Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
DR. FITRI HAPSARI DEWI SP.AN, M. KES
DISUSUN OLEH :
FACHRIZAL RIKARDI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam operasi THT, jalan nafas harus berbagi dengan ahli bedah THT.
Keadaan patologis, adanya sikatrik akibat operasi sebelumnya atau
iradiasi, deformitas kongenital, trauma atau manipulasi dapat
menyebabkan obstruksi jalan nafas akut atau kronis, perdarahan, dan
kemungkinan jalan napas yang sulit (difficult airway).
Telinga luar (Auris eksterna) (terdiri dari :aurikel atau pinna, meatus
auditorius eksterna, dan membran timpani)
2.
Telinga tengah (Auris media) (terdiri dari Tuba Eustachius dan tulangtulang pendengaran.)
PERSARAFAN
OPERASI TELINGA
Operasi telinga yang sering dilakukan adalah :
1. stapedektomi (anestesia lokal),
2. timpanoplasti, dan
3. Mastoidektomi
MANAJEMEN INTRAOPERATIF
Nitrogen Oksida
nitrogen oksida lebih solubel dibanding nitrogen di dalam darah, gas ini
berdifusi ke dalam kavitas yang berisi udara lebih cepat dibandingkan
nitrogen (komponen utama udara) diabsorpsi oleh aliran darah
Jika N2O dapat berdifusi ke ruang ini, tekanan telinga tengah dapat
meningkat, dan graft dapat bergeser.
Oleh karena itu, N2O sama sekali tidak diberikan pada timpanoplasti atau
tidak diteruskan pada saat akan memasang graft , direkomendasikan
adalah 15-30 menit
HEMOSTASIS
PERTIMBANGAN PRE-OPERATIVE
PENATALAKSANAAN INTRAOPERATIVE
HIPOTESI TERKENDALI
1. anestesi volatile,
2. antagonis simpatis,
3. calcium channel blocker,
4. angiostensin converting enzyme inhibitor
5. vasodilator perifer.
6. Sodium nitroprusside dan nitroglycerin memiliki keuntungan untuk
kontrol yang tepat, karena onset obat tersebut yang cepat dan durasi
kerja yang pendek.