You are on page 1of 40

FRAKTUR COLLUM

FEMORIS SINISTRA
Supervisor:
dr.Jufri Latief Sp.B, Sp.OT
Pembimbing:
dr.Andi Mappaoddang
Oleh:
dr.Jessica Febrina

IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny.L
Jenis kelamin:
Perempuan
Tanggal Lahir:
31/12/1931
Umur: 85 tahun
Alamat: Lempobatu Desa
Kanna
Agama: Kristen
Tanggal MRS: 15/02/2015
No.RM: 014610

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Nyeri pada panggul kiri

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien rujukan dari RS Lintang Laut datang ke
RS Hikmah diantar oleh keluarganya dengan
keluhan nyeri di panggul kiri yang dialami
sejak 3 minggu yang lalu akibat tergelincir
dan terjatuh di kamar mandi.
Pasien mengeluh nyeri bertambah parah bila
paha kiri digerakkan. Nyeri juga bertambah
parah bila pasien berjalan. Nyeri dirasakan
hilang timbul di dalam paha kiri.
Tidak terdapat luka terbuka pada daerah
panggul dan pangkal paha kiri. Pasien tidak
mengalami benturan pada kepala dan bagian
tubuh lain. BAB dan BAK lancar.
Riwayat demam tidak ada. Riwayat diurut 4
kali ada.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat trauma (-)
Riwayat DM (+)
Riwayat HT (-)

Riwayat Penyakit Keluarga: (-)


Riwayat Penggunaan Obat:
Riwayat Alergi Obat: (-)
Riwayat Konsumsi obat Diabetes (+)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Sedang/gizi cukup
Kesadaran / GCS
: Compos Mentis
/ 15 (E4M6V5)
Tanda vital
:
T : 110/70 mmHg
R : 24 x/menit
N : 84 x/menit
S : 36,4 C (Axilla)

Status Generalis
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterus, pupil isokor 2,5mm/2,5mm, RC
+/+, bibir kering
Leher : Pembesaran KGB (-), trakea di
tengah
Thorax :
I: Simetris kanan=kiri, tidak ada retraksi intercostal,
ictus cordis tidak tampak
Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler
kanan=kiri, Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing
-/-. Bunyi jantung S1/S2 reguler, murmur tidak ada
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak
teraba, vocal fremitus raba kanan=kiri, ictus cordis
tidak teraba.
Perkusi
: sonor kanan=kiri. Batas jantung
dalam batas normal.

Abdomen:
I: datar, ikut gerak napas
A: peristaltik (+) kesan normal
P: Massa tumor
tidak teraba, Hati tidak
teraba, Limpa tidak teraba, Ginjal tidak
teraba
P: Tympani (+), asites (-)

Alat Kelamin : dalam batas normal


Anus dan rektum : tidak dilakukan
pemeriksaan

Punggung
Inspeksi
: Gerakan normal, tidak ada
edema dan hematom, tidak tampak
massa tumor
Auskultasi : BP : vesikuler , BT :
Ronkhi-/-, Wheezing-/ Palpasi
: nyeri tekan tidak ada,
massa tumor tidak teraba
Perkusi
: Nyeri ketok tidak ada

Ekstremitas
: Akral hangat,
CRT<2 detik, edema (-)

Status Lokalis (Regio femoralis sinistra)


L: deformitas (+), functio laesa (+),
kiri < kanan, hematoma (-), edema
(-)
F: nyeri tekan (+)
M: krepitus (+), nyeri gerak (+),
Range of Motion berkurang

FOTO PRE-OP

Pemeriksaan

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil

Nilai Normal

WBC

10.4 H

3.5-10.0 103/mm3

RBC

2.84 L

3.80-5.80 106/mm3

HGB

9.9 L

11.0-16.5 g/dl

HCT

26.6 L

35.0-50.0 %

PLT

210

150-390 103/mm3

Ureum

53.0 H

10-50 mg/dl

Kreatinin

3.14 H

0.5-0.9 mg/dl

SGOT

< 31 U/L

SGPT

10

<32 U/L

GDS

163 H

70-120 mg/dl

2D ECHO

Degenerative Valve Disease

Radiologi
Foto Pelvis AP

Kesan: Fraktur Collum Femoris (Basocervical)


Sinistra dengan gambaran Osteoporosis
Senilis

RESUME
Pasien rujukan dari RS Lintang Laut datang ke RS Hikmah
diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri di panggul
kiri yang dialami sejak 3 minggu yang lalu akibat tergelincir
dan terjatuh di kamar mandi. Pasien mengeluh nyeri
bertambah parah bila paha kiri digerakkan. Nyeri juga
bertambah parah bila pasien berjalan. Nyeri dirasakan hilang
timbul di dalam paha kiri. Tidak terdapat luka terbuka pada
daerah panggul dan pangkal paha kiri. Pasien tidak
mengalami benturan pada kepala dan bagian tubuh lain. BAB
dan BAK lancar. Riwayat demam tidak ada. Riwayat diurut 4
kali ada.
Dari pemeriksaan fisik didapati pasien sakit sedang, gizi
cukup dan compos mentis. Status lokalis regio panggul
sinistra didapati deformitas (+), function laesa (+), panjang
kiri < kanan, nyeri tekan (+), krepitus (+), nyeri gerak (+),
dan
Range of Motion berkurang. Pada pemeriksaan
laboratorium didapati WBC meningkat, RBC, Hb, Hct
menurun, ureum dan kreatinin meningkat, GDS meningkat.
Foto polos pelvis AP dan femur sinistra memberi kesan
Fraktur Collum Femoris (Basocervical) Sinistra dengan
gambaran Osteoporosis Senilis.

DIAGNOSA

Fraktur collum (basocervical) femoris


sinistra

PENATALAKSANAAN
Planning Terapi
KONSERVATIF : Pemasangan Traksi
OPERATIF
: Bipolar Hemiarthroplasty
Planning Edukasi
Fisioterapi : latihan fisik
Planning Monitoring
Awasi sindroma kompartemen: monitoring KU,
Kesadaran, VS
Awasi terjadi syok
Awasi terjadi pendarahan

PROGNOSA
Dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Anatomi (Collum Femur)


Epiphysis femoralis atas menutup pada
usia 16 tahun.
Sudut collum - corpus : 130 7 derajat
Femoral anteversion : pengontrol
sebesar 10 7 derajat
Ada periosteum minimal di sekitar
collum femur, dengan demikian, setiap
callus yang terbentuk dibentuk oleh
proliferasi endosteal.

Kapsul
melekat
anterior garis
intertrochante
ric dan
posterior 1
sampai 1,5 cm
proksimal ke
garis
intertrochante

Tiga ligamen melekat di


daerah ini:
1. Iliofemoral : Y ligamen Bigelow
(anterior)
2. Pubofemoral : anterior
3. Ischiofemoral :
posterior

Supply pembuluh darah:


1. Basis collum femur: Sebuah cincin
ekstrakapsular dibentuk anterior oleh
cabang ascending dari arteri
sirkumfleksa femoralis lateralis dan
posterior oleh arteri sirkumfleksa
femoralis medialis.
2. Cabang-cabang cervical ascending
dari cincin ini menembus kapsul
pinggul dekat insersi distal, menjadi
arteri retinacular mengalir sepanjang
leher femoralis. Terbanyak suplai ke
caput femur di posterosuperior.
3. Sebuah cincin arteri intrakapsular
subsynovial dibentuk oleh arteri
retinacular di basis caput femur. Ketika
memasuki caput femur, bersatu untuk
membentuk arteri epifisis lateralis.
4. Arteri epifisis lateralis yang muncul
dari cabang-cabang cervical ascending
posterosuperior mensuplai sebagian
besar caput femur.
5. Arteri dari ligamentum teres,
biasanya suatu cabang dari arteri
obturator, memberi kontribusi
tambahan kecil untuk caput femur dan
terbatas pada daerah sekitar capitis
fovea.

Fraktur Collum Femur


Epidemiologi
Lebih dari 250.000 patah tulang pinggul terjadi di
Amerika Serikat setiap tahunnya (50% melibatkan
collum femur), dan jumlah ini diperkirakan akan berlipat
ganda pada tahun 2040.
Rata-rata usia kejadian adalah 77 tahun untuk
perempuan dan 72 tahun untuk pria.
80% terjadi pada wanita, dan kejadian dua kali lipat
setiap 5 sampai 6 tahun usia wanita > 30 tahun.
Insiden pada pasien yang lebih muda sangat rendah dan
berhubungan terutama dengan trauma energi tinggi.
Faktor risiko termasuk jenis kelamin perempuan, ras
kulit putih, bertambahnya usia, kesehatan yang buruk,
merokok dan minum alkohol, riwayat fraktur
sebelumnya, riwayat jatuh, dan tingkat estrogen yang
rendah.

Mekanisme Injury
Trauma energi rendah; paling umum pada
pasien yang lebih tua:
Langsung: jatuh ke trochanter major (valgus impaksi)
atau rotasi eksternal paksa dari ekstremitas bawah
impinges collum yang osteoporosis ke posterior lip
acetabulum (mengakibatkan kominusi posterior).
Tidak langsung: Tekanan otot memlebihi kekuatan
collum femur.

Trauma energi tinggi: termasuk fraktur collum


femur pasien muda dan pasien tua, seperti
kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari
ketinggian yang signifikan.
Siklus pembebanan fraktur stress: Ini terlihat
pada atlet, militer, penari balet; pasien dengan
osteoporosis dan osteopenia berada pada risiko
tertentu.

Evaluasi Klinis
Pasien dengan fraktur displacement collum femur
biasanya tidak dapat berjalan, dengan pemendekan
dan rotasi eksternal dari ekstremitas bawah. Pasien
fraktur stres atau impakta dapat menunjukkan
temuan kecil saja, seperti nyeri kapsul anterior, nyeri
dengan kompresi aksial, tidak adanya deformitas,
dan mungkin dapat menanggung berat badan.
Nyeri mengakibatkan range of motion (ROM) pinggul
terbatas, dapat disertai nyeri kompresi aksial dan
nyeri pada palpasi pangkal paha.
Riwayat yang akurat penting dalam fraktur energi
rendah yang biasanya terjadi pada orang tua, dalam
menentukan perawatan yang optimal dan disposisi.
Kita harus menilai pergelangan tangan dan bahu
pada orang tua karena 10% terkait dengan cedera
ekstremitas atas.

Klasifikasi
1. Lokasi Anatomi
Subcapital
Transcervical
Basicervical

2. Pauwel
Berdasarkan dari sudut fraktur dari bidang
horizontal.
Type I: 30 degrees
Type II: 50 degrees
Type III: 70 degrees

Peningkatan tekanan tarikan dengan peningkatan


sudut akan membuat fraktur lebih tidak stabil.

3. Garden
Berdasarkan derajat dari displacement valgus
Type I: Inkomplit/Impaksi valgus
Type II: AP and lateral view komplit dan nondisplaced
Type III: Komplit dengan partial displacement; pola
trabecular dari caput femur tidak sejajar acetabulum
Type IV: Komplit displaced; pola trabecular dari caput
femur membentuk orientasi paralel dari acetabulum

4. Klasifikasi OTA dari fraktur collum


femur
Karena banyak variasi dari klasifikasi,
maka digunakan klasifikasi:
Non-displaced (prognosis lebih baik) dan
Displaced

Penanganan
Tujuan daripada terapi adalah untuk
meminimalisasi ketidaknyamanan pasien,
memulihkan fungsi pinggul, mobilisasi cepat
dengan melakukan reduksi anatomi lebuh awal
dan fiksasi internal yang stabil atau
penggantian prosthetic.
Terapi awal: obat anti nyeri dan bidai pada
tungkai, bila operasi ditunda bisa dilakukan
femoral nerve block.
Terapi nonoperatif untuk fraktur traumatik
hanya diindikasikan pada pasien dengan resiko
tinggi bila dilakukan tindakan pembedahan;
dipertimbangkan pula pasien untuk rawat inap
walau nyeri minimal pada pinggul.

Mobilisasi tidur-duduk penting untuk


menghindari resiko dan komplikasi dari
perawatan yang berkepanjangan,
seperti gangguan paru (atelektasis,
pneumonia), venous stasis, and
pressure ulceration.
Penggantian prosthetic lebih dipilih
daripada fiksasi internal pada orang usia
lanjut karena resiko perlu dilakukan
operasi berulang kecil.

Prosthetic replacement
Hemiarthroplasty
Keuntungan dibanding reduksi terbuka dan
fiksasi internal
Lebih cepat dapat menahan berat tubuh
Menghilangkan nonunion, osteonekrosis,
resiko kegagalan fiksasi (>20% hingga 30%
kasus dengan open reduksi dan fiksasi
internal membutuhkan bedah sekunder).
Kerugian
Prosedur lebih ekstensif dengan kehilangan
darah lebih banyak
Resiko dari erosi acetabulum pada individu
aktif

Indikasi:

Kominutiva, displaced femoral neck pada orang tua


Fraktur patologis
Kondisi medis yang buruk
Status rawat inap buruk sebelum fraktur
Kondisi neurologis (dementia, ataxia, hemiplegia,
parkinson)

Kontraindikasi
Sepsis yang aktif
Orang yang masih muda
Penyakit pada acetabulum yang sudah ada
sebelumnya (rheumatoid arthritis)

Bipolar versus unipolar implants:


Secara teoritis mengurangi resiko erosi
acetabulum
Memiliki resiko lebih rendah terjadinya dislokasi
post operatif
Sangat sulit untuk dilakukan reduksi tertutup
suatu bipolar prosthesis yang dislokasi.
Bipolar dapat menyebabkan resiko polyethylene
debris.
Setelah waktu yang lama, bipolar dapat
kehilangan gerak seiring penyangga dalam dan
secara fungsional menjadi unipolar.
Unipolar biayanya lebih murah.

Hemiarthroplasty
Unipolar

Bipolar

Komplikasi
komplikasi yang bersifat umum: trombosis vena, emboli
paru, pneumonia, dekubitus
nekrosis avaskuler caput femoris. Komplikasi ini
biasanya terjadi pada 30% pasien fraktur collum femoris
dengan pergeseran dan 10% pada fraktur tanpa
pergeseran. Apabila lokasilisasi fraktur lebih ke proksimal
maka kemungkinan untuk terjadi nekrosis avaskuler
menjadi lebih besar
nonunionlebih dari 1/3 pasien fraktur collum femoris
tidak dapat mengalami union terutama pada fraktur
yang bergeser. Komplikasi lebih sering pada fraktur
dengan lokasi yang lebih ke proksimal. Ini disebabkan
karena vaskularisasi yang jelek, reduksi yang tidak
akurat, fiksasi yang tidak adekuat, dan lokasi fraktur
adalah intraartikuler. Metode pengobatan tergantung
pada penyebab terjadinya nonunion dan umur penderita
Osteoartritis sekunder dapat terjadi karena kolaps caput
femoris atau nekrosis avaskuler
anggota gerak memendek
Malunion
malrotasi berupa rotasi eksterna

DAFTAR PUSTAKA

Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: ECG


American College of Surgeon Committee of Trauma (ACSCOT). 2008. Advanced Trauma Life
Support for Doctor. Chicago: ATLS Student Course Manual.
Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D.. 2006. Handbook of Fractures, 3rd Edition.
Lippincott Williams & Wilkins. IV - Lower Extremities Fractures and Dislocations; Femoral
Neck Fractures.
Netter, Frank H.. 2006. Atlas of Human Anatomy, 4th edition. W.B. Saunders Company. Plate
335, plate 459.
Apley GA, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Edisi ke-7. Jakarta, 1995.
Widya Medika
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. PT. Yarsif Watampone, Jakarta. p.
355-361; p. 398-399.
Solomon, Louis; Warwick, David; Nayagam, Selvadurai. 2010. Apleys System of
Orthopaedics and Fractures, 9th edition. Hodder Arnold, An Hachette UK Company. p. 687694; p. 847-853.
James E Keany, MD. Femur Fracture. In site
<http://emedicine.medscape.com/article/824856-overview#showall> diakses pada 19
Februari 2015
Weissleder, R., Wittenberg, J., Harisinghani, Mukesh G., Chen, John W. Musculoskeletal
Imaging in Primer of Diagnostic Imaging, 4th Edition. Mosby Elsevier. United States. 2007.
Page 408-410
http://www.gentili.net/thr/hemiarth.htm

TERIMA KASIH

You might also like