You are on page 1of 19

EDY SUPRAPTO

Page 2

Penyelesaian:
1. Secara analitis (untuk pers. sederhana)
2. Secara numerik (untuk pers. sulit)

UMUM
Metode Numerik: teknik yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang diformulasikan
secara matematis dengan cara operasi hitungan
(arithmetic).
Persamaan
Matematis
Permasalahan
di Bidang IPTEK
Page 3
Terdapat kesalahan (error) terhadap
nilai eksak
UMUM
Hasil penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau
pendekatan dari penyelesaian analitis atau eksak.
METODE
NUMERIK
Hasil:pendekatan dari penyelesaian
Analitis (eksak)
Dalam proses perhitungannya (algoritma)
dilakukan dengan iterasi dalam jumlah
yang sangat banyak dan berulang-ulang
Page 4
UMUM
Metode numerik banyak digunakan di berbagai bidang, seperti bidang
teknik (sipil, elektro, kimia, dsb), kedokteran, ekonomi, sosial, dan
bidang ilmu lainnya.

Berbagai masalah yang ada di berbagai displin ilmu dapat
digambarkan dalam bentuk matematik dari berbagai fenomena yang
berpengaruh. Misalnya gerak air dan polutan di saluran, sungai dan
laut,aliran udara, perambatan panas, dsb dapat digambarkan dalam
bentuk matematik.

Untuk itu diperlukan METODE NUMERIK untuk menyelesaikan
persamaan permasalahan di atas.

Page 5
KESALAHAN (ERROR)
Penyelesaian secara numeris memberikan nilai perkiraan yang
mendekati nilai eksak (yang benar), artinya dalam penyelesaian
numeris terdapat kesalahan terhadap nilai eksak.
Terdapat tiga macam kesalahan:
1. Kesalahan bawaan: merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau
kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum
fisik dari data yang diukur.

2. Kesalahan pembulatan: terjadi karena tidak diperhitungkannya
beberapa angka terakhir dari suatu bilangan, artinya nilai perkiraan
digunakan untuk menggantikan bilangan eksak.
contoh, nilai:
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
Page 6
KESALAHAN (ERROR)
3. Kesalahan pemotongan: terjadi karena tidak dilakukan hitungan
sesuai dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh
suatu proses tak berhingga diganti dengan proses berhingga.
Contoh fungsi dalam matematika yang dapat direpresentasikan
dalam bentuk deret tak terhingga yaitu:


..........
! 4 ! 3 ! 2
1
4 3 2
+ + + + + =
x x x
x e
x
Nilai eksak dari diperoleh apabila semua suku dari deret
tersebut diperhitungkan. Namun dalam prakteknya,sulit untuk
menghitung semua suku sampai tak terhingga. Apabila hanya
diperhitungkan beberapa suku pertama saja, maka hasilnya tidak
sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
memperhitungkan beberapa suku pertama disebut dengan
kesalahan pemotongan.
x
e
Page 7
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF
Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dan kesalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut:

p = p* + E
e
dengan:
p : nilai eksak
p* : nilai perkiraan
E
e
: kesalahan terhadap nilai eksak

Sehingga dapat dicari besarnya kesalahan adalah sebagai perbedaan
antara nilai eksak dan nilai perkiraan, yaitu:
E
e
= p p*
Kesalahan Absolut
Pada kesalahan
absolut,tidak
menunjukkan besarnya
tingkat kesalahan
Page 8
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF
Kesalahan relatif: besarnya tingkat kesalahan ditentukan dengan
cara membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
p
E
e
e
= c
Kesalahan Relatif
terhadap nilai eksak
Kesalahan relatif sering diberikan dalam bentuk persen.
% 100 =
p
E
e
e
c
Page 9
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF
% 100
-
=
p
E
a
a
c
Dalam metode numerik, besarnya kesalahan dinyatakan berdasarkan
nilai perkiraan terbaik dari nilai eksak,sehingga kesalahan mempunyai
bentuk sebagai berikut:
dengan:
E
a
: kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* : nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai
perkiraan (approximate value).
Page 10
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF
Dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iteraktif,
dimana pada pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan
perkiraan sebelumnya.
Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelumnya
dan perkiraan sekarang.
% 100
1
*
*
1
*

=
+
+
n
n n
a
p
p p
c
dengan:
: nilai perkiraan pada iterasi ke n
: nilai perkiraan pada iterasi ke n + 1
n
p
*
1
*
+ n
p
Page 11
SOAL
1. Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm dan
9 cm. Apabila panjang yang benar (eksak)berturut-turut adalah 10.000
cm dan 10 cm, hitung kesalahan absolut dan relatif.

2. Hitung kesalahan yang terjadi pada nilai e
x
dengan nilai x = 0,5 apabila
hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja. Nilai eksak dari
e
0,5
= 1,648721271


Page 12
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode
numerik,terutama penyelesaian persamaan diferensial.
Bentuk umum deret Taylor:


Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik x
i
dan semua turunan f terhadap x
diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai
f pada titik x
i+1
yang terletak pada jarak x dari titik x
i
.

n
n
i
n
i i i i i
R
n
x
x f
x
x f
x
x f
x
x f x f x f +
A
+ +
A
+
A
+
A
+ =
+
!
) ( .....
! 3
) ( ' ' '
! 2
) ( ' '
! 1
) ( ' ) ( ) (
3 2
1
f(x)
Order 2
Order 1
x
i
x
i+1
f(x
i
) : fungsi di titik x
i

f(x
i+1
) : fungsi di titik x
i+1

f , f ,..., f
n
: turunan pertama, kedua,
...., ke n dari fungsi
x : jarak antara x
i
dan x
i+1
R
n
: kesalahan pemotongan
! : operator faktorial
Page 13
Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku pada deret Taylor tersebut
dan biasanya hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)


Artinya nilai f pada titik x
i+1
sama dengan nilai pada x
i
. Perkiraan tersebut
benar jika fungsi yang diperkirakan konstan. Jika fungsi tidak konstan,
maka harus diperhitungkan suku-suku berikutnya dari deret Taylor.

2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)



3. Memperhitungkan tiga suku pertama (order dua)



) ( ) (
1 i i
x f x f ~
+
Perkiraan order nol
! 1
) ( ' ) ( ) (
1
x
x f x f x f
i i i
A
+ ~
+ Perkiraan order satu
! 2
) ( ' '
! 1
) ( ' ) ( ) (
2
1
x
x f
x
x f x f x f
i i i i
A
+
A
+ =
+
Perkiraan order dua
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
Page 14
Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x
3
+ 12x
2
20x + 8,5. Dengan menggunakan
deret Taylor order nol, satu, dua dan tiga, perkirakan fungsi tersebut pada titik
x
i+1
= 0,5 berdasar nilai fungsi pada titik x
i
= 0.

Solusi:
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)


2. Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)









5 , 8 5 , 8 ) 0 ( 20 ) 0 ( 12 ) 0 ( 2 ) 0 ( ) 5 , 0 ( ) (
2 3
1
= + + = ~ =
+
f f x f
i
5 , 1
10 5 , 8
) 5 , 0 )( 20 ) 0 ( 24 ) 0 ( 6 ( 5 , 8
! 1
0 5 , 0
) 0 ( ' ) 0 (
! 1
) ( ' ) ( ) 5 , 0 ( ) (
2
1
=
=
+ + =

+ =
A
+ ~ =
+
f f
x
x f x f f x f
i i i
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)
Page 15
DERET TAYLOR
(Kesalahan Pemotongan)
Deret Taylor akan memberikan perkiraan suatu fungsi yang benar jika semua
suku dari deret tersebut diperhitungkan. Dalam prakteknya hanya beberapa
suku pertama saja yang diperhitungkan sehingga hasilnya tidak tepat seperti
pada penyelesaian analitik. Sehingga terdapat kesalahan (error) yang disebut
dengan kesalahan pemotongan (truncation error, R
n
), yang ditulis:


.....
! ) 2 (
) (
! ) 1 (
) ( ) (
2
2
1
1 1
+
+
A
+
+
A
= A =
+
+
+
+ +
n
x
x f
n
x
x f x O R
n
i
n
n
i
n n
n
O(x
n+1
) berarti kesalahan pemotongan mempunyai order x
n+1
atau
kesalahan adalah sebanding dengan langkah ruang pangkat n+1.
Kesalahan pemotongan tersebut adalah kecil apabila:
1. Interval x adalah kecil.
2. Memperhitungkan lebih banyak suku dari deret Taylor


Page 16
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)
Diferensial numerik digunakan untuk memperkirakan bentuk diferensial
kontinyu menjadi bentuk diskret.
Untuk menghitung diferensial turunan pertama dapat diturunkan berdasar
deret Taylor, yang dapat dituliskan dalam bentuk:



) (
! 1
) ( ' ) ( ) (
2
1
x O
x
x f x f x f
i i i
A +
A
+ =
+
) (
) ( ) (
) ( '
1
x O
x
x f x f
x f
x
f
i i
i
A
A

= =
c
c
+
Turunan pertama dari f terhadap
titik x
i
didekati oleh kemiringan
garis yang melalui titik B(x
i
,f(x
i
))
dan titik C(x
i+1
,f(x
i+1
)).
Bentuk diferensial di atas disebut
diferensial maju order satu.
A
B
C
i-1
i i+1
maju
terpusat
mundur
x
y
Page 17
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)
Jika data yang digunakan adalah titik x
i
dan x
i-1
maka disebut diferensial
mundur, dan deret Taylor menjadi:

Atau


.....
! 3
) ( ' ' '
! 2
) ( ' '
! 1
) ( ' ) ( ) (
3 2
1
+
A

A
+
A
=

x
x f
x
x f
x
x f x f x f
i i i i i
) (
! 1
) ( ' ) ( ) (
2
1
x O
x
x f x f x f
i i i
A +
A
=

) (
) ( ) (
) ( '
1
x O
x
x f x f
x f
x
f
i i
i
A
A

= =
c
c

A
B
C
i-1
i i+1
maju
terpusat
mundur
x
y
Page 18
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)
A
B
C
i-1
i i+1
maju
terpusat
mundur
x
y
Jika data yang digunakan adalah titik x
i-1
dan x
i+1
maka disebut diferensial
terpusat. Apabila pers. deretTaylor dikurangi pers. Deret Taylor (untuk
diferensial mundur) didapat :

atau

atau


.....
! 3
) ( ' ' ' 2
! 1
) ( ' 2 ) ( ) (
3
1 1
+
A
+
A
=
+
x
x f
x
x f x f x f
i i i i
6
) ( ' ' '
2
) ( ) (
) ( '
2
1 1
x
x f
x
x f x f
x f
x
f
i
i i
i
A

= =
c
c
+
) ( '
i
x f
) (
2
) ( ) (
) ( '
2 1 1
x O
x
x f x f
x f
x
f
i i
i
A +
A

= =
c
c
+
Page 19
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)
A
B
C
i-1
i i+1
maju
terpusat
mundur
x
y

You might also like