You are on page 1of 72

PRESENTASI KASUS

DEMAM TIFOID

Moderator : dr. Rachmanto HSA, SpA Disusun oleh: Lucinda Corry Fitria 111.0221.119 Tutor : dr. Erita Ilyas, SpA KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO PERIODE 27 MEI 03 AGUSTUS 2013

STATUS PENDERITA

ANAMNESA
Autoanamnesa dan alloanamnesa (ibu pasien). Pada hari Minggu, 16 Juni 2013, pukul 15:13 WIB.
IDENTITAS

Nama Penderita Jenis kelamin TTL / Umur Pendidikan Nama Ayah Pekerjaan Pendidikan Nama Ibu Pekerjaan Pendidikan Hubungan dg orang tua Agama Suku Bangsa Alamat

: An. AH : Laki-laki : Jakarta, 18 May 1998 / 15 tahun : SMP kelas 2 : Tn. AJ (Alm) : Swasta (Guru) : SMEA : Ny. EM : Wiraswasta : SMEA : Anak kandung : Islam : Sunda : Jl.Utan Panjang III Rt.11/007, Utan Panjang, Jakarta Pusat.

Data orang tua


Data orang tua Umur sekarang Perkawinan ke Umur saat menikah Pendidikan terakhir ( tamat/sampai kls/tkt ) Agama Suku bangsa Keadaan kesehatan Konsanguitas Ayah 45 tahun 1 29 tahun SMEA Tamat Islam Sunda Ibu 38 tahun 1 22 tahun SMEA Tamat Islam Sunda

Baik
Tidak terdapat

Baik
Tidak terdapat

RIWAYAT PENYAKIT ( Pada Waktu Masuk Rumah Sakit)


Keluhan utama Keluhan tambahan : Demam : Lemas,Pusing, Lidah pahit, Nyeri perut,Napsu mkn

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Bangsal Anak lantai 2 melalui IGD RSPAD GS dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Demam yang timbul mendadak, terus menerus tanpa menggigil, meningkat pada sore hingga malam hari, dan menjelang pagi panas badannya mulai turun tapi tetap terasa hangat. Demam yang timbul tanpa disertai batuk dan pilek. oleh orang tua pasien diberi minum banyak dan di kompres. Pada hari ke 4 SMRS, demam makin meningkat, disertai nyeri perut, mual dan muntah 2x berisi cairan bercampur sisa makanan, tanpa darah, dengan volume kira-kira 1 gelas belimbing. Selain itu pasien juga mengalami mencret hingga 3x sehari, kira-kira gelas belimbing , cair, tanpa ampas, lendir, darah, dan tidak berbau busuk. Oleh ibu pasien dibawa ke poliklinik 24 jam dekat rumahnya dan diberikan obat (nama obat tidak ingat), lalu esok harinya demam sempat menurun, muntah dan diare sudah berkurang.

lanjutan
1 hari SMRS demam pasien timbul kembali dan semakin tinggi bila sore hingga malam harinya, disertai mual muntah 3x berisi cairan bercampur sisa makanan, tanpa darah, dengan volume kira-kira 1/2 gelas belimbing, lidah terasa pahit, nafsu makan menurun, dan nyeri perut di daerah atas dan kanan perut. Sehingga pasien dibawa ke IGD RSPAD Gatot Soebroto pada keesokan harinya. Saat ini pasien masih mengalami demam, disertai badan terasa lemas, pusing, nyeri perut bagian kanan dan atas, lidah terasa pahit, dan nafsu makan menurun namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan. Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan.

lanjutan
Pasien juga menyangkal mengalami sesak napas, batuk, pilek, kejang, kesadaran menurun, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, bintik-bintik kemerahan pada tubuh, mimisan, gusi berdarah, ataupun muntah darah. Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi (makanan, obat, udara), kejang, penyakit bawaan lahir, operasi, trauma, penyakit saraf, jantung, hati, paru, ataupun ginjal. Pasien juga menyangkal habis bepergian ke daerah dengan endemik malaria. Pasien mempunyai riwayat sering jajan di pinggir jalan dan makan-makanan pedas.

Riwayat Perjalanan Penyakit

7hr
- Demam : mendadak, terus menerus tanpa menggigil, meningkat pada sore hingga malam hari, menurun pagi hari tapi tetap hangat. -batuk dan pilek (-) diberi minum banyak dan di kompres.

4hr
-demam makin meningkat, -nyeri perut, -mual dan muntah 2x (cairan+sisa makanan, tanpa darah), volume 1 gelas belimbing. -mencret hingga 3x, kirakira gelas belimbing , cair, tanpa ampas, lendir, darah, dan tidak berbau busuk. dibawa ke poliklinik 24 jam diberikan obat (nama obat tidak ingat)

3hr
-Demam -muntah (-) -Diare (-)

1hr
-demam (+) -mual muntah 3x -lidah terasa pahit -nafsu makan menurun -nyeri perut

Saat ini
dibawa ke IGD RSPAD GS
-demam (+) -badan lemas (+) -pusing (+) -nyeri perut (+) -lidah terasa pahit (+) -nafsu makan menurun (+) namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan. -Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan

menyangkal mengalami : -sesak napas, batuk, pilek, kejang, kesadaran menurun, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, bintik-bintik kemerahan pada tubuh, mimisan, gusi berdarah, ataupun muntah darah. -Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi (makanan, obat, udara), kejang, penyakit bawaan lahir, operasi, trauma, penyakit saraf, jantung, hati, paru, ataupun ginjal. -Pasien juga menyangkal habis bepergian ke daerah dengan endemik malaria. -Pasien mempunyai riwayat sering jajan di pinggir jalan dan makan-makanan pedas.

Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini. Riwayat Penyakit Keluarga Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit seperti ini. Riwayat kehamilan Selama hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat, dan tidak ada keluhan yang berarti selama kehamilan.

Riwayat Kelahiran Pasien lahir di rumah bersalin yang ditolong oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan (38 minggu), spontan, langsung menangis, tidak biru, pucat, atau cacat. Berat badan lahir 3250 gram, panjang badan 51 cm. Pasien anak pertama dan tunggal.

Riwayat Tumbuh Kembang


(gerakan kasar dan halus, emosi, sosial, perilaku, bicara)

Pertumbuhan gigi 1 : 6 bulan Meraih benda2 : 3 bulan Tengkurap : 5 bulan Duduk : 7 bulan Berdiri : 10 bulan Berjalan : 11 bulan Bicara : 9 bulan Membaca & menulis : 4 tahun

Riwayat Makanan
UMUR
0 2 bln 2 4 bln 4 6 bln

ASI / PASI
ASI (setiap saat) ASI (setiap saat) ASI (setiap saat) ASI + Susu formula (Merk: SGM) ASI + Susu formula (Merk: SGM) ASI + Susu formula (Merk: SGM)

Buah / Biskuit

Bubur susu
Bubur nestle
(2-3x/hari,@1 mangkuk kecil)

Nasi Tim
-

Biskuit susu + pisang 1 buah Biskuit susu + pisang 1 buah Biskuit susu + pisang 1 buah

6 8 bln

8 10 bln

Bubur nestle
(2-3x/hari,@1 mangkuk kecil)

1 kali sehari

10 12 bln

Batas 1 tahun:
Makanan biasa : Nasi : 3 x sehari, setiap hari, setengah piring orang dewasa Sayur : 2 x sehari, setiap hari Daging : 1 x sehari, 3 kali seminggu, setiap kali makan 1 potong Telur : 2 x sehari, setiap hari, setiap kali makan 1 butir Ikan : 1 x sehari, 4 kali seminggu, setiap kali makan 1 potong Tahu : 2 x sehari, setiap hari Tempe : 7 x sehari, setiap hari Susu : Susu SGM sampai 2 tahun, diganti Dancow 2-5 tahun, diminum setiap pagi dan malam hari, setiap kali minum 1 gelas.

Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi BCG DPT Polio I (2 bulan) (2 bulan) (1 minggu) (1 minggu) (9 bulan) II III IV

Hep B
Campak

(4 bulan) (6 bulan) (2 bulan) (4 bulan) (6 bulan) (1 bulan) (3 bulan) (6 tahun)

Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Keluarga
Corak reproduksi ibu (PIA0) / keadaan anak
No
Tgl. Lahir (Umur) 18 May 1998, 15th (pasien) Jenis Kelamin Hidup Lahir Mati Abortus Mati (sebab) Keterangan kesehatan

Laki-laki

Anggota keluarga lain yang tinggal serumah : kakek dan nenek dari ibu. 1.Status rumah tinggal : milik sendiri 2.Keadaan Rumah dan daerah lingkungan : ventilasi dan pencahayaan cukup. Lingkungan di sekitar rumah tidak banjir. Sumber air adalah air tanah. Air yang keluar jernih, tidak lengket dan tidak berbau. Jarak antar
rumah berdekatan. Disekitar rumah tidak ada yang menderita DBD

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013.

PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 87x/menit, isi cukup, irama teratur, equal di ke empat ekstremitas. Pernafasan : 24x/menit, irama teratur, tipe torakoabdominal. Suhu : 39,2C aksila. Berat Badan : 52 kg Tinggi Badan : 175 cm

Status gizi

Interpretasi status gizi berdasarkan NCHS TB ideal sesuai umur : 169 cm BB ideal sesuai umur : 56 kg BB ideal sesuai umur : 64,5 kg TB/U x 100% = 175/169 x 100% = 103.5 % BB/U x 100% = 52/56 x 100% = 92.86 % BB/TB x 100% = 52/64,5 x 100% = 80.62 % Kesan: Pertumbuhan sesuai dengan seusia pasien. Stasus gizi baik.

Status Generalis
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh Pucat : (-) Sianosis : (-) Ikterus : (-) Perdarahan : (-) Edema umum : (-) Turgor : Baik Pembesaran kelenjar generalisata : (-) Kelenjar Getah Bening
Leher Submandibula Subklavikula Ketiak Lipat Paha : Tidak teraba : Tidak teraba : Tidak teraba : Tidak teraba : Tidak teraba

KEPALA
Bentuk : Normocephal, bulat simetris, UUB sudah menutup. Rambut : Hitam, lebat, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut. Kulit Kepala : Tidak ada kelainan. MUKA Mata : Kelopak mata tidak cekung dan edema, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, kornea jernih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, lensa jernih, reflek cahaya langsung +/+ dan reflek cahaya tidak langsung +/+, nyeri retro orbital -/-, perdarahan sub konjungtiva -/-.

Telinga : Normal, simetris, liang telinga lapang, serumen -/-, perdarahan -/-. Hidung : Bentuk normal, septum tidak deviasi, konka tidak hiperemis, sekret -/-, epistaksis -/-, nyeri tekan sinus (-). Mulut : Mukosa bibir kering dan pecah-pecah, sianosis (-), lidah kotor pada pertengahan, sementara hiperemis pada tepinya, dan tremor apabila dijulurkan (+), caries dentis (), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang tidak hiperemis, hematemesis (-). LEHER
Bentuk Trakhea KGB JVP :Simetris :di tengah :Tidak teraba pembesaran :5+2 cmH2O

THORAK
Bentuk: normochest, simetris kanan dan kiri, tidak ada jaringan parut. PARU ANTERIOR POSTERIOR
KANAN Simetris kanan=kiri, statis, dan dinamis Vokal fremitus kanan=kiri Sonor KIRI Simetris kiri=kanan, statis, dan dinamis Vokal fremitus kiri=kanan
Sonor

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

KANAN Simetris kanan=kiri, statis, dan dinamis Vokal fremitus kanan=kiri Sonor Ronkhi -/-, Wheezing -/-

KIRI Simetris kiri=kanan, statis, dan dinamis Vokal fremitus kiri=kanan Sonor Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Suara napas vesikuler, Auskultasi Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Ronkhi -/-, Wheezing -/-

JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat Palpasi: Iktus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra, tidak kuat angkat. Perkusi: Batas kanan ICS IV parasternal dextra Batas atas ICS III parasternal sinistra Batas kiri ICS V midklavikula sinistra Auskultasi: Bunyi jantung I - II reguler, murmur (-), gallop (-).

ABDOMEN Inspeksi : datar, tidak ada striae, tidak tampak benjolan/massa Palpasi : tegang, nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen, Defans muscular (+), Hepar dan Lien sukar dinilai. Perkusi : Timpani, asites (-) Auskultasi: Bising usus (+) normal GENITALIA EXTERNA Kelamin: Laki-laki, tidak ada kelainan

EKSTREMITAS
Bentuk simetris, tidak terdapat deformitas,tidak ada paresis / paralisis, tidak ada oedem, sianosis, dan nyeri sendi di ke empat ekstremitas, tidak ada bintik-bintik kemerahan di ke empat ekstremitas, CRT < 2 detik. Uji torniquet : (-) Refleks : Refleks Fisiologis :
Biscep KPR +/+ +/+ -Triscep -APR +/+ +/+

Refleks Patologis : Babinsky (-) Chaddok (-) Oppenheim (-) Hoffman-Tromer (-) Tanda Rangsang Meningeal: Kaku kuduk (-) Brudzinsky I (-) Brudzinsky II (-) Kernig (-)

Dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013, pukul 13:40 WIB


Darah Rutin Hb Ht Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC Imunoserologi WIDAL S. Typhi O S. Paratyphi AO S. Paratyphi BO S. Paratyphi CO S. Typhi H S. Paratyphi AH S. Paratyphi BH S. Paratyphi CH : 14,1 gr% : 39* % : 3300* /ul : 58000* /uL : 77* fL : 28 pg : 36 g/dL

LABORATORIUM

: Negatif :Negatif : Negatif : Negatif :1/160 : Negatif :1/80 : Negatif

Anak AH, laki-laki, 15 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS, terus menerus, meningkst saat sore hingga malam hari, menjelang pagi panas turun tetapi tidak sampai suhu normal. Demam disertai malaise, pusing, anoreksia, lidah thyphoid, dan nyeri perut. Mencret 3x, gelas belimbing, cair tidak ada ampas, lendir dan darah, serta tidak berbau busuk. Muntah 2x, 1 gelas belimbing, tidak menyembur, isi cairan beserta makanan, tidak ada darah. Disangkal adanya epistaksis, hematemesis, gusi berdarah, nyeri sendi, tulang, otot, nyeri di belakang rongga orbita, dan bintik-bintik kemerahan pada kulit. Riwayat pergi ke daerah endemis malaria disangkal. Pasien memiliki riwayat jajan sembarangan dan makan makanan pedas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis. Tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali suhu 39,2 C. Status gizi baik. Pada lidah didapatkan lidah tifoid, abdomen tegang, datar, nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen, defans muscular (+), ptekhie (-). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan pada hematologi rutin dengan hematokrit 39%, leukosit 3300/uL, trombosit 58000/uL, dan MCV 77fL yang menurun. Sedangkan hemoglobin, eritrosit, MCH, MCHC dalam batas normal. Pada imunoserologi didapatkan WIDAL S. Typhi H 1/160 dan S. Paratyphi BH 1/80.

DIAGNOSIS BANDING Observasi febris et causa : Demam Typhoid ISPA DHF Malaria Cikungunya DIAGNOSIS KERJA Demam Tifoid

PEMERIKSAAN ANJURAN Lab. Darah Lengkap serial (H2TL) Mikrobiologi Kultur Feses Biakan darah Foto abdomen

PENATALAKSANAAN
Tirah baring Cairan IVFD RL 28 tetes/menit makro Diet makan biasa tinggi kalori tinggi protein rendah serat Medikamentosa : paracetamol 3x500mg (po) omeprazole 1x20mg (iv) ceftriaxone 1x2 gr (iv)

PERJALANAN PENYAKIT (FOLLOW UP)

HASIL USG ABDOMEN (Tanggal 21-06-13)


Hati :besar, bentuk dan permukaan baik, tepi tajam. VH, VP dan traktus biliaris baik. Internal echo homogeny/normal. Lesi fokal (-), ascites (-), efusi (-). Kandung empedu : besar, bentuk dan mukosa normal. Batu (-) Pancreas : besar, bentuk dan echo normal. Hillus normal. Kedua ginjal: besar dan bentuk normal. Echo cortex-medulla normal. Pelvio calyces tak melebar. Batu (-), Kista (-). Buli-buli : besar, bentuk dan mukosa normal. Batu (-), divertikel (-). Ditelusuri daerah Mc Burney, tak tampak tanda-tanda abscess, radang, doughnut sign. Tampak sedikit cairan di daerah rectovesical.

Kesan : Hati, Kd.empdu, Pancreas, Lien: Normal. Kedua ginjal, Buli-buli : Normal. Tak tampak tanda-tanda appendicitis acute / infiltrate /abscess. Sedikit cairan di rectovesical. ABDOMEN 3 POSISI :
Distribusi udara dalam usus normal Psoas line tegas Tidak tampak air fluid level Tidak tampak free air

Kesan : tidak tampak tanda-tanda acute abdomen.

DIAGNOSA AKHIR Demam Tifoid PROGNOSIS Quo ad vitam: Bonam Quo ad sanationam: Dubia ad bonam Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Sindrom sistemik yang diakibatkan oleh infeksi bakteri akut pada usus halus.

Etiologi
Salmonella Enterotica Serotipe Typhi, Paratyphi A, Schottmuelleri (dulu Paratyphi B), Hirschfeldii (dulu Paratyphi C).

Epidemiologi
Negara berkembang : 500/100000 (0.5%) angka kematian tinggi Indonesia jarang dijumpai, bersifat sporadis Penularan : kontak langsung atau tidak langsung Penularan fecal-oral melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi Transplasental dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya

Patogenesis
Invasi bakteri ke aliran darah penting pada Sindroma Demam Tifoid Bakteri menginvasi Plaque Payeri terkode dalam gen mirip gen invasive shigella spp dan enteroinvasif E coli. Tetapi S.typhi memiliki tambahan gen yang tidak dimiliki oleh Shigella yang bertanggung jawab menimbulkan demam tifoid pada penderita

Makanan/minuman terkontaminasi bakteria Salmonella Enterica Nodus Limfaticus Mesentericus

Usus & Ileum (bakteri menempel pd mikrovili)

Invasi epitel mukosa

jar. Limfoid usus

Plaque Peyeri

Ductus Thoracicus

Sistemik (terjadi Transient bakteremia)

Sistim Retikuloendotelial (Hati, Limfa)

bakteremia

Bakteri berproliferasi

Organ lain & Seluruh tubuh

Induksi respon Imun Seluler & Humoral

Antigen Vi pada S. typhi menghalangi fagositosit

S. Typhi menghasilkan Endotoksin

Sitokin terinduksi

Gejala Sistemik dan Demam berlanjut

Manifestasi Klinis
Masa inkubasi 7-14 hari tergantung jumlah inokulum. Usia Remaja / Sekolah Gejala awal : - Demam - Sakit kepala - Malaise - Myalgia - Anoreksia - Nyeri Abdominal dlm 2-3 hari Minggu Pertama : - Diare (fase awal) - Batuk & Epistaksis - Konstipasi - Letargi pd bbrp Anak - Demam bertahap - Demam (400C) Setelah 1 minggu Minggu Kedua : - Demam - Fatigue, Anoreksia, Batuk - Gejala Abdominal -Disorientasi & Letargi -Delirium & Stupor dapat terjadi - Bradikardi Relatif, hepatosplenomegali, Distensi Abdomen, 50% Rose Spot, Rash Makulopapular Ronkhi & Krepitasi kadang2 terdengar

Pemeriksaan Fisik : Auskultasi :

Lanj. Manifestasi Klinis


Bayi / Balita - Gejala tidak khas - Diare > Dewasa, sering salah diagnosa dengan Gastroenteritis Akut - Demam ringan & Malaise - Pd bbrp Anak Gejala Infeksi Saluran Nafas Bawah Neonatus Pada ibu hamil Aborsi & Kelahiran Prematur Penyakit timbul setelah 3 hari dari kelahiran Gejala umum : - Muntah - Diare - Distensi Abdomen Gejala lain : - Kejang - Anoreksia - Hepatomegali - BB Neonatus - Ikterus Temperatur tubuh bervariasi dpt mencapai 40,50C

Anamnesa
Id Pasien Anamnesa : - Ku - K (+) - Pertanyaan menyingkirkan DD/ Pemeriksaan Fisik = Status pasien Present, Kepala,Mata,Mulut,Pernafasan,Tonsil Faring,Leher,Thoraks,Abdomen,Ekstremitas Lab. Darah Diag Sementara Diag tdk tersingkir Pmrk. Penunjang (Usulan Pemeriksa) Diag kerja Penatalaksanaan Komplikasi Prognosis

Perjalanan Penyakit Demam Tifoid

Diagnosa
Kultur darah (+) pada minggu pertama penyakit. Kultur dari feses dan urin(+) setelah minggu pertama. Kultur feses juga (+) selama periode inkubasi. Kultur sumsum tulang (+) pada fase lanjut, merupakan metode diagnosa yang paling sensitive. Metode lain untuk diagnosa lebih awal sedang dikembangkan : deteksi langsung antigen spesifik S.typhi pada serum dan antigen Vi pada urin menggunakan antibodi monoclonal. Tes Widal

px. Lab

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Hematologi Urinalisis Kimia klinik Imunoserologi Mikrobiologi Biologi molekular

4. Imunoserologi

Widal

Uji Serologi Widal Mengukur mengukur antibody terhadap antigen O dan H Sebaiknya diperiksa pada minggu ke 2-4 demam Diagnostik antigen O 1/200 titer konvalensens 4x titer akut Banyak hasil (+) palsu dan (-) palsu yang sering muncul, sehingga tidak bisa digunakan tunggal. Sensitif, tidak spesifik Hasil harus selalu dikonfirmasikan dengan gejala klinis

Elisa

Elisa salmonella typhi/ paratyphi igG&igM

Uji imunologik terbaru yg lebih sensitif dan spesifik dibanding uji widal Sebagai tes cepat (Rapid Test) hasilnya dpt segera diketahui Diagnosa ditanyakan bila :
igM (+) infeksi akut igG(+) pernah kontak / terinfeksi / reinfeksi / daerah endemik

Differensial Diagnosa
Pada fase awal sering disalah artikan dengan Gastroenteritis, Sindrom Viral, Bronchitis dan bronchopneumonia. DD/ Demam Tifoid : Malaria, TB Milier, Meningitis, Hepatitis Kronik, DHF, Faringitis, Rhinofaringitis, Pneumoni, Campak, Varicella, Encephalitis, Sepsis

Terapi
Pengobatan demam tifoid terdiri atas 3 bagian, yaitu : 1. Perawatan 2. Diet 3. Obat

Kloramfenikol 50 mg/kg/24 jam peroral atau 75 mg/kg/24jam IV dalam 4 dosis setara. Ampisilin 200mg/kg/24 jam IV dalam 4-6 dosis. Amoksislin 100mg/kg/24 jam PO dalam 3 dosis. Trimetropim-Sulfametoksazol 10 mg TMP dan 50 mg SMX /kg/24 jam PO dalam 2 dosis.

Terapi singkat demam tifoid dapat dicapai dengan penggunaan obat :

Sefiksim oral 20 mg/kg/24 jam dalam 2 dosis terpisah selama 8 hari. Seftriakson 50 mg/kg/24 jam IM selam 5 hari. Ofloksasin 15 mg/kg/24 jam untuk 2 hari.

Lanj. terapi
Deksametakson 3 mg/kg dosis inisial dilanjutkan 1 mg/kg setiap 6 jam selama 48 jam pada pasien syok,stupor,letargis Transfusi darah dibutuhkan apabila pendarahan intestinal semakin parah.

Komplikasi
Komplikasi intestinal Perforasi yang bermanifestasi dengan penurunan temperatur Penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi. Sepsis dengan kuman basil enteric aerobic dan anaerob gram negative .
Komplikasi ekstra-intestinal Hepatitis dan kolesistitis Pnemonia Myocarditis toksik Trombosis dan phlebitis jarang timbul Komplikasi neurology

Prognosis
Tergantung pada terapi, umur, status kesehatan, serotype salmonella yang menginfeksi dan ada tidaknya komplikasi. Bayi umur 1 / <1 tahun dan anak dengan kelainan mental beresiko tinggi.

Pencegahan
Meningkatan kualitas sanitasi dan penggunaan air bersih. Personal hygiene, cuci tangan dan pengawasan dalam makanan. Eradikasi S.typhi dari carrier.

Vaksin
Parenteral heat-phenol in activated Vaksin dari kapsul Vi polisakarida

ANALISA KASUS

An.AH(15th), laki2 KU: DEMAM RPS


-demam 7hr (+) -badan lemas (+) -pusing (+) -nyeri perut (+) -lidah terasa pahit (+) -nafsu makan menurun (+) namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan. -Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan
menyangkal mengalami : -sesak napas, batuk, pilek, coret ISPA,TBC -kejang, kesadaran menurun coret meningitis -nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, tulang, atau sendi, bintik-bintik kemerahan pada tubuh, mimisan, gusi berdarah, ataupun muntah darah coret DHF & Cikungunya

RPD, RPK, LIFE STYLE


-RPD : asma, alergi (makanan, obat, udara), kejang, penyakit bawaan lahir, operasi, trauma, penyakit saraf, jantung, hati, paru, ataupun ginjal disangkal -RPK : -Pasien juga menyangkal habis bepergian ke daerah dengan endemik malaria coret malaria -Pasien mempunyai riwayat sering jajan di pinggir jalan dan makan-makanan pedas Faktor Predisposisi demam thypoid

DD : Demam Typhoid ISPA DHF Malaria Cikungunya TBC Meningitis

pola panas badan yang khas pd demam thyphoid menyerupai anak tangga (step ladder pattern)

Faktor resiko Demam Thyphoid dengan riwayat sosial : sering makan di luar rumah dengan higienitas yang belum terjamin. Hal ini sesuai dengan pustaka dimana insiden pada lakilaki dan perempuan adalah sama, terjadi pada usia dewasa muda dg penularan > tjd melalui fecal-oral oleh karena kebiasaan makan yang tidak mempertimbangkan faktor kebersihan dan tidak terbiasanya mencuci tangan sebelum makan.

Sebagian kuman di musnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

Pd pasien makanan/minuman terkontaminasi bakteria Salmonella Enterica

Usus & Ileum terminalis (bakteri menempel pd mikrovili) hipertrofi


Masuk kealiran limfe

Invasi epitel mukosa

Nodus Limfaticus Mesentericus

menembus ke lamina propia

Mencapai jar.limfoid Plaque Peyeri hipertrofi

Ductus Thoracicus

masuk aliran darah (bakteremia primer)

menuju ke organRES (hati &limpa) melalui sistem portal

menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder)

Pada akhir masa inkubasi 5-9 hr kuman kembali masuk ke darah

sebagian kuman masuk ke organ tubuh ( terutama limfa, kandung empedu) dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus

Induksi respon Imun Seluler & Humoral

reinfeksi di usus
membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat S.typhi berkembang biak

Antigen Vi pada S. typhi menghalangi fagositosit

S. Typhi menghasilkan Endotoksin Lipopolisakarida

mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus

merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

Demam

berlangsung 7-14 hari.

-demam 7hr (+) -badan lemas (+) -pusing (+) -nyeri perut (+) -lidah terasa pahit (+) -nafsu makan menurun (+) namun hingga sekarang tidak dirasakan adanya penurunan berat badan. -Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan

makrofag memfagosit kuman Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare, dan perasaan tidak enak diperut. Pada pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan meningkat.

pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak sakit sedang kesadaran kompos mentis coret dd meningitis TTV dbn, kecuali suhu 39,2C (+) Status gizi baik coret dd TBC Pada lidah didapatkan lidah tifoid, abdomen tegang, datar, nyeri tekan (+) seluruh regio abdomen, defans muscular (+), ptekhie (-) tanda dan gejala demam thyphoid
Konsul sp.bedah anak

Pada pemeriksaan laboratotium didapatkan : Hb 12,2g/dL dengan MCV 77 fL dimana anemia yang terjadi dikarenakan adanya perdarahan usus, Leukosit 3300/ul (leukopenia), Trombosit 58000/uL (trombositopenia) terjadi terutama pada demam tifoid berat. Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan serologi Widal dengan hasil S.Typhi H 1/160 dan S.Paratyphi BH 1/80 dimana biakan darah negatif tidak menyingkirkan diagnosa terhadap demam typhoid

Susp.perito nitis / app

Foto polos abdomen & abdomen 3 posisi

Penatalaksanaan
Bed rest Pasien demam typhoid perlu dirawat di RS untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Tujuannya mencegah komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Pemberian cairan dan kalori IVFD RL 28 tetes/menit makro diberikan terutama jika pasien masih mengalami demam tinggi, muntah, atau diare, penurunan nafsu makan dan pelihara keadaan nutrisi Diet makan rendah serat dan mudah dicerna. Beberapa peneliti menunjukan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dan lauk-pauk rendah selulosa dapat diberikan dengan aman pada pasien demam typhoid (pantang sayuran dengan serat kasar).

Medikamentosa :
paracetamol 3x500mg (po) = Dosis 10-15 mg/kgBB/x sesuai omeprazole 1x20mg (iv) = golongan PPI menghambat sekresi asam lambung Indikasi pengobatan jangka pendek tukak lambung, tukak duodenum dan refluks esofagitis. Berat badan >20 kg, 20 mg satu kali sehari ditingkatkan jika perlu menjadi 40 mg satu kali sehari sesuai. ceftriaxone 1x2 gr (iv) = dosis 50 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari Bbxdosis = 52x50mg/kgBB/hr = 2600mg pd pasien 2gr sesuai

DIAGNOSA AKHIR Demam Tifoid PROGNOSIS Quo ad vitam: Bonam Quo ad sanationam: Dubia ad bonam Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

TERIMA KASIH

You might also like