Definisi Kehamilan dengan ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar rongga rahim yang dilapisi endometrium.
Lokasi A. Tuba Falopii (> 97%) 1. Pars interstisialis 2. Isthmus 3. Ampulla 4. Infundibulum 5. Fimbriae
Lokasi B. Uterus 1. Kanalis servikalis 2. Divertikulum 3. Kornu 4. Tanduk rudimenter.
Lokasi C. Ovarium D. Intra ligamenter E. Abdominal 1. Primer 2. Sekunder F. Kombinasi kehamilan di dalam dan di luar uterus
Etiologi Belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor risiko: 1. Faktor tuba: wanita yang pernah salpingitis kemungkinan mendapat kehamilan ektopik 5-10 kali lebih sering. Faktor lain pada tuba perlekatan pada tuba, pertumbuhan tuba yang abnormal karena pengaruh dari DES, pernah ada operasi pada tuba seperti pada MOW. Etiologi 2. Zygot yang abnormal. 3. Faktor ovarium. 4. Pemberian hormon dari luar, umpamanya pada pemakaian kontrasepsi progestin only pill. 5. IUD. Saat Terganggunya KE Kehamilan di isthmus: 6-8 minggu. Ampulla: 8-12 minggu. Pars interstitialis: 12-16 minggu. Gambaran Klinis Tidak ada gejala/tanda yang patognomonik untuk KE. DD: 1. Kehamilan normal. 2. Abortus iminen. 3. Pecahnya kista ovarium. 4. Torsi dari kista ovarium. 5. Gastroenteritis. 6. Appendisitis. Diagnosis Perlu sekali kita dapat mendiagnosa adanya KE sebelum terganggu. Harus selalu curiga adanya KE bila wanita hamil pada trimester I ada perdarahan dan nyeri abdomen. Gejala-gejala 1. Nyeri abdomen/pelvik (+ 100% kasus). 2. Perdarahan (+ 75%). 3. Terlambat haid. 4. Shock (1/3 1/2 kasus). 5. Decidual cast (5-10%).
Tanda-tanda 1. Nyeri tekan/defans musculaire (+ 80%). Nyeri goyang serviks (+ 75%). 2. Massa di adnexa unilateral (1/3 -1/2 kasus). Kadang-kadang massa teraba di cavum Douglasi. 3. Uterus kadang-kadang membesar sebagai tanda kehamilan. Laboratorium Pemeriksaan Ht dan leukosit yang berulang. Tes kehamilan (+ 100%). Pemeriksaan Khusus 1. USG, sangat penting untuk membuat diagnosa sebelum kehamilan terganggu. Harus dikombinasikan dengan pengukuran titer -hCG. Bila -hCG 1000 mIU/ml dengan USG transvaginal atau -hCG 1800- 3600 mIU/ml transabdominal tidak terlihat kehamilan intrauterin maka sangat suspek adanya KE. Pemeriksaan Khusus Adanya massa di adnexa dengan uterus yang kosong juga sangat suspek KE. Kadang-kadang dapat terlihat cincin di tuba bahkan embrio di tuba. Pemeriksaan Khusus 2. Laparaskopi. Bila dengan USG juga belum ada kepastian diagnosis dapat dilakukan laparaskopi. 3. Laparatomi. Sama seperti laparaskopi. 4. Punksi cavum Douglasi. Untuk melihat adanya darah yang tidak akan membeku dan adanya bekuan-bekuan darah. Pencegahan Yang dapat dilakukan adalah mencegah terjadinya penyakit menular seksual dan bila sudah terjadi PMS, terapi yang intensif. Faktor-faktor risiko lain sukar dicegah. Terapi 1. Terapi konservatif Bila telah dibuat diagnosa KE tetapi masih belum terganggu/belum ada perdarahan dan titer -hCG rendah (< 200 mIU/ml) dapat dilakukan terapi konservatif dengan pengawasan saja. Terapi 2. Terapi bedah Bila KE belum terganggu dapat dilakukan salpingostomi yang memanjang dan KE nya dikeluarkan. Bila pada pars isthmika bagian yang ada kehamilan dibuang dan dilakukan anastomosis end to end. Terapi Pada pars interstitialis harus dilakukan reseksi sudut uterus dan bila perlu dilakukan histerektomi. Kehamilan ektopik di serviks sering memaksa kita melakukan histerektomi. Terapi 3. Terapi medikamentosa, dengan MTX, dengan syarat-syarat: a. Kehamilan < 8 minggu. b. Kantong kehamilan < 3 cm. c. Tidak tampak pulsasi jantung bayi. d. Kadar -hCG < 10.000 mIU/ml. e. Tidak ada kontraindikasi pemakaian MTX.