Professional Documents
Culture Documents
FEMORIS SINISTRA
Supervisor:
dr.Jufri Latief Sp.B, Sp.OT
Pembimbing:
dr.Andi Mappaoddang
Oleh:
dr.Jessica Febrina
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny.L
Jenis kelamin:
Perempuan
Tanggal Lahir:
31/12/1931
Umur: 85 tahun
Alamat: Lempobatu Desa
Kanna
Agama: Kristen
Tanggal MRS: 15/02/2015
No.RM: 014610
ANAMNESIS
Keluhan Utama
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Sedang/gizi cukup
Kesadaran / GCS
: Compos Mentis
/ 15 (E4M6V5)
Tanda vital
:
T : 110/70 mmHg
R : 24 x/menit
N : 84 x/menit
S : 36,4 C (Axilla)
Status Generalis
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterus, pupil isokor 2,5mm/2,5mm, RC
+/+, bibir kering
Leher : Pembesaran KGB (-), trakea di
tengah
Thorax :
I: Simetris kanan=kiri, tidak ada retraksi intercostal,
ictus cordis tidak tampak
Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler
kanan=kiri, Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing
-/-. Bunyi jantung S1/S2 reguler, murmur tidak ada
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak
teraba, vocal fremitus raba kanan=kiri, ictus cordis
tidak teraba.
Perkusi
: sonor kanan=kiri. Batas jantung
dalam batas normal.
Abdomen:
I: datar, ikut gerak napas
A: peristaltik (+) kesan normal
P: Massa tumor
tidak teraba, Hati tidak
teraba, Limpa tidak teraba, Ginjal tidak
teraba
P: Tympani (+), asites (-)
Punggung
Inspeksi
: Gerakan normal, tidak ada
edema dan hematom, tidak tampak
massa tumor
Auskultasi : BP : vesikuler , BT :
Ronkhi-/-, Wheezing-/ Palpasi
: nyeri tekan tidak ada,
massa tumor tidak teraba
Perkusi
: Nyeri ketok tidak ada
Ekstremitas
: Akral hangat,
CRT<2 detik, edema (-)
FOTO PRE-OP
Pemeriksaan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil
Nilai Normal
WBC
10.4 H
3.5-10.0 103/mm3
RBC
2.84 L
3.80-5.80 106/mm3
HGB
9.9 L
11.0-16.5 g/dl
HCT
26.6 L
35.0-50.0 %
PLT
210
150-390 103/mm3
Ureum
53.0 H
10-50 mg/dl
Kreatinin
3.14 H
0.5-0.9 mg/dl
SGOT
< 31 U/L
SGPT
10
<32 U/L
GDS
163 H
70-120 mg/dl
2D ECHO
Radiologi
Foto Pelvis AP
RESUME
Pasien rujukan dari RS Lintang Laut datang ke RS Hikmah
diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri di panggul
kiri yang dialami sejak 3 minggu yang lalu akibat tergelincir
dan terjatuh di kamar mandi. Pasien mengeluh nyeri
bertambah parah bila paha kiri digerakkan. Nyeri juga
bertambah parah bila pasien berjalan. Nyeri dirasakan hilang
timbul di dalam paha kiri. Tidak terdapat luka terbuka pada
daerah panggul dan pangkal paha kiri. Pasien tidak
mengalami benturan pada kepala dan bagian tubuh lain. BAB
dan BAK lancar. Riwayat demam tidak ada. Riwayat diurut 4
kali ada.
Dari pemeriksaan fisik didapati pasien sakit sedang, gizi
cukup dan compos mentis. Status lokalis regio panggul
sinistra didapati deformitas (+), function laesa (+), panjang
kiri < kanan, nyeri tekan (+), krepitus (+), nyeri gerak (+),
dan
Range of Motion berkurang. Pada pemeriksaan
laboratorium didapati WBC meningkat, RBC, Hb, Hct
menurun, ureum dan kreatinin meningkat, GDS meningkat.
Foto polos pelvis AP dan femur sinistra memberi kesan
Fraktur Collum Femoris (Basocervical) Sinistra dengan
gambaran Osteoporosis Senilis.
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
Planning Terapi
KONSERVATIF : Pemasangan Traksi
OPERATIF
: Bipolar Hemiarthroplasty
Planning Edukasi
Fisioterapi : latihan fisik
Planning Monitoring
Awasi sindroma kompartemen: monitoring KU,
Kesadaran, VS
Awasi terjadi syok
Awasi terjadi pendarahan
PROGNOSA
Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Kapsul
melekat
anterior garis
intertrochante
ric dan
posterior 1
sampai 1,5 cm
proksimal ke
garis
intertrochante
Mekanisme Injury
Trauma energi rendah; paling umum pada
pasien yang lebih tua:
Langsung: jatuh ke trochanter major (valgus impaksi)
atau rotasi eksternal paksa dari ekstremitas bawah
impinges collum yang osteoporosis ke posterior lip
acetabulum (mengakibatkan kominusi posterior).
Tidak langsung: Tekanan otot memlebihi kekuatan
collum femur.
Evaluasi Klinis
Pasien dengan fraktur displacement collum femur
biasanya tidak dapat berjalan, dengan pemendekan
dan rotasi eksternal dari ekstremitas bawah. Pasien
fraktur stres atau impakta dapat menunjukkan
temuan kecil saja, seperti nyeri kapsul anterior, nyeri
dengan kompresi aksial, tidak adanya deformitas,
dan mungkin dapat menanggung berat badan.
Nyeri mengakibatkan range of motion (ROM) pinggul
terbatas, dapat disertai nyeri kompresi aksial dan
nyeri pada palpasi pangkal paha.
Riwayat yang akurat penting dalam fraktur energi
rendah yang biasanya terjadi pada orang tua, dalam
menentukan perawatan yang optimal dan disposisi.
Kita harus menilai pergelangan tangan dan bahu
pada orang tua karena 10% terkait dengan cedera
ekstremitas atas.
Klasifikasi
1. Lokasi Anatomi
Subcapital
Transcervical
Basicervical
2. Pauwel
Berdasarkan dari sudut fraktur dari bidang
horizontal.
Type I: 30 degrees
Type II: 50 degrees
Type III: 70 degrees
3. Garden
Berdasarkan derajat dari displacement valgus
Type I: Inkomplit/Impaksi valgus
Type II: AP and lateral view komplit dan nondisplaced
Type III: Komplit dengan partial displacement; pola
trabecular dari caput femur tidak sejajar acetabulum
Type IV: Komplit displaced; pola trabecular dari caput
femur membentuk orientasi paralel dari acetabulum
Penanganan
Tujuan daripada terapi adalah untuk
meminimalisasi ketidaknyamanan pasien,
memulihkan fungsi pinggul, mobilisasi cepat
dengan melakukan reduksi anatomi lebuh awal
dan fiksasi internal yang stabil atau
penggantian prosthetic.
Terapi awal: obat anti nyeri dan bidai pada
tungkai, bila operasi ditunda bisa dilakukan
femoral nerve block.
Terapi nonoperatif untuk fraktur traumatik
hanya diindikasikan pada pasien dengan resiko
tinggi bila dilakukan tindakan pembedahan;
dipertimbangkan pula pasien untuk rawat inap
walau nyeri minimal pada pinggul.
Prosthetic replacement
Hemiarthroplasty
Keuntungan dibanding reduksi terbuka dan
fiksasi internal
Lebih cepat dapat menahan berat tubuh
Menghilangkan nonunion, osteonekrosis,
resiko kegagalan fiksasi (>20% hingga 30%
kasus dengan open reduksi dan fiksasi
internal membutuhkan bedah sekunder).
Kerugian
Prosedur lebih ekstensif dengan kehilangan
darah lebih banyak
Resiko dari erosi acetabulum pada individu
aktif
Indikasi:
Kontraindikasi
Sepsis yang aktif
Orang yang masih muda
Penyakit pada acetabulum yang sudah ada
sebelumnya (rheumatoid arthritis)
Hemiarthroplasty
Unipolar
Bipolar
Komplikasi
komplikasi yang bersifat umum: trombosis vena, emboli
paru, pneumonia, dekubitus
nekrosis avaskuler caput femoris. Komplikasi ini
biasanya terjadi pada 30% pasien fraktur collum femoris
dengan pergeseran dan 10% pada fraktur tanpa
pergeseran. Apabila lokasilisasi fraktur lebih ke proksimal
maka kemungkinan untuk terjadi nekrosis avaskuler
menjadi lebih besar
nonunionlebih dari 1/3 pasien fraktur collum femoris
tidak dapat mengalami union terutama pada fraktur
yang bergeser. Komplikasi lebih sering pada fraktur
dengan lokasi yang lebih ke proksimal. Ini disebabkan
karena vaskularisasi yang jelek, reduksi yang tidak
akurat, fiksasi yang tidak adekuat, dan lokasi fraktur
adalah intraartikuler. Metode pengobatan tergantung
pada penyebab terjadinya nonunion dan umur penderita
Osteoartritis sekunder dapat terjadi karena kolaps caput
femoris atau nekrosis avaskuler
anggota gerak memendek
Malunion
malrotasi berupa rotasi eksterna
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH