Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
Oleh :
TJAHJANTI K.
KONSEP DASAR
LUKA BAKAR
DEFINISI :
Luka yang diakibatkan terkontak
sumber panas atau sumber listrik
yang berlebihan
ETIOLOGI LB :
Termal :
Api, air mendidih, dsb
Elektrik :
Sumber listrik sengatan listrik
Radiasi :
Sinar matahari, x – ray, dsb
Kimiawi :
Bahan / zat korosif : alkohol > 70%, H2SO4,
dsb
INSIDEN :
FAKTOR RESIKO :
Anak-anak
Lansia
TEMPAT / LOKASI :
Rumah Tinggal >>>
Tempat kerja yang beresiko tinggi
TUJUAN UTAMA :
Empat tujuan utama Perawatan LB :
Pencegahan
Tindakan penyelamatan jiwa pada LB berat
Pencegahan ketidakmampuan / kecacatan
melalui penanganan dini, spesialistik dan
individual
Pemulihan / rehabilitasi pasien melalui
pembedahan rekonstruksi dan program
rehabilitasi
PATOFISIOLOGI :
ETIOLOGI (Sumber Panas)
Full – Thickness
Lihat bagan
Dalam menentukan dalamnya LB,
faktor2 yg dipertimbangkan :
Riwayat terjadinya LB (bagaimana
terjadinya)
Penyebab LB (api, air mendidih,
cairan kimia, dsb)
Suhu agens yang menyebabkan LB
Lamanya kontak dengan agens
Ketebalan kulit
LUAS LB
Menentukan ‘Luas Permukaan Tubuh’
yg terbakar :
Rumus SEMBILAN (RULE of NINE)
Fase AKUT :
Durasi : dari dimulainya diuresis
hingga selesainya proses penutupan
luka
Prioritas :
Perawatan dan penutupan luka
Pencegahan / penanganan
komplikasi (infeksi)
Dukungan nutrisi
Penatalaksanaan Lb
berdasarkan fase perawatan... :
Fase REHABILITASI
Durasi : dari penutupan luka besar hingga
kembali pada tingkat adaptasi fisik dan
psikososial yang optimal
Prioritas :
Pencegahan parut dan kontraktur
Rehabilitasi fisik, okupasional &
vokasional
Rekonstruksi fungsional dan kosmetik
Konseling psikososial
PERAWATAN DI TEMPAT
KEJADIAN
Cegah agar penyelamat tidak turut
mengalami LB, k/p bantuan Pemadam
Kebakaran & Pelayanan medis darurat
Prosedur emergensi :
Matikan api (berguling, selimut/karung,
memutuskan sumber listrik hati2)
Dinginkan LB (rendam LB, kompres handuk
dingin, tdk dgn es)
Lepaskan benda penghalang (memudahkan
penilaian & mencegah terjadinya konstriksi
sekunder akibat edema yang timbul dengan cepat
Tutup LB dengan kassa steril
Irigasi LB kimia (dibilas dengan air mengalir)
Penatalaksanaan ABC
Pencegahan Syok
PENATALAKS MEDIS
DARURAT
Continous positive airway pressure dan ventilasi
mekanis untuk memberikan oksigenasi yang adekuat
Evaluasi KU pasien, menilai luka bakar, menentukan
prioritas dan mengarahkan rencana penanganan
Perlu doumentasi adekuat (k/p foto)
Pemasangan infus di daerah yg tidak terbakar, k/p
kateter vena sentral utk pemberian infus dlm skala
besar dan monitor tekanan vena sentral
Pemasangan NGT (k/p alat penghisap utk mencegah
ileus paralitik)
Pemasangan kateter urine, utk memfasilitasi BAK
dan monitor ketat haluaran urine
Pemantauan nilai laboratorium (AGD, Ht, elektrolit,
dsb)
Pemberian analgetik dan antibiotik adekuat
PEMINDAHAN KE UNIT LB
Terdapat kriteria2 tertentu dalam
menentukan seorang klien LB dirawat di
unit LB atau tidak (lihat contoh dlm bagan)
Pemantauan cairan infus adekuat utk
hasilkan urine sedikitnya 30 ml/jam,
kepatenan saluran nafas, atasi nyeri
Perawatan LB adekuat, ditutup dengan
kassa steril dan balutan adekuat
Menjaga kenyamanan dan kehangatan
tubuh pasien
KRITERIA PERHIMPUNAN LB UTK
RUJUKAN KE
PUSAT LUKA BAKAR AMERIKA
LB derajat 3 yg melebihi 5 % luas permukaan tubuh pada
segala kelompok usia
LB derajat 2 – 3 yang melebihi 10 % luas permukaan tubuh
pada klien < 10 th atau > 50 th
LB derajat 2 – 3 yg melebihi 20 % luas permukaan tubuh pada
segala kelompok usia yang lain
LB derajat 2 – 3 yg mengenai muka, tangan, kaki, genetalia dan
perineum serta persendian yg besar
LB listrik yg mencakup LB tersambar petir
LB kimia dengan ancaman gangguan fungsional atau kosmetik
yang serius
LB dengan cedera inhalasi
LB yg melingkar (sirkumferensial) pada ekstremitas dan dada
LB pada pasien yang sebelumnya sudah menderita sakit yang
dapat mempersulit penanganannya
LB dengan trauma dimana LB tersebut menghadapi resiko yg
besar
PENATALAKSANAAN
KEHILANGAN CAIRAN DAN SYOK
Resusitasi cairan yg adekuat memperbaiki penurunan
volume darah slm 24 jam I paska LB & mengembalikan
kadar plasma pada nilai normal utk periode 48 jam
Beberapa kombinasi koreksi cairan plasma :
Koloid – Whole Blood, plasma serta plasma ekspander
Kristaloid / elektrolit, larutan NaCl 0,9%, RL
Berbagai rumus telah dikembangkan utk prediksi
hilangnya cairan bdasarkan estimasi persentase luas
permukaan tubuh yg terbakar dan BB pasien (lihat
bagan). Namun ttp perhatikan RESPON pasien, yaitu :
Frekuensi Jantung
Tekanan Darah
Haluaran Urine
Sehingga tercapai resusitasi cairan yang optimal
Penatalaksanaan Kehilangan Cairan Dan
Syok…..
Tujuan resusitasi cairan :
Tekanan Sistolik > 100 mmHg
Frekuensi nadi / denyut jantung < 110 x / mnt
Haluaran urine 30 – 50 ml/ jam
Ukuran tambahan utk menentukan kebutuhan
cairan :
Nilai Hb dan Ht
Kadar Na serum
Bila Hb dan Ht turun dan haluaran urine > 50
ml/jam, maka kecepatan cairan infus dpt
diturunkan, dgn tujuan mempertahankan kadar
Na dlm batas normal selama penggantian cairan.
Penatalaksanaan syok adalah utk mencegah
terjadinya syok hipovolemik dan/atau
anafilatik/analgetik dgn monitor KU dan TTV ketat
KOMPLIKASI LB
Gagal Nafas Akut (ARDS)
Syok Hipovolemik
Gagal Ginjal Akut (ARF)
Sindrom kompartemen
Ileus paralitik
Ulcus Pepticum
PROSES
KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
FASE DARURAT /
RESUSITASI
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Penyebab Luka Bakar
• Fokus pada prioritas utama bagi setap pasien trauma
dengan luka sebagai permasalahan sekunder
• Monitor KU dan TTV ketat (status respirasi, denyut
nadi apikal, karotid dan femoral terutama pada LB
elektrik, TD k/p dgn doppler dan suhu tubuh)
• Pemantauan asupan dan haluaran urine
• Estimasi Berat Badan
• Riwayat kesehatan (alergi, imunisasi TT, riw penyakit
sblm – ssdh LB, serta penggunaan obat yg diberikan
• Pengkajian neurologik (tk kesadaran, status fisiologik,
skala nyeri, kecemasan dan perilaku pasien)
• Pemahaman (tk pengetahuan klien dan keluarga)
terhadap cedera dan penanganannya
Fase Darurat / Resusitasi….
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kerusakan Pertukaran Gas b.d. keracunan gas CO,
inhalasi asap dan obstruksi saluran nafas atas
• Bersihan jalan tidak efektif b.d.edeme dan efek dari
inhalasi asap
• Kurang volume cairan b.d. peningkatan
permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat
evaporasi dari daerah LB
• Hipotermia b.d. gangguan mikrosirkulasi kulit dan
luka terbuka
• Nyeri b.d. cedera jaringan serta syaraf dan dampak
emosional dari LB
• Ansietas b.d. ketakutan & dampak emosional dr LB
• Resiko komplikasi b.d. depresi sist pernafasan, dll.
Fase Darurat / Resusitasi….
INTERVENSI KEPERAWATAN
Meningkatkan pertukaran gas dan
bersihan jalan nafas
• Kaji pola dan karakteristik nafas (frekuensi,
irama, kedalaman, bunyi dan kesimetrisan paru
kanan – kiri)
• Kaji adanya cedera LB pada organ pernafasan
• Dorong utk batuk efektif dan nafas dalam
• Kaji tanda-tanda hipoksia
• Kolaborasi : penggunaan O2, hasil AGD,
spirometri
Fase Darurat / Resusitasi….
INTERVENSI KEPERAWATAN
Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
• Monitor TTV, CVP & haluaran urine setiap jam
• Waspada tanda2 hipovolemia / hipervolemia
• Timbang BB setiap hari (bila mampu)
• Pertahankan pemberian infus, atur tetesannya
pada kecepatan yg tepat sesuai program medik
• Monitor hasil laboratorium (defisiensi /
kelebihan) thdp Na, K, Ca, F dan bikarbonat
• Tinggikan bagian kepala tempat tidur dan
ekstremitas yang terbakar
Fase Darurat / Resusitasi….
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mempertahankan suhu tubuh normal
• Kaji suhu inti tubuh klien setiap jam
• Beri lingkungan yang hangat, k/p
gunakan lampu atau selimut
penghangat
• Bekerja dengan cepat kalau luka
terpajan udara dingin
Fase Darurat / Resusitasi….
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mengurangi nyeri
• Kaji intensitas nyeri (gunakan skala
nyeri 1 – 10)
• Berikan dukungan emosional k/p
pendampingan
• Kolaborasi : pemberian preparat
analgetik dan amati supresi pernafasan
pada klien yang tidak menggunakan
ventilator mekanis. Lakukan penilaian
respon klien thdp analgetik setiap
pemberian
Fase Darurat / Resusitasi….
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mengatasi kecemasan