You are on page 1of 27

TRAUMA KAPITIS

dr. Moh.Syarif

A.

I.
Anatomi
Kepala
Kulit Kepala

5 lapisan SCALP (skin, connective tissue, aponeurosis,


loose conective tissue dan pericranium)

B. Tulang tengkorak
ruangan keras yg tdk memungkinkan perluasan isi
intrakranial
Tdd 2 dinding yang dipisahkan oleh tulang berongga.
Dinding luar tabula eksterna, dalam tabula interna.
Tdd beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan
oksipital.
Basis cranii btk tdk rata shgga dpt melukai bagian dasar
otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi.

C. Meningen
- 3 lapisan yaitu :
Dura mater selaput yg keras, melekat erat pd
permukaan dalam dr kranium,tdk melekat pd
selaput arachnoid
Selaput Arakhnoid tdk menempel pd
dura,lapisan tipis & tembus pandang,terletak
antara pia mater sebelah dalam dan dura mater
sebelah luar
Pia mater melekat erat pd permukaan korteks
serebri,memiliki sgt banyak PD halus dan
satu2nya lap.meningeal ygg masuk ke dlm
semua sulkus dan membungkus semua girus

IV. Cedera Kepala


A. Definisi
kekerasan pd kepala yg dpt mnybbkn
kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang
tempurung kepala, selaput otak, dan
jaringan otak

B. Klasifikasi
Berdasarkan mekanismenya :
1. Cedera kepala tumpulKLL, jatuh, pukulan
benda tumpul.
2. Cedera tembusluka tembak ataupun
tusukan.
Berdasarkan morfologinya
1. Cedera kulit : Abrasi, laserasi
2. Fraktur tengkorak : atap/dasar tengkorak,
terbuka /tertutup,linier/stelata/ kominutif

3. Cedera parenkim dan selaput otaknya


a.Cedera otak primer
- Commosio cerebri
- DAI
- Kontusio serebri
- Laserasi serebri
b.Cedera otak sekunder
Penyebab sistematik
- Hipoksemia
- Hipertermi
- Hipotensi
- Hiperglikemia
- Hiperkapnea
- Hipoglikemia
- Hipokapnea
- Hiponatremia

Penyebab intrakranial
- TIK
- Pergeseran otak
- Vasopasme

- Kejang
- Infeksi

4. Cedera pembuluh darah


a. Perdarahan Epidural
- terletak di luar dura tp di dlm rongga tengkorak
dan cirinya berbentuk bikonveks/lensa cembung.
sering terjadi di daerah parietotemporal akibat
robekan aa.meningea media.
- Gx dan tanda bervariasi
awalgx (-),hematom>> gx pe TIK :skt
kepala,mual,muntah,pekesadaran.Gx neurologik
pupil anisokor,iplsilateral melebar. khas
interval bebas saat tjdnya trauma dan tnd pertama
yg brlgsg bbrp mnt-jam

b. Perdarahan Subdural
tjd akibat robeknya vena2 kecil di ruangan
subdural. Robeknya vena prlu wkt seharibbrp mggu.biasanya menutupi seluruh
permukaan hemisfer otak.prognosis pun
lebih buruk drpd perdarahan epidural.
Dibagi akut,sub akut,kronik
c. Perdarahan sub arakhnoid
2 pnybb utama: ruptur aneurisma vaskular
dan trauma kepala. angka kematian +50%
pd bulan pertama setelah perdarahan.

d. Kontusio serebri dan perdarahan


intraserebral
Kontusio serebri tjd (20%-30% dr cedera
otak berat), dan sebagian tjd di lobus frontal
dan lobus temporal.
beberapa jam/hariPIS
>50% px dg PIS disertai EDH / SDH

Berdasarkan beratnya
1. Nilai GCS < 8 : Cedera otak berat
2. GCS 9-13 : Cedera otak sedang
3. GCS 14-15 : Cedera otak ringan

C. Patofisiologi
Mekanisme:
- Kepala diam dibentur oleh benda bergerak
- Kepala bergerak membentur benda diam
- Kepala tergencet

Kejadian coup dan contre coup dpt tjd pd:


1. Rear end Impact

2. Backward/forward motion of head

D. Pemeriksaan klinis
Anamnesis, pmx fisik umum, pmx neurologis dan pmx
radiologi
Pmx VS (kesadaran, N, TD, RR, t)
Pengukuran tk.keparahan cedera kepala Glasgow
Coma Scale (GCS)
Pmx neurologis respon pupil, pergerakan mata,
pergerakan wajah, respon sensorik dan pmx nervus
kranialis.Kekuatan &simetris dr ekstrimitas
CT scan studi dx pilihan u/ evaluasi px cedera
kepala. dilakukan pd semua cedera otak dg
kehilangan
kesadaran >5 menit, amnesia, sakit
kepala
hebat, GCS<15

E. Komplikasi
Koma
Seizure.
Infeksi.
Hilangnya kemampuan kognitif
Kerusakan saraf.

F. Penatalaksanaan
didasarkan pada :
1. Primary survey
2. Resusitasi
3. Secondary survey
4. Terapi definitif

1. Primary survey
a) Airway dengan imobilisasi servikal pada
posisi netral
b) Breathing (pola dan adekuasi)
c) Circulation dan kontrol perdarahan
d) Disability, pemeriksaan neurologis cepat:
GCS, pemerikasaan pupil dan
pemeriksaan motorik (lateralisasi)
- dilakukan setelah ABC stabil
- pemeriksaan serial
e) Exposure/environment

2.

Resusitasi
a) Pertahankan potensi airway
b) Breathing dan oksigenasi
Ventilisasi adekuat
O2
Kalau perlu ventilasi mekanik

c) Circulation dan kontrol perdarahan


RL atau NaCl 0,9% secara cepat, sebaiknya dengan dua
jalur intra vena
Hentikan perdarahan ekstrakranial segera dihentikan
Posisi tidur yang baik adalah kepala dalam posisi datar,
cegah head down (kepala lebih rendah dari leher) krn dpt
menyebabkan bendungan vena di kepala dan menaikkan
TIK

3. Survei sekunder
dilakukan bila keadaan px stabil,berupa pmx
keseluruhan fisik px. Pmx neurologis meliputi
respos buka mata, respon motorik, respon
verbal, refleks cahaya pupil, gerakan bola mata
(dolls eye phonomenome, refleks
okulosefalik), test kalori dg suhu dingin
(refleks okulo vestibuler) dan refleks kornea.

Indikasi MRS; fasilitas CT scan tidak ada,


hasil CT scan abnormal, semua cedera tembus,
riwayat hilangnya kesadaran, kesadaran
menurun, sakit kepala sedang-berat,
intoksikasi alkohol/obat-obatan, kebocoran
liquor (rhinorea-otorea), cedera penyerta yang
bermakna, GCS<15.
Terapi medikamentosa pd px cedera kepala
dilakukan utk memberikan suasana yang
optimal untuk kesembuhan

WASSALAMUALAIKUM
WR. WB.

You might also like