You are on page 1of 29

KOROSI TEMPERATUR TINGGI

KOROSI TEMPERATUR TINGGI


Merupakan Reaksi Kimia
Tidak mengandung uap air/air, sehingga korosi
ini tidak membutuhkan liquid electrolyte
Yang termasuk Korosi Temperatur Tinggi :
- Oksidasi - Korosi deposit ash/salt
- Karburisasi - Korosi molten salt
- Nitridasi - Korosi Molten metal
- Sulfida - Korosi Halogen

Korosi temperatur tinggi banyak ditemukan


pada

Power generation (nuclear and fossil fuel)


Aerospace and gas turbine
Heat treating
Mineral and metallurgical processing
Chemical processing
Refining and petrochemical
Automotive
Pulp and paper
Waste incineration

Sebagian besar logam paduan menghasilkan


lapisan tipis pada permukaannya sebagai produk
dari proses korosi temperatur tinggi.
Meskipun nitrogen adalah penyusun terbesar
dari udara, namun oksigen diketahui lebih
reaktif dan lebih banyak ditemukan sebagai
oksidator pada korosi temperatur tinggi.

Karakteristik oksidasi
Pada temperatur rendah, oksida yang terbentuk
berasal dari oksigen yang berdifusi
Pada temperatur menengah, oksida berasal dari
campuran oksigen yang berdifusi dan oksigen
dalam bentuk uap
Pada temperatur tinggi, oksida yang terbentuk
berlapis-lapis dan mempunyai sifat yang
berbeda, berasal dari oksigen dalam bentuk uap

Temperatur oksidasi baja sekitar 200-500oC


dapat menghasilkan lapisan pelindung yang baik
Tetapi pada proses heat treatment/ hot roll
(900oC) terjadi proses oksidasi yang terlalu
hebat sehingga membentuk mill scale dan
lapisan yang dihasilkan tidak lagi baik,
melainkan keropos

M M2+ + 2 e O2 + 2 e- O2 M + O2 MO
Contoh :
Misalnya stainless steel / Ti yang dipanasi secara
terkontrol akan menghasilkan oksida dengan
warna warni yang indah knalpot colouring

Mengapa?
Ada interferensi warna akibat perbedaan
ketebalan oksida yang terbentuk, sehingga bisa
dipakai untuk mengetahui temperatur logam
(baja) saat dipanaskan dalam suatu proses heat
treatment.

-230o C : kuning pucat


-240o C : kuning tua
-250o C : coklat
-260o C : ungu kecoklatan
-270o C : ungu
-280o C : ungu tua

Turbin turbin tua (1800 1940)an dapat dibuat


tanpa masalah dengan material logamnya yang
teroksidasi
Tetapi sekarang, dengan desain yang semakin
berkembang, material turbin dituntut memiliki
ketahanan korosi pada temperatur setinggi tingginya.
Semakin tinggi temperatur semakin tinggi power yang
bisa dibangkitkan oleh turbin gas.
Namun sampai saat ini, baru bisa dibuat material
untuk turbin yang tahan sampai suhu 1200o C, yaitu
paduan super (CoNiCrAlY)

KOEFISIEN PILLING BEDWORTH


Logam yang berada pada temperatur tinggi akan
bereaksi dengan lingkungannya membentuk
selaput tipis oksida

Jika m adalah massa logam yang kerapatannya d


dan M adalah massa oksida yang kerapatannya D,
maka harga perbandingan antara
M D oksida

PB
m d metal

Disebut Rasio atau koeffisien PB (Rasio Pilling


Bedworth)
Koefisien ini merupakan harga yang sangat penting
karena menentukan apakah oksida yang terbentuk
di permukaan loganm tersebut bersifat pelindung
atau tidak

Harga rasio PB yang > 1 menunjukkan bahwa


oksida bersifat pelindung, karena oksida tersebut
rapat dan kontinyu, sehingga menghambat
terjadinya oksidasi berikutnya.
Meskipun demikian oksidasi tidak berhenti total,
tetapi tetap melaju dengan kecepatan yang rendah
oksida yang memiliki rasio PB>1 akan
memberikan efek proteksi, tetapi pada oksida
tersebut akan timbul tegangan kompresi.

Apabila tegangan kompresi pada oksida telah


melampaui titik luluh oksida maka akan terjadi
deformasi plastis. Padahal sifat oksida adalah
getas (brittle) sehingga zone plastiknya sempit
sehingga bisa mengalami kepatahan (cracking)
begitu melewati yieldnya atau mengalami
spalling (pengelupasan) oksida bila interface
tidak mampu menahan tegangan

Sebaliknya apabila harga rasio PB<1 maka


oksida yang terbentuk bersifat bukan pelindung
karena oksida tidak terbentuk secara kontinyu di
permukaan logam dan porous (berpori),
sehingga meskipun ada oksida, ion ion masih
bisa melewati porositi oksida dan oksidasi
berjalan terus.

Selain PB, faktor lain yang mempengaruhi


kemampuan perlindungan lapisan antara lain:

Adherence
High melting point
Low vapour pressure
Plastisitas tinggi
Tegangan fracture tinggi
Konduktivitas listrik rendah
Koefisien difusi rendah
Koefisien ekspansi logam sama dengan oksida

Fakta lain yang menunjukkan bahwa PB


pada prakteknya tidak selalu akurat:
Beberapa oksida tumbuh di atas oksida yang ada,
dan tidak selalu di antara pori-pori oksida
Faktor geometri sangat mempengaruhi distribusi
tegangan lapisan oksida
Lapisan oksida dapat terus tumbuh meskipun
PB<1
Retak dan celah pada oksida dapat tertutup juga
melalu oksidasi
Nilai porositas tidak bisa diprediksi dengan rasio
PB

Beberapa nilai PB dari


logam/ oksida logam

PERTUMBUHAN OKSIDA
Awal proses oksida adalah pembentukkan
oksida dimana terjadi penarikan oksigen ke
permukaan logam
Reaksi antara oksigen dengan logam
Oksida terbentuk dipermukaan logam.
Proses berikutnya adalah pertumbuhan oksida
yang telah terbentuk

Pertumbuhan oksida bisa mengikuti hukum


rectilinier atau parabolik atau logaritmik

Kinetika Oksidasi

Mekanisme Pertumbuhan Oksida


Setelah oksida terbentuk, maka kemungkinan
terjadinya pertumbuhan oksida melalui dua
mekanisme berbeda:
oksidasi internal
oksidasi eksternal

Oksidasi internal
Pertumbuhan oksida pada sisi interface metal/
oksida
Contoh: logam zirconium dan titanium

Oksidasi eksternal
Pertumbuhan oksida di interface oksida/udara
Contoh: kebanyakan logam

Oksidasi pada Paduan


Oksidasi pada paduan mengikuti mekanisme
korosi selective, dimana unsur paduan yang
lebih rendah energinya setelah terbentuk oksida,
akan teroksidasi lebih awal
untuk menentukan logam yang lebih reaktif
(oksida yang lebih stabil = energi rendah),
digunakan diagram ELLINGHAM.

Pada diagram Ellingham, kurva - kurva reaksi


yang posisinya lebih dibawah akan lebih mudah
teroksidasi dan lebih stabil oksidasinya
dibanding dengan yang posisinya lebih diatas
dalam diagram

Dari contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa Al


akan teroksidasi lebih awal, lalu disusul Cr, Ni
dst.
Dengan demikian apabila pada MCrAlY
(M=Fe,C) yang dioksidasi pada suhu tinggi,
maka Al2O3 akan terbentuk lebih awal
Apabila kadar Al dalam logam cukup tinggi (510%), maka terbentuk Al2O3 yang kontinyu
adherence dan bersifat pelindung sehingga tidak
memberi kesempatan lagi oksigen untuk
menyerang Cr, Ni atau paduan yang lain

Sebaliknya bila kadar Al rendah (<3 %) maka


Al2O3 yang terbentuk diskontinyu, dan oksigen
bisa menyerang Cr, Ni dst sehingga terbentuk
oksida yang berlapis lapis

You might also like