You are on page 1of 20

Pertemuan ke :2

Bab. II
 Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay
 Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui
macam-macam relay, fungsi dari relay, prinsip kerja,
karakteristik relay dan setting arus relay.
 Sub Pokok Bahasan :
1. Syarat-syarat relay
2. Klasifikasi relay
3. Fungsi rele pengaman
4. Daerah proteksi ( protection zone)
5. Rele arus lebih (over current relay)
6. Prinsip dasar perhitungan penyetelan arus
7. Prinsip dasar perhitungan penyetelan waktu
8. Relay jarak
Pengantar

 Mengulas materi pada pertemuan


sebelumnya dalam bentuk tanya jawab.
 Menayakan jenis gangguan dan akibatnya
serta mencegah atau mengurangi
terjadinya gangguan pada sistem tenaga
listrik
 Menjelaskan tentang relay sebagai
pengaman / proteksi sistem tenaga listrik
1. Syarat- syarat relay

a. Cepat bereaksi
Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami
gangguan atau kerja abnormal,

top  t p  tcb
top = total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan
tp = waktu bereaksinya rele
tcb = waktu yang dipergunakan untuk pelepasan CB
Pada umumnya untuk top sekitar 0,1 detik

b. Selektif
Yang dimaksud selektif adalah kecermatan pemilihan dalam
mengadakan pengamanan, dalam hal ini menyangkut kordinasi
pengamanan dari sistem keseluruhan.
Dengan demikian segala tindakannya akan tepat,
sehingga gangguan dapat dieliminir sekecil mungkin.
Contoh :

CB6
F
CB1 CB2 CB3 CB4 CB5 CB7

CB8

Dalam sistem Tenaga Listrik seperti pada gambar diatas,


bila terjadi gangguan pada titik F, maka hanya CB 6 saja
yang boleh bekerja, sedang untuk CB yang lain tidak
boleh bekerja.
c. Peka /Sensitif
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,
artinya harus cukup sensiitif terhadap gangguan didaerahnya
meskipun gangguan tersebut minimum.
d. Andal / Reliability
Keandalan relay dikatakan cukup baik bila mempunyai harga
: 90 s/d 99 %. Misalnya dalam satu tahun terjadi gangguan
sebanyak 25x dan relay dapat bekerja dengan semporna
sebanyak 23x, maka :

Keandalan relay = 23
 92%
25
2. Klasifikasi Relay
a. Berdasarkan prinsip kerjanya :
- relay elektro-magnetis
- relay termis
- relay elektronis

b. Berdasarkan kontruksinya :
- tipe angker tarikan
- tipe batang seimbang
- tipe cakram induksi
- tipe kumparan bergerak

c. Berdasarkan besaran yang diukur :


- relay tegangan
- relay arus
- relay impedans
- relay frekuensi
d. Berdasarkan cara kerja kontrol elemen :
- direct acting; kontrol elemen bekerja langsung memutuskan
aliran
- indirect acting; kontrol elemen hanya digunakan untuk
menutup kontak suatu peralatan lain digunakan memutus
rangkaian / aliran

e. Berdasarkan karakteristiknya :
- instantaneous
- definitte time delay, yaitu relay yang bekerjanya dengan
kelambatan waktu
- inverse
3. Fungsi Relay Pengaman:

 Untuk menentukan dengan segera pemutusan /


penutupan pelayanan penyaluran setiap elemen sistem
tenaga listrik bila mendapatkan gangguan atau kondisi
kerja yang abnormal, yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada peralatan atau mempengaruhi sistem
yang masih beroprasi normal.
 Untuk mengetahui letak dan jenis gangguan, sehingga
dari pengaman ini dapat dipakai untuk pedoman
perbaikan peralatan yang rusak
4. Daerah proteksi ( protection zone)
Untuk mendapatkan sistem proteksi yang cukup
baik didalam sistem tenaga listrik, sistem tenaga
tersebut dibagi dalam beberapa daerah proteksi
yakni dengan memutuskan sub-sistem seminimum
mungkin.
Yang dimaksud keterangan diatas adalah :
1. Generator
2, transformator daya
3. Bus-bar
4. Transmisi, sub-transmisi dan distribusi
5. Beban
5. Relay Arus lebih (over current relay)

 Relay arus lebih adalah suatu relay yang


bekerjanya berdasarkan adanya kenaikan arus
yang melewatinya.
 Prinsip kerja dan kontruksi cukup sederhana,
murah dan mudah dalam penyetelannya.
 Untuk mengamankan peralatan terhadap
gangguan hubung singkat antar fase, hubung
singkat satu fase ketanah dan dapat digunakan
sebagai pengaman beban lebih.
 Sebagai pengaman utama pada jaringan
distribusi dan sub-transmisi sistem radial.
 Sebagai pengaman cadangan generator,
transformator daya dan saluran transmisi.
Jenis relay arus lebih :

1. Relay arus lebih sekitika (moment-


instantaneous)
2. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time)
3. Relay arus lebih berbanding terbalik ( invers)
1. Relay arus lebih sekitika ( moment-
instantaneous)
 Jangka waktu kerja relay Bus-bar
sangat singkat yakni
sekitar 20 ÷100 mili detik.
TC
Keterangan : PMT
P
P : Pegas A

R : Relay
DC
CT : Current transformator
TC : Triping Coil R
Ir
A : Alarm CT

I
Karakteristik Relay Arus
lebih: t
Bila arus baban naik
melebihi harga yang
diijinkan, maka harga Ir
juga akan naik. Bila
naiknya arus melebihi
harga operasi dari relai
(setting arus), maka relay
akan bekerja yang
ditandai dengan alarm
yang berbunyi dan TC
melepas engkol sehingga
PMT membuka. Ir I
2. Relay arus lebih waktu tertentu ( definite time )

 Jenis relay ini jangka waktu relay mulai pick-


up sampai selesainya kerja relay.
 Dilengkapi dengan relay kelambatan waktu
(time lag relay).
 Kerja relay tergantung pada penyetelan /
setting relay kelambatan waktu.
Gambar :
(a). Relay arus lebih waktu tertentu dan
(b). Karakteristik relay arus lebih waktu tertentu

Bus-bar

t
TC
PMT
P
A

DC

t1

R T
Ir I1 I
-
CT (b)

(a)
I
3. Relay arus lebih berbanding terbalik (invers)

Relay arus lebih dengan karateristik waktu-arus


berbending terbalik adalah jenis relay arus lebih dimana
waktu relay mulai pick-up sampai dengan selesainya kerja
relay tergantung dari besarnya arus yang melewati
kumparan relaynya, maksudnya relay tersebut mempunyai
sifat terbalik untuk nilai arus dan waktu bekerjanya.
Gambar rangkaiaan dan karateristiknya dapat ditunjukkan
beriku ini.
Gambar :
(a). Relay arus lebih berbanding terbalik ( invers)
(b). Karateristik arus lebih berbanding terbalik ( invers)
Bus-bar t

TC

P PMT
A

DC

I
R/T
Ir
CT
(b)

I (a)
6. Prinsip dasar perhitungan penyetelan arus
a. Batas penyetelan minimum relay arus lebih dinyatakan
bahwa “relay arus lebih tidak boleh bekerja pada saat
terjadi beban maksimum”, sehingga dapat ditulis suatu
persamaan sebagai berikut :

k fk
Is   I maks
kd
dengan :
Is : penyetelan arus
Kfk : faktor keamanan, antara 1,1÷1,2
Kd :faktor arus kembali
Imaks : arus maksimum yang diijinkan pada peralatan yang
diamankan (diambil nilai arus nominalnya)
b. Batas penyetelan maksimum relay arus lebih
Yang dimaksud batas penyetelan maksimum relay arus
lebih adalah “relay harus bekerja bila terjadi gangguan
hubung singkat pada rel berikutnya”

A B C

Gambar Jaringam listrik yang terbagi dalam 3 zone

Relay yang terdapat di A merupakan pengaman utama


zone AB, sebagai pengaman cadangan untuk zone
berikutnya AB dan C.
Batas penyetelan maksimum :
Is = Ihs 2 fase pada pembangkitan minimum
c. Cara penyetelan arus

1. Relay arus lebih definite

Penyetelan arus Is : Is  k  In

dengan :
k : konstanta perbandingan, besarnya tegantung dari
pabrik pembuatnya, (umumnya 0,6 ÷1,4 atau 1,0 ÷
2,0)
In : arus nominal, dapat merupakan dua nilai yang
merupakan kelipatannya. (misal 2,5 A atau 5,0 A;
1,0 A atau 2,0 A dan seterusnya)
2. Relay arus lebih inverse
Jenis relay ini penyetelan arus Is langsung dalam Amper

You might also like