Professional Documents
Culture Documents
1. Dispareunia
Nyeri genital yang menetap atau rekuren yang terjadi sebelum, selama atau setelah hubungan seksual baik pada laki-laki ataupun perempuan
2. Vaginismus
Kontraksi/kekakuan otot pada sepertiga bagian luar vagina yang terjadi secara involunter yang menghalangi insersi penis dan hubungan seks
Dispareunia
Nyeri genital yg menetap atau rekuren yg berhubungan dgn hbungan seksual baik pada lai-laki maupun wanita Gangguan menyebabkan penderitaan yg jelas atau kesulitan interpersonal Gangguan tidak semata-mata disebabkan oleh vaginismus atau tidak adaya lubrikasi tidak lebh baik diterangkan oleh gangguan aksis I lainnya (kec disfungsi seksual lain), dan semata-mata bukan efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yg disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi umum.
Vaginismus Spasme involunter yang menetap atau rekuren pada otot-otot sepertiga bagian bawah vagina yang mengganggu hubungan seksual Gangguan yang menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan interpersonal. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan aksis I lainnya ( misalnya, gangguan somatisasi) dan semata-mata bukan efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.
PARAFILIA
definisi
Parafilia adalah gangguan seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang khusus dan desakan serta praktek seksual yang kuat yang biasanya dilakukan berulang kali dan menakutkan bagi seseorang, yang merupakan penyimpangan dari norma-norma dalam hubungan seksual yang dipertahankan secara tradisional, yang secara sosial tidak dapat diterima.
klasifikasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Klasifikasi parafilia dalam Diagnostic and Statistical Manual of MentalDisorder edisi keempat (DSM-IV) adalah : Ekshibisionisme Fethishisme Frotteurisme Pedofilia Masokisme seksual Sadisme seksual Voyeurisme Fethisisme transvestik Parafilia lain yang tidak ditentukan Seseorang mungkin memiliki gangguan parafilia yang multipel.
epidemiologi
Parafilia dipraktekkan oleh sejumlah kecil populasi. Diantara semua kasus parafilia, yang paling sering adalah pedofilia. 10-20% dari semua anak pernah diganggu pada usia 18 tahun 20% wanita dewasa telah menjadi sasaran orang dengan ekshibisionisme dan voyeurisme Parafilia merupakan kondisi yang terutama terjadi pada lakilaki. 80% penderita parafilia memiliki onset sebelum usia 18 tahun. Perilaku parafilia memuncak pada usia antara 15 dan 25 tahun dan selanjutnya menurun. pada pria berusia 50 tahun parafilia jarang terjadi, kecuali mereka yang tinggal dalam isolasiatau dengan teman yang senasib.
etiologi
faktor psikososial faktor organik
Eksibisionisme
adalah dorongan rekuren untuk memamerkan genetalia pada orang asing atau orang yang tidak menaruh curiga. pada saat melakukan hal tersebut, penderita akan terangsang secaraseksual. bisa terjadi masturbasi setelah penderita melakukan hal tersebut. pada wanita, ekshibisionisme jarang dihubungkan dengankelainan psikoseksual.
FETISHISME
Pada fetishisme, penderita kadang lebih menyukai untuk melakukan aktivitas seksual dengan menggunakan obyek fisik ( fetish, jimat) dibandingkan dengan manusia. Penderita akan terangsang dan terpuaskan secara seksual jika : memakai pakaian dalam milik orang lain, memakai bahan karet atau kulit,memegang, menggosok-gosok atau membaui sesuatu, misalnya sepatu bertumit tinggi. Penderita tidak mampu melakukan fungsi seksualnya tanpa obyek fisik yang mereka miliki. Biasanya dimulai pada masa remaja, walaupun pemujaan sudah dmulai dari masa anak-anak. Jika telah diderita sejak kecil,gangguan cenderung menjadi kronik
FROTTEURISME
Frotteurisme biasanya ditandai oleh seorang lakilaki yang menggosokkan penisnya ke bokong atau bagian tubuh seorang wanita yang berpakaian lengkap untuk mencapai orgasme. Hal ini biasanya terjadi di tempat yang ramai, seperti di bus atau di kereta. Orang dengan frotteurisme biasanya sangat pasif dan terisolasi, dan merupakan satu-satunya sumber kepuasan seksualnya.
PEDOFILIA
adalah kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak kecil. di negara-negara Barat, pedofilia biasanya diartikan sebagai keinginan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak yang berusia di bawah 13 tahun. Seseorang yang didiagnosis pedofilia, setidaknya berusia 16 tahun dan biasanya minimal 5 tahun lebih tua dari pada korban. Penderita sangat terganggudan fikirannya dipenuhi dengan khayalan seksual tentang anak-anak, bahkan meskipun tidak terjadi aktivitas seksual yang sesungguhnya.
beberapa penderita hanya tertarik pada anak-anak, seringkali anak pada usia tertentu sedangkan penderita lainnya tertarik pada anak-anak dan dewasa. baik pria maupun wanita bisa menderita pedofilia, dan korbannya pun bisa anak laki-laki maupun anak perempuan. penderita mungkin hanya tertarik pada anak-anak kecil dalam keluarganya sendiri (incest ), atau bisa juga mengincar anak-anak kecil dilingkungan sekitarnya. penderita bisa melakukan pemaksaan atau kekerasan untuk melakukan hubungan seksual dengan anak-anak tersebut dan memberikan ancaman supaya korbannya tutup mulut.
Dapat menyebabka kematian. Sadisme seksual bisa terjadi hanya dalam khayalan atau mungkin diperlukan untuk perangsangan atau untuk mencapai orgasme. Beberapa penderita sadisme, menjerat korban yang ketakutan, yang tidak menyetujui apa yang dilakukan oleh penderita dan kemudian memperkosanya. Penderita lainnya, secara khusus mencari pasangan seksual yang menderita masokisme dan memenuhi keinginan sadistiknya dengan pasangan seksual yang memang senang untuk disakiti. Pada kasus yang berat, penderita bisa menyiksa, memotong, mencambuk, memasang kejutan listrik atau membunuh pasangan seksualnya
VOYEURISME
seseorang akan terangsang jika melihat orang lain yang menanggalkan pakaiannya, telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual. merupakan kegiatan mengintip yang menggairahkan, bukan merupakan aktivitas seksual dengan orang yang dilihat. dalam tingkatan tertentu sering terjadi pada anak-anak laki-laki dan pria dewasa, dan masyarakat seringkali menilai perilaku dalam bentuk yang ringan ini sebagai sesuatu yang normal. salah satu kriteria yang merupakan ciri khas dari voyeurisme, yaitu melihat secara sembunyi-sembunyi.
FETHISISME TRANSVESTISME
Pada transvestisme, seorang pria kadang lebih menyukai untuk mengenakan pakaian wanita atau seorang wanita lebih menyukai untuk mengenakan pakaian pria (lebih jarang terjadi) . baik pria maupun wanita, ingin merubah seksnya, seperti halnya pada transeksualis. transvestisme merupakan suatu kelainan jika menimbulkan masalah, menyebabkan gangguan tertentu,melibatkan perilaku berani-mati yang memungkinkan terjadinya cedera, kehilangan pekerjaan atau hukuman penjara.
terapi
Ada lima macam intervensi psikiatrik yang digunakan dalam kasus parafilia: kontrol eksternal pengurangan dari dorongan seksual pengobatan kondisi komorbid (seperti depresi atau kecemasan) terapi cognitive-behavioral psikoterapi dinamik.