You are on page 1of 30

Sifat Fisikokimia

Sifat Fisikokimia
Titik Leleh : 225C
pKa : 4,1-8,5 pada 20C
pH : 5,7-6,6 ditentukan dalam 1% b/v suspensi dalam air
Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter ; mudah larut
dalam etanol pada suhu 80C, dalam campuran kloroform-etanol mutlak (2:1); agak sukar larut
dalam air pada suhu 100C
(Farmakope Indonesia IV, 1995 : 730)
Persen Komposisi : C :61,36%; H: 6,95%; N: 7,16%; O: 20,43%; S: 4,10%
Rotasi optik : +275 - +287 (setelah pengeringan, 0,5 g, 0,1 mol/L HCl VS, 25 ml, 100mm)
(Japan Pharmacopoeia XVI, 2011 : 1331)
Identifikasi Gugus Fungsi
Identifikasi Gugus Fungsi
Kinin sulfat memiliki 5 gugus fungsi, yaitu alkene, alcohol sekunder,
amin tersier, quinolone (gugus aromatic) dan Anisol (methoxy
benzene).




Uji identifikasi gugus alkohol sekunder
Alkohol sekunder

(ii) Bukan test yang baik, karena
banyak senyawa organic yang
tereduksi, keton juga memberi
hasil yang bagus
(i) Lucas test.

(ii) Menyaring dengan
K
2
Cr
2
O
7
/H
2
SO
4(aq)

(i) Reaksi berjalan lambat,

(ii) Akan muncul bau keton dan
perubahan warna dari
orane ke hijau
(i) R
2
CHOH + HCl => R
2
CHCl + H
2
O

(ii)3R
2
CHOH + Cr
2
O
7
2
+ 8H
+
==> 2Cr
3+
+ 3RCOR + 7H
2
O
ion dichromate(VI) tereduksi menjadi ion chromium(III)
Tambahkan 5 tetes sampel pada tabung uji atau 0.1 gram jika sampel berbentuk padat, kemudian tambahkan
1 ml reagent lucas pada suhu 26-27 C. Kocok tabung dan diamkan beberapa saat, akan muncul lapisan terpisah yang
Merupakan alkil klorida.
Uji identifikasi alkena

Uji identifikasi alkena Tambahkan 2 ml
methylene chloride
pada sampel, lalu
tambahkan 5% larutan
Bromine
Warna kecoklatan bromine akan
menghilang seiring terbentuknya
senyawa tetrabromoelkana
R
2
C=CR
2
+ Br
2
==> BrR
2
CCR
2
Br
RC CR + 2Br
2
==> Br
2
RCCRBr
2

Uji identifikasi amin tersier

Menggunakan reaksi Hinsberg. Uji Hinsberg adalah uji yang
dilakukan untuk membedakan antara amina primer,sekunder dan
tersier,pengujian ini menunjukkan hasil yang positif untuk pengujian
amina primer dan sekunder. Amina primer dan sekunder bereaksi
dengan benzel sulfonil klorida membentuk N tersubsitusi benzen
sulfonamidasedangkan amina tersier tidak bereaksi .

amina primer



amina sekunder

amina tersier tidak bereaksi


Uji gugus aromatis

Reaksi Zat H
2
SO
4
berasap Kloroform AlCl
3

Benzena . warna awal : bening
. kondisi akhir : terbentuk
2 fase (bawah benung, atas keruh
. terbentuk cincin yang memisahkan
larutan
. warna awal larutan :
bening
. larutan keruh agak kekuning-
kuningan
. benzena dan cloroform
bercampur
. serbuk menempel didinding
dalam bentuk keci
Identifikasi Zat Aktif
Metode
1. Kromatografi Lapis Tipis
2. Tes Warna
3. Fluoresensi
4. Reaksi Pengendapan
5. Tes pH
Kromatografi Lapis Tipis
Lempeng TLC : Silica Gel GF
Cara Pembuatan:
1. Siapkan 5 lempeng kaca yang telah dibersihkan dari lemak dan
kotoran lalu susun pada cetakan
2. Campur 15g gel GF dengan 30 ml air lalu aduk rata
3. Tuang bubur silika pada lempeng kaca dan ratakan
4. Diamkan beberapa saat pada suhu kamar dan masukkan dalam oven
dengan suhu 105C selama 30 menit
5. Simpan lempeng dalam tempat yang kering bebas uap air, pelarut,
dan bahan kimia
Menurut BP
Fase Gerak : 10 volume diethylamine
20 volume acetone
80 volume toluene
Pelarut : 2 volume chloroform
1 volume ethanol (96%)
Larutan Uji : . Mg zat dalam ml pelarut
Larutan Pembanding : .. Mg kinin sulfat dalam . Ml pelarut
Larutan Campuran : .. Mg kinin sulfat dan . Mg kuinidin sulfat dalam . Ml pelarut
Aplikasi : Ambil 2 l pada tiap larutan. Beri jarak antara 2 lempeng sejauh 15 cm. biarkan
lempeng mengering lalu semprot dengan 0.05 M asam sulfat etanolik kemudian larutkan dengan larutan potassium
iodobismutal
Spesifikasi : bercak pada lempeng 1 pada kromatogram harus sama dalam hal posisi, warna, dan
ukuran dengan bercak pada lempeng 2. uji tidak valid ketika bercak pada lempeng 3 tidak menunjukkan 2 bercak
yang terletak berbeda.
Reaksi Pengendapan
Larutkan 45 mg zat dalam 5 ml asam hidroklorida (HCl) encer tidak
ada endapan bila ditambah Barium Chloride terdapat endapan
warna putih
Menurut European Pharmacope
Uji Kemurnian
Uji Kemurnian

UJI KEMURNIAN
Kemurnian
Kromatografi (KLT)
Dihidrokuinin
Sulfat (KCKT)
Prosedur
Totolkan masing-masing 10 l Larutan uji, Larutan baku, dan Larutan senyawa sejenis pada
lempeng kromatografi silica gel setebal 0,25 mm.
Biarkan lempeng kering.
Masukkan ke dalam bejana kromatografi yang berisi fasa gerak kloroform P-aseton P-dietilamina
P (5:4:1) yang tidak dijenuhkan.
Setelah fasa gerak merambat lebih kurang 15 cm di atas garis penotolan, angkat lempeng, tandai
batas perambatan dan biarkan fase gerak menguap.
Semprot lempeng dengan asam asetat glasial P.
Amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm dan tandai bercak yang tampak. Bercak Larutan uji
tidak lebih besar atau lebih intensif dari bercak Larutan senyawa sejenis pada harga R
f
yang sama.
Selain bercak tersebut dan bercak yang timbul pada harga R
f
yang sama dengan kuinin sulfat,
setiap bercak tambahan yang berfluorosensi tidak lebih besar dari intensif dari bercak Enceran
larutan baku.
Semprot lempeng dengan kalium iodoplatinat LP. Setiap bercak Larutan uji tidak lebih besar atau
lebih intensif dari bercak Larutan senyawa sejenis.

Alasan




Berdasarkan yang tercantum pada sumber.
KLT memberikan fleksibilitas yang lebih besar, dalam hal memilih fase gerak.
Berbagai macam teknik untuk optimasi pemisahan seperti pengembangan 2
dimensi, pengembangan bertingkat, dan pembacaan penjerap dapat
dilakukan pada TLC.
Proses kromatografi dapat diikuti dengan mudah dan dapat dihentikan kapan
saja.
Semua komponen dalam sampel dapat dideteksi.
Kemurnian Kromatografi
(KLT)
Penetapan Kadar
Penetapan Kadar
Penetapan
Kadar
Kinin Sulfat
Titrasi
Potensiometri
Titrasi
Bebas Air
Metode yang Dipilih dan Alasan



Prosedur tersebut dipilih karena dalam menentukan titik akhir titrasi
akan lebih akurat bila menggunakan potensiometer sebagai penentu
titik akhir. Bila menggunakan indikator warna dan pengamatan
perubahan warna sebagai titik akhir dikhawatirkan penentuan titik
akhir tidak akurat karena penentuan titik akhir dengan perubahan
warna cenderung sulit dan biasanya titik akhir sebenarnya dengan
titik akhir pengamatan tidak sama.
Titrasi
Potensiometri
Prosedur
300 mg sampel dilarutkan dalam 10 ml kloroform R dan 20 ml anhidrida asetat R pada gelas
kimia.
Pada larutan uji dipasang elektroda perak dan perak klorida yang disambungkan dengan pH
meter.
pH meter dinyalakan, kemudian dicatat pH awal larutan.
Buret disiapkan, dibilas dahulu tiga kali dengan asam perklorat 0,1 M, dipasang pada statif di atas
gelas kimia berisi larutan uji, kemudian diisi dengan asam perklorat.
Titrasi dimulai, selama titrasi diamati perubahan pH dan volume peniter. Bila terlihat perubahan
pH yang besar dari ph awal, maka titik perkiraan ekivalen pertama telah dicapai.
Titrasi terus dilakukan sampai mendapatkan tiga titik perkiraan ekivalen dan pH tidak menagalami
perubahan signifikan lagi. Setelah itu, dengan prosedur yang sama dilakukan titrasi blangko.
Dibuat kurva perbandingan perubahan volume dengan perubahan pH.

Uji Identifikasi dalam
Sediaan
Uji Identifikasi Kuinin Sulfat dalam Tablet
Metode yang terdapat di Farmakope:
1.Fluorescence test
2.Thin Layer Chromatography
3.Sulphate Precipitation

Metode yang Dipilih dan Alasan
Alasan :
Sering digunakan untuk uji identifikasi
Banyak literatur
Hasil dapat dipercaya
Ketersediaan alat

THIN LAYER CHROMATOGRAPHY
Prosedur
Penyiapan Lempeng Silika
Penyiapan Bejana Pengembang
Penyiapan Larutan Uji dan Larutan Pembanding
Penotolan pada Lempeng Silika
Pengembangan dan Penentuan harga Rf bercak
(mi aku bingung ini perlu didetailin lagi atau gimana? Banyak kalo
didetailin)
Penetapan Kadar dalam
Sediaan
Penetepan Kadar Kinin Sulfat dalam
Tablet Kinin Sulfat
Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan kadar kinin
sulfat dalam tablet kininsulfat yaitu Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
dan Titrasi Bebas Air
Metode yang Dipilih dan Alasan
Dari kedua metode yang telah dijelaskan sebelumnya, kami memilih
untuk menggunakan metode KCKT, dikarenakan menurut sebagian
besar literatur ( Farmakope Indonesia, British Pharmacopeia, USP)
metode KCKT merupakan metode yang relevan untuk menetapkan
kadar sediaan kinin sulfat dalam tablet kinin sulfat.

Prosedur (1)
Larutan asam metanasulfonat, Larutan dietilamina, fase gerak, larutan kesesuaian sistem dan kesesuaian sistem. Lakukan seperti yang tertera pada
Uji Dihidrokuinin Sulfat dalam Kinin Sulfat

Uji Dihidrokuinin Sulfat dalam Kinin Sulfat
Larutan asam metanasulfonat : Tambahkan 35 ml asam metanasulfonat P pada 20.0 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan air hingga 500 ml
Larutan dietilamina : Larutkan 10,0 ml dietilamina P dalam air hingga 100 ml

Fase gerak : Buat campuran air-asetonitril P-Larutan asam metanasulfonat-Larutan dietilamina(860:100:20:20) saring dan awaudarakan.
(Jika pH lebih rendah atur pH hingga 2,6 dengan menambahkan Larutan Dietilamina)

Larutan Kesesuaian Sistem : Timbang saksama lebih kurang 10 mg masing-masing kuinin sulfat dan hidrokuinin sulfat, masukkan kedalam labu
terukur 50 ml, larutkan dengan 5 ml methanol P, encerkan fase gerak sampai tanda

Ketersesuaian Sistem : Lakukan seperti yang tertera pada prosedur. Waktu retensi relative kuinin dan hidrokuinin berturut-turut lebih kurang dari 1 dan
1,5. Resolusi antara puncak kuinin dan hidrokuinin tidak kurang dari 1,2. Simpangan baku relative respons puncak kuinin tidak lebih dari 2.0 %

Larutan Uji : Timbang saksama lebih kurang 20 mg. Masukan kedalam labu tentukur 100 ml. Larutkan dan encerkan dengan fase gerak
sampai tanda

Prosedur : Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931> . Suntikan sejumlah volume (lebih kurang
50 ml). Larutan uji ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detector 235nm dan kolom 3,9mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Respons puncak
dihidrokuinin tidak lebih besar dari 1/9 puncak kuinin (10,0%).

Prosedur (2)
Larutan Baku
Timbang saksama lebih kurang 20 mg Kuinin Sulfat BPFI
Masukan kedalam labu tentukur 100 ml
Larutkan dan encerkan dengan Fase Gerak sampai tanda

Larutan Uji
Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 160 mg kuinin sulfat, masukkan kedalam labu tentukur 100ml
Tambahkan 80 ml methanol P dan kocok secara mekanik selama 30 menit
Encerkan dengan methanol P sampa tanda dan saring
Buang 10 ml filtrate pertama
Pipet 3 ml filtrate kedalam labu tentukur 25 ml
Encerkan dengan Fase Gerak sampai tanda
Prosedur
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 ml) Larutan Uji dan Larutan Baku kedalam detector 235 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1 (Oktadesil silana terikat secara kimiawi pada partikel mikro keramik, dengan diameter 5m sampai 10m)
Hitung jumlah dalam mg, jumlah kuinin sulfat dan dihidrokuinin sulfat, dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus :

You might also like