Professional Documents
Culture Documents
Gas yang masuk ke dalam paru saat insprasi mengisi sebagian besar jalan
napas
mulai dari saluran napas atas yang berdiameter besar hingga saluran
napas bawah yang
berdiameter lebih kecil. Gas yang kaya O2 ditukar dengan CO2 yang
dibawa oleh darah.
Pertukaran ini hanya terjadi di alveolus, sedangkan komposisi gas di
saluran napas lain
hampir tidak berubah. Hal inilah yang menyebabkan tekanan dan
presentase O2 saat
ekspirasi tetap lebih besar. Hukum Dalton menjelaskan mengapa prosedur
pemberian
napas buatan aman dilakukan dan sangat bermanfaat. Gas ekspirasi
merupakan bahan
baku pemberian napas buatan.
Penyekat alveolus merupakan jaringan ikat yang menghasilkan gaya recoil, seperti
otot. Gaya recoil tersebut menyebabkan paru memiliki elastisitas yang tinggi. Gaya
recoil
membatasi paru untuk terus mengembang saat inspirasi. Jaringan ikat penyekat
paru
umumnya tidak bertambah banyak, namun dapat berkurang oleh karena proses
degenerasi (penuaan). Hal ini menyebabkan gaya recoil melemah sehingga paru
kehilangan elastisitasnya dan molor saat inspirasi. Volume udara yang mengisi paru
meningkat melebihi batas normal. Masalah muncul saat ekspirasi; volume udara
yang
besar dikeluarkan secara bersamaan melalui jalan napas yang mengecil saat
ekspirasi
sehingga munculah keluhan sesak.
Volume udara di dalam paru sulit dapat diketahui secara langsung. Sebagian ahli
mencoba menampung udara respirasi ke dalam sebuah kantong yang ditemukan Douglas.
Metode ini sangat membahayakan orang coba, sehingga pengukran volume udara
respirasi dilakukan dengan cara tidak langsung, yaitu melalui alat yang disebut spirometer.
Alat ini mencatat volume udara saat inspirasi maupun ekspirasi dalam bentuk grafik yang
mengikuti gerakan napas. Kelemahan pengukuran menggunakan spirometer adalah tidak
mampu mengukur volume residu dan volume paru yang diperoleh belum menggambarkan
kondisi sebenarnya.
Untuk mendapatkan volume paru sebenarnya diperlukan konversi melalui aplikasi
hukum Boyle Gay Lussac yang meyatakan bahwa hasil kali dari tekanan dan volume akan
tetap selamanya konstan sehingga bila tekanan dan volume diukur pada dua kondisi
berbeda, hasil kalinya tetap akan sama. Kondisi berbeda tersebut adalah tekanan,volume
dan suhu alat spirometer serta tekanan, volume dan suhu tubuh.
P1.V1/ T1 = P2.V2/T2
Keterangan :
P1 : Patm Palt pd suhu T1 (alt) P2 : Patm
Ptbh pd suhu T2 (tbh)
T1 : suhu alat dalam K T2 : suhu tubuh dalam
K
V1 : hasil pengukuran spirometer V2 : vol
paru sesungguhnya
GAS
-Molekul bergerak bebas dan
saling bertumbukan
-Tekanan akibat tumbukan
antar molekul
-Tekanan terjadi tidak tegak
lurus bidang
Kompresible
Contoh : udara dalam sistem
respirasi
Pernafasan Dada
Inspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antar
rusuk berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan naik dan
rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan udara
di luar, sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan dada terjadi pada saat otot antara
tulang rusuk berelaksasi atau mengendor, tulang rusuk
akan turun dan rongga dada mengecil. Akibatnya
tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar dari
pada tekanan udara di luar. Akibatnya udara dalam
rongga dada akan terdorong ke luar dari paru-paru
menuju hidung atau mulut.
Pernafasan Perut
Inspirasi pernafasan perut terjadi pada saat otot
rongga diafragma berkontraksi, posisi diafragma
menjadi mendatar. Akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan udara lebih kecil,
sehingga udara luar masuk ke paru-paru.
Ekspirasi pernafasan perut terjadi pada saat
otot rongga diafragma berelaksasi, rongga dada
mengecil dan tekanan udara menjadi lebih
besar, sehingga udara ke luar dari paru-paru.
MEKANISME PARU-PARU
Terdapat pleura viseralis yang menjadi satu dgn jaringan
Paru-paru, diluarnya terdapat pleura parietalis. Ruang
pleura viseralis dan pleura parietalis adl ruang intrapleural
pleura parietalis
pleura viseralis
ruang intrapleural
pleura viseralis
pleura parietalis
ruang intrapleural
Komponen udara
E.
a. Hukum Dalton
Hukum Dalton (Hukum Tekanan Parsial): Tekanan gas sebanding dengan
persentase campuran gas-gas yaitu tekanan parsial satu gas adalah Jumlah
gaya pada dinding yang mengelilinginya.
Jika suatu campuran terdiri dari beberapa gas dimana masing-masing gas
akan memberikan kontibusi terhadap tekanan parsialnya seakan-akan gas
itu berdiri sendiri. Misalnya dalam suatu ruangan terdapat udara dengan
tekanan 1 atm (760 mm Hg), jika kita ingin memindahkan seluruh molekul
diruang tersebut kecuali O2maka besarnyatekanan O2 dalam udara dengan
kandungan 20% adalah 152 mm Hg, demikian pula N2dengan kandungan
80 % tekanan parsialnya adalah 610 mm Hg.
Pada uap air tekanan parsialnya sangat tergantung pada kelembaban.
Contoh : udara didalam ruangan mempunyai tekanan parsial 15 20 mm
Hg sedangkan didalam paru-paru memiliki tekanan 47 mm Hg pada
temperatur 37 oC dengan 100% kelembaban.