Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PENCERNAAN
Nur Widayati, MN
SistemPencernaan
Penampang melintang
saluran gastrointestinal
MULUT
Di mulut, makanan
dimastikasi/dikunyh, dicampur
sekresi saliva
Mastikasi melibatkan aktivitas
terkoordinasi gigi, otot rahang, sendi
temporomandibula, lidah, bibir,
palatum, dan kelenjar saliva
glandula saliva
Kelenjar parotis
Kelenjar
submandibula
Kelenjar
sublingual
terletak di bawah
lidah, anterior
kelenjar
submandibula
Fungsi saliva:
Melembabkan dan melubrikasi mulut
Melarutkan molekul-molekul makanan
Mempermudah menelan
Memulai bagian awal pencernaan karbohidrat
Pelindung: protein kaya prolin dan imunoglobulin
Kontrol sekresi saliva bergantung respon refleks,
stimulasi gustatorik (pengecapan) dan
mekanoreseptor periodontal dan mukosa selama
mastikasi
LIDAH
terdiri dari otot serat lintang ,
dilapisi oleh selaput lendir
3 bagian: radiks lingua
(pangkal lidah), dorsum lingua
(punggung lidah) dan apeks
lingua (ujung lidah)
Fungsi: mengaduk makanan,
membentuk suara, alat
pengecap dan menelan,
merasakan makanan
radiks lingua (pangkal
lidah Terdapat epiglotis
pada pangkal lidah bagian
belakang
dorsum lingua (punggung
lidah) Terdapat papil
pengecap atau ujung saraf
pengecap
Faring
menghubungkan mulut
dengan esofagus
terdiri dari bagian
superior (bagian yang
sama tinggi dengan
hidung/nasofaring),
bagian media (bagian
yang sama tinggi dengan
mulut/orofaring), dan
bagian inferior (bagian
yang sama tinggi dengan
laring).
Esofagus
Esofagus terletak di belakang
trakea dan di depan tulang
belakang, setelah melalui
toraks menembus
diagfragma masuk ke dalam
abdomen menyambung
dengan lambung.
Fungsi: meneruskan bolus
dari mulut ke gaster,
terdapat gerakan peristaltik
untuk mendorong bolus ke
ventrikulus.
Proses Menelan
Bolus sfingter esofagus atas
berelaksasi bolus masuk ke
esofagus sfingter menutup
kembali bolus didorong ke
lambung sejauh kira-kira 25cm
dengan gerakan peristaltik
(gelombang relaksasi di depan bolus
dan kontraksi di belakang bolus oleh
lapisan otot sirkuler dan longitudinal)
dalam waktu kurang lebih 5 detik
sfingter esofagus bawah relaksasi
bolus masuk ke lambung sfingter
esofagus bawah menutup
Proses menelan
Fase pertama bersifat volunter berupa pembentukan
bolus dengan gerakan mengunyah dan gerakan lidah
(ke belakang ke atas) mendorong makanan ke faring
Fase ke-2 bersifat tidak volunter, merupakan respon
refleks yang diinisiasi stimulasi mekanoreseptor
dengan aferen saraf glosofaringeal (IX) dan nervus
vagus (X) ke medula dan pons
Pusat menelan di medula oblongata memproduksi
urutan kejadian yang menyebabkan aktifitas eferan
ke saraf somatik (memepersarafi otot rangka ) dan
saraf otonom (memepersarafi otot polos)
urutan menelan dipengaruhi oleh reseptor aferen di
dinding esofagus yang mengirim impuls ke medula
Sfingter dan gelombang peristaltik terutama dikontrol
oleh saraf vagus, dibantu pleksus saraf enterik
LAMBUNG
terletak tepat
di bawah
diafragma
Lambung
Mempunyai dinding paling tebal dan otot
paling kuat dalam sistem pencernaan
Sebagai tempat penyimpanan makanan
sementara regulasi pelepasan kimus
Dalam keadaan kosong, volume lambung 50
ml
Jika terdistensi penuh, volume bisa mencapai
4L
Lapisan: mukosa (enzim, asam, hormon),
submukosa (arteri dan vena), muskularis
(peristaltik), serosa (pelindung)
USUS HALUS
Hati
terletak di sebelah kanan atas rongga perut,
tepat di bawah diafragma
Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan
sudut siku-sikunya membulat, beratnya
sekitar 1,25-1,5 kg
Fungsi hati: metabolisme, fungsi eksokrin
(produksi asam empedu dan cairan alkali
untuk absorbsi lemak dan netralisasi asam
lambung), detoksifikasi
Kandung empedu
Menyimpan cairan empedu
Memekatkan dengan menarik air
Pembentukan cairan
empedu
Pankreas
Getah pankreas dibentuk dari
sejumlah enzim, disekresi oleh sel
asinar pankreas
Enzim: amilase, lipase, ribonuklease,
deoksiribonuklease, enzim proteolitik
(tripsin, kimotripsin, elastase,
karboksipeptidase)
Setiap hari bisa disekresi 1 L getah
pankreas
Usus besar
Terdiri dari caecum, kolon asendens, kolon tranversa,
kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, kanalis analis
Panjang usus besar sekitar 1,2 meter dengan diaeter 6-9
cm
Kira-kira 1,5 L kimus masuk ke usus besar setiap hari
melalui sfingter ileocaecal
Distensi bagian akhir ileum menyebabkan terbukanya
sfingter dan distensi caecum menyebabkan menutupnya
sfingter mempertahankan laju kimus tetap optimal
absorbsi air dan elektrolit di usus besar optimal
Dari 1,5 L kimus (isotonis) yang masuk usus besar, akan
berkurang menjadi 150 g feces yang terdiri dari 100 ml
air dan 50 g solid