You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN ASAM PADA ANAK

Disusun oleh: 1. Anisa Widyaningrum 2. Asti Ajeng 3. Cathrin Permata 4. Eti Sugiarti 5. Ika Wahyuningsih 6. Janverdiner Stepanus

Anatomi Fisiologi Pernapasan

SALURAN PERNAPASAN ATAS 1. Hidung. 2. Faring. 3. Laring. 4. Trakea.

SALURAN PERNAPASAN BAWAH 1. Bronkus. 2. Bronkiolus. 3. Paru-paru.

Pengertian:
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas.

Etiologi:
1. Faktor predisposisi Genetik, yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga yang menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika terdapat faktor pencetus.

2. Faktor presipitasi a. Ekstrinsik (alergen), dibagi menjadi 3 jenis: - Inhalan yang masuk melalui saluran pernapasan, contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, polusi. - Ingestan yang masuk melalui mulut, contoh: makanan dan obat-obatan. - Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit, contoh: perhiasan, logam, dan jam tangan.

b. Intrinsik (infeksi), meliputi: - Virus, yang menyebabkan adalah para influenza virus dan respiratory syncytial virus (RSV). - Bakteri, misalnya pertusis dan streptococcus. - Jamur, misalnya aspergillus. - Cuaca, perubahan tekanan udara, suhu udara, angina, dan kelembaban dihubungkan dengan percepatan iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara. - Emosional, takut, cemas, dan tegang. - Aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari.

Patologi
Ada rangsangan atau pencetus
(mengakibatkan)

Produksi lendir makin banyak, lengket, kental


(sehingga)

(Terjadi)

Saluran bronkus menjadi sempit

Batuk dan sampai sesak napas (ASMA)

Lanjutan
Pada serangan (terlihat) pertama Mukosa pucat, terdapat edema, dan sekresi bertambah
(sehingga)

(terjadi) Kongesti pembuluh darah, Infiltrasi sel eosinofil dalam sekret

Lumen bronkus menyempit akibat spasme

Lanjutan
Jika serangan sering terjadi dan lama atau menahun
(terlihat)

Epitel Deskuamasi (mengelupas)

Hiperplasia dan hipertrofi otot bronkus Hiperplasia serat elastis

Penebalan membran hialin bosal

(Terdapat)

Penyumbatan bronkus oleh mucus yang kental

Pada asma yang timbul akibat reaksi imunologik, reaksi antigen-antibody menyebabkan lepasnya mediator kimia yang dapat menimbulkan kelainan patologi tadi. Mediator kimia tersebut adalah: a. Histamin: - Kontraksi otot polos. - Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi pembuluh vena, sehingga tejadi edema. - Bertambahnya sekresi kelenjar di mukosa bronkus, bronkiolus, hidung, dan mata.

b. -

Bradikinin: Kontraksi otot polos bronkus. Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Vasodepressor (penurunan tekanan darah). Bertambahnya sekresi kelenjar peluh dan ludah.

c. Prostaglandin: - Bronkokonstriksi (terutama prostaglandin F).

Patofisiologi:
Dipengaruhi 2 faktor, yaitu: alergi dan psikologis, keduanya dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal mukus pada bronkiolus dan kontraksi pada trakea serta meningkatnya produksi mukus jalan napas, sehingga terjadi penyempitan pada jalan napas dan penumpukan udara yang akan menimbulkan gangguan ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru, dan gangguan difusi gas di tingkat alveoli.

Manifestasi klinis:
Pada saat serangan, penderita tampak bernapas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tampak otot-otot bantu pernapasan bekerja dengan keras. Gejala klasik: sesak napas, mengi (wheezing), batuk, dan merasa nyeri di dada. Pada serangan yang lebih berat, timbul silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hiperinflasi dada, takikardi, dan pernapasan cepat dangkal. Biasanya asma terjadi pada malam hari.

Stadium asma:
1. Stadium I - Waktu terjadinya dinding bronkus, batuk proksisimal, karena iritasi dan batuk kering. Sputum yang kental yang mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk.

2. Stadium II - Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa. Pada stadium ini, penderita akan merasa sesak napas dan berusaha bernapas lebih dalam. - Terdapat retraksi supra sternal, epigastrium, dan juga seka iga. - Anak lebih senang duduk dan membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi. - Anak tampak gelisah, pucat, sianosis sekitar mulut, thorax membungkuk ke depan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernapasan.

3. Stadium III - Spasme bronkus lebih berat, aliran udara sangat sedikit, sehingga suara napas hampir tidak terdengar.
Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan, batuk seperti ditekan, pernapasan dangkal, tidak teratur, dan frekuensi napas yang mendadak tinggi.

Komplikasi:
1. Atelektasis, adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara atau akibat pernapasan yang sangat dangkal. 2. Hipoksemia, adalah tubuh kekurangan O2. 3. Pneumotoraks, adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan kolapsnya paru. 4. Emfisema, adalah penyakit penyempitan saluran napas karena kantung udara di parumenggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.

Penatalaksanaan Medis:
1. Tes diagnostik: spriometri. Rontgen dada. Analisa Gas Darah.

2. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera.

3. Mengenal dan menghindari faktor-faktor pencetus serangan asma.

4. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan.

- Pengobatan pada asma bronchial terbagi 2: a. Pengobatan non farmakologi; memberi penyuluhan, menghindari faktor pencetus, pemberian cairan, dan fisioterapi. b. Pengobatan farmakologi (Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran napas), terbagi dalam 2 golongan:

1) Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin). - Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), Fenoterol (berotec), Terbutalin (bricasma).
2) Santin (teofilin). - Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex).

5. Memberikan Farmakotherapy.

Pengkajian
1. Riwayat asma, alergi dan masalah pernapasan. 2. Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan. 3. Riwayat psikososial: faktor pencetus, stres, latihan, kebiasaan, dan rutinitas, serta perawatan sebelumnya.

4. Pemeriksaan fisik: 1) Pernapasan: - Napas pendek - Wheezing - Retraksi - Takipnea - Batuk kering - Ronkhi 2) Kardiovaskular 3) Takikardi 4) Neurologist 5) Ansietas

6) Sulit tidur 7) Musculosceletal 8) Intoleransi aktifitas 9) Integumen 10) Sianosis 11) Pucat 12) Psikososial 13) Tidak kooperatif selama perawatan 14) Kaji status hidrasi: - Status membrane mukosa - Turgor kulit - Output urin

Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan napas b.d bronkospsme dan edema mukosa. 2. Kelelahan b.d hipoksia dan peningkatan kerja pernapasan. 3. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan b.d meningkatnya pernapasan dan menurunnya intake oral. 4. Resiko kekurangan volume cairan b.d meningkatnya pernapasan dan menurunnya intake oral. 5. Kecemasan b.d hospitalisasi dan distress pernapasan.

Intervensi
1. - kaji RR, auskultasi bunyi napas - Beri posisi fowler atau semi fowler. - Dorong anak untuk latihan napas dalam dan batuk efektif. - Lakukan suction (kp). - Lakukan fisiotherapi. - Berikan O2 sesuai program. - Monitor peningkatan pengeluaran sputum. - Berikan bronchodilator sesuai indikasi.

2. kaji tanda-tanda hipoksia/hipercapnea (kelelahan, agitasi, peningkatan heart rate, peningkatan RR). - Beri istirahat yang cukup. - Minta orang tua untuk selalu menemani anaknya. - Berikan istirahat cukup dan tidur 8-10 jam tiap malam. 3. berikan porsi makan kecil tapi sering 5-6x/hari dengan makanan yang disukai. - Berikan makan halus dan rendah lemak. - Anjurkan menghindari makanan yang menyebabkan alergi.

4. kaji turgor kulit, monitor urin, output tiap 4 jam. - Pertahankan terapi parenteral sesuai indikasi dan monitor kelebihan cairan. - Anjurkan anak dan orang tua untuk minum 3-8 gelas/hari (tergantung usia dan berrat badan anak). 5. ajarkan tehnik relaksasi: latihan napas dalam. - Berikan terapi bermain sesuai indikasi. - Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan kondisi anak.

You might also like