You are on page 1of 41

ANATOMI & HISTOLOGI

HIPOTALAMUS-HIPOFISIS

DEFINISI
Hipotalamus adalah bag. Ventral
diensefalon yg membentuk dasar dan
bag. Dinding lateral ventrikel ke-3.
Hipofisis adalah kelenjar hipofisis,
badan epitel terletak pada bagian basal
otak dalam sella tursica, dilekatkan ke
hipotalamus melalui tangkai, yg
darinya hipofisis menerima aliran
keluar neural dan vaskular penting.

Hormon utama di
hipothalamus
CRH ( mengontrol pelepasan ACTH )
DOPAMIN ( menghambat pelepasan prolaktin)
GHRH ( menyebabkan pelepasan hormon
pertumbuhan )
Somatostatin ( menghambat pelepasan hormon
pertumbuhan)
GnRH ( menyebabkan pelepasan LH dan FSH )
TRH ( menyebabkan pelepasan TSH )
Oksitosin ( menyebabkan keluarnya air susu dan
kontraksi otot uterus )
Vasopresin ( meningkatkan rearbsorbsi air di tubulus
ginjal )

Hipofisis anterior
Kortikotropin ( melepaskan glukotiroid dan steroid lain
dari korteks adrenal )
FSH ( memacu spermatogenesis pada pria dan
mentruasi folikel ovarium pada wanita )
LH ( memacu sintesis testosteron pada pria dan
menyebabkan rupturnya folikel ovarium serta ovulasi
pada wanita )
PRL ( memacu laktasi dan memiliki peran
imunomodulasi pada wanita yang tidak menyusui dan
pada pria )
TSH ( memacu produksi dan pelepasan hormon tiroid )
GH ( memacu pertumbuhan otot dan skelet )

Hipofisis Posterior
Oksitosin ( menyebabkan keluarnya
air susu dan kontraksi uterus pada
saat persalinan )
Vasopresin ( memacu rearbsorbsi air
dari tubulus ginjal )

Hypothalamus
1.Neurosecretory cell
- Releasing hormon
- Inhibiting hormon
2.Paraventricular nuclei
- Oxytosin
3.Supraoptic nuclei
- ADH.(vasopresin)

10

Hipofisis

Panjang
Lebar :
Tinggi :
Berat :
Bentuk :

: sekitar 1cm
1-1.3 cm
0.5 cm
sekitar 0.5-0.6 gram
seperti anggur yg gepeng

Hipofisis (Pituitari)
1.Adenohypopyisis (hipofise anterior)
a.Pars distalis (anterior)
b.Pars intermedia
c.Pars tuberalis
2.Neurohipofise (hipofise posterior)
a.Median eminence
b.Infundibulum
c.Pars nervosa

3.Adenohypophysis embriologis berasal


dari jaringan epitel kelenjar yang
merupakan penonjolan dari atap mulut
4.Neurohypophysis embriologis berasal
dari neural ectoderm yaitu
penonjolan kebawah dari diensefalon/
penumbuhan berlebih dari otak
5.Adenohipofisis dan neurohipofisis
bergabung menjadi satu terletak
dibawah hipotalamus dibawah
diensefalon

6.Pars distalis, merupakan 75 %


dari masa Hipofisis, terdiri dari
a).Sel BasofilACTH, FSH, LH, TSH
b) Sel AsidofilGH, Prolactin
c).Sel chromophobe
7.Pars intermedia, menghasilkan
Melanotic Stimularing Hormon,
berasal dari sisa bagian dorsal
kantong Rathke

Pada kehidupan post natal hanya


ditemukan kelompokan sel yang
menonjol kedalam pars nervosa
hipofisis, fungsinya belum
jelas.benar.
9.Pars tuberalis, hanya 25-60 mikron
tebalnya mengelilingi infundibulum
a).Sel bentuk kuboid
b).Mengandung granula berisi lipid
droplet, kadang-kadang koloid
droplet dan mengandung Glikogen
yang hanya ada dihipofisis
18

SEL-SEL HIPOFISIS
Adenohipofisis
Kromofob
Kromofil Asidofil
Somatotrof
Mammotrof
Basofil
Gonadotrof
Tirotrof
Kortikotrof
berdasarkan berdasarkan
sifat pulasan hormon
spesifiknya

Hormon yang dibebaskan


neurohipofisis disintesis pertama kali
didalam hipotalamus, disimpan di
neurohipofisis sebagai badan Herring
sampai dibutuhkan, & kemudian
dibebaskan dari akson terminal
kedalam darah

HISTOLOGI

HIPOFISIS (pandangan
menyeluruh, potongan sagital)
Hipofisis terdiri dari 2 subdivisi utama,
adenohipofisis & neurohipofisis.
Adenohipofisis dibagi menjadi pars
distalis (lobus anterior) (5), pars
tuberalis (9), dan pars itermedia (10).
Neurohipofisis dibagi menjadi pars
nervosa atau proseus infundibularis
(11), tangkai infundibulum (neural)
(8), & tuber sinereum eminensia mediana
(tidak terlihat)

Pars distalis (5) merupakan bagian terbesar


dari keempat subdivisi utama &
mengandung 2 jenis utama sel, sel
kromofob (1), dan sel kromofil. Kromofil
dibagi lagi menjadi asidofil (sel alfa) (3)
dan basofil (sel beta) (4). Pars nervosa
(11) adalah bagian k2 terbesar. Pars
intermedia (10) dan pars nervosa
membentuk lobus posterior hipofisis. Septa
jaringan ikat (12) yang berasal dari kapsul
pembungkusnya masuk kedalam kelenjar

HIPOFISIS (pandangan
seksional)

Terlihat banyak kapiler sinusoidal (6). Sel


kromofob (4) mempunyai sitoplasma
homogen yang terulas pucat, biasanya lebih
kecil dari kromofil & berkelompok.
Sitoplasma kromofil terpulas merah pada
asidofil (3) dan biru pada basofil (5). Pars
intermedia mengandung vesikel (7) atau
kista berisi koloid yang dilapisi sel silindris
rendah. Pada pars intermedia sering terlihat
folikel dilapisi basofil (8). Juga tampak
sebagian pars nervosa (9). Juga ditandai
dengan akson-akson tanpa mielin dan
cabang-cabang sitoplasma pituisit (9,10)

HIPOFISIS PARS DISTALIS


(pandangan seksional)
Kromofob (3) intinya pucat, sitoplasma
oranye pucat, & batas selnya kurang
jelas. Dapat dibedakan 2 jenis asidofil
(1,6); sel-sel dengan granul kasar
terpulas merah dengan azocarmine (1)
& dengan granul lebih halus terpulas
dengan G oranye (6). Basofil (2,5)
granulnya terpulas biru, namun basofil
berbeda tidak dapat dikenali.

HIPOFISIS : BERBAGAI
KELOMPOK SEL
Kromofab (a), sitoplasma terpulas oranye
menunjukkan kromofob nongranular &
batas sel tidak jelas. Granul sitoplasma
asidofil (b) terpulas merah tua &
batasnya jelas. Basofil (c) berbentuk
bulat, polihedral, atau angular. Pituisit
(d) pars nervosa mempunyai inti (1)
dengan aneka bentuk & ukuran, memiliki
cabang-cabang sitoplasma (2) difus.

Interaksi antara hormon dan


reseptor
Saat ini di kenal 5 jenis reseptor
fisiologik
Empat dari reseptor ini terdapat di
permukaan sel dan 1 di sitoplasma
Dari 4 reseptor di permukaan sel 1
reseptor meneruskan sinyal yang
disampaikan ligandnnya dari
permukaan sel ke dalam sitoplasma
dan inti sel

4 reseptor yang ada di


permukaan sel

Reseptor
Reseptor
Reseptor
Reseptor

enzim
sitokin
kanal ion
terikat protein G

Reseptor enzim

Reseptor sitokin

Reseptor kanal ion

Protein G coupled reseptor

Reseptor di sitoplasma
Reseptor yg terdapat di dalam sitoplasma
merupakan protein terlarut pengikat DNA
yang mengatur transkripsi gen tertentu
Pendudukan reseptor oleh hormon yang
sesuai akan meningkatkan sintesis
protein tertentu
Penghantaran sinyal di sitoplasma
dilangsungkang dengan kerja second
messanger

Transmisi sinyal biologis


dengan second messanger
cAMP

Transmisi sinyal biologis


dengan second messanger
DAG dan IP3

Referensi : sobotta jilid 1 edisi 22,


dorland 2006, atlas histologi edisi 9,
buku azar histologi edisi 5

You might also like