You are on page 1of 16

FISIOLOGI

Penciuman /
penghiduan

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FK UNIMAL
2014

Penciuman, penghiduan, atau olfaksi,


adalah penangkapan atau perasaan bau

INDERA PENCIUMAN TERLETAK PADA RONGGA


HIDUNG. DI DALAM RONGGA HIDUNG TERDAPAT
RAMBUT-2
HALUS
YG
BERFUNGSI
UNTUK
MENYERAP KOTORAN YG MASUK MELALUI SISTEM
PERNAFASAN
TINGKATAN RONGGA HIDUNG TERDIRI DARI AIR
ENTERING (ALIRAN UDARA), INFERIOR NASAL
CONCHA, MIDLE NASAL CONCHA, SUPERIOR
NASAL CONCHA & SERABUT AKAR & JARINGAN
SYARAF PENCIUMAN
SYARAF PENCIUMAN, SYARAF KRANIAL I
OLFAKTORI YG BERFUNGSI UNTUK MENDETEKSI
BAU-BAUAN YG MASUK MELALUI HIRUPAN NAFAS

MANUSIA DPT MEMBEDAKAN BERBAGAI MACAM


BAU,
BUKAN
KARENA MEMILIKI
BANYAK
RESEPTOR PEMBAU, TETAPI MEMPUNYAI SUATU
KEMAMPUAN YANG DITENTUKAN OLEH PRINSIP
KOMPOSISI

ORGAN PEMBAU HANYA MEMILIKI 7 JENIS


RESEPTOR, NAMUN DAPAT MEMBEDAKAN 600
AROMA YG BERBEDA (RESEPTORNYA DISEBUT
KHEMORESEPTOR)

WANITA LEBIH DALAM MEMBAUI SESUATU


KARENA SUPERIOR NASAL CONCHA PD WANITA
LEBIH LUAS, SEHINGGA LEBIH BISA MENDETEKSI
AROMA

Neuroepitel olfaktorius terletak di bagian atas


rongga hidung di dekat cribiform plate, septum
nasi superior, dan dinding nasal superolateral.
Struktur
ini
merupakan
neuroepitelium
pseudostratified khusus yang didalamnya
terdapat reseptor olfaktorius utama.

Pada neonatus, daerah ini merupakan suatu


lembar neural yang padat, namun pada
anak-anak
dan
dewasa
terbentuk
interdigitasi antara jaringan respiratorius dan
olfaktorius.
Dengan bertambahnya usia seseorang,
jumlah neuron olfaktorius ini lambat laun
akan berkurang.
Selain neuron olfaktorius, epitel ini juga
tersusun oleh sel-sel penopang yaitu duktus
dan glandula Bowman yang sifatnya unik
pada epitel olfaktorius dan sel basal yang
berfungsi pada regenerasi epitel.

Sensasi pembauan diperantarai oleh


stimulasi sel reseptor olfaktorius oleh
bahan-bahan kimia yang mudah menguap.

Untuk dapat menstimulasi reseptor


olfaktorius, molekul yang terdapat dalam
udara harus mengalir melalui rongga
hidung dengan arus udara yang cukup
turbulen
dan
bersentuhan
dengan
reseptor.

Syarat- syarat zat yang


dapat merangsang
penciuman
: menguap sehingga
Zat harus mudah

ia

dapat dihirup masuk ke lubang hidung


Zat harus sedikit larut dalam air sehingga ia
dapat melalui mukus untuk mencapai sel
olfaktoria
Ia harus juga larut dalam lipid, diduga
karena rambut rambut olfaktoria dan ujung
luar sel sel olfaktoria terutama terdiri atas
zat- zat lipid

Faktor-faktor yang menentukan efektivitas


stimulasi bau meliputi :
Durasi,
Volume, dan
Kecepatan menghirup.

Tiap sel reseptor olfaktorius merupakan neuron


bipolar sensorik utama
Dalam rongga hidung rata-rata terdapat lebih dari
100 juta reseptor.
Neuron olfaktorius bersifat unik karena secara
terus menerus dihasilkan oleh sel-sel basal yang
terletak dibawahnya.
Sel-sel reseptor baru, dihasilkan kurang lebih
setiap 30-60 hari.

Neuron yang menyerupai reseptor yang


terdapat di epitel mengirimkan akson
yang kemudian menyatu dalam akson
gabungan pada fila olfaktoria didalam
epitel.

Reseptor odorant termasuk bagian dari


G-protein receptor superfamily yang
berhubungan dengan adenilat siklase.
Manusia memiliki beratus-ratus reseptor
olfaktorius yang berbeda, namun tiap
neuron hanya mengekspresikan satu tipe
reseptor.

Ambang penciuman

Salah satu sifat penting penghidu adalah


sedikitnya konsentrasi agen perangsang
diudara yang dibutuhkan untuk mempengaruhi
sensasi penghidu.
Misalnya; metil merkaptan dapat tercium hanya
dalam jumlah 1/ 25.000.000.000 mg dalam
setiap ml udara. Karena ambangnya yang
rendah, zat ini dicampur dalam gas alam untuk
memberikan bau yang dapat dideteksi bila
terdapat kebocoran pipa gas.

KEMAMPUAN MEMBAUI SETIAP


INDIVIDU BERBEDA TERGANTUNG DARI:

SUSUNAN RONGGA HIDUNG, HIDUNG YG


MANCUNG DAN BESAR LEBIH BAIK MEMBAUI
DRPD HIDUNG PESEK/KECIL
KONSENTRASI BAU, TERUTAMA BAU BUSUK
LEBIH MENYENGAT DARIPADA BAU YG TIDAK
BUSUK

Peneliti dari University of Portsmouth (DR.


Lorenzo Stafford) mendapatkan hasil
penelitian bahwa:
Orang dengan massa indeks atau BMI
tinggi (obesitas), memiliki indera penciuman
yang lebih tajam pada makanan. Inilah yang
membuat mereka tak mampu menolak untuk
makan lebih banyak

TERIMA KASIH

You might also like