You are on page 1of 41

Laringomalasia

Laringomalasia merupakan suatu kelainan dimana terjadi kelemahan struktur supraglotik sehingga terjadi kolaps dan obstruksi saluran nafas

Anatomi Laring

Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Rongga laring dibagi menjadi tiga bagian: supraglotis, glotis dan subglotis. Supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid, plika vestibular (pita suara palsu) dan ventrikel laringeal. Glotis terdiri dari pita suara atau plika vokalis. Daerah subglotik memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga kartilago krikoid.

Etiologi
Kelainan genetik atau kelainan embriologik

Penyakit refluks gastroesofageal

Kekurangan gizi (banyak terjadi di ekonomi kurang)

Patofisiologi
Teori Anatomi
Abnormalitas kelenturan tulang rawan & sekitarnya

Menyebabkan kolapsnya struktur supraglotis Hambatan di saluran napas sehingga terjadi obstruksi napas

Patofisiologi
Teori Neuromuskuler
Terlambatnya perkembangan kontrol neuromuskuler pada struktur supraglotis

Refluks gastroesofageal
Menyebabkan edema di supraglotis sehingga terjadi peningkatan hambatan saluran nafas yang cukup mampu menimbulkan obstruksi nafas

Patofisiologi
Laringomalasia dapat terjadi di epiglotis, kartilago aritenoid, maupun pada keduanya Jika mengenai epiglotis, biasanya terjadi elongasi dan bagian dindingnya terlipat. Epiglotis yang bersilangan membentuk omega, dan lesi ini dikenal sebagai epiglotis omega (omega-shaped epiglottis). Jika mengenai kartilago aritenoid, tampak terjadi pembesaran. Pada pemeriksaan endoskopi tampak terjadi prolaps di atas laring selama inspirasi. Obstruksi inspiratoris ini menyebabkan stridor inspiratoris, yang terdengar sebagai suara dengan nada yang tinggi.

Klasifikasi Laringomalasia
Tipe 1: prolaps dari mukosa kartilago aritenoid yang tumpang tindih Tipe 2: memendeknya plika ariepiglotika Tipe 3: melekuknya epiglotis ke arah posterior

Manisfestasi Klinis
Stridor disertai restruksi sternum, interkostal, dan epigastrium akibat usaha pernafasan Obstruksi jalan napas Tangis abnormal yang dapat berupa tangis tanpa suara (muffle) atau disertai stridor inspiratoris Kesulitan menelan akibat dari anomali laring yang dapat menekan esophagus

Manisfestasi Klinis
Lambat bila makan yang kadang-kadang disertai muntah sesudah makan Berdasarkan pemeriksaan radiologi, refluks lambung terjadi pada 80% dan regurgitasi pada 40% setelah usia 3 bulan Apnea diakibatkan keadaan hipoksia dan hiperkapnia akibat obstruksi nafas atas Stridor yang terjadi bersifat bervibrasi dan bernada tinggi

Pengkajian pada Anak dengan Laryngomalacia

Pengkajian

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan metode alloanamnesis (menanyakan keadaan klien pada sang ibu).

Anamnesis
Hasil dari anamnesis dapat ditemukan:
Riwayat stridor inspiratoris diketahui mulai 2 bulan awal kehidupan. Suara stridor yang dihasilkan persisten dan tidak terdapat sekret nasal. Stridor akan bertambah ketika bayi berada dalam posisi terlentang, menangis, serta ketika terjadi infeksi saluran pernapasan atas, dan pada kasus tertentu selama dan setelah makan Tangisan bayi biasanya normal Biasanya tidak terdapat intoleransi ketika diberi makanan, namun bayi kadang tersedak atau batuk ketika diberi makan

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik bayi dengan laringomalaisia dapat ditemukan:
Bayi terlihat gembira dan berinteraksi secara wajar Dapat terlihat adanya takipnu ringan Tanda-tanda vital dan saturasi oksigen normal Biasanya terdengar aliran udara nasal, suara ini meningkat jika posisi bayi terlentang dan berkurang jika bayi dalam posisi terkelungkup. Tangisan bayi biasanya normal

Pemeriksaan Penunjang
Flexible Laryngoscopy

CT Scan and MRI

Micro laryngoscopy

Flexible Laryngoscopy
Tes ini melibatkan penempatan tabung berlampu melalui hidung atau mulut untuk melihat kotak suara. Dilakukan dengan posisi tegak melalui kedua hidung. Sehingga bentuk kelainan yang menjadi penyebab dapat terlihat dari atas. Visualisasi langsung jalan napas menunjukkan bentuk omega epiglotis (prolaps menutupi laring saat inspirasi).

Microlaryngoscopy
Prosedur ini digunakan untuk melihat jalan napas (ex:laring) Dilakukan di ruang operasi di bawah anestesi umum oleh dokter bedah THT, dimana Dokter melihat kotak suara dan tenggorokan bayi

CT scan dan MRI


CT scan dan MRI bermanfaat untuk melihat saluran nafas dan struktur jaringan lunak di sekitarnya

Diagnosa Keperawatan pada Anak dengan Laryngomalasia

Analisis Masalah
No. Analisa data Masalah keperawatan 1 Do : adanya stridor yang disertai dengan Pola napas tidak efektif retraksi sternum, interkostal, dan

epigastrium akibat usaha pernafasan Ds : orangtua mendapati stridor pada

anaknya dan melihat adanya usaha


ketika bayinya bernapas 2 Do : Lambat bila makan yang kadang- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kadang disertai muntah sesudah makan kebutuhan tubuh


Ds : ortu mengatakan anak lambat bila makan, sering muntah ketika makan

Analisis Masalah
No. Analisa data Masalah keperawatan

Do : Stridor bertambah berat bila


usaha bernafas bertambah seperti saat anak aktif, menangis, makan, kepala fleksi atau posisi supinasi Ds : Ortu mengatakan stridor anak bertambah ketika beraktivitas

Resiko Intoleransi aktivitas

Do : orangtua terlihat cemas


Ds : Ortu tidak mengetahui yang terjadi pada anak dan cara

Kurang pengetahuan orang tua

memberikan pertolongan pada anak

Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Resiko Intoleransi aktivitas Kurang pengetahuan orang tua

Nursing Care Plan and Evaluation

Nursing Care Plan pada Anak dengan Laryngomalacia


Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi saluran napas. DO: lemahnya struktur supraglotik Tujuan Setelah dilakukan perawatan, bayi dapat mempertahankan kepatenan jalan napas, bebas dari obstruksi, dan menunjukkan oksigenasi yang memadai

Intervensi & Rasional


Intervensi Rasional Posisikan bayi dengan posisi Posisi prone mengakibatkan oksigenasi prone/telungkup yang yang baik, lebih baik untuk menyusui, mengoptimalkan pertukaran udara. dan pola tidur lebih terorganisir Hindarkan bayi dari tempat tidur yang terlalu lunak, bantal, dan selimut Menilai tingkat pernapasan dan suara napas serta cara kerja pernapasan pada bayi Menggunakan oximetri atau memantau kadar saturasi oksigen Tempat tidur dan bantal yang terlalu lunak serta selimut dapat menutupi jalan napas bayi selama tertidur Memastikan hasil kemajuan dari perawatan atau kemunduran dapat dideteksi secara dini Untuk menilai kecukupan oksigenasi dan memastikan deteksi dini hipoksemia

Cont
Diagnosa Keperawatan Gangguan pertukaran gas b.d saluran napas tersumbat. DO: sianosis, penurunan saturasi oksigen, dan perubahan agd Tujuan Setelah perawatan, pertukaran gas akan cukup, oksimeter nadi menunjukkan gas darah dalam batas normal dan tidak ada sianosis

Intervensi & Rasional


Terapi oksigen Memberikan oksigen dan memantau efektifitasnya Memfasilitasi kepatenan jalan napas Mendeteksi perubahan oksigenasi

Manajemen jalan napas Memantau saturasi oksigen

Memantau keadaan status mental (kebingungan, lesu, gelisah)

Hipoksemia dapat menimbulkan perubahan status mental

Cont
Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesulitan makan. DO: lambat ketika makan, kelelahan akibat makan, muntah, kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan Tujuan Setelah perawatan, bayi akan mendapatkan asupan gizi dan kalori yang adekuat, BB meningkat 20-30 gr/hr

Intervensi & Rasional


Menilai kesiapan untuk disusui Mengetahui apakah bayi memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan menelan dan bernapas

Membantu ibu mengekspresikan atau mengeluarkan ASI nya Membantu ibu menyusui ketika layak dan diinginkan

Untuk membangun dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat menyusui Membantu kenyamanan bagi ibu untuk memenuhi kebituhan nutrisi bayinya Timbang pada skala yang sama Berat badan dapat menunjukkan pada waktu yang sama setiap asupan.gizi yang memadai hari

Cont
Diagnosa Keperawatan Ketakuan b.d kesulitan bernapas, orang yang tidak dikenal, prosedur, dan lingkungan rs. DO: menangis, merengek, gelisah, dan kurang koperatif Tujuan Ketakutan dan kegelisahan teratasi, menurunnya frekuensi dan lama tangisan, terlihat senang dan gembira

Intervensi & Rasional


Membangun hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga Memberikan mainan atau benda kesukaannya Menurunkan ketakutan dan kecemasan anak, merasa aman jika perawat dapat berhubungan baik dengan orang tuanya Tingkat kenyamanan berhubungan dg tingkat keamanan diri Untuk menurunkan tingkat ketakutan dan kecemasan anak

Ajak orang tua untuk ikut memberikan jaminan ke anak dalam perawatan

Cont
Diagnosa Keperawatan Gangguan proses keluarga b.d anak sakit atau hospitalisasi DO: keluarga tinggal di rs, tidak masuk bekerja, menunjukkan koping yang tidak adekuat Tujuan Orang tua menunjukkan koping yang adekuat, orang tua ikut dalam perawatan anak, menanyakan pertanyaan yang ingin ditanyakan dan berdiskusi tentang perawatan anak, kondisi tenangoping yang tidak adekuat

Intervensi & Rasional


Membesarkan hati orang tua Diperkenankan untuk terkait penyakit anaknya memberikan perhatian dan menunjukkannya ke keluarga, bahwa perawat juga peduli kepada mereka, tidak hanya pada anak yang sakit Menjelaskan terapi, prosedur, dan perilaku anak Menganjurkan keterlibatan orang tua Pemahaman terhadap kondisi anak dapat menurunkan kecemasan Orang tua merasa dibutuhkan dan berharga

Penatalaksanaan Medis
Jika bayi mengeluarkan stridor yang lebih keras dan mengganggu tidur, hal ini dapat diatasi dengan menghindari tempat tidur, bantal atau selimut yang terlalu lembut, sehingga akan memperbaiki posisi bayi sehingga dapat mengurangi bunyi. Jika terjadi hipoksemia berat pada bayi (ditandai dengan saturasi oksigen <90%) maka sebaiknya diberikan tambahan oksigen. Tidak ada obat-obatan yang dibutuhkan untuk kelainan ini.

Penatalaksanaan Medis
Pada laringomalasia yang berat Gejala : obstruksi nafas yang disertai retraksi sterna

dan interkosta, baik saat tidur atau terbangun, sulit


makan, refluks berat dan gagal tumbuh. Menurut Jackson dan Jackson (1942) pada keadaan yang berat ini maka intervensi bedah tidak dapat dihindari, antara lain dengan teknik trakeostomi, tindakan operasi pada laringomalasia dengan cara membuang ujung epiglotis dengan irisan berbentuk V, bedah endoskopi pada struktur supraglottis, bedah laring mikro dengan menggunakan laser CO2 serta supraglotoplasti

Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan 1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi saluran napas. DO: lemahnya struktur supraglotik Evaluasi S: orang tua mengatakan bahwa bayinya dapat bernapas normal O: tingkat pernapasan dan suara napas bayi normal, tidak terdengar stridor A: tujuan tercapai atau tidak P: tetap mengontrol adanya obstruksi, kekuatan otot laring, dan tetap memfasilitasi kepatenan jalan napas Gangguan pertukaran gas b.d saluran S: orang tua mengatakan bahwa bayinya sudah napas tersumbat. tidak kebiruan (sianosis) DO: sianosis, penurunan saturasi O: saturasi oksigen normal, status mental baik oksigen, dan perubahan agd A: tujuan tercapai atau tidak P: terus memantau saturasi oksigen, TTV, dan tetap memberikan oksigenasi yang adekuat Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari S: orang tua mengatakan bahwa bayinya sudah kebutuhan tubuh b.d kesulitan makan. mau dan dapat menyusu, ASI ibu dapat keluar

Evaluasi
4 Ketakuan b.d kesulitan bernapas, orang yang tidak dikenal, prosedur, dan lingkungan rs. DO: menangis, merengek, gelisah, dan kurang koperatif S: orang tua mengatakan bahwa bayinya sudah tidak terlalu rewel O: frekuensi tangis bayi berkurang A: tujuan tercapai atau tidak P: tetap menjaga hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga, dan tetap mempertahankan kenyamanan bayi Gangguan proses keluarga b.d anak S: orang tua mengatakan bahwa sudah tidak stres sakit atau hospitalisasi dan merasa lebih nyaman DO: keluarga tinggal di rs, tidak masuk O: orang tua menunjukkan koping yang adaptif bekerja, menunjukkan koping yang dan terlibat dalam perawatan anak tidak adekuat A: tujuan tercapai atau tidak P: tetap menjelaskan terapi, prosedur, dan perilaku anak serta memberi perhatian terhadap org tua

Kesimpulan
Laringomalasia merupakan suatu kelainan dimana terjadi kelemahan struktur supraglotik sehingga terjadi kolaps dan obstruksi saluran nafas Diagnosa keperawatan yg dapat muncul pada laringomalacia seperti bersihan jalan napas tidak efektif, gangguan pertukan gas, ketidakseimbangan nutrisi, ketakutan, dan gangguan proses keluarga Tidak ada obat-obatan yang dibutuhkan untuk kelainan ini

Referensi
Levene, M. I., et all. (2000). Essentials of Neonatal Medicine., 3rd Ed. UK: Blackwell-Science NANDA International. (2012). Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2012-2014. UK: Willey-Blackwell Newfield, S. A., et all. (2007). Coxs Clinical Applications of Nursing Diagnosis, 5th Ed. USA: F. A. Davis Company Dongoes, M.E., Moorhouse, M. F, and Murr, A. C. (2010). Nursing Care Plan, 8th Ed.Philadelphia : David Plus

You might also like