You are on page 1of 18

REFERAT

Aparatus lakrimal dan kelainannya


Pembimbing : dr.Rety sugiarti,Sp.M
Oleh : Nurul Qomariah Tuanany
KEPANITRAAN KLINIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
STASE MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BANJAR
Aparatus lakrimalis terdiri dari 2
bagian:
pembentukan air
mata (sistem sekresi
lakrimal)
Saluran air mata
yang diteruskan ke
dalam hidung (sistem
ekskresi lakrimal)
Bagian-bagian dari aparatus lakrimalis
pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk
oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond, dua
bagian:kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars
palpebralis).
Kelenjar lakrimalis
Kelenjar aksesori (
kelenjar wolfring dan
kelenjar Krause )
terletak di sebelah medial bagian superior dan inferior dari kelopak mata.
Punctum relatif avaskular dari jaringan disekitarnya selain itu warna pucat
Pungtum lakrimalis
Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat
kecilpuncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi
ekstremitas lateral lakrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih
pendek,.
Kanalikuli lakrimalis
ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam
cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus
frontalis maksila.
Saccus lakrimalis
(kantong lakrimal)
kanal membranosa, panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari
bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana
saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak
sempurna, plica lacrimalis (Hasneri),
Duktus naso lakrimalis
Nervus Lakrimalis (sensoris), suatu cabang dari devisi
pertama Trigeminus.
Nervus Petrosus superficialis magna (sekretoris ), yang
datang dari nukleus salivarius superior.
Saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus lakrimalis
Persarafan Aparatus
lakrimal
Fisiologi
Sistem sekresi lakrimal
yaitu kelenjar lakrimalis
dan sistem drainase
Normalnya 1,2 l air mata
per menit. Sebagian hilang
melalui evaporasi. Sisanya
dialirkan melalui sistem
nasolakrimal. Bila produksi
air mata melebihi
kapasitas sistem drainase,
air mata yang berlebih
akan mengalir ke pipi
Punktum lakrimalis,
kanalis lakrimalis, sakus
lakrimalis, duktus
nasolakrimalis. Sistem
ekskresi lakrimalis sebagai
sistem drainase
Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang
terletak di fossa lakrimalis di kuadran temporal atas orbita
Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik
sehingga menyebabkan air mata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra
Setiap berkedip Palpebra menutup
menyebarkan air mata
secara merata
Atas kornea
Menyalurkan kedalam
sistem ekskresi pada
aspek medial palpebra
Keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai dengan
jumlah yang diuapkan dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke
sistem ekskresi.
Bila memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan memasuki puncta sebagian
karena sedotan kapiler konjungtiva

menutup mata
Bagian dari orbikularis pra-tarsal
yang mengelilingi ampula
mengencang untuk mencegah air
mata keluar
Bersamaan dengan palpebra
ditarik ke arah krista lakrimalis
posterior, dan traksi fascia
mengelilingi sakus lakrimalis
Memendeknya kanalikulus dan
menimbulkan tekanan negative di
dalam sakus

Kerja pompa dinamik
ini menarik air mata
ke dalam sakus
Berjalan melalui
duktus nasolakrimalis
karena pengaruh
gaya berat dan
elastisitas jaringan ke
dalam meatus inferior
hidung
Air mata
mengandung :
( 4 )

Gama globulin IgA, IgG, IgE.
Lysosim
Glukosa 2,5 mg / deciliter
Urea 0,04 mg / deciliter
K
+
, Na
+
, Cl
-

pH : 7,35
Osmolaritas : 295-300 m osmol/l
KELAINAN PADA SEKRESI dan
EKSRESI PADA APARATUS
LAKRIMALIS
Infeksi
Tumor
Trauma
Kongenital
DAKRIOADENITIS
suatu proses inflamasi pada kelenjar air mata
pars sekretorik.

Akut
Kronik

Patofisiologinya masih belum jelas, namun beberapa ahli mengemukakan bahwa proses
infeksinya dapat terjadi melalui penyebaran kuman yang berawal di konjungtiva yang
menuju ke ductus lakrimalis dan menuju ke kelenjar lakrimalis

1. Viral (penyebab utama)
Mumps (penyebab
tersering, terutama pada
anak-anak)
Epstein-Barr virus
Herpes zoster
Mononucleosis
Cytomegalovirus
Echoviruses
Coxsackievirus A
2. Bacterial
Staphylococcus aureus
and Streptococcus
Neisseria gonorrhoeae
Treponema pallidum
Chlamydia trachomatis
Mycobacterium leprae
Mycobacterium
tuberculosis
Borrelia burgdorferi
3. Fungal (jarang)
Histoplasmosis
Blastomycosis
Parasite (rare)
Schistosoma
haematobium
Protozoa (rare)
Sarcoidosis
Graves disease
Orbital inflammatory
syndrome
Benign lymphoepithelial
lesion
DAKRIOADENITIS AKUT
Sering ditemukan pembesaran kelenjar air mata di dalam palpebra
superior, ditemukan apabila kelopak mata atas dieversi , maka akan
kelihatan tonjolan dari kelenjar air mata yang mengalami proses
inflamasi
Pada perabaan karena ini merupakan suatu proses yang akut maka
biasanya akan sangat nyeri dan dapat diikuti oleh gejala klinis
lainnya yaitu kemosis (pembengkakkan konjungtiva), konjungtival
injeksi , mukopurulen sekret, erythema dari kelopak mata,
lymphadenopati (submandibular), pembengkakkan dari 1/3 lateral
atas kelopak mata (S- shape ) , proptosis , pergerakan bola mata
yang terbatas
Hordeolum internum biasanya lebih kecil dan melingkar
Abses kelopak mata terdapat fluktuasi
Selulitis orbita biasanya berkaitan dengan penurunan pergerakan mat
DAKRIOADENITIS KRONIK
Pada kronis darkrioadenitis gejala klinisnya lebih baik
daripada yang akut. Umumnya tidak ditemukan nyeri ,
ada pembesaran kelenjar namun mobil, tanda-tanda
ocular minimal, ptosis bisa ditemukan, dapat ditemukan
sindroma mata kering.
Diagnosis bandingnya :
Periostitis dari kelopak mata atas sangat jarang terjadi
Lipodermoid tidak ada tanda-tanda inflamasi

Semuanya diterapi secara kausatif dan kompres mata dengan
rivanol
Keterangan gambar : Tampak eritema dan odema pada kedua mata
Keterangan gambar : Tampak kel. Lakrimalis yang odema pada eversi
DAKRIOSISTITIS
Proses inflamasi pada kelenjar air mata pars ekskretorik,
Patofisiologinya kembali lagi pada anatomi bahwa pars ekskresi
memiliki mukous membran yang memang sudah ada koloni bakteri
yaitu pada konjungtiva, dan mukosa nasi
Kegunaan dari sistem ekskresi adalah mengeluarkan air mata ke
cavum nasi , seperti sistem drainase
Adanya stagnansi dari air mata , dan tidak dapat dikeluarkan
ke kavum nasi maka akan ada gangguan dari sistem drainase air
mata dan hal ini dapat menjadi media kuman untuk memperbanyak
diri dan terjadilah proses inflamasi disana
Akut
Kronik

DAKRIOSISTITIS AKUT
Dakriosistitis akut dapat ditemukan beberapa gelaja
klinis antara lain dapat ditemukan pada perabaan yaitu
pembengkakan pada daerah kantus medial hingga ke
hidung , muka , bahkan ke dahi. Keluarnya sekret
purulen dari puncta, dapat ditemukan conjungtiva
injeksi dan selulitis per septal, ataupun selulitis orbital
Diagnosis bandingnya :
1.Hordeolum lebih kecil, berbatas jelas, tidak
mobil, ada inflamasi
2.Orbital selulitis biasanya terjadi penurunan
pergerakan bola mata
DAKRIOSISTITIS KRONIK
Dapat ditemukan beberapa gejala klinis
antara lain epifora dan lakrimasi
karena adanya obstruksi pada jalan
keluarnya air mata
Pada dakriosistitis kongenital, karena terjadinya obstruksi dari
sistem drainase sehingga terjadi penumpukkan debris dan denudasi
daripada epitel permukaan mata, seringkali gejala klinis yang
ditimbulkan adalah konjungtivitis . Biasanya bakteri yang
menginfesi adalah staphylococcus yang menghasilkan eksotoxin
S epidermidis, S
aureus, and
Streptococcus,
Pseudomonas, and
Pneumococcus
species.
Bakteri
aerobik
Peptostreptococcus,
Propionibacterium,
Prevotella, and
Fusobacterium
species.
Bakteri
anaerobik
menjadi penyebab
adalah E coli
Bakteri gram
negatif
Terapi tergantung pada etiologi dan causanya :
Anak- anak biasanya diterapi dengan pemijatan pada daerah
antara mata dengan hidung untuk membuka obstruksi yang
terjadi dan diberikan pula antibiotik. Apabila obstruksi tidak
membaik pada terapi pemijatan, dapat dilakukan operasi
dakriosistorinostomi .
Dewasa biasanya dilakukan irigasi pada ductus lakrimalis
dengan menggunakan salin, dan diberikan pengobatan topikal
antibiotik.
KANALIKULITIS

Kanalikulitis adalah infeksi yang terjadi di kanalikulus.
Sering terjadi pada orang tua usia 50 tahun keatas dengan
penyebab utama adalah Actinomyces israelii .Dapat terjadi
pada orang usia muda sekitar 20 tahunan atau
dibawahnya biasanya penyebab tersering adalah infeksi
herpes
Tidak ditangani dengan benar dapat terjadi stenosis dari
kanalikulus biasanya oleh dakriolit.
Dakriolit adalah batu yang terbentuk dari air mata dan debris serta sisa epitel
yang bergabung jadi satu. Keluhan biasanya terjadi epifora , terdapat
pengeluaran sekret yang serous ataupun mukopurulen dan biasanya
unilateral
Terapinya dilakukan dengan dua cara
1. Dengan mengeluarkan benda asing disana (sekret )
2. Antibiotik terapi.
Dakriolit yang kecil dan debris dapat dikeluarkan dengan cotton buds yang
ditekankan pada punctum lakrimalis . Jika batu yang terbentuk banyak dan susah
dikeluarkan dengan cara manual maka dapat dilakukan tindakan pembedahan
yaitu kanalikulotomi.
KERATOKONJUNGTIVITIS SICCA
suatu keadaan dimana air mata tidak membasahi mata dengan baik bisa
karena memang produksi air mata yang kurang, bisa karena kualitas air
matanya yang tidak baik dan mengakibatkan mata kering.
Biasanya sindroma mata kering sering terkena pada wanita yang berusia 40-50
tahun dan berkaitan dengan proses menopause, karena wanita yang menopause
memiliki hormon estrogen yang sangat rendah bahkan tidak ada , dan ini
berkaitan dengan adanya reseptor hormon estrogen maupun androgen di
kelenjar lakrimalis dan kelenjar meibom yang merangsang produksi air mata.
Tes pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa adalah :
Schimmer test
Tear break up time
Slit lamp
Terapi yang diberikan biasanya memberikan air mata buatan, terkadang diberikan
tetes mata antibiotik karena produksi air mata yang kurang dapat mengakibatkan
mudahnya kuman tumbuh di mata
TUMOR- TUMOR DI KELENJAR
LAKRIMAL

Tumor jinak dari kelenjar lakrimal yang paling
sering terjadi adalah pleomorphic adenoma,
sedangkan tumor ganas dari kelenjar lakrimal
yang paling sering terjadi adalah adenoid cyctic
carcinoma dan pleomorphic adenocarcinoma.


WHO memberikan klasifikasi tentang tumor kelenjar lakrimalis dalam
beberapa kategori , yaitu :
Epitelial tumors
Tumors of the hematopoietic or lymphatic tissue
Secondary tumors
Inflamed tumors
Other and unclassified tumours

You might also like