HIDUNG. DI DALAM RONGGA HIDUNG TERDAPAT RAMBUT-2 HALUS YG BERFUNGSI UNTUK MENYERAP KOTORAN YG MASUK MELALUI SISTEM PERNAFASAN TINGKATAN RONGGA HIDUNG TERDIRI DARI AIR ENTERING (ALIRAN UDARA), INFERIOR NASAL CONCHA, MIDLE NASAL CONCHA, SUPERIOR NASAL CONCHA & SERABUT AKAR & JARINGAN SYARAF PENCIUMAN SYARAF PENCIUMAN, SYARAF KRANIAL I OLFAKTORI YG BERFUNGSI UNTUK MENDETEKSI BAU-BAUAN YG MASUK MELALUI HIRUPAN NAFAS
MANUSIA DPT MEMBEDAKAN BERBAGAI MACAM
BAU, BUKAN KARENA MEMILIKI BANYAK RESEPTOR PEMBAU, TETAPI MEMPUNYAI SUATU KEMAMPUAN YANG DITENTUKAN OLEH PRINSIP KOMPOSISI
ORGAN PEMBAU HANYA MEMILIKI 7 JENIS
RESEPTOR, NAMUN DAPAT MEMBEDAKAN 600 AROMA YG BERBEDA (RESEPTORNYA DISEBUT KHEMORESEPTOR)
WANITA LEBIH DALAM MEMBAUI SESUATU
KARENA SUPERIOR NASAL CONCHA PD WANITA LEBIH LUAS, SEHINGGA LEBIH BISA MENDETEKSI AROMA
Neuroepitel olfaktorius terletak di bagian atas
rongga hidung di dekat cribiform plate, septum nasi superior, dan dinding nasal superolateral. Struktur ini merupakan neuroepitelium pseudostratified khusus yang didalamnya terdapat reseptor olfaktorius utama.
Pada neonatus, daerah ini merupakan suatu
lembar neural yang padat, namun pada anak-anak dan dewasa terbentuk interdigitasi antara jaringan respiratorius dan olfaktorius. Dengan bertambahnya usia seseorang, jumlah neuron olfaktorius ini lambat laun akan berkurang. Selain neuron olfaktorius, epitel ini juga tersusun oleh sel-sel penopang yaitu duktus dan glandula Bowman yang sifatnya unik pada epitel olfaktorius dan sel basal yang berfungsi pada regenerasi epitel.
Sensasi pembauan diperantarai oleh
stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh bahan-bahan kimia yang mudah menguap.
Untuk dapat menstimulasi reseptor
olfaktorius, molekul yang terdapat dalam udara harus mengalir melalui rongga hidung dengan arus udara yang cukup turbulen dan bersentuhan dengan reseptor.
Syarat- syarat zat yang
dapat merangsang penciuman : menguap sehingga Zat harus mudah
ia
dapat dihirup masuk ke lubang hidung
Zat harus sedikit larut dalam air sehingga ia dapat melalui mukus untuk mencapai sel olfaktoria Ia harus juga larut dalam lipid, diduga karena rambut rambut olfaktoria dan ujung luar sel sel olfaktoria terutama terdiri atas zat- zat lipid
Faktor-faktor yang menentukan efektivitas
stimulasi bau meliputi : Durasi, Volume, dan Kecepatan menghirup.
Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron
bipolar sensorik utama Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari 100 juta reseptor. Neuron olfaktorius bersifat unik karena secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang terletak dibawahnya. Sel-sel reseptor baru, dihasilkan kurang lebih setiap 30-60 hari.
Neuron yang menyerupai reseptor yang
terdapat di epitel mengirimkan akson yang kemudian menyatu dalam akson gabungan pada fila olfaktoria didalam epitel.
Reseptor odorant termasuk bagian dari
G-protein receptor superfamily yang berhubungan dengan adenilat siklase. Manusia memiliki beratus-ratus reseptor olfaktorius yang berbeda, namun tiap neuron hanya mengekspresikan satu tipe reseptor.
Ambang penciuman
Salah satu sifat penting penghidu adalah
sedikitnya konsentrasi agen perangsang diudara yang dibutuhkan untuk mempengaruhi sensasi penghidu. Misalnya; metil merkaptan dapat tercium hanya dalam jumlah 1/ 25.000.000.000 mg dalam setiap ml udara. Karena ambangnya yang rendah, zat ini dicampur dalam gas alam untuk memberikan bau yang dapat dideteksi bila terdapat kebocoran pipa gas.
KEMAMPUAN MEMBAUI SETIAP
INDIVIDU BERBEDA TERGANTUNG DARI:
SUSUNAN RONGGA HIDUNG, HIDUNG YG
MANCUNG DAN BESAR LEBIH BAIK MEMBAUI DRPD HIDUNG PESEK/KECIL KONSENTRASI BAU, TERUTAMA BAU BUSUK LEBIH MENYENGAT DARIPADA BAU YG TIDAK BUSUK
Peneliti dari University of Portsmouth (DR.
Lorenzo Stafford) mendapatkan hasil penelitian bahwa: Orang dengan massa indeks atau BMI tinggi (obesitas), memiliki indera penciuman yang lebih tajam pada makanan. Inilah yang membuat mereka tak mampu menolak untuk makan lebih banyak