Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Persalinan preterm penyebab utama
mortalitas dan morbiditas perinatal di seluruh
dunia
70% kematian prenatal/ neonatal
Menimbulkan
morbiditas
jangka
panjang
(retardasi mental, gangguan perkembangan,
serebral palsi, seizure disorder, kebutaan,
hilangnya pendengaran, paru kronis, dan
retinopati)
Identifikasi
faktor
risiko
Modifikasi
perilaku yang
efektif
Morbiditas
dan
mortalitas
perinatal
DEFINISI
ACOG (1995)
WHO
Himpunan Kedokteran
Fetomaternal POGI
(2005)
EPIDEMIOLOGI
Persalinan preterm 6% - 15% dari seluruh persalinan
Amerika Serikat:
450.000 (11,5%) persalinan preterm/ tahun
75% kematian neonatal
Indonesia:
13,3% persalinan preterm di RS Jakarta (1991)
9,9% persalinan preterm di RS dr. Hasan Sadikin Bandung (2001)
ETIOLOGI
Perdarahan
desidua
Distorsi uterus
Distensi
berlebih
uterus
Inkompetensi
serviks
Radang leher
rahim
Demam/
inflamasi
maternal
Perubahan
hormonal
Insufisiensi
uteroplasenta
FAKTOR RISIKO
Faktor Risiko Major
Kehamilan multipel
Polihidramnion
Anomali uterus
Dilatasi serviks > 2 cm pada kehamilan 32 minggu
Riwayat abortus 2 kali pada trimester kedua
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Riwayat menjalani prosedur operasi pada serviks (cone biopsy, loop
electrosurgical excision procedure)
Penggunaan cocaine atau amphetamine
Serviks mendatar/ memendek < 1 cm pada kehamilan 32 minggu
Operasi besar pada abdomen setelah trimester pertama
Faktor Risiko Minor
Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai 1 faktor risiko mayor; atau 2
faktor risiko minor
STRESS
Plasenta sintesis
estriol &
prostaglandin
Kontraksi miometrium
& pematangan serviks
PERSALINAN
PRETERM
Kortisol, katekolamin,
oksitosin, angiotensin
II, IL-1, epinefrin
Mikroorgani
sme
Patogenesis:
Infeksi dan inflamasi
Aktivasi
fosfolipase A2
Endotoksin
Pemecahan
asam
arachidonat
Sitokin (IL-1.
IL-6, TNF, PAF)
Sintesis
prostaglandin
Matrix
degradating
enzymes
Prostaglandin
Kontraksi
uterus
Pematangan
Serviks
Ruptur
membran
amnion
Ketuban
pecah dini
Kontraksi
miometrium
Iskemia
uteroplasental
Nekrosis desidua
dan perdarahan
Thrombin
Produksi
MMP-1
Degradasi
kolagen
Degradasi
kolagen tipe III
dan fibronectin
Pematangan
serviks
Uterine
overdistension
Degradasi
kolagen
Kontraksi miometrium
Estriol Saliva
DIAGNOSIS
Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
Kontraksi sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau
2-3 kali dalam waktu 10 menit,
Rasa kaku di perut, tekanan intrapelvik
Lendir pervaginam, mungkin bercampur darah,
Serviks telah mendatar 50-80%, atau telah terjadi
pembukaan sedikitnya 2 cm,
Selaput amnion seringkali telah pecah,
Presentasi janin rendah, sampai spina isiadika.
PENATALAKSANAAN
1. Menghambat proses persalinan preterm
dengan pemberian tokolisis,
2. Akselerasi pematangan fungsi paru janin
dengan kortikosteroid,
3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap
infeksi dengan menggunakan antibiotik.
TOKOLISIS
Kalsium antagonis: Nifedipin 10 mg/oral diulang
2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8 jam sampai
kontraksi hilang, maksimal 40 mg/6 jam.
Obat -mimetik: Terbutalin, ritrodin, isoksuprin,
dan salbutamol
Sulfas magnesikus: 4-6 gr/iv, bolus selama 20-30
menit, dan infus 2-4gr/jam (maintenance).
Penghambat produksi prostaglandin:
indometasin, sulindac, nimesulide
KONTRAINDIKASI TOKOLITIK
Oligohidramnion
Korioamnitis berat pada KPD
Preeklampsia berat
Hasil nonstress test tidak reaktif
Hasil contraction stress test positif
Perdarahan pervaginam + abrupsi plasenta
Kematian janin/ anomali janin yang mematikan
Efek samping serius penggunaan beta-mimetik
ANTIBIOTIKA
Eritromisin 3 x 500 mg selama 3 hari.
Ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari, atau dapat
menggunakan antibiotika lain seperti
klindamisin.
CARA PERSALINAN
Partus
Pervaginam
Seksio
Sesarea
Janin sungsang
Taksiran BB janin < 1500 gr
Gawat janin
Infeksi intrapartum dengan takikardi janin,
gerakan janin melemah, oligohidramnion, dan
cairan amnion berbau
Bila syarat pervaginam tidak terpenuhi
Kontraindikasi partus pervaginam lain (letak
lintang, plasenta previa, dsb)
KOMPLIKASI
Ibu
Infeksi endometrium
sepsis
penyembuhan luka
episiotomi lambat
Bayi
70% kematian prenatal atau neonatal,
Morbiditas jangka pendek: RDS, perdarahan
intra/periventrikular, NEC, displasia bronkopulmoner, sepsis, dan PDA
Morbiditas jangka panjang: retardasi mental,
gangguan perkembangan, serebral palsi,
seizure disorder, dsb
Suplemen nutrisi
konsumsi rokok
Asuhan prenatal
Perawatan
periodontal
Skrining
Modifikasi aktivitas
ibu
Suplemen nutrisi
Perawatan
Antibiotik
Progesteron
Pencegahan Terier
Pendidikan
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Primer
PENCEGAHAN
Pengiriman ibu ke
RS yg lebih baik
Terapi toksolisis
Kortikosteroid
antenatal
Antibiotik
Persalinan preterm
atas indikasi pada
waktu yang tepat