You are on page 1of 65

Mata Tenang Visus

Turun Perlahan
ANASTASYA ANANDA BARUS-1310.221.064
TUTUKO RADITE PPN-1310.221.075

Kelainan Refraksi
1. Miopia
Miopia adalah suatu keadaan mata yang
mempunyai kekuatan pembiasan yang
melebihi panjang bola mata, sehingga sinar
sejajar yang datang dibiaskan di depan retina.
Berdasarkan derajadnya miopia dibedakan
menjadi
Miopia rendah (s/d 3,00 D)
Miopia sedang (-3,00 D - -6,00 D)
Miopia berat (> -6,00 D)

Miopia aksial

Miopi yang lebih disebabkan karena panjang/diameter anterior


posterior bola mata lebih panjang dari rata-rata orang normal.
Miopia kurvatura

Miopia yang lebih disebabkan karena kurvatura kornea lebih


besar/cembung
Miopia indeks refraksi

Miopia yang disebabkan indeks refraksi mata lebih kental


(karena hiperglikemi)
Perubahan posisi lensa

miopia yang disebabkan karena perubahan posisi lensa ke arah


depan sebagai komplikasi pasca bedah.

Miopia

Diagnosis
Subjektif
Pemeriksaan pin hole
Uji Refraksi

Optotipe dari Snellen & Trial lens

Objektif
Autorefraktometer

Gejala
Penglihatan jauh buram
Pasien lebih jelas melihat dekat
Sakit kepala
Kecenderungan terjadinya juling saat melihat jauh

Tata Laksana
Koreksi optik dengan lensa negatif terkecil yang memberikan

tajam penglihatan terbaik


Pilihan koreksi bisa menggunakan kaca mata atau lensa kontak
Pada keadaan tertentu dapat dilakukan tindakan bedah
refraktif

2. Hipermetropi
Hipermetropia adalah keadaan mata dengan
kekuatan refraksi yang lemah, sehingga sinar
sejajar yang datang akan dibiaskan di belakang
retina.
Berdasarkan akomodasi, hipermetropia secara
klinik dibedakan menjadi :
a. Hipermetropia manifes hipermetropia yang
didapatkan tanpa sikloplegik, merupakan
hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan lensa
positif terkuat.

b. Hipermetropia laten merupakan bagian


dari hipermetropia yang dapat diatasi
sepenuhnya dengan akomodasi, tanpa
sikloplegik, merupakan perbedaan/selisih
antara hipermetropia total dengan manifes.
Hipermetropia laten ini akan diatasi pasien
dengan akomodasi terus menerus

c. Hipermetropia total seluruh jumlah


hipermetropia laten dan manifest yang
didapatkan setelah pemeriksaan dengan
sikloplegik

Patogenesis
Hipermetropia aksial

Hipermetropia yang lebih disebabkan karena panjang/diameter


anterior posterior bola mata lebih pendek dari rata-rata orang
normal.
Hipermetropia kurvatura

Hipermetropia yang lebih disebabkan karena kurvatura kornea


lebih flat/datar
Hipermetropia indeks refraksi

Hipermetropia yang disebabkan indeks refraksi mata rendah


Perubahan posisi lensa

Hipermetropia yang disebabkan karena perubahan posisi lensa


ke arah belakang.

Gejala
Pandangan buram
Eyestrain
Sakit kepala
Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp

musculus ciliaris diikuti penglohatan buram


intermiten.
Over aksi akomodasi dapat menyebabkan
pseudo myopia, sehingga penglihatan lebih
jelas saat diberikan koreksi ensa negatif.

Diagnosis
Subjektif
Pemeriksaan pin hole
Uji Refraksi

Optotipe dari Snellen & Trial lens

Objektif
Autorefraktometer
Keratoskop

Tata laksana
Koreksi optik
Apabila disertai esophoria, hipermetropia

dikoreksi penuh
Apabila disertai exophoria, hipermetropia
dikoreksi under koreksi

Astigmatisme
Astigmatisme adalah keadaan dimana sinar

sejajar tidak dibiaskan secara seimbang pada


seluruh meridian.
Penyebab adanya perbedaan kurvatura dan
indeks bias kornea dan lensa yang
menyebabkan sistem optik mata
memfokuskan cahaya dari suatu objek tidak
pada satu titik fokus.

Etiologi
Adanya kelainan kornea dimana permukaan

luar kornea tidak teratur


Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi
kekeruhan pada lensa
Intoleransi lensa atau lensa kontak pada
postkeratoplasty
Trauma pada kornea

Tipe
Astigmatisma hipermetropikus simpleks

:emet/hipermet
Astigmatisma miopikus simpleks : emet/
miopik
Astigmatisma hipermetropikus kompositus :
both hipermetropik with diff lvl
Astigmatisma miopikus kompositus: both
miopik with diff lvl
Astigmatisme mikstus : satu meridian
utamanya hipermetropik, meridian yang lain
miopik

Astigmatisme Irreguler
Dimana titik bias didapatkan tidak teratur
(disepanjang pupil)
Astigmatisme Reguler
Terdapat dua meridian utama dengan
kekuatan konstan pada pupil, titik fokus 2.
Oblik
Meridian utamanya tidak berada dalam 2o0
horizontal dan vertikal

letak daya bias terkuat


Astigmatisme With the Rule
Bila pada bidang Vertikal mempunyai daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang
Horizontal .

Astigmatisme Against the Rule


Bila pada bidang Horizontal mempunyai daya
bias yang lebih kuat dari pada bidangVertikal.

gejala
Pengelihatan kabur
Head tiltig
Mengengok untuk melihat jelas
Mempersempit palpebra
Memegang bahan bacaan lebih dekat

Tatalaksana
Pemberian kacamata silindris bersama

dengan sferis
Orthokeratology (pencocokan lensa kontak)
Bedah refraktif
Radial keratotomy (RK)
Photorefractive keratectomy (PRK)

Diagnosis
Subjektif
Pemeriksaan pin hole
Uji Refraksi

Optotipe dari Snellen & Trial lens

Uji fogging

Objektif

Autorefraktometer
Keratoskop

Uji fogging

Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada sebagian atau

seluruh lapisan lensa akibat hidrasi atau


denaturasi protein lensa atau keduanya.
Klasifikasi
Berdasarkan perkembangannya
: kongenital, juvenil, senilis
Berdasarkan lokasinya : korteks, nuklear,
subkapsularis posterior.

Berdasarkan etiloginya : kongenital, didapat.


Berdasarkan stadiumnya : insipien, imatur,

matur, hipermatur.

Jenis katarak
Katarak kongenital
Katarak senilis
Katarak Sekunder

Stadium
katarak
KATARAK INSIPIEN :
Visus 6/9 6/6
Fundus reflek +
Detil retina masih

terlihat

Stadium
katarak
KATARAK IMATUR :
Visus 1/60 6/9
Fundus reflek + atau Detil retina sulit

terlihat
Iris Shadow +

Stadium
katarak
KATARAK MATUR :
Visus 1/300 atau LP +
Fundus reflek
Detil retina tidak

terlihat
Iris Shadow -

Stadium
katarak
KATARAK

HIPERMATUR :
Visus 1/60 atau 1/300
Fundus reflek +
KATARAK
MORGAGNIAN :
Visus 1/300
Fundus reflek +

Gejala
Pandangan buram seperti tertututp kabut

makin lama makin menebal


Silau
Penurunan kontras sensitivitas warna
Terdapat halo
Miopic shift

Tanda
Lensa tidak bening
Shadow tes positif pada stadium imatur
Shadow tes negatif pada stadium matur
Terdapat bercak hitam pada pemeriksaan

reflek fundus

Tatalaksana
Pemberian kaca mata bila masih

memungkinkan
Ekstraksi katarak bila:
1. Pandangan pasien sudah terganggu untuk
kegiatan sehari-hari
2. Katarak matur
3. Terjadi komplikasi

Glaukoma kronik
Glaukoma Kronik adalah Suatu kumpulan

gejala yang berjalan kronik progresif berupa


optik neuropati yang karakteristik dengan
defek lapangan pandang yg sesuai dengan
TIO sebagai faktor risiko utamanya.

Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma primer Glaukoma dengan

etiologi yang belum diketahui dan erat


hubungannya dengan faktor genetik
Glaukoma sekunder Glaukoma yang
disebabkan oleh kelainan lain yg
mendasarinya, ex : glaukoma akibat lensa,
glaukoma akibat uveitis, dll.

Gejala
Pandangan menyempit bertahap tanpa

disadari
Sering tersandung, jalan menabrak.
Mata sering pegal.

Tanda
Peningkatan tio
Penyempitan lapang pandang
CDR meningkat, papil glaukomatosa

Tatalaksana
Menurunkan TIO dengan :

1. Medikomentosa
2. Surgery (trabekulektomi, implant tube)

Retinopati diabetik
Definisi : Komplikasi diabetes melitus berupa

mikroangiopati yg mengenai pembuluh darah


retina sehingga menyebabkan kebocoran dan
oklusi mikrovaskuler.

Patogenesis
Hiperglikemia menyebabkan kerusakan mikrovaskular

retina, berupa kehilangan sel perisit, kerusakan endotel,


penebalan membran basal, dan agregasi platelet.
Timbul mikroaneurisma yang berakibat gangguan inner
blood-retinal barrier berupa peningkatan permeabilitas
pembuluh darah retina
Terjadi oklusi mikrovaskular dan kebocoran (leakage)
Oklusi mikrovaskuler menyebabkan non perfusi sehingga
lama kelamaan terjadi iskemia retina
Edema makula diabetik terjadi bila kebocoran
mikrovaskular menyebabkan akumulasi cairan dan lipid ke
daerah makula.

Gejala
Pandangan buram bila sudah terdapat edema

makula
Floaters
Penurunan visus mendadak bila terjadi
perdarahan di vitreous

Klasifikasi
Non-Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR):
Mild: hanya didapatkan mikroaneurisma
Moderate: lebih dari mild NPDR, namun tidak seberat severe NPDR
Severe: tanda-tanda moderate NPDR dengan adanya
mikroaneurisma di keempat kuadran, venous beading di dua
kuadran dan intra retinal mikrovascular abnormalty (IRMA) di satu
kuadran
PDR: tanda-tanda NPDR disertai proliferasi neovaskular berupa

neovaskularisasi neovascularization on the disc (NVD),


neovascularization elsewhere (NVE), beserta komplikasi berupa
perdarahan preretina dan/atau perdarahan vitreous (VH),
traction retinal detachment (TRD), rubeosis iridis, dan galukoma
neovaskular
Edema makula dapat ditemukan pada setiap tahap diatas

Tatalaksana
Regulasi gula darah
Dilakukan laser fotokoagulasi bila sudah

terdapat edem makula


Vitrektomi bila terdapat jaringan parut di
vitreous atau retina, perdarahan pd vitreous.

Retinopati hipertensi
Definisi
Kelainan vaskular retina akibat peningkatan
tekanan darah yg tinggi utk waktu yang lama.
Patogenesis
Hipertensi sistemik, tekanan sistolik
160mmHg dan diastolik mmHg akan
menyebabkan konstriksi pembuluh darah
retina, hal ini dimungkinkan dengan adanya
auto regulasi pembuluh darah retina

Klasifikasi
Derajat 0 : Pembuluh darah retina normal
Derajat 1 : Penyempitan arteriola yang difus,

kaliber arteriolar yang uniforum


Stadium 2 : Penyempitan arteriolar semakin
jelas dan didapat area fokal konstriksi arteriolar
Stadium 3 : Stadium 2 dengan perdarahan
retina dan eksudat
Stadium 4 : Kondisi stadium 3 dapat ditemukan,
bersama udem retina, eksudat keras dan papil
udem

Tatalaksana
Regulasi tek. darah

Age Related Macular Degeneration


Definisi
Kondisi dimana terjadi gangguan penglihatan
sentral akibat kerusakan fotoreseptor makula
yang terjadi pada pasien dengan usia lanjut
(>60 tahun)
Faktor risiko;
Usia, hipertensi, hiperlipidemia, merokok.

Patogenesis
Akumulasi lipofusin pada RPE sehingga

mengganggu metabolisme
Degenerasi membran Bruch berupa
perubahan ketebalan intrasruktur dan
biokimia peningkatan keadaan lipid yang
menyebabkan terbentuknya lipid peroksidase
yang mengindikasi terjadinya neovaskularisasi

Klasifikasi
ARMD dry/non neovascular, ditandai dengan;
Drusen
Detachment retina yang geografik dan non

geografik hyperpigmentasi makula


ARMD wet/ eksudatif/ neovaskular, ditandai dengan;
Perdarahan sub makula
Ablasi retina eksudatif
RPE detachment
Sikatrik fibrovaskuler disiform
Perdarahan Vitreous

Tatalaksana
Suportif
Injeksi anti VEGF intravitreal

Retinitis pigmentosa
Pengertian
Kumpulan kelainan retina yg menyebabkan

penurunan visus progresif, defek lap pandang


dan night blindness.
Penamaan retinis pigmentosa berdasarkan pd
adanya deposit pigment yg menjadi tanda
khas kelainan

- Etiologi : Kelainan genetik autosomal.


- Gejala :
Silau
Night blindness
Defek lapang pandang
Gangguan visus
Gangguan persepsi warna

Tatalaksana
KIE
Belum terdapat terapi yg defenitif

Retinopati toksik
Definisi
Perubahan retina akibat obat2an.
Etiologi
Klorokuin, ethambutol, INH.
Tatalaksana
Menghentikan obat penyebab.

You might also like