You are on page 1of 31

Pembimbing:

dr. Heryanto Syamsudin, Sp. KK


Disusun Oleh:
Diana Riskilianty
1061050122
Kepaniteraan Klinik Kulit dan Kelamin
Periode 06 Oktober 2014 08 November 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta 2014

Identitas

Pasien

Nama
: Ny. F
Jenis kelamin
: Wanita
Tempat/tanggal lahir: Jakarta, 15 Desember 1960
(53 tahun)
Status perkawinan : Menikah
Alamat
: Bendungan
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Tanggal pemeriksaan: 16 Oktober 2014

Anamnesis

dilakukan di Poliklinik Kulit dan


Kelamin Rumah Sakit Pelabuhan Tanjung
Priok pada tanggal 16 Oktober 2014 secara
autoanamnesis.
Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan gatal di kedua
tangan dan tungkai bawah sejak 3 minggu
yang lalu.
Keluhan

Tambahan: perih apabila terjadi luka


setelah garukan

Pasien

datang dengan keluhan gatal


di kedua tangan dan tungkai bawah
sejak 3 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan tidak tertahankan dan
muncul muncul tiba-tiba dan
biasanya pada saat berkeringat.

Pada

awalnya, keluhan dirasakan tiba-tiba


dan muncul pertama kali pada tungkai
bawah, namun sekarang muncul juga di
kedua tangan. Pasien sudah mengobati nya
dengan salep (os lupa nama obatnya) namun
keluhan tak kunjung hilang. Pasien merasa
lebih enakan apabila gatalnya digaruk, jadi
setiap gatal pasien menggaruknya terus.
Selain itu, pasien merasa perih apabila
terjadi luka setelah garukan.

Pasien

sudah pernah seperti ini sebelumnya 2


bulan yang lalu di tangan kanan dan kiri.
Riwayat alergi debu.
Riwayat diabetes mellitus sejak 5 bulan yang
lalu dan terkontrol.

Keluarga

pasien tidak ada yang menderita


penyakit yang sama.

Pasien

suka menggaruk lukanya dan pasien


juga mengaku kalau sedang banyak pikiran.

16 Oktober 2014
Kesadaran
Keadaan umum
Jantung
Paru
Abdomen
KGB
Integumen

: kompos mentis
: tampak sakit ringan
: T.A.K.
: T.A.K.
: T.A.K.
: T.A.K.
: (di status dermatologi)

Tampak makula hiperpigmentasi dan papul, dengan skuama


dan likenifikasi pada ekstremitas superior di lengan atas
serta tangan kanan dan kiri, serta ekstremitas inferior
tungkai bawah serta kaki kanan dan kiri. Penyebaran
regional, susunan sirsinar, bentuk bulat, ukuran numular,
batas tidak tegas, tepi teratur tidak aktif, bagian tengah
menonjol dan tidak ada central healing, permukaan datar.

Tampak makula hiperpigmentasi dan papul, dengan skuama


dan likenifikasi pada ekstremitas superior di lengan atas
kanan dan kiri, serta ekstremitas inferior tungkai bawah serta
kaki kanan dan kiri. Penyebaran regional, susunan sirsinar,
bentuk bulat, ukuran numular, batas tidak tegas, tepi teratur
tidak aktif, bagian tengah menonjol dan tidak ada central
healing, permukaan datar.

Jenis
Primer : makula hiperpigmentasi dan papul
Sekunder : skuama dan likenifikasi
Lokasi
ekstremitas superior di lengan atas
serta tangan kanan dan kiri, serta
ekstremitas inferior tungkai bawah
serta kaki kanan dan kiri

Distribusi
Regional

Susuna
n
Sirsinar

Ukuran
nummular-plakat

Permukaan
Datar, kasar

Tepi
Teratur, tidak
aktif
Batas
sirkumskrip

Bentuk
Bulat
Bagian tengah
menonjol, tidak
ada central
healing

tidak

dilakukan pada pasien ini.


Pemeriksaan anjuran : pemeriksaan uji
tempel

Wanita, 53 tahun, Pasien datang dengan

keluhan gatal di kedua tangan dan tungkai


bawah sejak 3 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan tidak tertahankan dan muncul
muncul tiba-tiba dan biasanya pada saat
berkeringat. Pada status dermatologi
ditemukan makula hiperpigmentasi dan
papul, dengan skuama dan likenifikasi pada
ekstremitas superior di lengan atas serta
tangan kanan dan kiri, serta ekstremitas
inferior tungkai bawah serta kaki kanan dan
kiri. Penyebaran regional, susunan sirsinar,
bentuk bulat, ukuran numular, batas tidak
tegas, tepi teratur tidak aktif, bagian tengah
menonjol dan tidak ada central healing,
permukaan datar.

Diagnosa Dermatitis
Kontak
Kerja
Alergika

Dermatitis
kontak
Diagnosa iritan

Banding

Non-medikamentosa
Jaga kebersihan kulit dan kuku
Jangan menggaruk-garuk bagian yang gatal
Hindari alergen

Medikamentosa
Prednisone

5mg, 3 x 1 sehari
Cetirizine tab 10 mg, k/p gatal
Mupirocin cream 2% dioleskan tipis 3x sehari
pada lesi

Dermatitis

Kontak Alergika (DKA) adalah


keradangan kulit yang di sebabkan bahan
atau substansi yang menempel pada kulit dan
termasuk dalam reaksi hipersensitive tipe
lambat

Secara

umum , usia tidak mempengaruhi


timbulnya sensitivitas namun, DKA jarang di
jumpai pada anak anak. Bila di lihat dari
jenis kelamin DKA pada wanita cenderung
dua kali lipat lebih tinggi kejadianya di
bandingkan dengan laki laki

Penyebab DKA adalah alergen, paling sering


berupa bahan kimia dengan berat molekul
kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut
bahan kimia sederhana. Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam dermatitis kontak iritan,
misalnya potensi sensitisasi alergen, dosis per
unit area, luas daerah yang tekena, lamanya
pajanan, oklusi, suhu dan kelembapan
lingkungan, vehikulum, dan pH, juga faktor
individu misalnya keadaan kulit pada lokasi
kontak ( keadaan stratum korneum , ketebalan
epidermis ), status imunologik (misalnya sedang
dalam keadaan sakit, terpapar sinar matahari ).

Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan


kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan
lokalisasinya. Pada yang akut di mulai bercak
eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
dengan edema, papulovesikel, vesikel atau bula.
Vesikel atau bula dapat pecah dan menimbulkan
erosi dan eksudasi. DKA akut di tempat tertentu,
misalnya kelopak mata, penis, skrotum, eritema
dan edema lebih dominan daripada vesikel. Pada
yang kronis terlihat kulit kering , berskuama,
papul, likenifikasi, dan fisura, batasnya tidak
jelas. Kelainan ini sulit di bedakan dengan
dermatitis kontak iritaan kronis

Untuk menetapkan bahan alergen penyebab


dermatitis kontak alergik diperlukan anamnesis yang
teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan
fisik dan uji tempel Pertanyaan mengenai kontaktan
yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang
ditemukan. Misalnya, ada kelainan kulit berupa lesi
numular di sekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi,
likenifikasi, dengan papul dan erosi, maka perlu
ditanyakan apakah penderita memakai kancing
celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari
logam (nikel). Data yang berasal dari anamnesis juga
meliputi riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang
pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahanbahan yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit
kulit yang pernah dialami, serta penyakit kulit pada
keluarganya (misalnya dermatitis atopik).

Pemeriksaan fisik sangat penting, karena dengan


melihat lokalisasi dan pola kelainan kulit seringkali
dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Misalnya,
di ketiak oleh deodoran, di pergelangan tangan oleh
jam tangan, dan di kedua kaki oleh sepatu.
Pemeriksaan hendaknya dilakukan pada seluruh
permukaan kulit, untuk melihat kemungkinan
kelainan kulit lain karena sebab-sebab endogen
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema,
edema dan papula disusul dengan pembentukan
vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis
yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada
tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat
meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa
bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi
dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi
regional akan sangat membantu penegakan diagnosis

Gejala

Lesi

Dermatitis kontak iritan

Dermatitis kontak alergika

Akut

Nyeri

Gatal

Kronik

Gatal / nyeri

Gatal/nyeri

Akut

Eritema vesikel erosi

eritemapapulavesikel

Kronis

Crusta

skuama

erosi krusta

skuama

Papula, Plak, fisur, skuama Papula, plak, skuama, krusta


dan krusta

Batas dan

Jelas, berbatas tegas pada Jelas, terbatas pada terjadinya

lokasi

tempat terjadinya kontak.

kontak tapi bisa menyebar di


daerah sekirnya

; berupa

papula kecil; biasa menjadi


generalisata.

Dermatitis kontak iritan

Perubahan

Akut

Cepat

Kronik

paparan)

beberapa

jam

Dermatitis kontak alergika

setelah Tidak begitu cepat ( 12 sampai 72


jam setelah paparan )

bulanan sampai tahunan apabila Bulan atau lebih lama, kambuh

terjadi paparan terus menerus

setiap mendapat paparan

Factor

Tergantung dari konsentrasi dari agen Relative

pencetus

di atas ambang batas.

tidak

bergatung

dari

dan keadaan barier kulit; terjadi hanya jumlah pemakaian, konsentrasinya


bisanya

sangat

rendah

sudah

cukup tetapi juga tergantung dari

derajat kepekaan

Insiden

Bisa terjadi hampir pada setiap orang

Terjadi hanya pada orang yang


sensitive.

Non-medikamentosa
Jaga kebersihan kulit dan kuku
Jangan menggaruk-garuk bagian yang gatal
Hindari alergen

Hal yang perlu di perhatikan dalam pengobatan DKA


adalah upaya mencehah terulangnya kontak kembali
dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan
kulit yang timbul.
Kortikosteroid dapat di berikan jangka pendek
untuk mengatasi peradangan pada DKA akut yang di
tandai dengan eritema, edema, vesikel atau bula,
serta eksudatif misalnya prednisone 30 mg/hari.
Umumnya kelaina kulit akan meredan beberapa hari.
Sedangkan kelainan kulit cukup di kompres dengan
garam faali atau air salisil 1:1000.
Untuk DKA ringan atau akut yang telah mereda
dapat diberikan kortikosteroid (hidrokortisone 2,5 %)
atau makrolaktam (Pimecrolimum) secara topical.

TERIMA KASIH

You might also like