You are on page 1of 30

TUBERKULOSIS

(Referat) Oleh : Edy Timanta Tarigan, S. Ked. Preceptor : (0818011056)

dr. Haryadi, Sp. Rad


SMF RADIOLOGI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG MARET 2013

Definisi
penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer

Epidemiologi
-

WHO (2006) Indonesia urutan ke-3 setelah India dan China jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 Penyebab kematian terbesar ke -3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan Penyakit Infeksi penyebab kematian no 1

Etiologi
1.

2.
3.

Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium bovis Sangat jarang disebabkan oleh Mycobacterium avium

Patogenesis

Diagnosis
Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, tuberculin tes, pemenksaan radiologis dan bakteriologis. Diagnosis pasti TB paru ditegakkan berdasarkan ditemukannya kuman Mycobacterium tuberkulosis.

1. Gejala Klinis
Demam Batuk / batuk darah Sesak nafas Nyeri dada Malaise

2. Pemeriksaan Fisik
-

konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia suhu subfebris berat badan menurun Bila dicuragai adanya infiltrate yang agak luas, maka didapatkan perkusi redup dan auskulltasi suara nafas bronchial

3. Pemeriksaan Radiologi
1.

Tuberkulosis Primer

Tuberkulosis Primer
Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer ini adalah adalah limfadenopati, parenchymal disease, miliary disease, dan efusi pleura. Pada paru bisa dijumpai infiltrat dan kavitas. Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah Pleuritis eksudatif, akibat perluasan infitrat primer ke pleura melalui penyebaran hematogen

Tuberculosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto toraks PA dan lateral

Tuberculosis disertai komplikasi pleuritis eksudativ dan atelektasis - Pleuritis TB

Tuberkulosis sekunder atau tuberkulosis reinfeksi Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau timbul reinfeksi pada seseorang yang semasa kecilnya pernah menderita tuberculosis primer, tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri. Kavitas merupakan ciri dari tuberculosis sekunder

Tuberculosis dengan cavitas

kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen

Sarang eksudatif, berbentuk awan atau bercakbercak yang batasnya tidak tegas dengan densitas rendah. Sarang produktif, berbentuk butir-butir bulat kecil yang batasnya tegas dan densitasnya sedang. Sarang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis-garis berbatas tegas, dengan densitas tinggi. Kavitas atau lubang Sarang kapur ( kalsifikasi)

Tuberculosis dengan cavitas

Tuberculosis dengan kalsifikasi

Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Leukosit sedikit meninggi, jumlah limfosit masih di bawah normal, laju endap darah mulai turun ke arah normal lagi. Sputum : ditemukan kuman BTA Tes Tuberkulin. Biasanya dipakai tes Mantoux. Tes tuberculin hanya menyatakan apakah seseorang sedang atau pernah mengalami infeksi M.tuberculosae

Komplikasi

Komplikasi dini: pleuritis , efusi pleura, empiema, laryngitis

Komplikasi lanjut; TB usus, Obstruksi jalan nafas , Fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gaal nafas dewasa, meningitis TB

Pengobatan
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan.

Obat-obatan yang dipakai

Jenis obat utama (lini I) yang digunakan : INH Rifampisin Pirazinamid Streptomisin Etambutol Jenis obat tambahan lainnya (lini 2) Kanamisin Amikasin Kuinolon Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin + asam klavulanat Beberapa obat berikut ini masih tersedia di Indonesia antara lain: Kapreomisin, Sikloserin, PAS (dulu tersedia), Derivat rifampisin dan INH, Thiomides.

Panduan Pengobatan

1. TB paru BTA + atau BTA -, lesi luas 2 RHZE / 4 RH atau 2 RHZE / 6 HE 2. Kambuh : RHZES/ IRHZE sesuai hasil uji resistensi atau 2 RHZES/ 1 RHZE/ 5 RHE - Gagal pengobatan: 3-6 kanamisin, oflosaksin, etionamid, sikloserin/ 15-18 ofloksasin, etionamid, sikloserin, atau 2 RHZES/1 RHZE/ 5 RHE 3. TB paru putus obat Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti minum obat dan keadaan klinis, baketeriologi, dan radiologi saat ini atau 2 RHZES/ IRHZE/ 5R3H3E3

Panduan Pengobatan
4. TB paru BTA -, lesi minimal

2 RHZE/ 4 RH atau 6 RHE atau 2 RHZE/ 4 R3H3


5. TB paru kronik

RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan)
6. MDR TB

Sesuai uji reistensi + OAT lini 2 atau H seumur hidup.

References
Amin Z, Bahar S. Tuberkulosis paru. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I , Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI , 2006: 998-1005, 1045-9.

Price. A,Wilson. L. M. Tuberkulosis Paru. Dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, bab 4, Edisi VI. Jakarta: EGC, 2004 : 852-64
NN. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 27 Juli 2009. Diunduh dari http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf Gerakan Terpadu Nasional Penanganan TB. 2007. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan TB. edisi 2. cetakan pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.2006. Tuberkulosis, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Citra Grafika, Jakarta. Anonym. 2003. Prevalence and Incidence of Tuberculosis, (Cureresearch), Available: http://www.Cureresearch.com/Tuberculosis/Prevalence.htm (Akses: 18 Mei 2009) Joshua Burrill, FRCR Christopher J. Williams, FRCR Gillian Bain, FRCR et all . Tuberculosis ; Radiological Review . Radiographics Vol 27 No.5 Pg.1255-1265 . SeptemberOctober 2007 Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2005.

THANK YOU

for your valuable time

You might also like