Kayu memiliki nilai dekoratif tinggi yang berasal dari
pola serat dan warna indah yang nampak pada penampang longitudinal. Jika nilai dekoratif kayu dipadukan dengan sifat fisiknya maka kayu memiliki sifat khas yang tidak dimiliki oleh bahan bangunan lainnya. Pola serat atau warna indah pada kayu sering disebut gambar atau corak. Warna dalam kayu terutama disebabkan oleh bahan ekstraktif. Warna kayu bervariasi tidak hanya diantara jenis pohon yang berbeda tetapi juga dalam satu jenis, bahkan dalam potongan kayu yang sama. Adanya perbedaan warna dikombinasi dengan serat dan gambar dalam kayu menyebabkan setiap potongan kayu menjadi unik dan menambah nilai dekoratif pada kayu. (Sanusi, 1990).
1. TEKSTUR KAYU Tekstur adalah sifat kayu yang nampak menunjukkan ukuran relatif dari sel-sel yang nampak dalam suatu jenis kayu tertentu oleh besar kecilnya rongga kayu oleh karena kecilnya rongga kayu dan keseragaman ciri ukuran-ukuran sel yang menyusun kayu.
Tekstur kayu 2. KEKERASAN KAYU
Kekerasan atau kelunakkan kayu merupakan petunjuk penting dalam menentukan sifat fisik kayu. Kekerasan dari suatu jenis kayu biasanya ditentukan oleh banyak tidaknya zat dinding sel dalam kayu. Kayu keras biasanya dihasilkan dari kayu daun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau atau musim gugur sedangkan kayu daun jarum menghasilkan kayu lunak. Dalam pembagian antara kayu daun lebar dan kayu daun jarum didasarkan atas ada tidaknya pembuluh (Sjostrom, 1995).
Kekerasan kayu Kayu yang berat merupakan kayu yang keras. Misalnya Merbau (intosia sp), lara (Metrosideros sp) dan lain- lain. Kayu yang ringan umumnya dikatakan juga kayu lunak, dan biasanya kalau ditekan dengan kuku dapat mmberi bekas. Contohya kayu Balsa (Cohroma sp), Jeunjing ((Albizia falcata) 3. KILAP KAYU
Kilap kayu adalah suatu sifat kayu yang dapat memantulkan cahaya dimana kilap kayu bergantung pada sudut datangnya sinar yang mengenai permukaan kayu dan juga tergantung pada tipe sel yang menyusun permukaan kayu. Kayu berkadar ekstraktif lebih berkilap dari pada yang berkadar ekstraktif tinggi. Kayu yang mengandung minyak atau lemak umumnya kurang mengkilap (Sanusi, 1990).
Kilap kayu tergantung pada : Susunan anatomi yaitu pada kerapatan dan sifat-sifat dari sel kayu merupakan faktor yang menentukan kilap pada kayu Kandungan air yaitu apabila makin tinggi kadar air maka kayu termasuk semakin suram begitu juga sebliknya Bidang radial yaitu lebih banyak memantulkan cahaya dibandingkan bidang tangensial karena rongga sel pada arah radial biasanya jenuh air sehingga bisa memantulkan cahaya lebih banyak. 4. KESAN RABA
Kesan raba adalah kesan yang kita peroleh saat kita meraba permukaan suatu kayu tertentu. Ada kayu yang bila diraba terasa kasar, licin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda tersebut untuk setiap jenis kayu tergantung dari tekstur kayu, besra kecilnya air dan dikandung serta kadar zat ekstraktif yang terdapat pada kayu (Doanauw, 1990).
Kesan raba tergantung pada Susunan kayu yaitu semakin kasar susunan kayu maka semakin berkurang kesan licin yang terdapat pada kayu. Kandungan ektraktif yaitu zat yng terkandung dalam kayu yang berpengaruh apabila tersentuh sesuatu misalnya beberapa jenis kayu bisa menyebabkan iritasi pada kulit Kandungan air yaitu apabila kandungan air dalam kayu tersebut tinggi maka kesan raba pada kayu akan terasa lebih kasar.