You are on page 1of 49

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

Nur Widayati, MN

Sel membutuhkan nutrien untuk melakukan


fungsinya.
Nutrien diperoleh dari masukan makanan
(protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral).
Sistem pencernaan mengurai makanan dari
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
yang dapat di serap sel.
Pencernaan dilakukan melalui perubahan
mekanis dan kimiawi.
Secara mekanis, makanan dihancurkan melalui
mengunyah dan proses peristaltik. Secara
kimiawi makanan dihancurkan oleh enzim-enzim
pencernaan

SistemPencernaan

Proses dasar dalam sistem


pencernaan

Fungsi utama pencernaan:


1. Memecah partikel makanan
2. Mengabsorbsi hasil percernaan
3. Mengeliminasi sisa-sisa pencernaan
Proses pencernaan:
1. Proses mekanik: pemindahan makanan
2. Proses sekresi: getah pencernaan
3. Proses digesti: makro mjd mikro
4. Proses absorbsi

Penampang melintang
saluran gastrointestinal

MULUT

Di mulut, makanan
dimastikasi/dikunyh, dicampur
sekresi saliva
Mastikasi melibatkan aktivitas
terkoordinasi gigi, otot rahang, sendi
temporomandibula, lidah, bibir,
palatum, dan kelenjar saliva

glandula saliva
Kelenjar parotis
Kelenjar
submandibula
Kelenjar
sublingual
terletak di bawah
lidah, anterior
kelenjar
submandibula

Fungsi saliva:
Melembabkan dan melubrikasi mulut
Melarutkan molekul-molekul makanan
Mempermudah menelan
Memulai bagian awal pencernaan karbohidrat
Pelindung: protein kaya prolin dan imunoglobulin
Kontrol sekresi saliva bergantung respon refleks,
stimulasi gustatorik (pengecapan) dan
mekanoreseptor periodontal dan mukosa selama
mastikasi

LIDAH
terdiri dari otot serat lintang ,
dilapisi oleh selaput lendir
3 bagian: radiks lingua
(pangkal lidah), dorsum lingua
(punggung lidah) dan apeks
lingua (ujung lidah)
Fungsi: mengaduk makanan,
membentuk suara, alat
pengecap dan menelan,
merasakan makanan
radiks lingua (pangkal
lidah Terdapat epiglotis
pada pangkal lidah bagian
belakang
dorsum lingua (punggung
lidah) Terdapat papil
pengecap atau ujung saraf
pengecap

Faring
menghubungkan mulut
dengan esofagus
terdiri dari bagian
superior (bagian yang
sama tinggi dengan
hidung/nasofaring),
bagian media (bagian
yang sama tinggi dengan
mulut/orofaring), dan
bagian inferior (bagian
yang sama tinggi dengan
laring).

Esofagus
Esofagus terletak di belakang
trakea dan di depan tulang
belakang, setelah melalui
toraks menembus
diagfragma masuk ke dalam
abdomen menyambung
dengan lambung.
Fungsi: meneruskan bolus
dari mulut ke gaster,
terdapat gerakan peristaltik
untuk mendorong bolus ke
ventrikulus.

Proses Menelan
Bolus sfingter esofagus atas
berelaksasi bolus masuk ke
esofagus sfingter menutup
kembali bolus didorong ke
lambung sejauh kira-kira 25cm
dengan gerakan peristaltik
(gelombang relaksasi di depan bolus
dan kontraksi di belakang bolus oleh
lapisan otot sirkuler dan longitudinal)
dalam waktu kurang lebih 5 detik
sfingter esofagus bawah relaksasi
bolus masuk ke lambung sfingter
esofagus bawah menutup

Proses menelan
Fase pertama bersifat volunter berupa pembentukan
bolus dengan gerakan mengunyah dan gerakan lidah
(ke belakang ke atas) mendorong makanan ke faring
Fase ke-2 bersifat tidak volunter, merupakan respon
refleks yang diinisiasi stimulasi mekanoreseptor
dengan aferen saraf glosofaringeal (IX) dan nervus
vagus (X) ke medula dan pons
Pusat menelan di medula oblongata memproduksi
urutan kejadian yang menyebabkan aktifitas eferan
ke saraf somatik (memepersarafi otot rangka ) dan
saraf otonom (memepersarafi otot polos)
urutan menelan dipengaruhi oleh reseptor aferen di
dinding esofagus yang mengirim impuls ke medula
Sfingter dan gelombang peristaltik terutama dikontrol
oleh saraf vagus, dibantu pleksus saraf enterik

Pada proses menelan, palatum mole


terangkat untuk mencegah makanan
masuk ke rongga nasal, respirasi
diinhibisi, laring terangkat, glotis
menutup, dan makanan mendorong
ujung epiglotis menutup lubang trakea,
mencegah makanan masuk trakea
Bila bolus memasuki esofagus, laring
terbuka dan pernafasan kembali
berlanjut

LAMBUNG

terletak tepat
di bawah
diafragma

Lambung
Mempunyai dinding paling tebal dan otot
paling kuat dalam sistem pencernaan
Sebagai tempat penyimpanan makanan
sementara regulasi pelepasan kimus
Dalam keadaan kosong, volume lambung 50
ml
Jika terdistensi penuh, volume bisa mencapai
4L
Lapisan: mukosa (enzim, asam, hormon),
submukosa (arteri dan vena), muskularis
(peristaltik), serosa (pelindung)

Lapisan mukosa terdiri dari sel goblet, sel


parietal, sel chief
Sel goblet memproduksimucusatau lendir
untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak
rusak karena enzim pepsin dan asam lambung
Sel chief mukosa lambung pepsinogen
diubah menjadi pepsin oleh lingkungan asam
memecah protein menjadi polipeptida
Sel parietal mukosa lambung mensekresi
asam klorida dan faktor intrinsik (2L asam per
hari, tingkat keasaman dalam lambung
mencapai pH 2)

Mukosa lambung tidak mencerna diri


sendiri karena dilindungi oleh cairan
alkali kaya musinosa yang diproduksi
oleh kelenjar lambung
Prostaglandin dilepaskan jika mukosa
teriritasi lapisan mukus menebal,
stimulasi produksi bikarbonat

Fase sekresi lambung

Fase lambung normalnya berlangsung 3 jam


Makanan di lambung diubah menjadi kimus
melewati sfingter pilorus menuju duodenum
kimus di antrum pilorus mendistensi antrum
pilorus kontraksi antral, sfingter terbuka
kimus menuju duodenum
otot pilorus yang mengarah ke lambung
relaksasi (mengendur) jika tersentuh kimus
yang bersifat asam. otot pilorus yang mengarah
ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika
tersentuh kimus yang bersifat asam
Distensi duodenum, adanya lemak, penurunan
pH lumen duodenum inhibisi pengosongan
lambung (mengatur jumlah pasokan dan laju
aliran kimus)

USUS HALUS

Berbentuk seperti selang, berdiameter 2,5 cm


dengan panjang sekitar 4 m
Dinding usus halus berlipat-lipat menjadi tonjolan
kecil (vili)
Setiap vilus memiliki jaringan limfe buntu dan
jalinan kapiler
Di antara vili terdapat tonjolan kecil (kripta),
mensekresi sampai 3 L cairan hipotonik setiap hari
Permukaan vili dilapisi sel epitel yang juga
memiliki tonjolan2 kecil (mikrovili) yang mengarah
ke lumen usus brush border
Berfungsi dalam absorbsi air, elektrolit,
karbohidrat, asam amino, mineral, lemak, dan
vitamin

Karbohidrat sebagian besar diabsorpsi dalam bentuk


monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa)
Karbohidrat dipecah menjadi monosakarida oleh
enzim yang dilepaskan oleh brush border (maltase,
isomaltase, sukrase, laktase)
Monosakarida masuk sel epitel secara difusi
sederhana maupun terfasilitasi
Polipeptida yang terbentuk di lambung akan dipecah
menjadi oligopeptida di usus halus oleh enzim
protease yang disekresi pankreas: tripsin dan
kemotripsin
Oligopeptida dipecah menjadi asam amino oleh
enzim pankreas: karboksipeptidase dan enzim dari
sel epitel membran lumen: aminopeptidase
Asam amino bebas masuk sel epitel secara transpor
aktif sekunder

Lemak dipecah menjadi monogliserida


dan asam lemak bebas oleh enzim lipase
pankreas
Sebelum dipecah lemak harus diemulsi
terlebih dahulu (droplet lipid besar
diubah menjadi droplet lipid kecil) oleh
zat pengemulsi (asam empedu, asam
kolat, asam kenodeoksilat)
Asam lemak bebas dan monogliserida
dengan asam empedu membentuk misel

Vitamin larut lemak mengikuti jalur


absorbsi lemak
Vitamin larut air diabsorbsi melalui
difusi atau transpor termediasi
Vitamin B12 harus terikat terlebih
dahulu dengan faktor intrinsik
melekat pada tempat spesifik di epitel
ileum endositosis untuk absorpsi

Pankreas, Hati, dan Kandung


empedu

Hati
terletak di sebelah kanan atas rongga perut,
tepat di bawah diafragma
Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan
sudut siku-sikunya membulat, beratnya
sekitar 1,25-1,5 kg
Fungsi hati: metabolisme, fungsi eksokrin
(produksi asam empedu dan cairan alkali
untuk absorbsi lemak dan netralisasi asam
lambung), detoksifikasi

Hepatosit mensekresi empedu hepatik yang


bersifat isotonik dengan kandungan ion
menyerupai plasma, mengandung garam empedu,
pigmen empedu, kolesterol, lesitin, dan mukus
Di sepanjang duktus biliaris, cairan empedu
dimodifikasi dengan penambahan air dan ion
bikarbonat
Hati mampu menghasilkan 500-1000 ml cairan
empedu per hari bisa dikeluarkan langsung ke
duodenum atau disimpan dulu di kantung empedu
Sekitar 95% garam empedu yang memasuki usus
halus akan didaur ulang dan direabsorbsi ke dalam
sirkulasi porta melalui transpor aktif di ileum
bagian distal

Kandung empedu
Menyimpan cairan empedu
Memekatkan dengan menarik air

Pembentukan cairan
empedu

Pembentukan distimuli oleh garam empedu,


sekretin, glukagon, dan gastrin
Pelepasan cairan empedu dari kandung
empedu distimuli oleh sekresi CCK dan saraf
vagus
Beberapa menit setelah makan, terutama
lemak, otot kandung empedu berkontraksi,
mendorong cairan empedu ke duodenum
melalui sfingter oddi yang sudah relaksasi
CCK merelaksasi sfingter dan menstimulasi
sekresi pankreas

Pankreas
Getah pankreas dibentuk dari
sejumlah enzim, disekresi oleh sel
asinar pankreas
Enzim: amilase, lipase, ribonuklease,
deoksiribonuklease, enzim proteolitik
(tripsin, kimotripsin, elastase,
karboksipeptidase)
Setiap hari bisa disekresi 1 L getah
pankreas

Usus besar
Terdiri dari caecum, kolon asendens, kolon tranversa,
kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, kanalis analis
Panjang usus besar sekitar 1,2 meter dengan diaeter 6-9
cm
Kira-kira 1,5 L kimus masuk ke usus besar setiap hari
melalui sfingter ileocaecal
Distensi bagian akhir ileum menyebabkan terbukanya
sfingter dan distensi caecum menyebabkan menutupnya
sfingter mempertahankan laju kimus tetap optimal
absorbsi air dan elektrolit di usus besar optimal
Dari 1,5 L kimus (isotonis) yang masuk usus besar, akan
berkurang menjadi 150 g feces yang terdiri dari 100 ml
air dan 50 g solid

Caecum dan kolon asendens serta


tranversa dipersarafi oleh cabang
parasimpatis saraf vagus
Kolon desendens, sigmoid, rektum, dan
kanalis analis dipersarafi oleh cabang
parasimpatis saraf pelvikus
Sfingter analis interna dan ekterna
menjaga kanalis analis tetap tertutup dan
terkontrol baik secara reflektif maupun
volunter

Pergerakan kimus di usus besar melalui gerakan


mencampur dan propulsif
Pergerakan mencampur disebut haustrasi, menimbulkan
kompartemen seperti kantung, disebut haustra
Pergerakan pelan dan lambat (5-10 cc/jam) absorbsi
optimal
Pada bagian distal kolon, lebih pelan, feces terkumpul di
kolon desendens
Distensi lambung dan duodenum setelah mengkonsumsi
makanan pergerakan massal isi kolon proksimal ke
bagian lebih distal
Jika massa feces cukup banyak didorong ke dalam
rektum dorongan defekasi
Refleks defekasi: kontraksi rektum, relaksasi sfingter
analis internal, kontraksi sfingter analis eksterna
Peningkatan peristaltik sigmoid dan peningkatan
tekanan rektum kontraksi rektum

Bakteri di usus besar


Sebagian besar bersifat anaerob
Dibuang bersama feces
Terlibat dalam sintesis vitamin K, B12,
tiamin, riboflavin, pemecahan asam
empedu primer menjadi sekunder
(deoksikolat, litokolat), konversi bilirubin
menjadi metabolit tidak berpigmen
Memecah kolesterol, sejumlah zat aditif,
obat-obatan

You might also like