DENGAN POST HISTERORAFI a/i RUPTUR UTERI IPFD PARTUS TAK
MAJU e/c MALPRESENTASI PUNCAK KEPALA PADA SEKUNDIPARA HAMIL ATERM + LEUKOSITOSIS Francine Roselind G 99122049 Nadhira Puspita G 99122081 Viola Belivia T G99141074 Paramita Stella G 99141079
Pembimbing : Asih Angraini, dr, Sp.OG77
ABSTRAK Pendahuluan: Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada kehamilan dan persalinan. Ruptura uteri disebabkan oleh peregangan berlebihan dari uterus yang kadang disertai pembentukan cincin retraksi patologis pada ruptura uteri. Terjadinya ruptur uteri pada seseorang ibu hamil atau sedang bersalin masih merupakan suatu bahaya besar yang mengancam jiwanya dan janinnya. Isi: Seorang pasien G 2 P 1 A 0 34 tahun, datang dengan keluhan perut kencang-kencang, air kawah belum dirasakan keluar, lendir darah (+). Gerakan janin masih dirasakan. Pasien menikah satu kali selama sebelas tahun. Pemeriksaan abdomen, teraba janin tunggal, intrauterin, memanjang, presentasi kepala, bagian terendah janin sudah masuk >1/3 bagian. Pada pemeriksaan USG tampak janin tunggal, intrauterine, memanjang, presentasi bokong, DJJ (+), dengan BPD 9,43, AC 33,33, FL 7,24, EFW 3242 gran, plasenta insersi di corpus grade II, air kawah kesan cukup, tak tampak jelas kelainan kongenital mayor. Hasil laboratorium darah Hb, AE, AL AT, GDS dalam batas normal serta HbsAg (-).
Hasil: Pasien ini direncanakan untuk persalinan per vaginam. Namun, pada pasien ini terjadi partus tidak maju karena terjadi malpresentasi puncak kepala dimana saat diameter pembukaan 8cm, UUK di jam 9 dan UUB di jam 3. Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan di segmen bawah rahim pasien. Sehingga terjadi ruptur uteri iminen. Selain itu lamanya kala I membuat janin menjadi fetal distress pula. Oleh sebab itu dilakukan persalinan perabdominal emergensi yang dilanjutkan dengan histerorafi untuk mencegah komplikasi- komplikasi yang terjadi akibat ruptur uteri pada ibu janin. Kesimpulan:
Kata kunci : histerorafi, malpresentasi puncak kepala RUPTUR UTERI Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus pada kehamilan dan persalinan. Ruptura uteri digolongkan menjadi ruptura uteri lengkap dan ruptura uteri tidak lengkap, tergantung apakah laserasi tersebut berhubungan dengan kavum peritonei (lengkap) atau dipisahkan dari kavum tersebut oleh peritoneum viseralis uterus atau oleh ligamentum kardinale (tidak lengkap). Ruptura uteri yang tidak lengkap bisa berubah menjadi lengkap. Etiologi A. Ruptur jaringan parut uterus 1. Jaringan parut seksio sesarea ( merupakan penyebab terbanyak) 2. Riwayat kuretase atau perforasi uterus 3. Trauma abdomen B. Persalinan yang terhambat akibat disproporsi cephalopelvik
C. Stimulasi yang berlebihan pada uterus pada induksi persalinan 1. Pematangan serviks ( Misoprostol atau Dinoprostone) 2. Penggunaan kokain pada masa kehamilan D. Faktor-faktor lain 1. Peregangan uterus yang berlebihan 2. Neoplasia Trofoblastik Gestasional 3. Pelepasan plasenta yang sulit secara manual E. Penemuan yang tidak berhubungan dengan ruptura uteri 1. Infus oksitosin dengan dosis berlebihan 2. Kontraksi 5x atau lebih dalam 10 menit 3. Kontraksi tetanik selama lebih dari 90 detik
Insiden Di Indonesia sendiri frekuensi ruptura uteri di rumah sakit-rumah sakit besar berkisar antara 1:92 sampai 1:294 persalinan. Angka-angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Sebagai penyebab utama terjadinya ruptura uteri adalah trauma dorongan, yang biasanya dilakukan oleh para dukun saat menolong persalinan. Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari Hassel pada penelitian tentang ruptura uteri di daerah Jawa Tengah. Diagnosis Banding tabel Klinis Ruptura Uteri Solutio Plasenta Plasenta Previa Terjadinya Lebih sering inpartu Sewaktu hamil dan inpartu Sewaktu hamil Cara mulainya Dimulai dengan RUI Tiba-tiba Perlahan-lahan Perdarahan Bergantung pada pembuluh darah yang pecah Non-recurrent Recurrent Warna darah Merah terang Merah kehitaman Merah terang Preeklamsi/eklamis Bisa ada - - Nyeri perut + di SBR - - Palpasi Defans muskuler Uteri in-bois Biasa dan floating His Hilang Kuat Biasa DJJ - - - VT Robekan Ketuban tegang Jaringan plasenta Plasenta Biasa Tipis, cekung Robek di pinggir Komplikasi Infeksi post operasi Kerusakan ureter Emboli cairan amnion DIC Kematian maternal Kematian perinatal
Anamnesis Identitas Penderita Nama : Ny. D Umur : 34 tahun Alamat : Ngemplak, Boyolali Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No RM : 01-24-64-23 Tanggal Masuk : 02 Juni 2014 Tanggal Periksa : 03 Juni 2014
Keluhan Utama Perut terasa Kencang-kencang.
Riwayat Penyakit Sekarang Seorang pasien G 2 P 1 A 0 , umur 34 tahun, dengan usia kehamilan 39 +5 minggu datang rujukan RSUD Ngipang dengan keterangan G 2 P 1 A 0 , 39 +5 minggu dengan impartu kala I fase aktif. Pasien mengaku hamil 9 bulan, gerakan janin masih dirasakan. Kenceng- kenceng teratur sudah dirasakan. Air ketuban belum dirasakan keluar. Lendir darah (+).
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit hipertensi : disangkal Riwayat penyakit asma : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakit DM : disangkal Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Hipertensi : Disangkal Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal Riwayat DM : Disangkal Riwayat Asma : Disangkal Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal Riwayat Fertilitas Baik
Riwayat Obstetri
Pasien melahirkan anak pertama saat berusia 23 tahun, anak perempuan, lahir aterm, BB 3100 gr secara spontan. Riwayat Ante Natal Care (ANC) Teratur.
Riwayat Haid Menarche : 14 tahun Lama haid : 7-8 hari Siklus haid : 28 hari
Riwayat Perkawinan Menikah 1 kali, telah menikah selama 11 tahun.
Riwayat Keluarga Berencana KB (-) Pemeriksaan Fisik
02 Juni 2014 A. Status Generalis Keadaan Umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup. Tanda vital : Tek. Darah : 120 / 80 Frek. Napas : 20x/menit Nadi : 78 x/menit Suhu : 36,6 0 C Kepala : Mesocephal Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-). THT : Tonsil tidak membesar, pharing hiperemis (-) Leher : Gld. thyroid tidak membesar, limfonodi tidak membesar Thorax : Glandulla mammae dalam batas normal, areola mammae hiperpigmentasi (+). Pemeriksaan Fisik
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri Perkusi : Sonor / sonor Auskultasi : SD vesikuler (+/+) suara tambahan (-/-) Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada, stria gravidarum (-) Auskultasi : Peristaltik (+) normal Perkusi : Tympani bawah processus xipoideus,redup daerah uterus Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tak teraba
Ekstremitas : Oedem Akral dingin - - - -
- - - - Status Obstetri pk. 16.30 Cor dbn Supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, IU, memanjang, presentasi kepala, kepala masuk panggul > 1/3 bagian, DJJ (+) 12-12-12/12-13-12/12- 12-12-/reguler VT : Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio kesan lunak, diameter 4 c, eff 30%, presentasi kepala, kepala turun di H II. Kulit ketuban (+) dan UUK belum dapat dinilai, AK (-), STLD (+) SDV (-/-), ST (-/-)
SI (-/-) CA (-/-) Edema tungkai (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah 02/06/2014 Hb : 11.1 g/dL Hct : 32 % AE : 3,72 juta/ul AL : 16,9 ribu/ul AT : 343 ribu/ul Gol. Darah : O
Ultrasonografi (USG) 02-06-2014
Tampak janin tunggal, intra uterin, memanjang, presentasi kepala, DJJ (+), FB: BPD: 9,43, FL: 7,24, AC: 33,33, EFW: 3242gram. Tampak plasenta insersi di corpus grade II, air kawah kesan cukup, tak tampak kelainan kongenital mayor. Kesan: janin tunggal dalam keadaan baik.
Kesimpulan Seorang G2P1A0, 34 tahun, UK 39+5 minggu, dengan riwayat obstetri dan fertilitas baik. Tampak janin tunggal, IU, memanjang, preskep, kepala masuk panggul > 1/3 bagian, HIS (-), DJJ (+), portio lunak, diameter 4 cm, eff: 30%, kepala turun di H II, KK (+), UUK dan penunjuk belum dapat dievaluasi. AK (-), STLD (+)
Diagnosis Sekundigravida hamil aterm dalam persalinan kala I fase aktif dengan leukositosis Prognosis Baik
Terapi - Mondok VK lanjut persalinan per vaginam - Informed consent - Cek lab - OBS 10 EVALUASI 02 Juni 2014 23.00 Keluhan : kenceng-kenceng Keadaan Umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup Vital Sign : Tek. darah : 120/80 Frek. Napas : 16x/menit Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,6 0 C Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Thorax : Cor / Pulmo dalam batas normal Abdomen : supel, nyeri tekan (-) teraba janin tungga IU memanjang puka, preskep, kepala masuk panggul > 1/3 bagian. HIS (+) 3-4x/10/40- 50, DJJ (+) 13-13-12/12-12-11/12-13-12/reguler Genital : v/u tenang, portio lunak, diameter 6cm, eff: 60%, kepala turun di Hodge II-III, KK (+), penunjuk belum dapat dinilai, AK (-), STLD (+)
DIAGNOSIS Sekundigravida hamil aterm dalam persalinan kala I fase aktif + leukositosis
PLAN Lanjut persalinan pervaginam OBS 10 Evaluasi 2 jam lagi (01.00)
EVALUASI 03 Juni 2014 01.00 Keluhan : kenceng-kenceng Keadaan Umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup Vital Sign : Tek. darah : 120/80 Frek. Napas : 16x/menit Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,6 0 C Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Thorax : Cor / Pulmo dalam batas normal Abdomen : supel, nyeri tekan (-) teraba janin tungga IU memanjang puka, preskep, kepala masuk panggul > 1/3 bagian. HIS (+) 4x/10/40- 50, DJJ (+) 13-13-12/12-12-11/12-13-12/reguler Genital : v/u tenang, portio lunak, diameter 8cm, eff: 80%, kepala turun di Hodge II-III, KK (-), UUK di jam 9, UUB di jam 3, AK (+), STLD (+)
DIAGNOSIS Malpresentasi puncak kepala pada sekundigravida hamil aterm dalam persalinan kala I fase aktif + leukositosis
PLAN Lanjut persalinan pervaginam OBS 10 Evaluasi 2 jam lagi (3.00) EVALUASI 3 Juni 2014 3.00 Keluhan : kenceng-kenceng Keadaan Umum : sedang, compos mentis, gizi kesan cukup Vital Sign : Tek. darah : 100/70 mmHg Frek. Napas : 20x/menit Nadi : 120 x/menit Suhu : 36,6 0 C Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Thorax : Cor / Pulmo dalam batas normal Abdomen : Distended, nyeri tekan (+) sulit meraba janin. HIS sulit dievaluasi, DJJ (+) 80x/menit/ireguler Genital : v/u tenang, portio lunak, diameter 8cm, eff: 80%, kepala turun di Hodge II-III, KK (-), UUK di jam 9, UUB di jam 3, AK (+), STLD (+)
DIAGNOSIS Ruptur uteri imminens, fetal distress, partus tak maju e/c malpresentasi puncak kepala pada sekundigravida hamil aterm dalam persalinan kala I fase aktif + leukositosis
PLAN SCTPem Inform consent Konsul anestesi Resusitasi EVALUASI 3 Juni 2014 07.30 Keluhan : - Keadaan Umum : sedang, compos mentis, gizi kesan cukup Vital Sign : Tek. darah : 120/80 Frek. Napas : 16x/menit Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,6 0 C Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Thorax : Cor / Pulmo dalam batas normal Abdomen : supel, NT (-), tampak luka OP tertutup verban, terpasang drain, kontraksi (+),TFU 2 jbp Genital : darah (-), lokia (+)
DIAGNOSIS Post histerorafi a.i Ruptur uteri, IPFD, partus tak maju e/c malpresentasi puncak kepala pada sekundipara hamil aterm + leukositosis
PLAN Rawat ICU O 2 3 lpm IVFD RL 20 tpm Inj ceftriaxon 1gr/12 jam Inj metronidazol 500mg/8 jam Inj ketorolac 1 amp/8 jam Inj asam traneksamat 1gr/8jam Transfusi hingga Hb 10 gr/dl Cek lab post transfusi EVALUASI 4 Juni 2014 Hb: 10,7 Hct: 29 AL: 21,6 AT 162 AE 3,53 GDS 106 Cr/Ur 0,6/24 Na/K/Cl 135/3,4/109 Keluhan : - Keadaan Umum : sedang, compos mentis, gizi kesan cukup Vital Sign : Tek. darah : 120/80 Frek. Napas : 16x/menit Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,6 0 C Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Thorax : Cor / Pulmo dalam batas normal Abdomen : supel, NT (-), tampak luka OP tertutup verban, terpasang drain, kontraksi (+),TFU 2 jbp, lingkar perut 79 cm Genital : darah (-) DIAGNOSIS Post histerorafi a.i Ruptur uteri, IPFD, partus tak maju e/c malpresentasi puncak kepala pada sekundipara hamil aterm + leukositosis PLAN O 2 3 lpm IVFD RL 20 tpm Inj ceftriaxon 1gr/12 jam Inj metronidazol 500mg/8 jam Inj ketorolac 1 amp/8 jam Inj asam traneksamat 1gr/8jam Pindah HCU Mawar 1
EVALUASI 5 Juni 2014 Keluhan : tidak bisa buang angina selama 3 hari Keadaan Umum : sedang, compos mentis, gizi kesan cukup Vital Sign : Tek. darah : 120/80 Frek. Napas : 16x/menit Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,6 0 C Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Thorax : Cor / Pulmo dalam batas normal Abdomen : supel, NT (-), tampak luka OP tertutup verban, terpasang drain, kontraksi (+),TFU 2 jbp, lingkar perut 79 cm Genital : darah (-)
DIAGNOSIS Post histerorafi a.i Ruptur uteri, IPFD, partus tak maju e/c malpresentasi puncak kepala pada sekundipara hamil aterm + leukositosis
PLAN IVFD RL 20 tpm Inj ceftriaxon 1gr/12 jam Inj metronidazol 500mg/8 jam Inj ketorolac 1 amp/8 jam Inj asam traneksamat 1gr/8jam
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini diagnosisa post histerorafi a.i Ruptur uteri imminens, IPFD, partus tak maju e/c malpresentasi puncak kepala pada sekundipara hamil aterm + leukositosis. Pada anamnesis pasien mengaku hamil 9 bulan dan ini adalah kehamilan keduanya. Pasien juga mengeluh kenceng-kenceng yang dirasakan teratur, air kawah belum dirasakan keluar, lendir darah (+), gerakan janin masih dirasakan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien merupakan sekundigravida hamil aterm dalam persalinan. Pasien ini dinyatakan telah dalam persalinan sebab sudah ada his serta sudah terdapat lendir darah. Pada pemeriksaan fisik status generalis pasien ini didapatkan pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen teraba janin tunggal intra uterin, memanjang, presentasi kepala, gerakan masih dirasakan, kepala masuk panggul > 1/3 bagian, DJJ (+) 12-12-12/12-13-12/12-12-12-/reguler.
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan kadar hemoglobin yang agak rendah, yaitu 11,0 gr/dl yang artinya di bawah normal, sehingga anemia yang terjadi bisa saja merupakan anemia fisiologis yang sering terjadi pada wanita hamil. Didapatkan pula leukosit pasien yakni 16,9 ribu/ul yakni lebih tinggi dari normal. Pada pemeriksaan ultrasonografi tampak janin tunggal, intra uterin, memanjang, presentasi kepala, DJJ (+), FB: BPD: 9,43, FL: 7,24, AC: 33,33, EFW: 3242gram. Tampak plasenta insersi di corpus grade II, air kawah kesan cukup, tak tampak kelainan kongenital mayor. Kesan: janin tunggal dalam keadaan baik. Pada pasien ini dilanjutkan persalinan pervaginam dan dilakukan monitoring kehamilan. Namun, pada pasien ini janin terjadi malpresentasi puncak kepala dimana UUK ada di jam 9 dan UUB ada di jam 3. Hal ini menyebabkan partus tak maju sehingga tekanan pada segmen bawah rahim menjadi meningkat. Peningkatan tekanan ini menyebabkan terjadinya ruptur uteri iminen yang diikuti dengan fetal distress sehingga diperlukan dilakukannya persalinan perabdominal emergensi. Daftar Pustaka Anggreany K. 2013. Hubungan antara induksi misoprostol pada wanita hamil dengan kejadian ruptur uteri di RS Sardjito dan afiliasi. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Bujold E dan Gauthier RJ. 2010. Risk of uterine rupture associated with an interdelivery interval between 18 and 24 months.Vol.115 No.5. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins.
Cuningham FG, Gary NF, 2005. Ruptur Uteri, Obstetri Williams Edisi 21 vol.1. EGC. Jakarta : 716, 876.
Dekker GA. 2010. Risk of uterine rupture in Australian women attempting vaginal birth after one priorcaesarean section: a retrospective populationbased cohort study. BJOG An International Journal of Obstetrics and Gynaecology.
Sarwono P. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Vallamkandu S dan Black M. 2013. Audit on effect of labour induction and short interdelivery interval on uterine rupture in vaginal birth after caesarean section from year 1993 to 2008. BJOG-AN International Journal Of Obstetrics And Gynaecology. Vol. 120. 111 RIVER ST, HOBOKEN 07030-5774, NJ USA: Wiley-Blackwell. TERIMA KASIH