di retina (tepat pada macula lutea). Kekuatan refraksinya adalah +20D. Kekuatannya dapat bertambah pada saat lensa
bertambah cembung.
2. Akomodasi Kemampuan untuk menambah kecembungan lensa supaya bisa menambah kekuatan refraksi. Biasanya, pada saat bayangan jatuh dibelakang retina. Proses akomodasi biasanya
disertai dengan 2 proses lainnya yaitu miosis dan konvergensi (trias penglihatan dekat).
ANATOMI MATA
Badan Kaca
Suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa dan retina. Bersifat semi cair di dalam bola mata. Fungsinya mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat. Retina
Bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina
berbatas dengan koroid dan sel pigmen epitel retina, yang terdiri atas lapisan epithelium pigmentalis, stratum conii et bacilli, membrana limitans eksterna, stratum granularis eksterna, stratum granularis interna, stratum plexiformis interna, stratum ganglionaris, stratum nervi optici, dan membrana limitans interna
ANATOMI MATA
Saraf Optik Saraf optik membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu saraf penglihat dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik ataupun perubahan toksik dan anoksik yang mempengaruhi penyaluran listrik.
FISIOLOGI PENGLIHATAN
DEFINISI KATARAK
adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduanya.
KLASIFIKASI KATARAK
1. Menurut penyebab:
Senilis
Penyakit sistemik (diabetes mellitus, galaktosemia, insufisiensi ginjal, sindrom Lowe, penyakit Wilson, distrofi myotonik, tetanus dan kelainan kulit) Komplikata (uveitis anterior, kelainan vitreus dan retina herediter, miopia tinggi, glaukoma fleken, neoplasma intraokular) Trauma (konkusio (rosette cataract), radiasi sinar inframerah (katarak glassblower's), sengatan listrik, radiasi ion)
KLASIFIKASI KATARAK
Toksik (kortikosteroid, klorpromazin, agen miotika, busulfan, amiodaron)
Infeksi Maternal (rubela, toksoplasmosis, CMV) Toksisitas Obat Maternal (talidomid, kortikosteroid) Katarak Presenil (myotonic dystrophy, dermatitis atopik, defisiensi enzim) Herediter Katarak sekunder (Posterior Capsular Opacity = PCO, yang muncul setelah dilakukannya operasi katarak)
KLASIFIKASI KATARAK
2. Menurut lokasi anatomis:
Kapsular Subkapsular Nuklear Kortikal Lamelar atau zonular Sutural
3.
Menurut usia
KLASIFIKASI KATARAK
4. Menurut stadium kekeruhan Imatur : kekeruhan pada sebagian lensa Insipien
Intumesen
Matur : kekeruhan pada seluruh lensa, mengganggu penglihatan. Hipermatur : kapsul anterior menyusut dan tampak keriput karena kebocoran air dari lensa.
Katarak Imatur
Katarak Matur
Katarak Hipermatur
Kekeruhan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Iris
Terdorong
Normal
Tremulans
Dangkal
Normal
Dalam
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow test
Positif
Negatif
Negatif
Penyulit
Glaukoma
PATOGENESIS
1. Teori hidrasi
Terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yang menyebabkan kekeruhan lensa. 2. Teori sklerosis Lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut tersebut
PROGRESIVITAS KATARAK
1. Stadium pemisahan lamelar Proses hidrasi menyebabkan terjadinya pemisahan korteks dari nukleus. 2. Katarak insipien Visus belum terganggu, namun ada keluhan silau pada siang hari. 3. Katarak imatur Kekeruhan sudah mengganggu visus. Lensa berwarna putih keabu-abuan dan shadow test (+).
PROGRESIVITAS KATARAK
4. Katarak intumesen Lensa menarik air sehingga menjadi lebih cembung dan bilik mata depan menjadi dangkal sehingga sudut bilik depan tertutup dan menyebabkan timbulnya glaukoma (glaukoma fakomorfik). 5. Katarak matur Seluruh korteks menjadi buram. Visus berkurang menjadi hanya dapat menilai
persepsi cahaya. Iris bayangan tidak terlihat (shadow test (-)) dan lensa tampak seperti
mutiara putih.
PROGRESIVITAS KATARAK
6. Katarak hipermatur
Terdapat 2 bentuk: Morgagnian : Korteks mengalami pencairan dan berwarna seperti putih susu. Nukleus lensa jatuh dan menempel ke bawah. Katarak Sklerotik : cairan dari korteks lensa diserap dan lensa menjadi keriput. Mungkin ada endapan bahan calcific pada kapsul lensa. Bilik depan menjadi lebih dalam dan iris mejadi bergetar/tremulans (iridodonesis). Zonula zinii menjadi lemah, sehingga meningkatkan risiko subluksasi/dislokasi lensa.
PROGRESIVITAS KATARAK
Korteks yang mencair dapat bocor keluar dari lensa dan mengakibatkan terjadinya uveitis atau glaukoma (glaukoma fakolitik). Visus biasanya menjadi 1/60 (hitung jari).
Silau
Sensitivitas penglihatan warna berkurang Pemeriksaan katarak imatur dengan menggunakan oftalmoskop direk terlihat fundus
yang keruh
PEMERIKSAAN
1. Visus dasar dan visus koreksi terbaik Pada katarak, visus dapat menurun yang tidak akan diperbaiki dengan pemakaian kacamata. 2. Reflex pupil Pada katarak matur, reflex pupil negative karena cahaya sama sekali tidak dapat masuk ke dalam mata
PEMERIKSAAN
4. Pemeriksaan fundus, fundus reflex 5. Keadaan umum 6. Pemeriksaan fungsi macula dan USG (biometri pengukuran power IOL) Untuk mengetahui prognosis dan pemakaian lensa setelah operasi ekstraksi katarak.