You are on page 1of 104

INFEKSI MENULAR SEKSUAL/ VENEREAL DISEASES

(IMS/ VD)

dr arif efffendi sp kk
- PHS/ sexually related diseases
PMS/ sexually transmitted diseases
IMS/ sexually transmitted infections
- 5 penyakit/ infeksi kelamin klasik: sifilis
(VD klasik) G O
ulkus molle
LGV/ limfogranuloma venereum
granuloma inguinale
herpes simplek
kondiloma akuminata
HIV/ AIDS







- Aspek medikososial:
sebab- sebab meningkatnya kasus IMS; multifaktor
- sumber infeksi: tanpa gejala/asimtomatik
aman ??
- umur kematangan seksual menurun
- umur senggama pertama menurun
- senggama pramarital meningkat
- peningkatan penggunaan pil KB dan IUD: tinggalkan kondom
(kondom: punya efek proteksi)
- mobilitas tinggi pd klp tertentu: turis, prajurit, pelancong
- efek dr: urbanisasi, industri (sex), kemudahan transportasi, IT
- pengawasan orang tua




Media penularan: cairan genital
darah
Kelompok risiko tinggi:
- core group: pekerja sex & pelanggan nya
(PSK terselubung/ terang- terangan)
perilaku seksual sangat aktif
perilaku seksual khusus
PSK & pelanggan: usia muda
( penyakit kawula muda )
gonore
- Infeksi yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoica
uretritis: uretritis gonorrhoica (GO)
- epidemiologi:
- bersama uretritis nonGO, PMS dg insidensi terbanyak
kencing nanah, pilek bawah, flu burung
- hati2 dg kasus resisten, sbb pemakaian antibiotik sembarangan
- meningkatkan risiko mendapat HIV-AIDS
Neisseria gonorroica:
- terdapat subtipe yang nonvirulen
diplokokus gram negatip
seperti biji kopi
tidak tahan lama di udara bebas, cpt mati dlm keadaan kering
tidak tahan suhu 39 derajat/ desinfektan
- spesies lain: N meningitidis
N catarrhalis
- sel target: epitel kolumner
immature epithel


Transmisi penyakit:
- sexual intercourse: genitogenital, orogenital, anogenital
- kontaminasi: jari, handuk, toilet, jalan lahir

Klasifikasi:
- genital GO
- Nongenital GO
- gonococcal proctitis ( rectum )
- gonococcal pharyngitis
- gonococcal conjunctivitis
Gambaran klinik:
- masa tunas: 2- 5 hari
laki2: gatal, panas pd osteum uretrae eksternum& uretra
disuri, polakisuri
sekret semipurulen s.d purulen
edem OUE s.d ektropion
pembesaran kelenjar getah bening
perempuan: sulit, karena asimtomatis
berkaitan dengan anatomi- faal genitalia
KOMPLIKASI PADA LAKI-LAKI:
Infeksi I Uretritis
- Local : Tysonitis
Parauretritis
Utritis
Cowperitis

- Ascendens : Prostatitis
Vesiculitis
Differentitis
Funiculitis
Epididimitis
Trigonitis
KOMPLIKASI PADA WANITA:
Infeksi I Uretritis
- Local : Parauretritis
Bartholinitis
Cervicitis

- Ascendens : Salpingitis
PID (pelvic inflammatory disease)
INFEKSI GONORE PADA WANITA:

KLASIFIKASI :
1. GONORE BAGIAN BAWAH
SERVIX DAN GENITALIA EKSTERNA

2. GONORE TRANSITORIK ENDOMETRIUM

3. GONORE BAGIAN ATAS
ENDOMETRIUM BAG. PROKSIMAL

INFEKSI GENITAL BAGIAN BAWAH

Manifestasi -> CERVICITIS
Biasanya gejala MINIMAL -> SOURCE OF INFECTION
DISCHARGE Vagina sering dianggap Fisiologis
DIAGNOSIS Sukar
DIAGNOSIS sering ditegakkan karena :
- Infeksi pada pasangannya
- Adanya PID
- Pemeriksaan PRENATAL
- Adanya OPTHALMIA NEONATORUM
GEJALA KLINIK

SERVISITIS AKUT
GEJALA SUBJECTIF
- Sering asimtomatis
- Ada keluhan nyeri pinggang
abdominal discomfort
- Vaginal discharge tidak ada s.d banyak

GEJALA OBJECTIF (INSPECULO)
- Eritema dan kadang erosi sekitarnya
- Sekret servix : mucoid, mucopurulent atau purulen
GEJALA KLINIK

CHRONIC CERVICITIS
VAGUE SUBJECTIVE SYMPTOM AND OBJECTIVE
FINDING
Kadang dijumpai RETENTION CYST (OVULA NABOTHI)

URETRITIS
GEJALA SUBJECTIVE
- Tidak ada DISURI ringan
GEJALA OBJECTIVE
- OUE KADANG ERITEM, EDEMA AND ECTROPION
SEKRET MUCOPURULEN - PURULEN
GEJALA KLINIK

VAGINITIS
PREDILEKSI infeksi dari N. GONORRHOEAE
- Collumnar epithelium
- Immature epithelium
- Epithelium with low estrogen content
- Alkaline vaginal secretion

VAGINITIS > Usia PREPUBERTAL
MENOPAUSE

G/ SUBJECTIVE : - Gatal
- Vaginal discharge
G/ SUBJECTIVE : - Eritem & edema vulva & vagina
- Mucoid vaginal discharge
Jarang mucopurulen
GONORE PADA LAKI-LAKI DAN WANITA

INFEKSI GONORE PADA PHARYNX
AKIBAT -> ORAL SEX, DEEP KISSING
G/ SUBJECTIVE : - bisa tidak ada sakit menelan yang
berat
G/ SUBJECTIVE : - bisa tidak ada pus di tonsil dengan
ERITEMA DAN EDEMA

INFEKSI GONORE PADA REKTUM
AKIBAT -> ANAL SEX
BIASANYA -> infeksi awal pada homosexuals
G/ SUBJECTIVE : - tidak ada nyeri ringan dan pendarahan
G/ SUBJECTIVE : - kadang mild secretion
DIAGNOSIS

1. ANAMNESIS

2. PEMERIKSAAN

3. LABORATORIUM

LABORATORIUM

BAHAN :
SPESIMEN LAKI-LAKI : Urethra
Prostatic Massage
Jika perlu pharynx dan rectum

SPESIMEN WANITA : Urethra
Kanalis cervicalis
Vagina (Prepuberty/menopause)
Jika perlu : muara kel. Bartholine
ductus skene
pharynx and rectum
PEMERIKSAAN

- LANGSUNG : GRAM
- KULTURE (MEDIA THAYER MARTIN)
- REAKSI PERMENTASI (CABOHYDRATE
DEGRADATION)
- TES PPNG :
- ACIDOMETRIC METHOD
- IODOMETRIC TEST
GRAM :

1. GONOCCOCUS INTRA ATAU EXTRA SELULAR
2. JUMLAH LEUKOSIT /LPB
3. EPITHELIAL CELLS
4. MUCOUS THREADS
TES KARBOHYDRAT
SPECIES GLUCOSE MALTOSE LACTOSE SUCROSE
N. GONORRHOEAE
N. MENINGITIDIS
N. PHARINGIS
SICCA
N. CATARRHALIS
+
+
+
-
-
+
+
-
-
-
-
-
-
-
+
-
SENSITIVITY AND SPECIFICITY OF
SOME LABORATORY
EXAMINATIONS
NO LABORATORY
EXAMINATIONS
SENSITIVITY
%
SPECIFICITY
%
1.




2.
GRAM STAINED
SMEAR
MALE URETHRA
ENDOCERVIX

CULTURE
MALE URETHRA
ENDOCERVIX



40 95
45 65


94 98
85 95


95 99
90 99


> 99
> 99
KRITERIA PEMILIHAN ANTIBIOTIK

1. EFEKTIVITAS TINGGI ( > 99 )
2. HARGA MURAH
3. EFEK SAMPING MINIMAL
4. TIDAK TERJADI RESISTEN
5. SINGLE DOSE
6. PEMBERIAN SECARA ORAL
7. AMAN UNTUK WANITA HAMIL DAN MENYUSUI
PENGOBATAN GONORE

DAPAT DIPILIH SALAH SATU ANTIBIOTICS

CEFTRIAXONE 250 MG, IM SINGLE DOSE
CIPROFLOXACIN 500 MG, SINGLE ORAL DOSE
OFLOKSACIN 400 MG, SINGLE ORAL DOSE
THIAMPHENICOL 3,5 G, SINGLE ORAL DOSE
SPECTINOMYCINE 2 G, IM SINGLE DOSE
KANAMYCIN 2 G, IM SINGLE DOSE

PENGOBATAN ALTERNATIF GONORE

1. PENISILIN PROCAIN DALAM AQUA 3 JUTA IU IM + 1 G
PROBENECID
2. AMPICILIN 3,5 G, SINGLE DOSE + 1G PROBENECID
3. AMOXYCILLIN 3 G, SINGLE DOSE + 1 G
PROBENECID
4. AMOXYCILLIN + CLAVULANIC ACID 3 G, SINGLE
DOSE
CDC
CENTERS FOR DISEASES CONTROL

TERDAPAT INFEKSI N. GONORRHOEAE BERSAMAAN
Dg C. TRACHOMATIS (25 50 %)
KOMPLIKASI MENINGKAT
DETEKSI C. TRACHOMATIS SUKAR DAN MAHAL
STRAINS PPNG MENINGKAT

PENGOBATAN GONORE DILANJUTKAN DENGAN
PENGOBATAN CHLAMYDIA

DOKSISIKLIN 2 X 100 mg
TETRASIKLIN 4 X 500 mg
ERITROMICIN 4 X 500 mg

Selama 7 hari

URETRITIS NON GONORE

= Peradangan di uretra yang disebabkan oleh kuman
selain gonokokUS

Etiologi :
- Chlamydia trachomatic
- Ureaplasma urealytikum
- Mycoplasma hominis

Chlamydia trachomatic
-> parasit intraobligat, ~ bakteri gram negatip
GEJALA KLINIK :

Lk : gejala > 1-3 mg kontak
Tidak seberat gonore
Disuri ringan
Polakisuri (kncng kering)
Perasaan tidak enak di uretra
Duh tubuh/ discharge seropurulen

Pr : infeksi > di serviks dp vagina, uretra
~ gonore : asimtomatis
Sebagian kecil ada keluhan1-3 mg kontak
-> duh tubuh vagina, disuri ringan
polakisuri, nyeri di pelvis, dispareunia
Diagnosis :

Gejala Klinis

Pemeriksaan Laboratorium
Singkirkan kuman spesifik -> gonokok, t. vaginalis,
candida albican dan G. vaginalis
Fasilitas lengkap ->
= biakan Mc Coy cell
= biakan Sel Hela 229
= imunofluoresensi -> serotipe
= Elisa
Pengobatan :

Tetrasiklin : 4 x 500 mg/hr selama 1 minggu
Eritromisin : 4 x 500 mg/r selama 1 minggu
Doksisiklin : 2 x 500 mg/hr selama 1 minggu
Azitromycin : 1 gram single dose
Ofloksasin : 2 x 200 mg/hr selama 10 hari
S I F I L I S

Definisi :
= Penyakit infeksi -> Treponema
pallidum, sangat kronik, sistemik,
menyerang hampir semua alat
tubuh , dapat menyerupai banyak
penyakit, mempunyai masa laten
dan dapat ditularkan dari ibu ke janin
ETIOLOGI

Treponema
bentuk : spiral teratur
panjang 6 -15 um, lebar 0.15 um
terdiri 9 24 lekukan
gerakan seperti skrup
membiak -> pembelahan melintang
- diluar tubuh cepat mati,
- tidak tahan panas, kering, antiseptik
dalam darah -> hidup 72 jam
PATOGENESIS

Stadium dini :
T. palidum -> mikrolesi/mukosa -> HS
kuman membiak, jar -> Infiltrat -> sel limfosit & plasma di
perivaskular
p. darah kecil berproliferrasi -> treponema & sel radang,
Endarteritis -> perubahan hipertrofik endotelium ->
obliterasi lumen -> erosi.

Kuman -> kgb regional limfogen & > hematogen ->
menyebar ~jar
Multiplikasi ~ reaksi jar S II -> 6-8mg > SI
SI akan sembuh plahan -> kuman < -> fibroblas -> sembuh
Stadium lanjut
dapat bertahun2 -> kuman dorman
ttp antibodi tetap ada dlm serum
keseimbangan dapat b.ubah
tiba2 -> S III guma
Tr -> sistem KV & Syaraf waktu dini ->
kerusakan -> perlahan2 -> waktu > GK/
GEJALA KLINIS :

Stadium I
masa inkubasi: 9 90 hari -> 3 mg
lesi I -> chancre(ulkus), di anogenital, soliter(tunggl).
- papula -> erosi -> ulkus, dangkal & bersih,
dinding tak bergaung, sekitar tanda rad. akut (-)
khas -> ulkus keras & tidak sakit -> ulkus durum
lokasi : lk -> sulkus koronarius
pr -> labium majur, minus, klitoris
Lesi primer sembuh sendiri -> laten, lanjut
Stadium II
- timbul ruam : 6-8 mg (3 mg >S I)
- fase sangat menular
- Gk/ bervariasi & bermacam
-> penyebaran treponema melalui jar. & reaksi imunologis
- G/ konstitusi : anoreksia, malaise, sakit kepala, BB<,
demam
- kel. kulit -> great immitator : papula, pustulosa
Mukosa -> mucous pacth, ulkus
Kelenjar getah bening : superfisial >
Rambut -> rontok : difus & tidak khas (alopesia difuse)
S II lanjut, rontok setempat (alopesia areata)
Kuku -> rapuh, ujung retak & tidak rata,
- Khas -> tidak gatal, limadenitis generalisata
- S II dini -> generalisata, simetris, cepat hilang
- S II lanjut -> tdk generalisata, asimetrik, lebih lama
bertahan
Sifilis laten :
-> Sifilis tersembunyi,
gk/ (-)
tes serologis (+)
Sifilis lanjut :
- sangat destruktif,
- menyerang semua jaringan
- Treponema sukar ditemukan
- Tidak infeksius
- STS bervariasi.
- lesi -> guma : infiltrat yg bts tegas yang mengalami
perkijuan, kronis dijumpai seluruh
tubuh & organ dalam
- Ulkus gummosum
Klasifikasi Sifilis Lanjut :

1. Neurosifilis asimtomatis
2. Neurosifilis simtomatis
3. Sifilis kardiovaskular
4. Sifilis lanjut benigna
1. Neurosifilis asimtomatis

D/ -> CSS tanpa GK/
~S laten + CSS (+)
a.I pleocitosis
jumlah protein >
pemeriksaan -> VDRL

2. Neurosifilis simtomatis
-> Tr.palidum ke SSP ->
- kelainan saraf & kejiwaan
- darah reaktif
- CSS -> jumlah sel abnormal
protein abnormal
selalu reaktif
- Klinis -> paresis
tabes dorsalis
meningovaskular NS
3. Sifilis Kardiovaskular
Sangat sulit didiagnose
-> TSS reaktif dg titer rendah tp
dapat non reaktif
CSS normal dan nonreaktif
Kelainan yang sering :
1. Insufisiensi aorta
2. aneurisma aorta
4. Sifilis Lanjut Benigna
Guma -> bereaksi sensitif thd tr.
Lesi dapat terjadi dimana saja
a.I. - kulit
- Tulang
- Hati
- gaster
Biopsi -> granulomatus
TSS reaktif dg titer tinggi
Sifilis sewaktu kehamilan

Tergantung lamanya infeksi & umur kehamilan :
Bila terjadi pada masa konsepsi ->
Tanda sifilis dini pada ibu &
Ditularkan pada janin yang dikandung
Bila terjadi pada kehamilan lanjut ->
GK/ sesudah melahirkan, bayi yang dilahirkan bisa dg
sedikit atau tanpa tanda-tanda
Sifilis kongenital dini

Kel. kulit pada bayi yang lahir :
Bula bergerombol -> simetris pada tangan & kaki.
Cairan bula mengandung Treponema
Bayi tampak sakit

Beberapa minggu :
Papula, papuloskuamosa -> simetris dan generalisata
Pada tempat lembab -> erosi~kondiloma lata
Ragades -> sudut mulut, lubang hidung, anus
Bayi~orang tua BB<, kulit keriput
Mukosa mulut, tenggorok -> plaques muqueuses~ S II
Rongga hidung -> rinitis -> syphilitics snuffles
Hati dan limpa membesar -> fibrosis yang difus
Tulang -> osteokondiritis, ujung tulang nyeri dan bengkak shg tidak
dapat digerakkan~paralisis -> pseudo paralisis parrot
Sifilis kongenital lanjut

Terjadi umur 7 15 tahun
Guma -> kulit, tulang, mukosa, alat dalam
Khas guma pada hidung & mulut jika terjadi kerusakan septum nasi ->
perforasi, jika meluas -> destruksi seluruhnya -> hidung kolaps dg
deformitas
Guma pada palatum mole & durum -> perforasi pada palatum
Periostitis sifilitika pada tibia -> penebalan: sabre tibia
Osteoperiostitis pada tenggorak -> tumor bulat : parrot nodus
Keratitis interstitial >>, 3-30 th -> kebutaan
DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan Treponema pallidum

2. Tes Serologi Sifilis (TSS)

3. Pemeriksaan lain
I. Pemeriksaan Treponema pallidum

1. mikroskop lapangan gelap ->
Bentuk dan pergerakannya
Treponema -> putih pd latar blkg gelap

2. Pewarnaan Burri ->
Bentuk treponema yang mati

II. Tes Serologi Sifilis (TSS)

- pemeriksaan yg penting -> sifilis
- prognosis hasil pengobatan

Os sifilis -> antibodi -> - tidak spesifik
- spesifik
TSS ada 2 macam
1. Tes nontreponemal
2. Tes treponemal
1. Tes nontreponemal

Ag -> cardiolipin -> mendeteksi Ab yg tidak spesifik
Zat -> serum penderita 1-3 minggu > chancre atau 4-6
minggu > infeksi

Ada 2 jenis :
- Tes flokulasi : VDRL, KPR, Kahn, ART, RST
- Tes Komplemen fiksasi : Wasserman, Kolmer

VDRL -> sering dipakai, -> menilai hasil pengobatan
2. Tes treponemal

Tes spesifik -> Ag: treponema (ekstrak)
Ada 4 kelompok :
- Tes imobilisasi : TPI
- Tes fiksasi komplemen : RPCP
- Tes imunoflooresen : FTA-Abs : lgM & lgG
- Tes hemoglutinasi : TPHA, lgSlgM SPHA

TPI paling spesifik, tetapi mahal, tehnis sulit
TPHA dianjurkan -> tehnis & pembacaan mudah, spesifik
dan sensitif -> reaktif cukup dini
FTA Abs paling sensitif -> sangat reaktif sifilis dini
III. Pemeriksaan lain

Radiologi -> kelainan tulang S II, S III
S. kongenital, S. Kardiovakular

CSS : - jumlah sel
- Protein total
-> tanda inflamasi
PENGOBATAN : WHO (1982)

1. S I dan S II
- Pen G benzathin : 2,4 juta l.u/mg dosis total 4,5 juta l.u.
- Pen prokain aqua : 600 ribu l.u/hr dosis total 6 juta l.u.
- Pen prokain minyak dg Al stearat (PAM) :
1,2 juta l.u./x 2x seminggu dosis total 4,8 juta l.u.

Bila alergi penisilin :
- Eritromisin 4x500 mg/hari selama 15 hari
- Tetrasiklin HCI 4x500 mg/hari selama 15 hari
2. Sifilis laten lanjut :
- Pen G benzathin : 2,4 juta l.u./mg dosis total 7,2 juta l.u.
- Pen prokain aqua : 600 ribu l.u./hr dosis total 12 juta l.u.
selama 20 hari
- Pen prokain minyak dg Al stearat (PAM) :
1,2 juta l.u./x -> 2x seminggu dosis total 7,2 juta l.u.
3. S III (Kardiovaskular & Neuro Sifilis)

- Pen G benzathin : 2,4 juta l.u./mg dosis total 9,6 juta l.u.
- Pen prokain aqua : 600 ribu l.u/hr dosis total 18 juta l.u.
selama 30 hari
- Pen prokain minyak dg Al stearat (PAM) :
1,2 juta l.u./x 2x seminggu dosis total 9,6 juta l.u.

4. Sifilis Kongenita (~2 tahun)
- Pen prokain Aqua 50.000 mg/kg BB / hari selama 10
hari
PENGAWASAN

Penting untuk mendapatkan hasil pengobatan yang
sempurna.

S I dan S II :
- Setiap bulan 3 bln > th/
- Setiap 3 bln setahun > th/
- Kmd bulan ke 18 dan 24

S I dan S II :
- Setiap bulan selama 3 bulan
- Setiap 3 bln selama 9 bulan
- Setiap 6 bulan selama 1 tahun
- Seterusnya sekali setahun
ULKUS MOLLE (CHANCROID)
IMS > banyak pada golongan hygiene buruk
dan miskin
Misalnya di Afrika, Amerika selatan dan Asia
Timur
Etiologi :
Streptobacillus Haemophilus
Ducreyi (Batang Gram (-))
Tersusun seperti ikan berjejer
Masa inkubasi 3 5 hari
Gambaran Klinik :
Vesico pustula pada tempat inokulasi pecah
erosi ulserasi, kulit sekitar ulkus eritematous
Dasar ulkus kotor/pus
Autoinokulasi -> ulkus multipel
Bentuk ulkus tak teratur
Indurasi (-), Lymphadenopati unilat -> sakit
Predileksi :
Preputium, frenulum
Labia mayor, introitus
Diagnosis :
Gambaran klinik yang khas
Pewarnaan gram
Kultur pada media khusus

Diagnosis banding
Syphilis stadium I (TSS -> TPHD & VDRL, Mikr.
Lapangan gelap)
Herpes simpleks genitalis
LGV (Lesi Primer)
Komplikasi :
- Supurasi pada KGB regional
- Phimosis
- Lesi Ektra genital
Pengobatan
- Topikal kompres lar. NaCl 0,9%
- Sistemik Ceftriaxone 250 mgr i.m/single dose
Spectinomysin 2 gr i.m/s.d
Cyprofloxacin 500 mgr/s.d
Erytromisin 4x500mgr/hari -> 14 hari
Cotrimoxazola 2x2 tab/hari -> 7 hari

KONDILOMA AKUMINATA
(GENITAL WARTS/KUTIL PADA KELAMIN)
Etiologi :
- HPV (Human Papilloma Virus) merupakan DNA papova
virus ada 55 tipe HPV
- Penyebab paling sering : Tipe 6 dan 11, penyebab
keganasan : Tipe 16 dan 18
- Penyebab yang jarang didapat tidak menyebabkan
keganasan -> tipe 42, 43 & 44
- Virus tidak bisa di kultur

Masa inkubasi : 3 mg 8 bln (mean 3 bulan)
Patogenesis :
Manusia satu-satunya reservoir HPV
Dapat sembuh sendiri (Self limited)
Infeksi terjadi pada sel basal merangsang
pembelahan sel basal
Infeksi HPV Akantosis Hiperplasia sel
basal, retensi keratinosit lapisan atas.
Epidemiologi
Berbagai negara melaporkan : adanya
peningkatan insidensi kutil kelamin, hal ini
disebabkan oleh :
- Kasus-kasus asimptomatik (sub-klinis)
- Promiskulitas
- Dan lain-lain
Gambaran Klinis :
Laki-laki :
- Kulit kelamin pada penis lebih jarang pada yang di
sirkumsisi
- Predileksi : Frenulum
Sulkus koronarius
Uretra (5%)
- Lesi : Papula multipel (Merah muda) bersatu
Massa lebar, basah lembab
Gambaran Klinis :
Wanita :
- Predileksi : Introitus Vagina
Vulva (Labia Minora, Klitoris)

- Lesi : Papula multipel yang proliferatif Vulva
Bentuk papula datar pada cerviks
Diagnosis :
Klinis (Makroskopis), tipe datar, akuminatus dan
papular
Biopsi Histologis/curiga ganas
Kolposkopi pada lesi yang sulit dilihat mata biasa
Penentuan DNA (HPV) metode hibridisasi
Aceto white test (Sol. As. Asetat 5% 3 5 menit
bercak putih
Diagnosis Banding :
- Karsinoma sel skuamosa (PA)
- Lues stadium II pada Kulit (Karsinoma lata)
serologis dan dark fiels mikroskop
Komplikasi :
- Berubah jadi keganasan
- Giant kondiloma akuminata
Pengobatan :
Podophyllin tinctura 15 25% (selama 4 6
jam) seminggu sekali
Trichloracetic Acid 50 100%
Bedah listrik ( E.C)
Bedah beku (Nitrogen Liquid)
Bedah skalpel
Bedah Laser
HERPES GENITALIS
Infeksi Herpes Simplex Virus (HSV) pada
genitalia dan sekitarnya
Bersifat rekurens
Masa inkubasi 3 7 hari

Etiologi :
HSV -1
HSV-2 (Penyebab terbanyak)
Epidemiologi :
Prevalensi HG meningkat di berbagai negara
Di Amerika, Inggris dan Australia ditemukan
pada 50% penduduk dengan antibodi
terhadap HSV- 2 yang positif
Di Amerika diperkirakan 200.000 300.000
kasus baru/tahun
Di Indonesia data pasti belum ada tetapi
merupakan kasus terbanyak pada PMS dengan
kalianan ulkus pada genital
Patogenesis :
Virus -> mikrolesi ke epitel mukosa atau kulit
Virus bergabung dengan DNA hospes terjadi
replikasi -> kelainan kulit -> fokal nekrosis
akibat proses degenerasi ballooning pada sel

Virus melalui serabut saraf sensoris perifer
secara ascenderen menuju ke ganglion saraf di
medula spinalis (di daerah sakral, virus tinggal
secara laten)
Gambaran Klinis :
Infeksi Primer :
- Vesikel berkelompok, dasar eritematosa
terasa nyeri
- Vesikel pecah erosi ulkus dangkal
- Disertai gejala konstitusi
- Lesi sembuh tanpa sikatrik, 15 21 hari
Gambaran Klinis :
Infeksi Rekuren :
- Gejala klinis lebih ringan
- Perjalanan penyakit lebih singkat
- Gejala konstitusi jarang
- Lesi sembuh dalam waktu 8 10 hari

Infeksi Asimtomatik
Tanpa gejala klinis atau sukar diketahui
lokasinya (mis. Serviks)

Pemeriksaan serologik antibodi HSV positif
ditemukan pada 20% kasus

Mempunyai potensi untuk transmisi virus
Diagnosis :
Secara klinis, khas berupa vesikel berkelompok
dengan dasar eritematosa dan bersifat
rekuren
Bila memungkinkan ditunjang pemeriksaan
laboratorium
- Tzanck smear
- Pemeriksaan ELISA
- Kultur jaringan
- Polimerase chain reaction (PCR)
Pengobatan :
PROFILAKSIS :
- Kondom
- Penerangan pada penderita kapan saat
penularan penyakit dapat terjadi
- Menghilangkan faktor pencetus
- Operasi saesaria pada wanita hamil dengan
lesi di genitalia
Pengobatan :
PENGOBATAN NON SPESIFIK:
Analgetika
Antiseptik Iodine povidone
Psikoterapi
PENGOBATAN SPESIFIK:
Lesi primer : - Asiklovir 5 x 200 mg/hr (10 hari)
- Valsiklovir 2 x 500 mg/hr (5 - 10 hari)
Lesi Rekuren : - Asiklovir 5 x 200 mg/hr (5 hari)
- Valsiklovir 2 x 500 mg/hr (5 hari)

Prognosis :
Jarang terjadi kematian disebabkan infeksi
HSV 2
Belum ada pengobatan yang efektif yang
dapat mengeradikasi virus, yang ada hanya
mengurangi viral shedding, memperpendek
hari sakit dan memperjarang rekurensi
Perkembangan penyakit sulit diramalkan
Infeksi primer dini, segera diobati -> prognosis
lebih baik
A I D S
(ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME)
Sindrom :
- Infeksi oportunistik
- Keganasan tertentu
- Kekebalan tubuh menurun
- infeksi HIV
Sejarah AIDS
Tahun 1983, di Prancis Luc Montaigne
pertama kali menemukan HIV pada penderita
limfadenopati

Tahun 1984 Robert Galo di Amerika
menemukan virus serupa pada penderita AIDS
Epidemiologi AIDS
AIDS Pandemi
Fatal, menular, tak ada obatnya
Saat ini (di dunia) 40,3 juta, HIV/AIDS
2005 : > dari 3 juta meninggal karena AIDS,
termasuk 500.000 anak
Indonesia : kasus pertama 1987 ( P Bali) 2005
diperkirakan 500.000 600.000 HIV/AIDS
Lampung (2005) : 57 HIV/AIDS
HIV :
- Famili retrovirus, gol virus RNA
- Subfamili lentivirus
- Lonjong 100 m
- Inti dan kapsul
- Inaktif : Alkohol, pemutih chlorine, aldehida,
deinfektan, pelarut lemak, detergen,
pemanasan 56
0 C
30
- Resisten : radiasi sinar X dan UV

Patogenesis :
Media perantara : darah, semen, sekret vagina
Melalui : - langsung darah/suntikan
- Hubungan seksual
- Transplasental
Virus sel : reseptor CD4 (TU : Limposit T4)
Replikasi banyak limposit
Hancur Imunitas
Tiga jenis pola penyebaran
Pola I : AIDS : >> pada homoseksual
- Pecandu narkotik, Biseksual
- (Amerika Utara, Eropa, Australia)
Pola II : AIDS :>> pada heteroseksual
=
Melalui produk darah yang
tercemar (Afrika, Caribia)
Pola III : Hub. Heteroseksual
Hub. Homoseksual
Melalui produk darah yang
tercemar (Asia Afrika, Eropa Timur)

Dengan orang asing
Risiko Tinggi :
Pria homo/Heteroseksual
WTS
Pengguna obat suntikan (IDU)
Transfusi darah, Transplantasi
Hemofilia
Bayi Ibu AIDS/Resiko
Petugas kesehatan
Gambaran Klinis :
Asimtomatik s.d gejala berat
Lambat 10 tahun
A. Infeksi akut CD
4
750 1000/ml
- 3 6 minggu post infeksi
- Flue like syndrome
- Eritem, urtikaria
- Gejala saraf & gastrointestinal
- Viremia sangat menular
- Serokonversi (+) 2 3 bulan > infeksi
B. Infeksi Asimtomatik : CD
4
500 750/ml
- > 10 tahun
- Gejala (-) replikasi virus (+) lambat
- LGP (Limfadenopati Generalisata Persisten :
C. Infeksi Simtomatik dini : CD
4
200 500/ml
- 0 5 tahun
- CD
4
progresif
- Infeksi kronis mengancam kehidupan (-)
- Demam, keringat malam, diare kronis, kelelahan,
sakit kepala, oral candidiasis, oral hairy leukoplakia
infeksi oportunistik, keganasan dan ARC
ARC (AIDS Related Complex)
gejala minimal :
- Demam > 3 bulan
- BB > 10%
- Limfadenopati > 3 bulan
- Diare kronis
- Kelelahan dan keringat malam
ARC (AIDS Related Complex)
Ditambah 2 kelainan lab :
- CD
4
< 400/ml
- Ratio CD
4
/CD
8
< 1,0
- Lekotrombositopenia dan anemia
- Serum imunoglobulin
- Blastogenesis limfosit
- Tes kulit anergi
D. Infeksi simtomatik lanjut CD
4
50 200/ml
- 0-3 tahun
- Infeksi opurtunistik dan keganasan lebih
berat mengancam kehidupan
E. Fase Advanced : CD
4
0-50/ml
- 2-3 tahun
- Gejala >> berat imunitas tubuh AIDS
- Risiko kematian
Diagnosis :
infeksi HIV dan AIDS
Diagnosis dini inf HIV :
Risiko tinggi / gejala (+) : ELIZA, Western Blot,
PCR
Tes serologi dg 2 pemeriksaan berbeda
Mis : Elisa & Rapid tes
Diagnosis AIDS :
infeksi oportunistik & keganasan
mengancam kehidupan, enselopati, sindrom,
kelelahan, CD
4
< 200/ml
Algoritma Tes Serologik Infeksi HIV
Eliza (-) ulang 3 6 bulan
(+) Western Blot :
(+) Diagnosis (+) Staging : CD
4

(-) ulang 3 6 bulan
Ragu ulang (-)/ragu

Ulang 3 6 bulan
Pengobatan
Dapat dibagi dalam :
Pengobatan suportif

Pengobatan oportunistik

Pengobatan antiretroviral (ARV)
Indikasi memulai terapi ARV yang dianjurkan WHO pada
negara yang mempunyai dana terbatas adalah :
Anti HIV positif di kombinasikan dg :
Gejala / AIDS atau
CD
4
< 200/mm3 atau
Limfosit total < 1200/mm3
Untuk penderita infeksi HIV yang tanpa gejala , ARV diberikan
bila :
CD
4
< 300/dl atau
Viral load < 55.000 /ml
Pengobatan
Obat ARV yang tergolong RTI da PI
NRTI NNRTI PI

Azidotimidin (AZT) Neviravin (Viramune ) Indinavir
Dideosisitidin (DDC) delavirdin (rescriptor) ritonavir
Stavudin (D4T) Efafirenz (Sustiva) Saqiunavir
Lamivudin (3TC) Nelvinavir
Zidovudin (ZDV)
Abacavir (ABC)

Nuclotide reverse transcriptase inhibitor protese inhibitor

Pengobatan
WHO menganjurkan pemberian ARV untuk
negara yang mempunyai dana ya ng terbatas
dengan kombinasi:
2 NRTI + 1 NNRTI
Di poldiksus AIDS FKUI/RSCM disediakan jenis
obat yang banyak digunakan : AZT, 3TC,
Neviravin & Nelviravir
Kombinasi yang dianjurkan adalah AZT, 3TC,
Neviravin atau AZT, 3TC nelvinavir
Pengobatan :
Dosis :
Zidovudine (ZDV) : 500 mg/hari
Didanosine (DDI) : 167 375 mg BID
Dideoxycytidine (DDC) : 0,375 0,75 mg
TID
Pencegahan :
Vaksinasi (-)
Kondom risiko tinggi
Skrining donor
penyuluhan
Trikomoniasis
Definisi :
Infeksi protozoa (Trichomonas vaginalis)
Penularan melalui hubungan seksual
Menyerang Tr. Urogenital
Masa inkubasi : 3 28 hari
Gejala klinis :
kadang kadang
Asimtomatik
50 75 % penderita :
Duh tubuh (-)
30% penderita : duh tubuh



Warna kehijauan
berbusa
gatal (+)
dispareunia (+)
Umumnya asimtomatik
50% penderita : simtomatik

Uretritis ringan : duh tubuh
uretra (+)
Mukopurulen
Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis saja
Tidak dapat dipercaya
Diagnosis ditegakkan atas dasar, didapatkan T.
vaginalis sediaan langsung dan kultur
Sediaan langsung ( preparat basah )
Kultur (media Feinberg)
Duh tubuh vaginal/uretra, urine
Pengobatan
Ditujukan pada kasus simtomatik/asimtomatik
Metronidazol 2 gram per oral, dosi tunggal
atau 2 x 500 mgr per oral ( 7 hari )
Mitra seksual diobati
Wanita hamil metronidazol dapat diberikan
pada trimester II dan III

You might also like