A. Jamalairi Pandawi King Caesar M.P. Fiqy Nurullah Leonita Budi Utami Intan Wulansari Yuda Dwi Laksana Pendahuluan Luka listrik adalah salah satu jenis luka karena peristiwa fisika. Trauma listrik terjadi saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik. Cedera akibat listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam. Tinjauan Pustaka 1. Trauma Listrik Merupakan luka yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi energi panas.
a. Bagian-bagian Listrik Arus listrik (I) - Arus listrik searah atau direct current (DC) : Mengalir secara terus menerus ke satu arah, dipakai dalam industri elektrolisis - Arus listrik bolak-balik atau alternating current (AC) : Mengalir bolak-balik, digunakan di rumah- rumah dan pabrik-pabrik, biasanya 110 volt atau 220 volt,
Arus listrik AC jauh lebih berbahaya daripada arus DC
Frekuensi Listrik : Satuannya cycle per second atau hertz, yang paling sering digunakan 50 dan 60 hertz, yang paling tinggi 1 juta hertz
Tegangan Listrik : Tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan intensitas listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah konduktor (penghantar) yang memiliki tahanan sebesar 1 ohm.
Tahanan/hambatan listrik (resistance/R) : Menurut hukum Ohm, besarnya intensitas listrik (I) sama dengan besarnya tegangan/voltage (V) dibagi dengan tahanan (R)
V I = R
Panas yang terjadi tergantung dari : banyaknya arus lamanya kontak Besarnya hambatan
Keterangan : W = panas yang dihasilkan (kalori) I = kuat arus (ampere) R = hambatan (ohm) t = waktu (detik)
W = I 2 R t
b. Etiologi Luka Listrik Secara umum, terdapat 2 jenis tenaga listrik: Tenaga listrik alam, seperti petir dan kilat. Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti baterai dan accu, dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti listrik PLN pada rumah maupun pabrik.
c. Patofisiologi Luka Listrik
Elektron yang mengalir secara abnormal dalam tubuh melalui depolarisasi otot dan saraf melalui panas dan pembentukan pori di membran sel inisiasi abnormal irama elektrik pada jantung dan otak menghasilkan luka bakar elektrik internal maupun eksternal Penurunan kesadaran Fibrilasi ventrikel Faktor-faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh: 1. Jenis aliran listrik 2. Tegangan 3. Tahanan 4. Kuat arus 5. Adanya hubungan dengan bumi / earthing 6. Lamanya waktu kontak dengan konduktor 7. Aliran arus listrik (path of current)
Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang, pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi pada kuat arus 100 mA atau lebih. mA Efek 1,0 Sensasi, ambang arus 1,5 Rasa yang jelas, persepsi arus 2,0 Tangan mati rasa 4,0 Parestesia lengan bawah 15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran listrik 40,0 Kehilangan kesadaran 75-100 Fibrilasi ventrikel d. Sebab Kematian Luka Listrik 1. Fibrilasi ventrikel Menurut Dalziel, memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. 2. Paralisis respiratorik Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena asfiksia 3. Paralisis Pusat Pernafasan Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur arus listrik.
2. Trauma Petir Petir/lightning, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase sampai 10 mega volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere yang dalam waktu1/1000-1 detik dilepaskan ke bumi.
Etiologi Petir dapat melukai seseorang 5 cara: Sambaran langsung Percikan dari obyek lain Menyentuh sebuah benda yang tersambar (sekitar 1-2% dari cedera) Efek tanah sebagai energi yang menyebar di seluruh permukaan bumi ketika petir menyambar jarak jauh dari orang Trauma tumpul jika seseorang dilemparkan dan barotrauma bila dekat ledakan petir yg kuat
Derajat cedera akibat trauma petir : 1. Cedera Ringan Korban yang memiliki cedera ringan mungkin mengakibatkan dysesthesias pada ekstremitas atau perasaan seperti dipukul pada kepala, dapat juga mengeluhkan kebingungan, amnesia, tidak sadarkan diri sementara, tuli sementara, atau kebutaan, tanda vital biasanya stabil
2. Cedera Sedang Korban yang tersambar petir pada derajat menengah dapat mengakibatkan kebingungan, agresif, atau koma. Korban akan mengalami mati rasa pada kulit serta mengakibatkan kelumpuhan ekstremitas.
3. Cedera Berat Korban dapat mengalami serangan jantung, seperti ventrikel fibrilasi dan harus segera ditangani dengan resusitasi jantung mungkin berhasil jika korban telah mengalami iskemia jantung atau SSP berkepanjangan. Pecahnya membran tympani otorrhea, kerusakan Sistem Saraf Pusat. Gambaran Klinik Trauma Petir Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat kelainan yang disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor ledakan. Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir : 1. Current mark / electrik mark / electrik burn. Efek ini termasuk salah satu tanda utama luka listrik (electrical burn).
2. Aborescent markings Tanda ini berupa gambaran seperti pohon gundul tanpa daun. Tanda ini akan hilang sendiri setelah beberapa jam.
3. Magnetisasi Logam yang terkena sambaran petir akan berubah menjadi magnet. Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik (electrical burn).
Ada 2 efek panas akibat sambaran petir : 1. Luka bakar sampai hangus. 2. Metalisasi Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti perhiasan dan komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana tanda ini dapat kita gunakan untuk menentukan saat kematian korban. Efek ledakan: Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning/eliksem) terjadi akibat perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim, sehingga berakibat pakaian korban koyak, korban terlontar dan terdapat luka akibat persentuhan dengan benda tumpul. misalnya abrasi, kontusi, patah tulang tengkorak, epidural/subdural bleeding.
Pemeriksaan Korban A. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Periksa apakah hidup atau sudah meninggal. Bilamana belum ada lebam mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu diberi pertolongan segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu segera dibawa ke Rumah Sakit. B. Pemeriksaan Jenazah 1. Pemeriksaan Luar - Electric mark - Joule burn (endogenous burn) terjadi jika kontak antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama - Exogenous burn terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi
2. Pemeriksaan Dalam Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. - Pada otak didapatkan perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak adalah pada daerah ventrikel III dan IV. - Organ jantung akan terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik. - Pada paru didapatkan edema dan kongesti. 3. Pemeriksaan Tambahan - Pemeriksaan patologi anatomi pada electric mark. Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda kekerasan oleh listrik tetapi sangat menolong untuk menegakkan bahwa korban telah mengalami trauma listrik.
Aspek Medikolegal Kematian oleh arus listrik biasanya tidak disengaja dari peralatan listrik rusak atau kelalaian dalam penggunaan peralatan. Bunuh diri jarang terjadi pada trauma akibat arus listrik. Mati akibat petir adalah selalu akibat dari kecelakaan.
Penanganan 1. Pre-Hospital Mengamankan tempat kejadian Saat tiba di tempat kejadian para penolong jangan memegang tubuh pasien Matikan sumber arus listrik Penggunaan elektrikal glove akan sangat berbahaya, karena jika terdapat lubang yang kecil dapat menimbulkan ledakan pada tangan penolong. Pada pasien yang terkena petir perlu diingat para penolong bahwa petir dapat menyambar ke tempat yang sama sehingga keamanan sangatlah penting sebelum evakuasi dilakukan. 2. Hospital Resusitasi cardiopulmonal Monitor tanda-tanda vital Pemasangan cairan intravena Penangan trauma akibat luka bakar