You are on page 1of 33

AMALGAM

Anggi Indriyani Cut Alyssa Meraxa Danar Sekartaji Citra Ayu Anindita

Text Book of Operative Dentistry, 2010

KOMPOSISI AMALGAM

LOGAM ALLOY
Terdiri dari : minimal 40% perak max 32% timah max 30% tembaga

MERKURI

max 20% seng kadang terdapat kandungan indium/palladium.

KELEBIHAN AMALGAM
Mudah dimanipulasi

Adaptasi marginal memuaskan


Aplikasi yang lebih luas Karakteristik fisik amalgam sebanding dengan enamel dan dentin Self sealing Biokompatibel Resistensi baik Murah

Dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan

KEKURANGAN AMALGAM
Estetik buruk
Preparasi luas Tidak melekat pada gigi Korosi diskolorasi gigi Menyebabkan degradasi marginal

Amalgam tidak cukup kuat untuk menguatkan gigi yang lemah


Menyebabkan reaksi galvanik

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


INDIKASI
Preparasi klas I sedang hingga luas Klas II preparasi dengan tekanan berlebih Prep klas V dengan kondisi dimana estetik tidak menjadi masalah, preparasi sepenuhnya pada permukaan akar, sulit dilakukan restorasi Prep klas VI Prep klas III (kadang isolasi sulit dilakukan) Sebagia fondasi pada kasus gigi yang busuk sambil dilakukan perencanaan untuk cetak Sebagai restorasi pasca endodontic Gigi dengan prognosis pulpa yang tidak tentu sebagai restorasi intim Gigi yang mengalami fraktur pada cusp yang dapat direstorasi oleh amalgam dan pin dan slot.

KONTRAINDIKASI
Prep klas III, IV, V kecuali pada

kasus tertentu
Prep klas I dan II kecil hingga sedang Prep dengan kebutuhan estetik

TEKNOLOGI TERBARU AMALGAM


Mercury free direct filling

Bonded amalgam system

Low mercury alloy Gallium pengganti merkuri

RESTORASI AMALGAM UNTUK PREPARASI KELAS I

Preparasi gigi awal

Outline form Primary resistance form Primary retention form Convenience form

Preparasi gigi akhir

Membersihkan sisa karies Secondary resistance dan retention form Menghaluskan enamel margins Inspeksi akhir preparasi

OUTLINE FORM
Beberapa hal yang harus diingat ketika membuat outline form, yaitu:

Membersihkan seluruh karies dan pit dan fisur yang rusak sehingga
struktur gigi menjadi sehat. Membersihkan seluruh enamel rod yang tidak perlu.

Preparasi margin tidak mencapai daerah daerah yang memiliki


tekanan yang tinggi seperti didaerah mahkota gigi dan puncak ridge.

Turut meletakkan margin pada struktur gigi yang sehat

OUTLINE FORM
Tetapkan eksternal outline form dengan bantuan bur no. 245. Pertahankan kedalaman pada 1,5mm, panjang ini sama dengan satu setengah kali panjang cutting bur. Kedalaman ini berjarak 0,2 mm hingga 0,5 mm dari dentin sehingga dapar menahan patahan (fracture) yang disebabkan dari tekanan oklusal Perluas margin pada sisi mesial dan distal tetapi jangan memasukkan marginal ridge. Pit dan fisur yang memiliki kerusakan hingga sedalam 0,5mm harus turut dimasukkan kedalam outline form. Pola outline form luar harus memiliki bentuk yang mulus, garis lurus dan bundar. Seluruh demineralisasi enamel juga harus dibersihkan.

Enameloplasty tindakan membersihkan enamel margin yang runcing dan tidak biasa dengan cara membulatkannya atau memipihkannya sehingga membetuk daerah yang gampang dibersihkan.

PRIMARY RESISTANCE FORM


Bentuk yang dibuat sebagai tempat restorasi dan untuk menahan tekanan oklusal

Syarat resistence form yaitu: Bentuk seperti boks dengan dasar yang datar menahan tekanan dari oklusal tanpa terjadi pergeseran. juga harus mengikuti bentuk dari permukaan oklusal Oklusal memiliki kedalaman 1,5 mm Batasi perpanjangan dinding luar sehingga memiliki daerah marginal ridge yang kuat dan mampu memberikan ketahanan bagi dentin. Preparasi struktur gigi yang lemah.

Buat seluruh garis internal dan sudut sudut tajam menjadi berbentuk bulat
Tutupi mahkota gigi agar bagian tersebut terlindungi.

PRIMARY RETENTION FORM


Retensi dapat ditingkat dengan cara sebagai berikut: Konvergensi oklusal antara dinding buccal dan lingual (Gambar 20.12). Memotong sedikit dentin yang terletak didekat dinding pulpal (Gambar 20.13A dan B). Mempertahankan marginal ridge.

CONVENIENCE FORM
Memfasilitasi dan memberikan visibilitas dan aksesibilitas yang memadai serta memudahkan preparasi operasi dan restorasi gigi. Pada restorasi amalgam, form atau bentuk juga memungkinkan digunakannya peralatan condensing dan carving

Preparasi gigi akhir


Membersihkan sisa karies
Membersihkan bahan dari restorasi sebelumnya yang berada di pit dan fisur yang berada disekitar karies dentin. Pada preparasi besar dengan karies yang lunak, dilakukan dengan menggunakan spoon excavator atau bur bulat dengan kecepatan rendah

Membersihkan dinding enamel dan margin


dilakukan dengan menggunakan panduan dari dental histology. seluruh enamel yang tidak membantu akan dibersihkan. Sudut Cavosurface, yaitu sudut antara dinding enamel dan amalgam, harus memiliki kemiringan 90o akan memberikan kekuatan maksimum.

Pembersihan dan inspeksi akhir


Tahap akhir dari preparasi gigi adalah membersihkan preparasi secara teliti dengan menggunakan semprotan air dan udara. Selanjutnya akan dikeringkan dengan menggunakan udara lembab dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan inspeksi akhir.

PREPARASI OKLUSAL DENGAN EKSTENSI KE BUKAL ATAU LINGUAL


Untuk membersihkan karies dari pit dan fisur di sisi buccal dan lingual maka diperlukan sedikit modifikasi pada preparasi. Terakhir, lakukan inspeksi pada preparasi, tujuannya untuk melihat apakah diperlukan pembersihan dan penghalusan tambahan.

Lebarkan pulpa floor pada bidang yang sama sehingga dapat bersentuhan dengan karies.

Bersihkan seluruh enamel yang tidak diperlukan dengan menggunakan bur berkecepatan rendah.

Buatlah tipe preparasi berbentuk boks dimana dinding mesial dan distal terletak pada posisi paralel.

Letakkan retensi groove di dinding mesial dan distal.

PREPARASI KELAS I

RESTORASI AMALGAM UNTUK PREPARASI GIGI KLAS II


Restorasi klas II dilakukan pada permukaan proksimal (mesial atau distal) dari

premolar dan molar.


Tindakan preparasi yang dilakukan untuk klas II masuk dengan melalui permukaan oklusal. Outline dari preparasi proksimal dipengaruhi oleh faktor faktor berikut:

Kemungkinan karies yang dimiliki oleh pasien.


Umur pasien. Posisi dari gingival. Lebar karies pada sisi proksimal.

Dimensi dari daerah kontak.


Kekuatan masticfactory. Faktor estetika dari pasien.

OUTLINE FORM

Masuk kedalam pit dengan menggunakan bur berkecepatan tinggi. Jaga agar ujung bur sejajar dengan sumbu gigi dan pertahankan kedalaman pada 1,5 hingga 2,0 mm Lebarkan outline hingga turut memasukkan fisur pusat, Usahakan lebar isthmus sekecil mungkin dan tidak lebih dari seperempat jarak ujung intercupal. Lakukan sedikit konvergen oklusal pada dinding proksimal, lingual dan facial Lakukan enameloplasty pada struktur gigi jika diperlukan. Perkirakan boks proksimal yang berhubungan dengan daerah kontak sebelum melakukan pelebaran kedalam proksimal marginal ridge lakukan pelebaran pada preparasi kearah daerah kontak dari gigi, jaga agar jarak dari preparasi dengan marginal ridge hanya sebesar 0,8mm. Lebarkan preparasi kearah faciolingual sehingga daerah kontak dapat terlihat jelas. Pemotongan proksimal dilakukan secara gingival. Sisakan sedikit enamel pada daerah kontak Patahkan sedikit enamel pada daerah kontak dengan menggunakan chisel atau enamel hatchert. Margin proksimal harus memiliki sudut cavosurface sebesar 90 dan ketika selesai maka dinding kotak proksimal harus konvergen secara oklusal Pertahankan jaringan gigi sehingga gigi dapat tetap kuat dan kekuatan oklusal yang menekan amalgam dapat diminimalisir. Lebar ideal dari margin facial dan lingual dari kotak proksimal adalah sekitar 0,2 hingga 0,5 mm dari gigi tetangga.

OUTLINE FORM
Arah dari dinding proksimal buccal dan lingual dipengaruhi oleh morfologi dan anatomi gigi serta gigi tetangga. Tujuan dari dilebarkannya margin proksimal buccal dan lingual

adalah:
Untuk memasukkan seluruh daerah yang rusak. Untuk membebaskan kontak dengan gigi tetangga sehingga memberikan convenience fom dan aksesibiltas

REVERSE CURVE
Dilakukan pada dinding proksimal dari

arah dalam kearah daerah kontak


Beberapa kelebihan dari reverse curve yaitu:
Mempertahankan struktur gigi yang sehat. Mempertahankan ridge segitiga dari mahkota gigi yang berpengaruh. Flare dari dinding proksimal akan menghasilkan persinggungan dengan permukaan gigi luar dengan sudut 90o, hal ini akan meningkatkan resistensi dari gigi dan restorasi.

PRIMARY RESISTANCE FORM


Dapat dilakukan dengan cara memasukkan fitur fitur berikut kedalam preparasi: Bentuklah preparasi menjadi boks dengan pulpa dan gingival floor yang rata. Cavosurface dengan sudut 90o. Termasuk seluruh struktur gigi yang telah melemah. Pertahankan lebar preparasi seminimal mungkin agar struktur gigi dapat terjaga. Tumpulkan seluruh garis internal dan sudut sudut runcing. Hindari cusp agar kekuatannya dapat terjaga

PRIMARY RETENTION FORM Primary retention form mencegah terjadinya pergeseran pada restorasi.

Retensi dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut:


Convergen oklusal (sekitar 2 hingga 50) dari dinding buccal dan lingual Oklusal berbentuk dovetail.

Preparasi gigi akhir


Lakukan pembersihan dengan semprotan udara/air atau cotton pellet dan lakukan inspeksi untuk melihat apakah terdapat debris serta periksa apakah perlu dilakukan koreksi terhadap sudut cavosurface dan margin.

Bersihkan karies dan bahan dari restorasi sebelumnya yang masih tersisa, bersihkan pit dan fisur tetangga yang terlibat didalam preparasi seperti yang dilakukan pada klas I. Pembersihan karies dentin dilakukan dengan spoon excavator atau bur dengan kecepatan rendah

SECONDARY RESISTANCE AND RETENTION FORM


Letakkan retensi groove dan lock pada boks proksimal (Gambar 20.33A dan B).

Floor gingival dapat dibuat slot atau pot hole dengan tujuan untuk memberikan retensi tambahan.

MODIFIKASI PREPARASI KLAS II


Lebar karies Faktor estetik Hubungan dengan gigi tetangga Syarat gigi penyangga pada gigi tiruan sebagian Rotated teeth
Jika karies telah terlalu menyebar maka mungkin diperlukan restorasi amalgam yang kompleks seperti full coverage amalgam.

disarankan dilakukan pelebaran facial dalam premolar maxillary minimal sehingga amalgam tidak terlalu terlihat.

Jika tidak terdapat gigi tetangga, maka dapat dibuat slot preparasi untuk merawat karies proksimal.

untuk memberikan retensi terhadap prosthesis tanpa menganggu restorasi amalgam klas II.

dilakukan sesuai dengan keadaan gigi tetangga.

Jika karies proksimal masih sedikit, maka cukup menggunakan boks proksimal.

MODIFIKASI DESAIN PREPARASI KLAS II


Slot preparasi Preparasi boks sederhana Alasan estetika Rotated teeth Outline form yang tidak biasa Preparasi konservatif terhadap premolar mandibular pertama dan molar maxillary Restorasi yang berdampingan Modifikasi terhadap gigi penyangga

SLOT PREPARASI
Indikasi
Adanya karies akar proksimal pada pasien geriatric dengan resesi gingival. Tidak adanya gigi tetangga. Sulitnya dilakukan isolasi dengan tujuan untuk merawat sepertiga dari keries akar cervical.

Desain:
Preparasi yang dilakukan sama dengan preparasi gigi klas V. Biasanya menggunakan pendekatan dari sisi facial dan menggunakan bur no. 2 atau no. 4 berujung bulat hingga kedalaman axial tertentu, contohnya 0,75 hingga 1,25 mm Jika margin oklusal berada didalam enamel maka gunakan bur hingga kedalaman 0,5 mm didalam dentin. Persiapkan margin cavosurface dengan sudut 90o, berikan groove retensi pada garis sudut axiooclusal dan axiogingival. 0,2 mm didalam dentin

PREPARASI BOX SEDERHANA


Indikasi
Karies proksimal sedikit, tidak termasuk permukaan oklusal. Karies permukaan proksimal dengan kontak proksimal yang sempit. Karies proksimal didalam gigi attrited.

Desain
Persiapkan boks proksimal dengan ekstensi facial dan lingual yang minimum. Untuk retensi, lakukan konvergen pada ekstensi facial dan lingual. Lock retensi proksimal dibuat untuk menambah kekuatan retensi pada boks proksimal. Boks ini memiliki kedalaman 0,5mm untuk sisi gingival dan 0,3mm untuk sisi oklusal.

untuk memastikan bahwa amalgam terlihat baik. Syarat desain dari preparasi mesio-oklusal adalah dinding facial dari boks proksimal diletakkan secara sejajar dengan sumbu gigi. Alasan Estetika

For Rotated Teeth

Syarat desain sama seperti desain pada gigi yang berjajar, yang berbeda hanyalah preparasi bergantung pada daerah gigi yang bersentuhan dengan gigi tetangga

Outline Form Yang Tidak Biasa

Jika antar fisur memiliki jarak sebesar 0,5mm atau lebih maka lakukan tindakan restorasi pada gigi dengan menggunakan restorasi amalgram individual. Dovetail baru dipergunakan jika fisur keluar dari permukaan oklusal.

membantu dalam melakukan preservasi terhadap ridge oblique atau ridge transverse yang melindungi kekuatan dari mahkota gigi. Syarat desain : Untuk molar maxillary pertama preparasi mesio-oklusal dan disto-oklusal dilakukan secara independen tanpa menggunakan ridge oblique. Preparasi Konservatif untuk Untuk premolar mandibular pertama, preparasi proksimal tidak menggunakan ridge transverse Premolar Mandibular Awal Selain itu, karena tingginya facial tanduk pulpa maka dasar pulpal harus memiliki inklinasi pada sisi facial dan Molar Maxillary

Restorasi yang Berdampingan

Jika restorasi proximo-oklusal masih ada dan restorasi yang baru juga dibutuhkan, maka perawatan pada gigi pertama harus tetap diberikan dan disaat yang bersamaan juga dilakukan preparasi pada gigi tetangga untuk restorasi kedua tanpa melemahkan margin dari restorasi sebelumnya. Margin margin yang bersentuhan dari dua restorasi ini harus tegak lurus antara satu sama lain Jika sebuah gigi memiliki preparasi klas II dan kemudian dilanjutkan dengan klas V, maka lakukan preparasi dan restorasi lesi klas II terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke klas V.

Modifikasi untuk Gigi Penyangga

dibutuhkan ekstensi tambahan jika rest seat direncanakan untuk denture parsial. Dinding lingual dan facial juga harus dilebarkan lebih jauh lagi untuk memberikan ruang bagi rest seat Selain itu, pulpa floor ditambah kedalamannya sebesar 0,5 mm pada daerah rest seat sehingga memberikan ketebalan yang cukup bagi amalgam

PENGISIAN KAVITAS
Powder dan liquid semen zinc phosphate diletakkan secara terpisah pada glass plate dengan perbandingan 1:1.

Campurkan powder semen zinc phosphate terlebih dahulu dengan gerakkan sirkular pada daerah yang lebar dengan spatula. Setiap porsi powder harus dicampurkan dengan baik sebelum mencampur porsi berikutnya.
Campurkan powder semen zinc phosphate terlebih dahulu dengan gerakkan sirkular pada daerah yang lebar dengan spatula. Setiap porsi powder harus dicampurkan dengan baik sebelum mencampur porsi berikutnya. Semen dapat digunakan bila konsistensinya seperti krem kental yang tidak putus apabila diangkat dengan spatel (1 cm).Semen diletakkan kedasar kavitas menggunakan semen stopper. Sebelum semen mengeras, kelebihan semen di email dibersihkan dengan ekskavator

TAHAPAN RESTORASI AMALGAM


Pemilihan alloy Perbandingan merkuri alloy Triturasi Mulling

Burnishing

Kondensasi

Insersi amalgam

Penggunaan matrix

Carving

Finishing dan poles

TRITURASI
Tujuan membuang lapisan oksida dari partikel alloy sehingga tiap lapisan partikel dapat terlapisi oleh merkuri yang mana menghasilkan suatu masa yang homogen untuk kondensasi.

Terdapat 2 cara tritunasi : 1. Automatic almagator 2. Mortar dan pestle Tanda campuran amalgam yang baik mengkilap dan membentuk suatu masa homogen dan menyatu.

MULLING
dapat dilakukan secara manual atau mekanik dengan tangan dapat dilakukan dengan cara meremas amalgam yang baru triturasikan, yang diletakkan dalam kassa secara mekanikal dapat dilakukan amalgator dengan meutriturasikan selama 1-2 detik. Aplikasi matrix band Untuk mengencangkan band dan menstabilisasikan dengan ridge

KONDENSASI Tujuan kondensasi


mengangkat kelebihan merkuri menuju permukaan restorasi Mengisi kekosongan dalam restorasi Mempersiapkan restorasi untuk carving Adaptasi amalgam terhadap dinding dan dasar preparasi

POLES
Alat-alat dan tahaptahapnya adalah sebagai berikut: - penghalusan dengan rubber cup/wheel. - stone but (abrasive) yang kekasarannya makin lama makin halus - cup shape brush. - finishing bur. - gunakan brush dengan bubuk purnice.

Pemolisan pada tumpatan amalgam dapat dilakukan 24 jam kemudian.

Setiap kekasaran yang dapat dideteksi dengan sonde harus dibuang dengan hati-hati.

You might also like