Professional Documents
Culture Documents
4/17/2013
KASUS
Seorang laki-laki berusia 53 thn, dirujuk ke poli penyakit dalam dengan keluhan : Tidak enak badan, lemes dan mata berkunang-kunang pagi setelah minum satu gelas besar teh manis dan 2 bungkus roti. Sering b.a.k. malam hari, cepat lapar, BB turun drastis dalam setengah tahun terakhir. BB 70kg, TB 160cm, LOLA 27cm. Hasil pemeriksaan pada saat itu, TD 150/90mmHg, GDS 350mg/dl, total kolesterol 300mg/dl. Klien mengatakan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5kali, makan nasi banyak tidak masalah asalkan bukan air minum manis, dan hobinya jajan makanan pinggir jalan. Persepsi klien : menurutnya diet hanya untuk orangorang yang ingin kurus, dan gaya hidupnya selama ini tidak ada masalah
2
: DEFINISI, ETIOLOGI, MANIFESTASI KLINIS, FAKTOR RISIKO, PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN, TERAPI FARMAKOLOGI. JENIS & PRINSIP DIET DM FOOD SAFETY
PENGKAJIAN, PERENCANAAN (TUJUAN DAN INTERVENSI), DIAGNOSA KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.
RENCANA ASKEP YANG MENJAMIN KUALITAS ASUHAN HOLISTIK SECARA KONTINYU DAN KONSISTEN, PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI : DIABETES MELITUS BERDASARKAN KERANGKA ETIK DAN LEGAL YANG PEKA BUDAYA
ETIOLOGI
Merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai kenaikan kadar glukosa atau hiperglikemia (Brunner& Suddarth, 2002) Gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen, dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2006)
CONT..KONSEP DM
TIPE DM
CONT..KONSEP DM
CAUSA/PENYEBAB DARI MANIFESTASI KLINIS MANIFESTASI KLINIS YANG DITIMBULKAN AKIBAT HIPERGLIKEMI ATAU HIPOGLIKEMI
Fatigue, headache, drowsiness, tremor, pucat dan kulit lembab, rasa lapar, gangguan pengelihatan. 8
CONT..KONSEP DM
KOMPLIKASI AKUT PADA DM DKA (Diabetic Ketoacidosis) yang disebabkan karena hiperglikemi yang hebat sehingga menyebabkan asidosis metabolik. Hyperglicemic Nonketotic coma (HCCN) mengakibatkan dehidrasi dan kadar gula dlm darah di atas 800. Hipoglikemia.
KOMPLIKASI KRONIS PADA DM Penyakit ginjal atau kandung kemih. Stroke. Penyakit Jantung. Komplikasi pada Mata. Amputasi pada ekstremitas. Diabetik Neuropathy (Kehilangan sensasi pada area ekstremitas).
SIGNS AND SYMPTOMS : Fatigue. Frequent urination. Weight loss or gain. Slow healing wound. Increased appetite. Sexual problems. Blurry vision. Vaginal irritation. Numbs or tingling hands or feet. Excessive thirst.
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG DM
Laboratorium : Darah lengkap Urin lengkap Gula darah puasa Gula darah 2 jam PP HbA1C
11
CARA PENANGANAN DM
12
TERAPI FARMAKOLOGI
Obat Hipoglikemik Oral (OHO) Golongan sulfonilurea : glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Meningkatkan pelepasan insulin dari sel pankreas. Efek samping meningkatkan berat badan atau hipoglikemi Biguanid metformin, meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Indikasi untuk yang obesitas. Efek samping ggn saluran pencernaan Inhibitor -glukosidase; Akarbos bekerja menghambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan glukosa di dalam usus. Efek samping kembung dan diare.
Post prandial glukose regulators (PPGRI) : menstimulasi pelepasan insulin oleh sel pankreas dengan durasi kerja pendek, efek samping disfungsi hati. Terapi Insulin Diberikan pada semua pasien DM tipe 1 dan sebagian DM tipe 2. Diberikan secara injeksi subkutan biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan peroral.
13
14
Konsesus PERKENI 2002 tentang perencanaan makan bagi penyandang DM di Indonesia telah menyusun pedoman hidangan dengan komposisi seimbang yaitu Karbohidrat 60-70 % Lemak 20-30 % Protein 10-15 % Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan dan kegiatan jasmani untuk mempertahankan BB yang dikehendaki.
Makan makanan secara teratur (3 kali makanan pokok, 3 kali camilan dalam sehari, setiap hari dalam waktu kurang lebih sama). Makan makanan dengan jumlah kalori yang adekuat. Makan hidrat arang dengan jumlah yang sama setiap kali, makan makanan utama atau makanan camilan untuk meningkatkan pengendalian glukosa darah. Batasi asupan lemak (seperti : lemak jenuh rantai panjang). Batasi asupan gula sederhana. Meningkatkan asupan serat hingga 25 gr/hari. Lakukan olahraga 1 jam sebelum makan untuk meningkatkan pengendalian glukosa darah.
Jadwal makan yang teratur: jumlah kalori dari makanan sesuai dengan kebutuhan : dan jenis makanan dengan indeks glikemiks yang tinggi harus dibatasi. Asupan kolesterol < 300 mg/hari, karena klien DM tipe II menghadapi resiko tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Pada pasien Diabetes dengan dislipidemia, asupan kolesterol bahkan harus < 200 mg/hari. Asupan serat 25 mg/hari, meningkatkan konsumsi serat pangan yang larut maupun tidak larut. Hindari suplemen niasin yang berlebihan karena dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Suplemen ini biasanya digunakan untuk mengendalikan kadar kolesterol darah.
16
17/04/2013
FOOD SAFETY
Diabetes bisa mempengaruhi berbagai organ dan sistem tubuh Fisik Biologis Psikis (pengaruh budaya)
17
18
Social factor Attitude of health care worker, client motivation, lack of knowledge Family barriers Communication barriers Transcultural barriers Health care systems barriers : Reimbursement, Failed systems.
19
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA KEMAMPUAN PERAWATAN MANDIRI PASIEN DM SAAT PEMBELAJARAN
1.
2. 3. 4. 5.
Sikap dan kepercayaan Keyakinan yang kuat untuk memotivasi diri mengenal diabetes sehingga berpengaruh pada penanganan diabetes secara mandiri Status psikologis Diupayakan menghindari penundaan edukasi sehingga masalah dapat diatasi Cara belajar dan kemampuan membaca kemmpuan membaca, pendidikan akan mempengaruhi penerimaaan pengetahuan diabetes Kondisi fisik kondisi yg memungkinkan seseorang untuk belajar disesuaikan dengan vitalitas fisik Umur umur memungkinkan pelaksanaan edukasi sesuai pengelompokan sasaran pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan kemampuan
20
CONT..PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga tidak ada riwayat penyakit gula. Pemeriksaan fisik K/U klien compos mentis. Keluhan lemas, dan mata berkunangkunang. Hasil pemeriksaan BB 70 kg, TB 160 cm, TD 150/90 mmhg. GDS 350 mg/dl Kolesterol total 300 mg/dl
Kepala dan leher Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak mudah patah, tidak teraba KGB. Sistem integumen : turgor kulit baik, tidak ada lesi/ruam. Sistem pernafasan : klien bernafas tanpa otot bantu pernafasan. Sistem kardiovaskuler : TD 150/90 mmHg Sistem Urinarius : poliuria pd malam hari Sistem gastrointestinal klien merasakan cepat lapar, makan porsi besar satu piring penuh, nasi sehari 4-5 kali. Sistem musculoskeletal : Fatigue. Sistem neurologis : compos mentis, mengantuk.
22
CONT..PENGKAJIAN
Pola gaya hidup dan nilai yang dianut Gaya hidup : Porsi makan besar satu piring penuh, nasi sehari 4-5 makan. Jajan makanan di pinggir jalan Nilai yang dianut : menurut Tn. X gaya hidupnya tidak masalah, makan nasi banyak tidak masalah asalkaan bukan air manis. Diet hanya untuk orang-orang kurus.
Antropometri BBI = 53,3 (under weight) IMT= 27,3 BEE = 1464,6 kkal Memperkirakan kebutuhan kalori BBI x 25..60 x 25 = 1500 kalori
23
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan asupan makanan, hyperglikemi. Kriteria hasil :
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin. Tujuan : Nutrisi terpenuhi selama perawatan. Kriteria hasil :
Mampu mencerna kalori / energy yang tepat Tingkat energi normal BB stabil Hasil lab dalam batas normal.
Berat badan stabil, mencerna jumlah kalori tepat, menunjukkan tingkat energi.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengetahuan berhubungan dengan kesalahan informasi. Kriteria hasil :
tentang penyakitnya tentang pentingnya pengobatan tentang pentingnya makanan di rumah Pentingnya pengontrolan gula darah
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
INTERVENSI
1.Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan asupan makanan, hyperglikemi. Intervensi : Kaji nutrisi dasar : TB, BB. Ajarkan hubungan obesitas dengan diabetes. Timbang BB setiap dua hari. Kaji masukan makanan harian. Berikan konsultasi ahli gizi untuk kebutuhan kalori
CONT,,INTERVENSI
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin. Intervensi : Tentukan program diet dan pola makan pasien. Auskultasi bising usus. Identifikasi makanan yang disukai / dikehendaki. Lakukan pemeriksaan gula darah. 3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengetahuan berhubungan dengan kesalahan informasi.
Ciptakan lingkungan saling percaya Diskusikan dengan klien tentang penyakit DM Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat.
CONT INTERVENSI
4. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi. Intervensi
Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang adanya resiko tinggi infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8 Vol. 2. Jakarta: EGC. Engram, Barbara(1993) Medical Surgical nursing care plan.Alih bahasa Suharyati Samba (1999)Rencana Asuhan keperawatan medikal Bedah vol 3.Jakarta: EGC Hartono, A. ( 2006). Terapi gizi dan diet Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC Kariadi, S.H. (2009). Diabetes? siapa takut : Panduan lengkap untuk Diabetisi keluarganya dan professional medis. Bandung : Qanita. Mahendra, B., et.al (2008). Care your self diabetes mellitus. Jakarta : Penebar Plus. NANDA, International. (2011). Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 20092011. Jakarta : EGC. Sacher, R.A., & McPherson, R.A. (2004). Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium.Alih bahasa, Brahm U Pendit, Dewi Wulandari. Editor edisi bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto. Edisi 11. Jakarta : EGC. Smelzer, S.C., Bare B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & Suddart, Edisi 8. Vol.2. Jakarta : EGC Tjokroprawiro, Askandar(2006)Hidup sehat dan bahagia bersama Diabetes militusJakarta;EGC
29
30