You are on page 1of 46

ACNE

Nurul Fitriyah 20070310074

Definisi
Peradangan kronis dari unit pilosebasea yang disertai dengan penimbunan dan pemadatan bahan keratin yang ditandai dengan komedo, papul, nodul, pustul, dan kista di tempat predileksi. Unit pilosebasea adalah gabungan folikel rambut dengan kelenjar sebasea.

Klasifikasi Menurut Plewig & Kligman


Akne Vulgaris 1. Akne tropikalis 2. Akne fulminan 3. Pioderma fasiale 4. Akne mekanika
Akne Venenata 1. Akne kosmetika 2. Pomade acne 3. Akne Klor 4. Akne akibat kerja 5. Akne deterjen Akne Komedonal 1. Solar comedones 2. Akne radiasi (sinar X, kobal)

Klasifikasi Menurut Grupper


Akne sejati 1. Akne Vulgaris 2. Akne Venenata 3. Akne Fisika Erupsi akneiformis

Klasifikasi Berdasarkan Ada Tidaknya Peradangan


Tingkat I Hanya komedo pada muka Tingkat II Komedo, papul, pustul pada muka Tingkat III Komedo, papul, pustul dan peradangan yg lebih dalam. Lesi pada dada dan punggung Tingkat IV Akne konglobata

Klasifikasi Berdasarkan Faktor Penyebab

Akne Endogen 1. Akne Vulgaris 2. Akne Konglobata 3. Akne hormonal

Akne Eksogen 1. Akne Venenata 2. Akne Klor 3. Akne Fisik Erupsi Akneiformis

Faktor Pencetus
Genetik Makanan (coklat, kacang, kopi, soda) Hormon (androgen) Kejiwaan (stress) Musim dan cuaca (penghujan/dingin memburuk) Bahanbahan kimia, kosmetik (bahan komedogenik) Mekanis (trauma, tekanan) Infeksi bakteri Radiasi UV (hiperkeratosis komedogenik) Obat-obatan (Rifampisin, INH, kortikosteroid, thiourasil)

Acne Endogen

Merupakan jenis jerawat yang banyak dipengaruhi faktor di dalam diri manusia yaitu faktor keturunan, faktor hormonal. 1. Akne Vulgaris 2. Akne Konglobata 3. Akne Hormonal

Acne Vulgaris
Definisi Peradangan kronis dari unit pilosebasea yang disertai dengan penimbunan dan pemadatan bahan keratin yang ditandai dengan komedo, papul, nodul, pustul, dan kista di tempat predileksi : wajah, leher, dada, dan punggung pada orang usia pubertas. Epidomiologi Insidensi tertinggi: wanita pd usia 14-17 tahun pria: 16-19 tahun.

Patogenesis Produksi sebum yang meningkat karena peningkatan hormon androgen (5- DHT). Kolonisasi kuman Propioni bacterium acne/Corineae bacterium acne yang menghasilkan enzim lipase, protease, neuramidase, hyaluronidase. Perubahan biokimiawi pada susunan lemak kulit (trigliserid dihidrolisis oleh kuman menjadi FFA/free fatty acid). Penyumbatan pada pilosebasea karena proliferasi bahan keratin. Stres psikis yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis. Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis tersebut

Gejala Klinis Predileksi : Muka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas, dan kadang-kadang glutea.

Erupsi kulit polimorfi dengan gejala predominan komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun keluhan umumnya adalah estetis.

Klasifikasi Akne Komedonal Lesi yg dominan komedo (open/black head comedo yg terjadi karena proses oksidasi) dan (closed/ white head comedo/milia) yg berasal dari kelenjar sebasea. Akne Papulopustulosa Telah terjadi peradangan, ditandai dengan adanya papul dan pustula. Akne Nodulokistika Dijumpai benjolan-benjolan besar, baik yg padat (nodul) maupun yg berisi nanah (pustul) dan menimbulkan keluhan nyeri.

Varian Akne Vulgaris Akne Tropika Orang yang tinggal di daerah tropis. Akne Mekanik Timbul akibat tekanan/rangsangan berulang, misal timbul akne di dahi akibat pemakaian topi. Akne Fulminan Secara mendadak dalam bentuk berat. Pyoderma fasciale Akne Neonatorum Akibat pengaruh hormon ibu Akne setelah pengobatan hormonal Estrogen atau progesteron

Diagnosis Banding Erupsi Akneiformis Diinduksi obat (erupsi papulopustulosa mendadak tanpa komedo di hampir seuruh tubuh. Dapat disertai demam, terjadi padd semua usia). Akne Venenata dan akne akibat rangsangan fisik Lesi monomorf, gatal (-), lesi komedo/papul, predileksi di tempat kontak zat kimia/rangsang fisiknya. Rosasea Peradangan kronik di daerah muka dengan lesi eritem, pustul telangiektasi & hipertrofi kelenjar sebasea, tidak ada komedo. Dermatitis Perioral Biasanya pada wanita, eritema polimorf, papul dan pustul disekitar mulut, gatal.

Penatalaksanaan Pencegahan dengan menghindari faktor pencetus dan menjaga higienitas. Terapi 1. Topikal a. Bahan iritan sebagaii peeling, misalnya Sulfur 4-8%, Resorsinol 1-5%, as. Salisilat 2-5%, peroksida benzoil 2,5-5%, as. Azealat 1520% dan as. Glikolat 3-8%. b. Antibiotik, misalnya Oksi Tetrasiklin 1%, Eritromisin 1% dan Klindamisin fosfat 1%. c. Antiradang (Hidrokortison 1-2,5%, Kenakort 10mg/cc intralesi untuk akne nodulokistik) d. Etil laktat 10%

2. Sistemik a. Antibiotik: Tetrasikin 250mg-1gr/hr, Eritromisin 4x250mg/hr, Doksisiklin 50mg/hr, Trimetoprim 3x100mg/hr

b. Hormonal: Estrogen 50mg/hr selama 21 hr dalam sebulan, Antiandrogen siproteron asetat 2mg/hr. Terapi ini diberikan pada wanita dewasa dengan akne vulgarsi yang gagal dengan terapi lain. c. Kortikosteroid: Prednison 7,5mg/hr, Deksametason 0,250,5mg/hr
d. Vit.A/Retinoid oral sebagai antikeratinisasi 50.000-150.000 IU/hr

e. Isotretionin 0,5-1mg/kgBB/hr
f. Obat lain: Ibuprofen 600mg/hr, Dapson 100mg/hr, seng sulfa 2x 200mg/hari

Bedah Diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut setelah akne vulgaris sembuh: 1. Bedah skalpel untuk meratakan sisi jaringan parut yg menonjol/eksisi elips pd jar parut hipotrofik yg dalam. 2. Bedah listrik (elektrofulgurasi/ elektrodesikasi) pada komedo tertutup . 3. Bedah beku dg CO2 beku/ N2 cair. 4. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertrofi paska akne yg luas.

Rehabilitasi Hiperpigmentasi Cacat sementara berupa kehitaman akibat pemencetan. Dapat dibiarkan saja, dapat hilang sendiri Atrofi Cekungan-cekungan kecil yg dangkal, dapat dilakukan dermabrasi. Jika tidak begiru banyak, tepinya tajam, bagian tepi cekungan dikikis dengan elektrodesikasi. Apabila cacat ckup dalam, agak luas dan sedikit dilakukan skin grafting dan eksisi pada bagian yg cacat. Hipertrofi

Seperti keloid, diinjeksi Triamsinolon asetonide intralesi, 2-3 minggu sekali s/d lesi mengecil. Jika hipertrofinya kecil dilakukan elektrodesikasi.

Papul eritematosa dan komedo pada wajah pasien dengan akne derajat sedang

Akne Konglobata
Definisi

Adalah penyakit inflamasi dengan komedo, nodul, kista dan abses akibat terjadinya gangguan sistem drainase pada unit pilosebasea sehingga terbentuk saluran-saluran di bawah kulit. Bersifat kronis dan menahun.
Penyembuhannya terjadi dengan jaringan parut yang berat, yang biasanya merupakan keloid. Tipe ini jarang dan biasanya muncul pada dewasa, lebih banyak pada pria. Patogenesis Tidak diketahui dengan pasti, diduga karena penyembuhan yang berulang dari coagulase-positive staphylococci,dan kadang -hemolytic streptococci, hal ini sering dianggap sebagai pyoderma primer

Manifestasi klinis Campuran dari komedo, papul, pustul, nodul, kiste, abses dan jaringan parut di punggung, pantat, dada dan sedikit perluasan di abdomen, bahu, leher, muka, lengan atas, dan paha. Lesi inflamasinya biasanya besar, sakit, dan berwarna kehitaman. Penyembuhannya mengakibatkan campuran skar keloid dan lesi cekung. Mirip akne nodulokistika, tetapi lebih berat.

Diagnosis Banding Akne Tropika Terjadi hanya pd orang yg tinggal di daerah tropis Akne Fulminan Timbul mendadak dalam bentuk berat Chlor acne Terjadi pd orang yg sering memegang/ menghirup zat-azat yg mengandung klorin Hidradenitis suppurativa Predileksi di aksila

Penatalaksanaan Antibiotik intensif Kortikosteroid intralesi Kortikosteroid sistemik Terapi sinar-x Debridemen Insisi Eksisi Isotretinoin

Nodus, kista, papul,pustule, skar hipotrofi dan hipertrofi.

Akne Hormonal
Definisi Timbulnya akne yg mendadak akibat peranan faktor hormonal, yaitu turunnya kadar hormon estrogen dan naiknya kadar androgen, misalnya pada premenstrual akne. Prinsip terapi pd akne jenis ini adalah peningkatan estrogen untuk menghambat kerja androgen. Jadi peran terapi estrogen tidak langsung mengurangi produksi sebum.

Penatalaksanaan Preparat yg tersedia adalah etinil estradiol dan mestranol (Diane, Yasmin) Pemberiannya diberikan pada hari pertama menstruasi. Efek sampingnya adalah mual, vaginitis, monilian, kloasma, hipertensi, fenomena trombolik, gangguan menstruasi yg terjadi setelah bulan ke-4 pemakaian dan efek mitotik sehingga dikontraindikasikan pada keganasan uterus, kista ovarium dan Ca mammae, varises dan penyakit hepar. Pada pria tidak dianjurkan karena berefek feminisasi ginekomastia, atrofi testis dan penurunan libido.

Acne Eksogen

Akne yg timbulnya memerlukan faktor luar seperti zat tertentu dan pemakaian minyak pd kulit. 1. Akne Venenata 2. Akne Klor 3. Akne Fisik

Akne Venenata
Definisi Merupakan akne dengan bahan kimia sebagai pencetus, yaitu hidrokarbon organik dan lipid (lemak).

Varian Akne Venenata Akne kosmetika Karena komponen aknegenik dalam kosmetik misalnya lanolin dan parafin yg dapat menimbulkan komedo tertutup (komedogenik) Occupational acne

Timbulnya akne pada pekerja-pekerja yg berhubungan dengan preparat ter/minyak


Pomade acne

Akne kosmetika yg timbul akibat pemakaian minyak rambut

Akne Klor
Terdapat pada orang yang sering memegang atau menghirup zat-zat yang mengandung klorin misalnya pekerja industri herbisida dan insektisida (tetrachlordibenzo-p-

dioxin/ TCDD). Klorin dalam bentuk chlorinated aromatic


hidrocarbon ini bersifat akneigenik.

Akne Fisik
Akne senilis Pada orang tua dg komedo hitam, mungkin karena pengaruh sinar matahari. Akne aestivalis Akibat pajanan matahari, biasanya pd bahu, lengan, leher, dada berupa erupsi papuler monomorf. Akne karena radiasi kobalt/sinar x

Erupsi Akneiformis
Definisi Merupakan kelainan kulit yang menyerupai akne berupa reaksi peradangan folikular dengan manifestasi klinis papulopustular. Biasanya komedo (-) dan kista (-). Biasanya merupakan satu dari sekian banyak efek samping obat sistemik/topikal.

Etiologi Induksi obat sistemik Kortikosteroid, ACTH, INH, Iodida & bromida, Vit. B2, B6, B12, Fenobarbital, Difenilhidantoin, Trimetadion, Tetrasiklin, Litium, pil kontrasepsi, Kina, Rifampisin, Tiourea, Tiourasil, Aktinomisin D. Aplikasi topikal Kortikosteroid, PUVA, radiasi.

Bahan kimia, kosmetik, tekanan pada kulit

Gejala Klinis Predileksi : diseluruh bagian tubuh yang mempunyai folikel pilosebasea.

Khas ditandai dengan munculnya secara mendadak dan cepat, gambarannya monomorf berupa bintil merah, permukaannya halus pada daerah predileksi akne. Dapat disertai demam, malaise, dan gatal (-).
Papul dan pustul, monomorfik atau oligomorfik, tanpa komedo.

Diagnosis Banding Akne venenata Akne vulgaris Dermatitis medikamantosa Folikulitis

Papul eritematosa miliar tersebar hampir simetris di dada

Penatalaksanaan Penghentian konsumsi obat pencetus Obat yang bersifat iritan: a. Sulfur 4-8% b. Resorsinol 1-5% c. Asam salisilat 2-5% d. Asam vit. A 0,025-0,1% ( Tretionin, Vitacid, Trache, Eudina, Refiderm) e. Asam Azealat 15-20% Terapi simptomaatis untuk gejala prodormal

Rosasea
Definisi Penyakit kulit kronis pada sentral wajah (yang menonjol atau cembung) yang ditandai dengan kemerahan pada kulit dan teleangiektasi/ penonjolan pembuluh dara disertai episode peradangan yang memunculkan erupsi papul, pustul dan edema. Epidemiologi Insidensi tertinggi pada usia 30-40 tahun, tetapi dapat terjadi pada remaja dan orang tua. Wanita lebih sering terkena daripada pria.

Etiologi Makanan Psikis Obat-obatan Infeksi Musim Imunologi Lain2 (def. vitamin, hormonal)

Gejala Klinis Predileksi : wajah, terutama hidung dan pipi, dagu, kening dan alis Awalnya bercak merah di wajah, meluas, dan menetap. Tampak teleangiektasia. UKK : Eritema, papul, pustul, telangiektasia numular sampai plakat, komedo (-).

Diagnosis Banding Akne vulgaris Terdapat black head dg distribusi luas dan membaik dg cahaya matahari. Akne dpt terjadi bersamaan dg Rosasea (akne rosasea) Dermatitis seboroik Tidak terdapat pustula dan dapat terjadi perubahan eksematous Dermatitis perioral Biasanya pd wanita, adanya pustula di sekitar mulut dan dagu. Sering kambuh menjelang menstruasi. Respon terhadap tetrasiklin oral biasanya baik Lupus eritematosus Peka cahaya, eritema dan jaringan parut tanpa pustula Erupsi obat Biasanya eritema menyeluruh

Penatalaksanaan Topikal Tetrasiklin Metronidazol Imidazole Isotretinoin Sistemik Tetrasiklin Isotretinoin Metronidazole Lain-lain SPF Masase fasial Bedah

Rinofima
Definisi Pembesaran hidung tak teratur yang terjadi bertahuntahun akibat peningkatan progresif jaringan ikat, hiperplasi kelenjar sebasea, ektasia vena, dan inflamasi kronik yang dalam Etiologi Diduga akibat alkoholisme Epidemiologi Lebih sering pd pria 40-50 tahun dengan kulit yg sebore Predileksi Ujung hidung, kemudian melebar ke sekitarnya, ala nasi, dan kolumela Daerah paranasal, ujung dagu, dan cuping telinga

Tipe Glandular Akibat hiperplasi kelenjar sebasea lebih dominan Fibrosa Akibat hiperplasi jaringan konektif Fibroangioma Akibat hiperplasi jaringan ikat dan pelebaran pembuluh darah Aktinik Akibat massa nodular jaringan elastik

Diagnosis Banding Karsinoma sel basal Paling sering di hidung, lesi berupa papul, plak, nodul, tumor, telangiektase dg eritema, skuama, erosi, ulkus Adenoma sebasea Hiperplasi kelenjar sebasea, predileksi punggung, tungkai. Bercak Shagren dan Ashleaf (+) Penatalaksanaan Bedah kulit (bedah skalpel, bedah listrik atau dermabrasi)

Prognosis Biasanya berkembang secara progresif dan pada bedah kulit sering rekuren. Kecenderungan ke arah keganasan dapat terjadi pada kurang lebih 10% kasus

You might also like