Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Fitri Anugrah Pembimbing : dr. Daisy Akbar D, Sp.M Bagian Mata RSUD Budhi Asih
Pendahuluan
Keluhan tersering Terjadi akibat perubahan warna bola mata Normalnya sklera terlihat putih Terjadi akibat
Bertambahnya asupan
Pada kasus infeksi/peradangan
Berkurangnya pengeluaran
Terganggunya pengeluaran spt pada perdarahan subkonjungtiva
Anatomi
Injeksi
Injeksi
Injeksi Konjungtiva Asal Memperdari Lokalisasi Warna A. Konjungtiva posterior Konjungtiva Bulbi Konjungtiva Merah Injeksi Siliar A. Siliar Kornea segmen anterior Dasar konjungtiva Ungu
Arah aliran/lebar
Konjungtiva digerakkan Dengan epinefrin Penyakit Sekret Visus
Ke perifer
Ikut Menciut Konjungtiva + Normal
Ke sentral
Tidak Tidak menicut Kornea, iris, glaukoma Menurun
Pterigium
Definisi Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea
Epidemiologi Penyakit ini sering ditemui pada daerah dengan iklim tropis. Penyakit ini sangat berhubungan dengan faktor lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan dan gaya hidup pasien.
Pterigium
Etiologi dan Faktor resiko Faktor intrinsik - faktor herediter. - defisiensi, contoh: vitamin A Faktor ekstrinsik - Sinar UV - mikro trauma oleh , angin, debu, rokok dan stimuli toksik lain Gejala Gejala bervariasi, umumnya mendapat perhatian karena alasan kosmetik Gejalanya termasuk : Mata merah Mata kering Iritasi Keluar air mata (berair) Sensasi seperti ada sesuatu dimata Penglihatan yang kabur
Gambaran klinis
Grade I meluas < 2 mm di atas kornea
Grade II 2-4 mm
Grade III > 4mm
Pengobatan Tindakan non bedah pemberian lubrikasi dengan tetes mata buatan tetes mata dan salep steroid juga dapat di berikan untuk mengurangi reaksi peradangan. Obat-obat ini tidak menghambat progresifitas pterigium. Tindakan bedah Tindakan bedah dapat dilakukan bila pterigium menyebabkan gangguan visus,
Pinguekula
Definisi Penebalan kuning keabuan pada konjungtiva bulbi karena degenerasi hyalin pada jaringan sub mukosa konjungtiva Etiologi Biasanya karena sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu dan angin panas.
Pingekula
Berupa benjolan pada konjungtiva bulbi. Terdapat lapisan berwarna kuning-putih Pencegahan : Mencegah rangsang dari luar Pengobatan : tidak diperlukan kecuali meradang, dapat
Pseudopterigium
Definisi Merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Epidemiologi dan Etiologi Biasa terjadi saat penyembuhan tukak kornea, sehingg adapat terjadi konjungtivalisasi dari permukaan kornea (lapisan fibrovaskular dapat menutupi seluruh kornea). Penampakan Klinis dan Diagnosis Gambaran klinis sama dengan pterygium namun pterygium biasanya terjadi dibagian nasal atau temporal saja sedangkan pseudopterygium dapat terjadi dari sisi atas atau sisi bawah. Selain itu pada pseudopterygium dapat diselipkan sonde dibawahnya. Biasanya pada pasien terdapat riwayat kelainan kornea seperti tukak kornea. Pengobatan Bisa dengan melakukan lisis dari adhesinya, eksisi pada konjugtiva yang terluka, dan penutupan defeknya dengan free conjunctival graft yang didapat dari bagian temporal.
Pseudopterigium
Penampakan Klinis dan Diagnosis - Gambaran klinis sama dengan pterygium - Dapat terjadi di bagian nasal, temporal, dari sisi atas atau bawah. - Dapat diselipkan sonde dibawahnya. - Riwayat kelainan kornea seperti tukak kornea.
Pterigium vs Pseudopterigium
PTERIGIUM PSEUDOPTERIGIUM 1. Lokasi Selalu di fisura palpebra Sembarang lokasi
2.Progresifitas
Selalu stasioner
3.Riwayat penyakit
4.Tes sondase
Negatif
Positif
Episkleritis
Definisi Reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera.
Episkleritis
Etiologi Reaksi hipersensitivitas ( toksik, alergik, atau infeksi) terhadap penyakit sistemik : TBC, rheumatoid arthritis, SLE, polyarthritis nodosa, inflammatory bowel disease, sarcoidosis, Wegener's granulomatosis, herpes zoster virus atau sifilis. Terjadi spontan atau idiopatik Terutama pada wanita usia pertengahan.
Episkleritis
Tanda dan gejala Umumnya unilateral Mata kering Rasa sakit ringan yang mengganjal Perjalanan penyakit akut, beberapa minggubulan, dapat berulang. Pembuluh darah mengecil dengan vasokonstriktor.
Episkleritis
Gambaran khusus : benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu di bawah kojungtiva.
- apabila konjungtiva atasnya ditekan akan menimbulkan rasa sakit yang menjalar disekitar mata. - kadang didapatkan bintil putih translusen terpusat di daerah yang meradang. -Pembuluh darah akan mengecil dengan pemberian vasokonstriktor
Manajemen Self-limiting disease, dapat sembuh sendiri sekitas 2-3 minggu tanpa pengobatan. Vasokonstriktor Fenilefrin 2,5% topikal Pada keadaan berat diberi kortikosteroid tetes mata (prednisolone acetate 1% atau fluorometholone acetate) , sistemik, atau salisilat. Kompres dingin dan artificial tears untuk menyamankan mata. Untuk epiksklertis nodular dapat diberi OAINS untuk meringankan inflamasi.
Skleritis
Definisi Peradangan (inflamasi) yang melibatkan sklera. Etiologi Pada 50% kasus berhubungan dengan penyakit sistemik.
Klasifikasi Skleritis anterior difus , nodular, nekrotik dengan inflamasi, nekrotik tanpa inflamasi.
Skleritis
Terlihat benjoan berwarna sedikit biru jingga, terkadang mengenai seluruh lingkaran kornea (skleritis anular). Dalam kasus skleritis nekrosis, sklera dapat menjadi transparan karena peradangan kronis, Pembuluh darah sclera tidak menghilang dengan tetes phenylephrine 10%
Skleritis
Manajemen Medikasi topical tidak cukup untuk pengobatan skleritis.
Selain obat sikoplegik (scopolamine 0,25% atau atropine 1%) ,juga diberi OAINS.
Jika peradangan parah atau necrotizing, atau jika non-steroid gagal untuk menekan peradangan, gunakan steroid sistemik.
Perdarahan Subkonjungtiva
Definisi Pembuluh darah pada konjungtiva yang rapuh dan pecah yang mengakibatkan perdarahan subkonjungtiva (daerah dibawah konjungtiva) . Tampak sebagai patch merah terang (paling banyak) atau merah gelap.
Perdarahan Subkonjungtiva
Etiologi 1. Spontan/idiopatik 2. Batuk, berusaha, bersin, muntah. 3. Hipertensi. 4. Gangguan perdarahan 5. Penggunaan antibiotik, NSAID, steroid, vitamin D, kontrasepsi. 6. Infeksi sistemik. 7. Gejala sisa dari operasi mata. 8. Trauma.
Tanda dan Gejala Tampak adanya perdarahan di sklera dengan warna merah terang (tipis) atau merah tua (tebal). Tidak ada tanda peradangan, kalaupun adanya biasnya peradangan yang ringan. Lingkungan sekitar peradangan tampak normal.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah: Penlight. Pada konjungtiva bulbi tampak adanya patch kemerahan. Tekanan darah untuk mengetahui risiko hipertensi. Cek darah lengkap untuk memastikan adanya gangguan pembekuan darah.
KONJUNGTIVITIS
Radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata
VIRUS
EKSUDAT (SEKRET)
ADENOPATI SEL-SEL
Gejala Konjungtivitis
Injeksi konjungtiva pelebaran a. Konjungtiva posterior Folikel tonjolan pada jaringan konjungtiva, warna abu-abu kemerahan, diameter 1 mm Cobble stone seperti batu kerikil bentuk poligonal tersusun berdekatan Flikten tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva atau kornea Membran massa putih padat yang menutupi konjungtiva Sikatriks garis-garis putih halus
2. Konjungtivitis Gonorrhea
Etiologi: Neisseria Gonorrhea Penyebaran: - pada bayi melalui jalan lahir oftalmia neonatorum - Pada dewasa melalui hubungan seksual
Gejala
Mata merah
Terapi
Antibiotik sistemik yang sensitif
Konjungtivitis Viral
Etiologi Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster, Klamidia, New castle, Pikorna, Enterovirus, dan sebagainya. Manifestasi Klinis sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal, injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak, serta kadang disertai sakit tenggorok dan demam Konjungtivitis herpes simpleks anak kecil, injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan
Konjungtivitis Viral
Demam Faringo-konjungtiva
Etiologi Adenovirus tipe 3 Gambaran Klinis
Kelenjar pre-aurikuler membesar Lebih sering mengenai kedua mata Kelopak mata membengkak 2 minggu timbul kelainan kornea : infiltrat
Gejala
terasa ada pasir, berair, gatal
Pengobatan
anjuran tetes mata sulfasetamid atau antibiotik
Penatalaksanaan K. virus
demam faringokonjungtiva : sembuh sendiri dalam 10 hari keratokonjungtivitis epidemika : mencegah penularan saat pemeriksaaan, berlangsung 34 minggu konjungtivitsi virus herpes simpleks : sembuh sendiri, debriment kornea atau diberi salep mata idosuridin 4x/hari selama 7-10 hari atau salep Acyclovir 3% 5x/hari selama 10 hari konjungtivitis hemoragik akut : sembuh dalam 5-7 hari
Konjungtivitis Alergi
Etiologi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi antibodi humoral terhadap alergen Manifestasi Klinis Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal, dan silau berulang dan menahun riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga Pemfis : injeksi ringan pada konjungtiva palpebra dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal
Vernal Keratoconjunctivitis
4. Konjungtivitis Vernal
Termasuk reaksi hipersensitif musiman Terbanyak umur 5-25 thn Ada hub dg sensitivitas thd tepung sari rumput iklim panas
Gejala Klinis
gatal kadang-kadang panas lakrimasi menjadi buruk pd cuaca panas dan berkurang pd cuaca dingin
Pengobatan
Kortikosteroid lokal tetes mata Ulkus kornea antibiotik dan steroid oral
5. Konjungtivitis Flikten
Berhubungan dengan TB paru Gejala klinis Adanya flikten di limbus, konj. bulbi, konj. tarsal, kornea Gangguan penglihatan Lakrimasi Eksema kulit Silau, berpasir
Pengobatan
Obati penyebab primer Antibiotik + kortikosteroid
Trakoma
Trakoma adalah suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachromatis. Penyakit ini dapat mengenai segala umur tapi lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak-anak dan di daerah dengan higiene yang kurang. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan sekret penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain.
Stadium 1: hiperplasi limfoid Stadium 2: terdapat hipertrofi papilar dan folikel Stadium 3 : terdapat parut pada konjungtiva tarsus superior Stadium 4 : enteropion dan trikiasis
Penatalaksanaan Trachoma
Tetrasiklin 1-1,5 gr/hari, peroral dalam 4 takaran yang sama selama 3-4 mingu Doksisiklin 100 mg, 2 x/hari p.o selama 3 minggu Eritromisin 1 gr/hari p.o dibagi dalam 4 takaran selama 3-4 minggu Salep mata atau tetes mata termasuk sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin dan rifampisin 4x/hari selama 6 minggu Tetrasiklin sistemik jangan diberikan pada anak-anak dibawah 7 tahun atau wanita
KERATITIS
Adalah radang kornea yang diklasifikasikan dalam lapis kornea yang terkena seperti:
Superfisialis Profunda
Disebabkan oleh:
Kurangnya air mata
Keracunan obat
Klasifikasi
Keratitis Superfisialis
Keratitis Herpes Simpleks Keratitis Herpes Zoster Keratitis Vaksinia Keratitis Flikten Keratitis Sika Keratitis Lepra
Gejala Keratitis
Gejala objektif Infiltrat : permukaan tidak rata dan tidak licin sehingga kornea menjadi tidak bening Gejala subjektif Rasa nyeri pada mata Lakrimasi Penglihatan kabur Blefarospasmes akibat fotofobia
Pengobatan
Anti virus (IDU) Tetes mata atropin 0,5-1% Mata dibebat steril Vitamin C
2. Keratitis Zooster
Infeksi pada ganglion gasseri N.V oleh virus varicella zoster
Gejala Klinis
Demam Malaise Rasa nyeri (neuralgic pain) Kulit yang terkena (palpebra) kemerahan dan
Pengobatan
Simtomatik analgetik-antipiretik Tetes metil selulose Axyclovir
3. Keratitis Vaksinia
Menimbulkan kelainan mata yang melibatkan:
Kelopak mata : bengkak Konjungtiva : ulserasi Kornea : keratitis pungtata subepitel
4. Keratitis Flikten
Berhubungan dengan:
TB paru Gizi kurang Lingkungan yang padat
Gambaran Klinis
Flikten, berupa bercak bulat diameter 2-3 mm, berwarna kuningan Rekuren : vaskularisasi yang jelas (pannus flikten) keabu-abuan atau kekuning-
Pengobatan
Kortikosteroid lokal Tetes mata atropin 1% Salep mata antibiotik Perbaikan gizi dan lingkungan Obati TB paru
5. Keratitis Sika
Adalah suatu bentuk keratitis yang terjadi disebabkan karena defisiensi sekresi kelenjar lakrimal atau kekurangan sekresi sel goblet di konjungtiva
Gambaran Klinis
Permukaan kornea kasar dan ireguler Rasa nyeri berulang-ulang karena erosi yang multipel Berlangsung lama penebalan epitel pada seluruh kornea
6. Keratitis Lepra
Etiologi Mycrobacterium leprae Patofisiologi M. lepra merusak saraf gangguan trofik
Pengobatan
Terhadap mikrobakterium lepra diberikan dapsone dan rifampisin. deformitas palpebra yang akan mengkibatkan kerusakan kornea dilakukan koreksi pembedahan.
7. Keratitis Numular
Etiologi : unknown, virus Sering ditemukan pada petani Gambaran Klinis: Mata merah Fotofobia Mata unilateral yang terserang Lakrimasi Pengobatan: Kortikosteroid lokal
Keratitis Profunda
Bentuk klinis : Keratitis interstisial luetik atau keratitis sifilis kongenital Keratitis sklerotikans
Ulkus Kornea
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Dibagi menjadi dua yaitu:
Ulkus kornea sentral terletak di sentral, jauh dari limbus vaskular Ulkus perifer terletak pada limbus kornea
Etiologi
Ulkus kornea sentral timbul akibat Bakteri staphylococcus aeureus streptococcus pneumonia Pseudomonas dan enterobactericeae. Bakteri gram negatif lainnya Jamur Aspergillus 10.8% Fusarium Sp 80.5% Candida Akantamuba Virus Herpes simpleks Ulkus perifer akibat defisiensi vit A, keratitis neurotropik
Manifestasi Klinis
Gejala subjektif
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Ulkus Staphylococcus
Berwarna putih kekuningan disertai infiltrat Seringkali reaksi radangnya minimal Dapat terjadi abses kornea dengan edema stroma
Ulkus Pseudomonas
dimulai dengan ulkus kecil di bagian sentral kornea dengan infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epitel dan stroma cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi kornea Ulkus mengeluarkan sekret kuning-kehijauan
Ulkus Streptokokus
Menjalar dari tepi ke arah tengah kornea. Berwarna kuning keabuabuan
Penegakan diagnosis
Anamnesis Faktor presdisposisi Gejala klinis pada pasien Pemeriksaan Fisik Fungsi penglihatan berkurang Eritem, Injeksi siliar. Eksudat yang purulen, kekeruhan kornea Bentuk dan batas ulkus Hipopion Pewarnaan fluoresensi gambaran khas dendritik pada ulkus (HSV). Lampu wood Ulkus pseudomonas akan berfluoresensi dengan lampu UV
Pemeriksaan penunjang
Fistel test Kultur bakteri Pewarnaan gram Uji sensitivitas
Terapi
Disesuaikan dengan etiologi Steroid
Kontraindikasi ulkus fungal ulkus bakterial masih kontroversial
sikloplegik mencegah sinekia posterior dan dapat mengurangi nyeri akibat spasme silier analgesik Obat anti glaukoma jika ada indikasi air mata buatan Pembedahan keratoplasti pada tukak kornea dapat dilakukan jika pengobatan tidak sembuh dan timbul jaringan parut.
Uveitis
Patologi
Mekanisme dasar Vasodilatasi pembuluh darah Peningkatan permeabilitas pembuluh darah Migrasi sel Injeksi siliar Aqueous flare Sel inflamasi Sel aqueous Keratik presipitat Hipopion Sel retrolental Sel vitreous Eritrosit Hifema Gejala ocular
Uveitis granulomatosa
Presipitat besar atau muttonfat Noduli Koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil), terletak pada pinggir iris yang biasanya berwarna abu-abu atau putih dengan bentuk oval atau bulat. Noduli Busacca (penimbunan sel pada permukaan iris), yang biasanya timbul pada stroma iris dengan warna abu-abu atau putih dan berbentuk oval atau bulat.
Endoftalmitis
Peradangan supuratif berat seluruh isi bola mata disertai terbentuknya abses di dalam vitreous humour. Etiologi - Eksogen, contoh: trauma, tindakan bedah - Endogen, contoh : sepsis - biasanya disebabkan oleh S. albus, S. Aureus, S. Pseudomonas, Jamur
Gejala Subjektif
Mata sakit Mata merah Palpebra bengkak Edema kornea Keratik Presipitat Hipopion Refleks fundus hilang
Gejala Objektif
Visus menurun tajam TIO rendah/tinggi akibat massa supuratif di dalam bola mata
Pengobatan
Ampisilin 2gr/hari, kloramfenikol 3gr/hari Amfoterisin B 150 mikrogram subkonjungitva Sikloplegia 3x/hari Analgetika
Terima Kasih