You are on page 1of 38

LAPORAN KASUS

IMPETIGO VESIKOBULOSA
Preseptor : Hedi Hendrawan dr., SpKK, M.Kes

Kelompok XL-D
Presentan :

1. Nanda Ayu Zaskia (4151121047)
2. Andriansyah (4151121461)
3. Nurseha (4151111074)




Partisipan :

1.David Grandisa (4151121407)
2.Ratih Prabandari (4151121429)
3.Isma Dewi Amalia (4151121026)
4.Indah Permatasari (4151121479)
Keterangan Umum
Nama : An. RFR
Suku Bangsa : Sunda
Umur : 11 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Patedang Indah 2 RT 05 RW 13
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Status Marital : Belum menikah
Gelembung-gelembung bernanah dan borok-borok
berkeropeng bernanah di sekitar leher sisi kiri dan bahu
kiri yang terasa nyeri.
KELUHAN UTAMA
Sejak 5 hari yang lalu kelainan kulit bertambah hebat
sehingga menjadi gelembung-gelembung bernanah dan borok-borok
berkeropeng di leher sisi kiri, sehingga menurut ibu os, os menjadi
rewel.
Sejak 4 hari yang lalu gelembung-gelembung bernanah dan
borok-borok berkeropeng meluas hingga bahu kiri.
Sejak 4 hari yang lalu ibu os mengobati sendiri luka tersebut
dengan menggunakan cairan betadine yang dioleskan pada lukanya
sebanyak dua kali sehari. Karena gatal os menggaruk gelembung-
gelembung bernanah hingga pecah dan menjadi borok-borok
berkeropeng yang berukuran kira-kira sebesar uang logam Rp.500
dan sebesar tangan bayi serta terasa nyeri os dibawa ke Poliklinik
Kulit RS Dustira.
Sejak 2 hari yang lalu gelembung-gelembung bernanah
juga muncul di sekitar bibir os dan jari tengah tangan kiri os.



Penjabaran Keluhan Utama
Perjalanan Penyakit
Keluhan pertama kali timbul 10 hari yang lalu
berupa luka lecet disekitar leher sisi kiri yang berukuran
kira-kira sebesar biji jagung dan terasa perih dan gatal.
Sejak 8 hari yang lalu, luka lecet berubah
menjadi gelembung-gelembung bernanah sebesar biji
jagung di leher sisi kiri.
Faktor Etiologi, Predisposisi, Presipitasi
Menurut ibu os, 2 minggu yang lalu os dirawat di bangsal anak
Rumah Sakit Dustira selama 4 hari karena keluhan demam,batuk,
pilek, dan sesak napas (bronkopneumonia).
Keluhan pertama kali timbul 10 hari yang lalu berupa luka lecet
karena menggaruk di sekitar leher sisi kiri dan tidak mengobati luka
lecet. Luka tersebut sering dipegang-pegang oleh tangan os yang
tidak dicuci terlebih dahulu.
Selama dirawat, os tidak mandi dan setelah perawatan os mandi 1
kali sehari dengan menggunakan sabun, dan handuk sendiri serta
mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru dicuci, namun sejak
4 hari yang lalu setelah timbulnya luka tersebut, os tidak mandi.
Faktor Etiologi, Predisposisi, Presipitasi

Dalam sehari-hari os memiliki nafsu makan yang cukup.
Os makan nasi 2 kali sehari sebanyak 1/2 piring setiap kali
makannya.
Ibu os menyangkal keluhan berat badan sulit naik yang
disertai adanya kontak pada penderita batuk-batuk lama di
rumah dan lingkungan sekitar disangkal.

Riwayat Pengobatan
Os sudah berobat ke dokter spesialis anak sejak 2 hari
yang lalu dan diberikan obat antibiotik sirup (cefadroxil) dan
dirujuk ke dokter spesialis kulit.
Anamnesis Tambahan
Riwayat alergi obat disangkal.
Riwayat alergi pada keluarga disangkal.
Pasien tidak digigit serangga sebelum keluhannya muncul.
Pasien tidak ada riwayat terkena luka bakar di sekitar leher
maupun bahu kirinya.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
N: 100 x/m R: 24 x/m
S: 37,5
0
C
Status Gizi:
BB: 9 kg
TB: 75 cm



normoweight
Pemeriksaan Fisik (lanj)
Kepala : Simetris
Mata : Konjungtiva: anemis -/- Sklera: ikterik -/-
Mulut : Gigi geligi: tidak ada kelainan
Tonsil: T1 T1 tenang
Faring: tidak hiperemis
KGB : Post aurikuler,
Pre aurikuler
Submental
Submandibular
Inspeksi: tidak terlihat membesar
Palpasi: teraba KGB kanan kiri
membesar , konsistensi kenyal,
mobile, NT (-)
Inspeksi: tidak terlihat membesar
Palpasi: tidak teraba
Pemeriksaan Fisik (lanj)

Dada : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni reguler,
Batas jantung normal
Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi-/-, wh-/-
Perut : Datar lembut, BU (+) normal, NT (-)
Hati : tidak teraba
Limpa : tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat
KGB Aksila : Inspeksi: Kanan : Tidak terlihat membesar
Kiri : Tidak terlihat membesar
Palpasi : Kanan : Tidak teraba pembesaran
Kiri : Teraba satu buah KGB,
sebesar kelereng,konsistensi
kenyal, dapat digerakan, NT (-)



Gambar

Status Dermatologikus
Distribusi : Regioner.
Ad regio : Leher sisi kiri dan bahu kiri
Lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens, bentuk
sebagian besar teratur, sebagian tidak teratur, dengan ukuran
terkecil lentikuler dan terbesar plakat, batas sebagian tegas
sebagian tidak tegas, sebagian menimbul dari permukaan
sebagian tidak menimbul, sebagian kering sebagian basah
Efloresensi : Di atas dasar yang eritema dan sedikit edema terdapat bula,
pustula, bula pustulosa, krusta pustulosa dan erosi
Diagnosis
Diagnosis Banding:
1. Impetigo Vesikobulosa
2. Impetigo Vesikobulosa + Impetigo krustosa


Diagnosis Banding: Impetigo Vesikobulosa


Usulan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa:
Sediaan langsung dengan pengecatan GRAM yang
diambil dari dasar krusta atau dasar ulkus
Hasil yang diharapkan :
Epitel
Leukosit PMN
Kokus GRAM positif
Kultur dan Tes Resistensi

Penatalaksanaan
Umum :
Jangan memegang kelainan kulit dengan
menggunakan tangan
Keluhan kulit diobat sesuai anjuran dokter
Hindari terjadinya trauma yang menyebabkan luka
Bila terjadi luka, luka harus segera dibersihkan
Mandi sehari dua kali (pagi dan sore hari), dan
mengganti pakaian setelah mandi dengan pakaian
yang bersih
Memakan makanan yang bergizi

Penatalaksanaan
Khusus :

Topikal:
As. Salisilat 1 %o (kompres terbuka) 5-10 menit selama 1jam 3x sehari.
Krim Gentamisin sulfat 1% dioleskan 2x sehari (bila lesi sudah kering)

Sistemik:
Amoksilin syr 3 x 125 mg (dosis 30-50 mg/kgBB) selama 7 hari
Kompres terbuka asam salisilat 1
R/ As. Salisilat 1%0
Aqua ad 1000 cc
m.f.l.a
u.e. (sekitar bahu kiri)
Krim Gentamisin sulfat 1%
R/ krim Gentamisin sulfat 1% No. Tube I (5gr)
u.c. (sekitar bahu kiri)
Amoksisilin syr
R/ Amoksilin syr No. botol I (120ml)
3 dd cth I p.c


Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan
Kasus ini dilaporkan karena dari keterangan umum diketahui
os seorang anak laki-laki usia 11 bulan, tinggal di daerah yang
padat penduduk dengan orang tua sosial ekonomi rendah datang
dengan keluhan utama gelembung-gelembung bernanah dan
borok-borok berkeropeng di sekitar leher dan bahu kiri yang
terasa nyeri dan disertai demam.
Dari keluhan tersebut diketahui kemungkinan os menderita
impetigo vesikobulosa dan ektima.
Pembahasan (Lanjutan)
Impetigo vesikobulosa merupakan pioderma superfisialis yang sering
mengenai bayi dan anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, berpredileksi
pada dada, punggung dan ketiak.

Pada impetigo vesikobulosa terdapat vesikel dan bula berisi cairan jernih
yang menjadi keruh dan bila kering menjadi krusta.


Pembahasan (Lanjutan)
Faktor etiologi tersering dari impetigo vesikobulosa adalah bakteri
Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus merupakan salah satu flora residen di kulit.
Dengan adanya penyakit bronkopneumonia sebelumnya menurunkan
imunitas pasien. Adanya luka lecet menyebabkan faktor proteksi kulit
terganggu, yakni pH kulit menjadi tidak asam sehingga flora residen
berubah menjadi flora patogen dan flora patogen berproliferasi.


Faktor predisposisi pada impetigo vesikobulosa terdiri atas faktor
predisposisi eksogen dan endogen. Faktor predisposisi eksogen adalah
tempat tinggal di daerah yang padat penduduk, cuaca panas dan
lembab, serta higiene yang buruk.
Dari keterangan umum os tinggal bersama orang tuanya di daerah
padat penduduk yang berhimpit-himpitan dan berhubungan dengan
buruknya kebersihan lingkungan seperti sanitasi air yang baik namun
jumlahnya kurang atau sanitasi yang tidak baik. Hal ini akan
mempengaruhi higiene os.

Selama dirawat, os tidak mandi dan setelah perawatan os mandi 1
kali sehari dengan menggunakan sabun, dan handuk sendiri serta
mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru dicuci, namun sejak
4 hari yang lalu setelah timbulnya luka tersebut, os tidak mandi.

Pembahasan (Lanjutan)
Pembahasan (Lanjutan)
Faktor presipitasi pada os ini adalah luka lecet pada os tidak segera
diobati dengan segera.
Selain itu, luka lecet tersebut sering dipegang-pegang oleh tangan
os yang tidak dicuci terlebih dahulu, sehingga impetigo vesikobulosa
berubah menjadi ektima.

Faktor predisposisi endogen dari impetigo vesikobulosa adalah keadaan
imunokompromise (imunitas yang lemah) seperti malnutrisi dan penderita
penyakit kronis non infeksi seperti anemia dan penyakit infeksi seperti
tuberkulosis. Impetigo vesikobulosa juga dapat menjadi tanda awal
HIV/AIDS.
Pada kasus ini, os memiliki asupan gizi yang baik dengan status gizi
normoweight ( 0< SD <+2)
Keluhan adanya penyakit tuberkulosis pada os seperti berat badan sulit
naik yang disertai adanya kontak pada penderita batuk-batuk lama di rumah
dan lingkungan sekitar disangkal.

Pembahasan (Lanjutan)
Pembahasan (Lanjutan)

Dari keluhan utama os mengeluh Pada anamnesis diketahui kelainan
kulit disertai dengan demam.
Demam merupakan komplikasi utama dari impetigo vesikobulosa
bahkan dapat berlanjut menjadi bacteremia dan sepsis.
Komplikasi yang lain adalah limfadenopati, osteomyelitis, pneumonia.
Impetigo vesikobulosa juga dapat menyebabkan pyoderma profunda
seperti selulitis dan flegmon.

Pembahasan (Lanjutan)
Pada anamnesis tambahan os menyangkal adanya alergi obat.
Hal ini ditanyakan karena akan diberikan golongan penisilin yang
sering menimbulkan drug eruption.
Riwayat alergi pada keluarga disangkal. Hal ini ditanyakan
untuk mengetahui hipersensitivitas pada os ini tidak ada.
Pasien tidak digigit serangga menyingkirkan dermatitis
venenata
Pasien tidak ada riwayat terkena luka bakar di sekitar leher
maupun bahu kirinya. menyingkirkan bula yang muncul akibat
combustio.

Pembahasan (Lanjutan)
Pemeriksaan fisik
Dari status generalis didapatkan suhu 37,5 celcius. Hal ini sesuai dengan
keluhan utama dengan komplikasi demam.
Pasien baru saja menderita bronkopneumonia merupakan salah satu yang
menyebabkan imunitas pasien menurun sehingga terjadi impetigo
vesikobulosa.
Adanya pembesaran KGB axila kiri menunjukkan tanda terjadinya
komplikasi limfadenopati dan bakteremia.
Pembahasan (Lanjutan)
Pada status dermatologikus diketahui adanya tempat predileksi, yaitu di
sekitar ketiak, dada, punggung dan adanya gelembung-gelembung
bernanah sebagai tanda klinis dari impetigo vesikobulosa.
Gelembung-gelembung bernanah tersebut mengering menjadi krusta
dan merupakan kelanjutan dari impetigo vesikobulosa berupa ektima.

Pembahasan (Lanjutan)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan khusus untuk ektima dilakukan untuk
menyingkirkan diagnosis bandung impetigo krustosa yang
dilakukan dengan pengangkatan krusta dengan menggunakan
pinset yang sebelumnya luka dikompres terlebih dahulu dengan
rivanol 1
0
/
00
hingga krusta melunak. Pada hasil pemeriksaan
khusus, didapatkan dasar ulkus sehingga diagnosis banding
impetigo krustosa dapat disingkirkan. Pada impetigo krustosa
memiliki dasar erosi.
Pemeriksaan sediaan langsung dengan pengecatan GRAM
yang diambil dari dasar krusta atau dasar ulkus untuk
mengetahui penyebab utama pioderma. Hasilnya yang
diharapkan adalah ditemukan epitel (+), leukosit PMN (+)
banyak, dan kokus Gram positif (+).
Pembahasan (Lanjutan)
Penyebab tersering Impetigo vesikobulosa adalah Staphylococcus
aureus walaupun dapat disebabkan oleh Streptococcus beta
hemolitikus grup A.
Adanya gelembung-gelembung bernanah disebabkan oleh bakteri
piogenik penghasil nanah yang memiliki enzim koagulase sehingga
dapat mengkoagulasikan plasma sehingga terjadilah penggumpalan
fibrin dan leukosit.
Penggumpalan fibrin dan leukosit menyebabkan gangguan sirkulasi
dan nutrisi sehingga terjadi kematian jaringan dan terjadi proliferasi
bakteri penyebab dan terjadi kemotaksis sel-sel radang berupa sel-sel
polimononuklear pada infeksi akut dan sel mononuklear pada infeksi
kronik.
Pus adalah kumpulan sel-sel radang, sisa-sisa metabolik, dan bakteri
penyebab.

Pembahasan (Lanjutan)
Usulan pemeriksaan
Kultur dan tes resistensi diusulkan untuk mengetahui penyebab dari impetigo
vesikobulosa serta sensitivitas terhadap golongan penisilin dan derivatnya
karena pada os ini akan diberikan terapi derivat penisilin yaitu amoksisilin.
Tes resistensi dilakukan karena terapi utama dari impetigo vesikobulosa
ialah penisilin dan derivatnya. Hal ini dikarenakan penisilin sudah banyak
menyebabkan resistensi. Pada kasus ini os berusia 11 bulan sehingga
pemberian antibiotik yang teraman adalah golongan penisilin dan derivatnya.
Pembahasan (Lanjutan)
Penatalaksanaan Umum:
Jangan memegang kelainan kulit dengan menggunakan tangan
Keluhan kulit diobat sesuai anjuran dokter
Hindari terjadinya trauma yang menyebabkan luka
Bila terjadi luka, luka harus segera dibersihkan
Mandi sehari dua kali (pagi dan sore hari), dan mengganti pakaian
setelah mandi dengan pakaian yang bersih
Memakan makanan yang bergizi
Hal-hal tersebut ditujukan untuk menghindari faktor predisposisi pioderma
yang terdapat pada os tersebut antara lain higienitas yang buruk
Pembahasan (Lanjutan)
Penatalaksanaan Khusus
Pada os diberikan pengobatan topikal kompres terbuka dengan as. Salisilat
1
0
/
00
. Pemberian kompres terbuka pada lesi yang akut dan stadium kering
ditujukan agar terjadi penguapan sehingga bula pustulosa akan menjadi kering dan
krusta menjadi lunak. Kompres terbuka dilakukan selama 3 hari.
Setelah itu, pada hari ke-4 diberikan krim Gentamisin Sulfat 1% jika lesi sudah
kering karena harganya murah, mudah didapat dan masih cukup efektif
dibandingkan antibiotik topikal lain yang harganya mahal.
Pembahasan (Lanjutan)
Pengobatan sistemik diberikan amoksisilin per oral karena golongan
penisilin adalah drug of choice. Dosis yang diberikan 3 dd cth I karena os berusia 11
bulan Golongan penisilin bersifat aman, murah, dan efektif bagi anak-anak serta tidak
memilki lethal dose namun dapat menyebabkan sindroma steven Johnson.
Antibiotik diberikan secara topikal dan sistemik karena penyebab pioderma
seperti impetigo vesikobulosa dan ektima adalah bakteri Gram (+). Pemberian
antibiotik sistemik pada os dilakukan karena telah tejadi komplikasi pada os yang
ditandai dengan adanya demam serta pembesaran KGB axila kiri.


Pembahasan (Lanjutan)
Prognosis
Quo ad vitam dari impetigo vesikobulosa dan ektima adalah ad bonam
karena impetigo vesikobulosa tidak menyebabkan kematian kecuali jika
sudah ada komplikasi yang serius seperti sepsis dan selulitis.
Quo ad functionam ialah ad bonam karena fungsi kulit dapat kembali
normal.
Quo ad sanationam ialah dubia ad bonam karena os tinggal di daerah
padat penduduk dengan sanitasi yang kurang baik dan sosial ekonomi orang
tua rendah sehingga dapat timbul kembali.


TERIMA KASIH

You might also like