You are on page 1of 37

RADIASI NUKLIR

Secara umum dapat dikategorikan menjadi


Partikel bermuatan Partikel tak bermuatan
- Partikel berat Neutron
proton
Reaksi pembelahan dan
deutron
penggabungan inti
sinar alpha
Gelombang Elektromanetik
- Elektron cepat
sinar - X dan sinar gamma
sinar beta (- dan +)

PRINSIP DASAR DETEKSI


RADIASI
Apabila suatu radiasi melalui medium/bahan
maka gejalanya dapat diamati yang
merupakan hasil interaksi radiasi dengan
medium/bahan tersebut sebagai akibat
pemindahan energi radiasi ke medium/bahan.
Gejala yang timbul adalah proses ionisasi,
pancaran cahaya, pemanasan medium, reaksi
kimia dan lain-lain.

Kualitas dan kuantitas radiasi dapat kita


ukur dengan cara :
jumlah ionisasi
intensitas percikan cahaya
intensitas panas/kenaikan suhu medium
perubahan sifat bahan akibat reaksi kimia
bahan peralatan radiasi detektor pulsa listrik
penunjang jumlah dan tinggi pulsa.

BAHAN YANG DIGUNAKAN


SEBAGAI DETEKTOR
BAHAN

GEJALA YANG TERJADI

JENIS DETEKTOR

Gas

Muatan/arus/pulsa listrik

detektor berisi gas

Semikonduktor Muatan/pulsa listrik

detektor
semikonduktor

Cairan kristal
Kristal
Emulsi Foto
Logam berat

detektor sintilasi
TLD
film badge
Kalorimeter

Percikan cahaya
Termoluminesen
Pengnhitaman film
Panas

TEGANGAN KERJA
Daerah Rekombinasi
Pada aplikasi tegangan kerja detektor yang rendah
beberapa pasangan ion melakukan rekombinasi
membentuk atom netral sebelum mencapai
elektroda. Rekombinasi akan semakin kecil apabila
tegangan kerja dtektor dinaikan,oleh karena itu
jumlah pasangan ion yang terkumpul bertambah
besar dengan dinaikannya tegangan kerja detektor.

Daerah Kamar Ionisasi


Dengan bertambahnya tegangan kerja detektor
semua pasangan ion terkumpul. Akhirnya pada batas
rentang tegangan kerja tertentu, jumlah pasangan ion
yang ter jadi dan terkumpul tidak tergantung pada
tegangan tetapi tergantung pada energi radiasi yang
diberikan pada medium detektor. Detektor yang
bekerja pada daerah tegangan ini disebut
Detektor Kamar Ionisasi.

Daerah Proporsional
Ion-ion negatif (elektron), yang bergerak menuju ke Anoda,
dipercepat oleh medan listrik yang lebih besar. Disekitar
anoda, elektron-elektron memperoleh energi yang cukup
untuk memproduksi ionisasi sekunder pada saat berinteraksi
dengan molekul gas. Hasil ionisasi ini memperbesar jumlah
paangan ion yang terkumpul sebanding dengan energi yang
dihamburkan oleh tumbukan partikel di luar detektor. Angka
perbandingan akan semakin besar dengan bertambah
besarnya tegangan kerja yang digunakan, Amplifikasi
mencapai 104. Pada daerah ini tinggi pulsa yang terbentuk
sebanding dengan jumlah ion primer yang terjadi. Oleh
kareran itu dengan mengoperasikan detektor pada daerah
tegangan ini dapat membedakan radiasi dari berbagai jenis
dan energi. Detektor ini disebut Detektor Proporsional.

Daerah Geiger Muller


Apabila tegangan kerja terus dinaikan, volume
sensitif akan meluas sepanjang tabung detektor.
Tidak ada perbedaan pada tinggi pulsa untuk
partikel-partikel ionisasi yang berbeda. Tinggi pulsa
yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan yang
terjadi pada Kamar Ionisasi ataupun Proporsioanal.
Amplifikasi mencapai 108. Detektor yang bekerja
pada daerah tegangan ini disebut
Detektor Geiger Muller.

TINGGI PULSA
GEIGER MULER

PROPORSIONAL

BILIK IONISASI
REKOMBINASI

TEGANGAN KERJA

DETEKTOR
DETEKTOR BERISI GAS
Bekerja berdasarkan prinsip ionisasi gas yang digunakan
sebagai medium pendeteksian. Umumnya berbentuk
selinder dengan elektroda di tengahnya yang merupakan
elektroda positif atau anoda dan bagian dinding selinder
merupakan elektroda negatif atau katoda yang bekerja
seperti kapasitor.
Fungsi gas di dalam detektor sebagai medium pengionan.
Ion-ion yang terjadi di dalam gas terkumpul di katoda dan
anoda dan melalui suatu rangkaian elektronik dirubah
menjadi gejala/pulsa listrik.

Detektor Kamar Ionisasi


Detektor Kamar Ionisasi merupakan detektor
yang dapat digunakan untuk bermacammacam hal. Ukuran kamar ionisasi, gas dan
tekanan yang digunakan tergantung dari
intensitas radiasi yang akan diukur. Tegangan
operasi yang digunakan merupakan tegangan
yang terendah diantara detektor berisi gas
lainnya. Respon dari detektor Kamar Ionisasi
tergantung pada energi.

Detektor Pencacah Proporsional


Pencacah Proporsional merupakan tabung detektor berisi gas
yang dioperasikan pada daerah tegangan proporsional,
dimana elektron yang dilepaskan pada proses ionisasi
pertama berlipat-ganda sebagai akibat dari tumbukan dengan
molekul gas dan selanjutnya menghasilkan pasangan ion.
Jumlah elektron yang terkumpul pada anoda sebanding
dengan tinggi pulsa oleh karena itu sebanding dengan jumlah
pasangan ion yang berasal dari proses ionisasi atau dengan
kata lain sebanding dengan energi radiasi yang mengenai
medium detektor. Sedemikian rupa Detektor ini dapat
digunakan untuk menentukan spektrum energi dengan
menganalisa tinggi pulsa yang terjadi dan Detektor
proporsional mempunyai waktu Ketetapan Waktu (Resolving
Time) yang lebih kecil dibandingkan dengan Detektor Geiger
Muller, dalam orde mikrosekon, oleh karena itu dapat
digunakan untuk mengukur intensitas radiasi yang tinggi.

Detektor Geiger Muller


Detektor Geiger Muller adalah detektor yang kegunaannya
sangat luas dalam pencacahan radiasi nuklir.
Dalam detektor Geiger Muller, Anodanya berbentuk kawat
Tungsten dengan diameter 0,02 mm sampai 0,1 mm yang
dapat memperbesar medan listrik disekitar anoda. Katoda
yang berbentuk silinder biasanya terbuat dari metal atau
bahan konduktif lainnya yang dilapisi dengan bahan gelas
dan gas yang digunakan sebagai medium deteksi adalah
Argon dengan gas peredam seperti ethyl alkohol, halogen.
Tegangan kerja dari detektor ini tergantung pada gas
medium, tekanan dan gas peredam yang digunakan, biasa
pada tegangan sekitar 1.400 volt. Daerah tegangan ini
disebut Daerah Plateau.

IONISASI TIDAK LANGSUNG


Radiasi gamma akan berinteraksi dengan
dinding detektor melalui proses efek foto
listrik menghasilkan elektron yang akan
mengionisasi gas dalam detektor.
Untuk mendeteksi netron harus menggunakan
gas yang mengandung Boron atau dinding
detektor dilapisi Boron.
n+B
Li + alpha
Partikel alpha akan mengionisasi gas dalam
detektor.

DETEKTOR SINTILASI
Dalam detektor Sintilasi, radiasi dirubah menjadi kilatan cahaya.
Radiasi gamma berinteraksi dengan material sintilasi melalui efek
foto listrik, hamburan compton dan produksi pasangan. Hanya pada
efek foto listrik seluruh energi radiasi gamma diserap oleh sintilator
untuk menghasilkan pulsa-pulsa cahaya yang jumlahnya
sebandingan dengan energi radiasi gamma.
Pada hamburan compton sebagian energi diberikan pada elektron
dan energi gamma yang lemah akan menghasilkan sejumlah kecil
pulsa-pulsa cahaya sehingga radiasi gamma yang terhambur tidak
tertangkap sintilator.
Sedangkan pada produksi pasangan, proses anihilasi positron akan
menghasil-kan dua buah photon dengan masing-masing energi
sebesar 0,52 MeV dan photon-photon ini kembali berinteraksi
dengan sintilator.

SKEMA DIAGRAM SISTEM PENGUKRAN RADIASI


DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR SINTILASI

Anoda

Radiasi

Bahan
Sintilator

cahaya

dapat memancarkan
cahaya

Photo
Multiplier
Tube
Katoda

Meter

Sebagian cahaya yang berasal dari sintilator


ditransmisikan ke foto-katoda (bagian dari
fotomultiplier tube) yang digabungkan dengan
sintilator. Apabila berkas cahaya jatuh pada fotokatoda, akan terjadi foto-elektron yang bebas dan
akan digandakan oleh dinoda-dinoda yang yang
ada pada PMT sehingga akan menghasilkan
pulsa-pulsa listrik pada anoda. Ukuran pulsa akan
tergantung pada intensitas foton-cahaya yang
jatuh pada foto-katoda dari PMT dan sehingga
akan tergantung juga pada energi gamma yang
dilepaskan pada sintilator.

BAHAN-BAHAN SINTILATOR
Bahan Organik
Sintilator Kristal Murni
Sintilator Cair
Sintilator Plastik
Bahan Anorganik
NaI(Tl) :
untuk Radiasi Gamma dan sinar-X
ZnS(Ag):
untuk radiasi Alpha
Sintilator Gas : Ar, Kr, Xe, He, N, dll

DETEKTOR SEMI-KONDUKTOR
Mekanisme yang terjadi di dalam detektor ini sama seperti
pada detektor berisi gas yaitu ionisasi bahan/medium. Pada
detektor ini sebagai bahan atau medium nya digunakan zat
padat seperti Germanium dan Silicon.
Energi rata-rata yang diperlukan untuk menghasilkan 1
pasangan lubang dan elektron pada bahan semi-konduktor
adalah 3,5 eV, bandingkan dengan energi yang dibutuhkan
untuk hal yang sama pada medium udara sebesar 35 eV.
Oleh karena mediumnya padat, maka bentuk detektornya
menjadi kecil dan resolusi energinya lebih baik sehingga
cocok untuk digunakan sebagai spektrometri.
Bahan yang digunakan : Germanium dan Silicon.

INDICATED USE: beta, gamma survey


SUGGESTED INSTRUMENTS: general purpose survey meters,
ratemeters, and scalers
DETECTOR: 30-45 mg/cm stainless steel wall halogen quenched
GM
SENSITIVITY: 1200 cpm per mR/hr (137Cs gamma) with window closed
BACKGROUND: 20 cpm closed; 25 cpm open
ENERGY RESPONSE: energy dependent
BETA CUT OFF: approximately 200 keV (window open)
DEAD TIME: typically 95 microseconds
OPERATING VOLTAGE: 900 volts
CONSTRUCTION: stainless steel with rotary beta window
CONNECTOR: series "C"
SIZE: 3.2 x 15.2 cm (1.3 x 6 in.) (Dia x L)
WEIGHT: 0.3 kg (0.7 lb)
1/1

MONITOR RADIASI
MONITOR PERORANGAN
Dosimeter Saku
Suatu alat monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur jumlah
dosis yang diterima oleh pemakai alat tersebut. Dapat langsung
dibaca tanpa alat bantu lainnya.
Prinsip kerja Alat ini berdasarkan ionisasi yang terjadi pada tabung
berisi gas yang berfungsi sebagai detektornya dan juga
menggunakan prinsip elektroskop, dimana apabila pada anodanya
diberi muatan, maka kedua tuas pada ujung anodanya (satu tetap,
yang satu dapat bergerak bebas) akan saling menolak, sehingga
tuas yang bergerak bebas akan menunjukan angka nol. Pengukuran
dosis radiasi pada alat pada rentang yang sangat terbatas yaitu
sampai dengan 200 mrem, atau tergantung pada tipenya dan yang
paling besar adalah 1 Rem.

Laboratory use of a G-M


counter

A "two-piece" bench type GeigerMller

Film Badge
Prinsip kerja Alat ini berdasarkan kehitaman/densitas film.
Emulsi AgBr yang digunakan sebagai detektornya apabila
terkena radiasi akan terurai menjadi ion Ag+ dan ion Br- dan
setelah memalalui tahapan proses pengambangan dan
pemantapan akan terjadi bayangan laten pada film. Tingkat
kehitaman pada film inilah yang akan dikonversikan dalam
dosis radiasi yang diterima film tersebut. Tingkat kehitaman
film akan sebanding dengan jumlah dosis radiasi.
Pada holder film badge terdapat beberapa filter yang terbuat
dari bahan Alumunium, timah hitam dan tembaga atau seng
yang gunanya untuk membedakan jenis dan energi radiasi.
Film badge dapat mengukur dosis radiasi sampai dengan 300
rem. Lebih dari itu emulsi film akan hangus/menjadi arang.

Gambar skema Film Badge Holder

Thermo Luminesence Dosimeter


Sama seperti film badge, bahan detektor menggunakan bahan
kristal fosfor. Apabila terkena radiasi pada temperatur normal,
elektron-elektron bebas yang terjadi diperangkap dalam kisi-kisi
dalam bentuk cacad pada kristal. Hal ini menghasilkan kondisi
tidak stabil yang panjang.
Apabila fosfor dipanaskan, energi yang berasal dari elektron yang
terperangkap akan timbul. Dengan pemanasan yang cukup,
elektron akan terlepas dari perangkapnya dan kembali pada posisi
semula sambil memancarkan cahaya. Cahaya yang timbul ini akan
ditangkap oleh alat TLD Reader dan dikonversikan dalam
pembacaan dosis radiasi.
Dengan adanya proses pemanasan inilah maka detektor ini disebut
Thermo Luminesence Dosimeter.
Dapat mengukur dosis radiasi sampai dengan 4.000 rem.

Intensity against alpha energy for four isotopes, note that


the line width is wide and some of the fine details can not
be seen

MONITOR LINGKUNGAN
SURVEY METER
Digunakan untuk mengetahui tingkat radiasi
di suatu tempat dalam satuan laju dosis.
Pemilihian survey meter yang akan
digunakan harus didasarkan pada :
Jenis Radiasi,
Energi Radiasi,
Kondisi tempat kerja.

MONITOR KONTAMINASI
Suatu alat monitor radiasi yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kontaminasi di suatu
tempat kerja dalam satuan cacah per satuan
waktu.
MONITOR AREA
Suatu alat monitor yang digunakan untuk
memonitor suatu daerah radiasi secara terus
menerus. Biasanya dihubungkan pada suatu
sistem peringatan dini untuk kondisi
kedaruratan nuklir.

KALIBRASI ALAT UKUR


Yang perlu diperhatikan dalam hal kalibrasi Alat
Ukur Radiasi :
faktor hambur dari ruangan kalibrasi
sumber kalibrasi berumur paro panjang
dilakukan secara berkala
Alat ukur yang perlu dikalibrasi adalah :
telah habis masa kalibrasinya,
setelah diperbaiki,
yang baru dibeli
Sertifikat kalibrasi berisikan :
- indentitas kalibrator, faktor kalibrasi
- tanggal kalibrasi, masa berlaku kalibrasi.

Faktor yang mempengaruhi


Ketelitian kalibrasi
penentuan jarak antara detektor dan sumber
menentukan koreksi akibat hamburan,
kelembaban dll
ketelitian dalam menentukan aktivitas
sumber

KALIBRASI

You might also like