You are on page 1of 27

Jurnal

rhinitis dan sinusitis


2010 American Academy of Allergy, Asthma & Immunology (J Allergy Clin Immunol 2010;125:S103-15)

Diterjemahkan oleh: Jemmy ariesandy

Rhinitis

Latar belakang
Peradangan dari selaput lendir hidung Infiltrasi sel peradangan yang tidak karakteristik dari semua gangguan o Gejala:
o Bersin o Hidung gatal o Hidung buntu o Hidung berair / pilek

Rhinitis dapat disebabkan oleh Alergi Non-alergi Infeksi Hormonal Kerja Faktor lain

Rhinitis alergi rhinitis kronis (paling umum) 30-50% dipicu alergi 44-87% akibat campuran (alergi bukan alergi) 10-20% akibat alergi musiman Rhinitis alergi parah mengakibatkan:
Kualitas tidur hidup terganggu (76% pasien) Penurunan performa dalam bekerja Mendengkur saat tidur

Anatomi dan fisiologi hidung


cavity hidung dibagi oleh septum nasal, dikarenakan :
Tulang hidung terlalu ke atas Cartilage terlalu ke dalam Turbinasi cavity nasal (atas,tengah, bawah) bertugas: Penyaringan udara Humidifikasi Regulasi suhu berjalan bersama mukosa epitel kolumnar bersilia pseudostratified melewati membrane basement dan submukosa(lamina propria)

Jaringan hidung adalah pembuluh darah (sebagian besar), maka perubahan signifikan dapat mengakibatkan obstruksi hidung. Stimulasi saraf
simpatis: Vasokonstriksi Konsekuen penurunan di resistant jalan nafas hidung Parasimpatis: Mempromosikan sekresi dari jalan nafas gland kongesti hidung

patofisiologi
Penyebab rhinitis alergi protein dan glikoprotein dalam :
Tungau debu (udara) Residu kecoa Danders (hewan) Serbuk sari Partikel disimpan dalam lendir hidung dengan elusi selanjutnya dari protein alergi dan menyebar ke jaringan hidung

Awal/langsung respon alergi inhalasi alergen diakui antibodi igE kemudian terikat (sel mast & basofil) menyebabkan degranulasi dan pelepasan mediator preformed (histamine,tryptase) generasi de novo (leukotriene cysteinyl dan D2 prostaglandin) Mediator menyebabkan:
Kebocoran plasma dari pembuluh darah Pelebaran arteriovenous venule Merangsang aktif sekresi lendir dari sel kelenjar dan piala

Akhir fase respon mediator dan sitokin dilepaskan (fase awal) memicu kaskade kejadian (4-8jam) mengarah pada respon inflamasi (akhir respon)

Priming efek Jumlah alergen yg diperlukan untuk memperoleh suatu tanggapan langsung menjadi kurang ketika tantangan alergen diberikan berulang kali. Hiperresponsif mukosa terhadap pemicu nonantigenic (bau yg kuat & asap rokok)

Terkait gejala nonnasal

Sering disertai konjungtivitis alergi (rhinokonjungtivitis alergi), menghasilkan konjungtiva injeksi dan semosis dan gejala mata gatal dan berair.

Terkait dengan asma

Saluran nafas penyakit dimana antibodi igE sensitisasi terhadap aeroallergen dimana peradangan lokal di salah satu bagian saluran pernafasan menyebabkan perubahan peradangan lainnya.

Diagnosis banding, termasuk bentuk rhinitis nonalergi


Non alergi rhinitis tanpa eosinofil Non alergi rhinitis dengan sindrome eosinofil Rhinitis hormonal dan rhinitis karena kehamilan Obat penyebab rhinitis Makanan penyebab rhinitis Atropik rhinits Infeksi rhinitis

Diagnosis
Evaluasi penuh yg meliputi
Penyebab (hidung tersumbat, gatal pd hidung, hidung meler dan bersin) Pola gejala (jarang, musiman, abadi) untuk pilihan terapi Identifikasi dari faktor pengendapan Respon obat-obatan sebelumnya Kondisi hidup bersama Rinci sejarah lingkungan (rumah dan pekerjaan)

Penatalaksanaan
Tindakan penghindaran faktor alergen
Tungau debu rumah Jamur Hewan peliharaan Serbuk sari Kecoak

Obat-obatan
Anak-anak Lansia kehamilan

Harus dipertimbangkan berdasar populasi tertentu

Sinusitis

Anatomi dan fisiologi


Funsi sinus normal memerlukan:
Potensi dari setiap ostia sinus Fungsi mukosiliar normal Sistemik normal dan lokal kekebalan fungsi tubuh

Definisi dan gejala rinosinusitis


Peradangan hidung dan paranasal sinus Rinosinusitis akut menular CRS (rinosinusitis kronis) kurang jelas menular dan sering lebih peradangan. (infeksi) Akut:
Sampai 4 minggu hidung meler purulen Obstruksi hidung Wajah nyeri tekan

Subakut :
Rinosinusitis antara 4 dan 8minggu.

CRS :
Kondisi inflamasi yang melibatkan sinus paranasal dan saluran hidung dengan durasi minimal baik 8 atau 12 minggu.

4 gejala utama CRS:


1. Anterior, posterior atau drainase kedua mukopurulent 2. Obstruksi atau penyumbatan hidung 3. Nyeri wajah, tekanan, dan atau kepenuhan 4. Menurunnya kemampuan akal penciuman Minimal dua gejala utama diatas harus ada untuk membuat diagnosis.

Subtipe CRS dibagi menjadi 3 subtipe klinis:


CRS tanpa hidung poliposis (60%kasus) CRScNP (rinosinusitis dengan poliposis nasal) (20-33% kasus) AFRs (rinosinusitis alergi jamur) didefinisikan sebagai CRS disertai dengan:
1. Keberadaan dari musin alergi 2. Hifa jamur dalam musin 3. Bukti IgE-mediated alergi

Pengobatan rinosinusitis kronis

Topikal semprot hidung kortikosteroid (recommended) Antihistamin Antibiotik (meski belum disetujui)

Hampir semua pasien AFRs memiliki polip hidung


Kortikosteroid oral 0,5mg/kg sehari Topikal semprotan hidung kortikosteroid (recommended) untuk mengendalikan peradangan dan mencegah kekambuhan polip hidung.

operasi sinus:

Fungsional sinus operasi endoskopi adalah prosedur pilihan untuk op Didasarkan pada pengamatan bahwa CRS biasanya dimulai pada hidung dan menyebar melalui prechambers ethmoidal ke frontal dan maxilary sinus

Tujuan : mengembalikan potensi ke unit ostiomeatal daerah anatomi kunci drainase dari sinus ethmoid anterior rahang tas dan Koreksi deformitas septum Penghapusan parah concha bulosa deformitas Pemulihan potensi ke frontal sinus

Indikasi klasik untuk FESS:


1. Kekebalan CRS meskipun sudah mengalami terapi medis 2. Perbaikan deformitas anatomi yang dipercaya dapat mengkontribusi penyakit yang persisten 3. Debulking dari hidung yang mengalami polyposis lanjutan

Komorbiditis
Rhinitis alergi Defisiensi imun Penyakit Gastroesophageal reflux Cacat dalam kliren mukosiliar Penyakit sistemik Kelainan anatomi

Terima kasih

You might also like