You are on page 1of 55

P R IN C IP LES IN M A N A G EM EN T O F

C O M M U N IC ATIO N IM PA IR M EN T

Khairunnisa, SKed
04054821618086
Efti Daiyah, SKed
04054821618087
Sarah Amalia, SKed
04054821618088
Stevanus Eliansyah, SKed
04054821618107
Catri Dwi Utari Pramasari, SKed
04054821517128

Pembimbing:
dr. Jalalin, Sp.KFR

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FISIK DANREHABILITASI


MEDIKRSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

Pendahuluan
Gangguan komunikasi adalah gangguan

sekunder akibat kondisi kompleks seperti


kecelakaan cerebrovaskuler/ trauma otak,
cerebral palsy, dan beberapa kelainan
neurologis lain.
Beberapa orang juga mengalami gangguan
bicara dan komunikasi yang merupakan
tambahan dari disabilitas yang ada.
Handikap berbicara dan mendengar
merupakan salah satu dari enam handikap
dari WHO.

K O M U N IK A S I

D efi
nisi
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi

antar individu. Secara umum disampaikan


secara verbal, tetapi gestur non-verbal dan
komunikasi tertulis juga termasuk.
Modalitas untuk mengekspresikan informasi
disebut expressive atau proses enkoding
Modalitas untuk mengerti dan
menginterpretasikan disebut reseptif atau
proses decoding.
Ilmu sains tentang transmisi pesan antar
pembicara pada bahasa apapun disebut
linguistik.

B IC A R A

G angguan Bicara
Aphasia
Dysarthria
Dysphonia

A P H A S IA

D efi
nisi
Suatu gangguan komunikasi yang disebabkan

kerusakan otak dan memiliki karakteristik


gangguan bahasa komprehensif,
memformulasikan dan menggunakan bahasa
Afasia mengganggu suara, kosakata, tatabahasa,
dan gangguan berbicara dalam mengekspreksikan
dan mengerti bahasa (reseptif), dan tidak memiliki
gangguan bahasa yang meliputi gangguan visual
atau pendengaran dan gangguan mental.
Seorang pasien afasia dapat memiliki kesulitan
membaca (dyslexia), menulis (agraphia) dan
berhitung (acalculia).

Klasifi
kasiAphasia
Afasia global
Afasia isolasi
Afasia broca
Afasia transkortikal motor
Afasia wernicke
Afasia transkortikal sensori
Afasia Konduksi
Afasia anomik

Tes Afasia
Beberapa tes afasia adalah tes

kepandaian yang diadaptasi untuk


digunakan pada pasien afasia tanpa
manfaat yang terstandaraisasi pada
populasi pasien afasia.
Afasia test bukanlah tes diagnostik.
Pasien retardasi mental, sikozofrenia
atau tidak terbiasa berbicara bahasa
Inggris dapat gagal pada tes afasia.

Tes Afasia
Beberapa contoh tes untuk afasia adalah

Minneapolis Test for Differential Diagnosis for


Aphasia(MTDDA) dan The Porch Index of
Communicative Ability (PICA).
MTTDA adalah yang paling komprehensif dan
diterima dari semua tes untuk afasia; rata-rata
pemeriksa membutuhkan waktu sekitar tiga jam
untuk melakukan test ini.
Test ini terdiri dari 46 subyek yang dibagi
menjadi 5 bagian yaitu,
Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan pendengaran
Gangguan hubungan numerik dan proses
aritmatika

D IS A R TR IA

D efi
nisi
Disartria merupakan kelainan pada

motorik wicara yang didapatkan


karena trauma atau penyakit pada
inti atau saluran serat dan
berdekatan dengan batang otak
yang mengatur otot-otot wicara.
Pola bicara yang dihasilkan pasien
disartria tergantung pada lokasi dan
keparahan lesi.
Gangguan irama dan penekanan

M ekanism e
Mekanisme yang bertanggung jawab untuk

disartria biasanya dihasilkan oleh


ketidakmampuan otot-otot laring untuk
memulai atau menghentikan kontraksi dengan
cepat.
Hipotonisitas laring bisa menghasilkan slurring
dalam pengucapan konsonan, bicara lambat,
jeda berkepanjangan atau bahkan penekanan
pada suku kata dan mungkin juga
bertanggung jawab atas ketidakmampuan
untuk meningkatkan kenyaringan atau variasi
nada pada suara.

Klasifi
kasi
Disartria flaccid lesi batang otak, stroke,

polio, myasthenia gravis atau kelumpuhan


bulbar
Disartria spastik cerebral palsy spastik
atau athenoid dan pseudo bulbar palsy
Disartria cerebellar pemindaian bicara
Disartria Hipokinetik mengurangi
penekanan bicara, berbicara singkat dan
cepat, diam yang tidak semestinya dan
mengurangi volume
Disartria Hiperkinetik bicara cepat

G A N G G U A N FO N A S I

D efi
nisi
Afonia menunjukkan pada tidak

adanya suara.
Disfonia merupakan sejumlah
gangguan fonasi pada kualitas suara
misalnya nodul vokal, radang
tenggorokan, polip vokal. Disfonia
juga dapat mengakibatkan
kelumpuhan pita suara atau kanker
laring

Tujuan utam a evaluasisuara


Riwayat yang rinci mengenai gangguan fonasi
Pemeriksaan fisik dari struktur laring oleh

laryngologist
Evaluasi disfungsi suara
Evaluasi intonasi, kualitas dan kontrol
kenyaringan
Identifikasi penggunaan dan penyalahgunaan
pola yang berkontribusi terhadap gangguan
Penentuan kemampuan pasien untuk
memodifikasi pola fonasi

Klasifi
kasiG angguan Pendengaran
Menurut UU PWD tahun 1995, gangguan pendengaran

berarti hilangnya 60 desibel atau lebih di telinga yang


lebih baik pada frekuensi percakapan.
Gangguan pendengaran perifer dapat dibagi menjadi
tiga kategori untuk tujuan rehabilitasi, didasarkan pada
sisi lesi yang bertanggung jawab atas gangguan
pendengaran.
Gangguan konduktif mencegah penghantaran suara ke

koklea. lesi tersebut terjadi di telinga bagian luar atau tengah.


Gangguan sensorineural mencegah penerimaan dan
penghantaran rangsangan suara ke otak. lesi seperti terjadi
pada koklea atau saraf pendengaran.
Campuran atau gabungan gangguan - gangguan baik
konduktif dan sensorineural yang terjadi.

P enyebab G angguan
K onduktif
Atresia kongenital pada meatus

auditori eksternal
Benda asing, misalnya tumor, tulang
rawan atau tulang di meatus
eksternal
Saluran telinga runtuh
Otosklerosis
Otitis media
Otitis eksternal

P enyebab G angguan
Sensorineural
Gangguan pendengaran karena

kebisingan
Penyakit virus dan bakteri dari
telinga bagian dalam
Penyakit Meniere
Konsumsi obat ototoksik, misalnya
aspirin, kina, neomicin
Tumor yang melibatkan sudut
cerebellopontine

Audiom etri
Adalah pengukuran pendengaran, tes

dasar untuk menentukan tingkat dan jenis


gangguan pendengaran
Pasien mencatat tingkat di mana nada
didengar dan hasil tes dicatat pada
audiogram yang keluar sebagai grafik yang
menunjukkan sensitivitas pendengaran.
Kisaran antara 10 dB dan 25 dB dalam
audiogram yang dianggap dalam batas
normal.

Tatalaksana G angguan
Pendengaran
Penatalaksanaan tergantung pada

jenis gangguan, derajat dan usia


onset. Penatalaksanaan dibagi ke
dalam tiga kategori:
Intervensi bedah dan medis,
Amplifikasi korektif dan
Konseling

Alat bantu bicara


Elektrolaring adalah sumber suara

ditanamkan dalam tubuh

A lat bantu dengar


Alat bantu dengar adalah perangkat yang

membawa suara lebih efektif ke telinga


pendengar.
Alat bantu dengar umumnya
diklasifikasikan berdasarkan lokasinya,
yaitu:
Di belakang telinga gangguan pendengaran

yang ringan sampai berat


Di dalam telinga gangguan pendengaran
ringan sampai sedang
Pada kaca mata

Auditory Prosthesis
Auditory prosthesis adalah sebuah

prostesis koklear implan untuk tuna


rungu, yang melalui bagian non
fungsional dan merangsang bagian
sisa yang dapat hidup dari sistem
pendengaran, dengan memasukan
elektroda lunak ke dalam scala
tympani melewati round window.

Stim ulasi kortikal


Tipe lain dari auditory prosthesis

yang melalui telinga dan nervus


pendengaran secara lengkap dengan
rangsangan elektrik pada area
proses pendengaran dari koteks
serebri. Subjek mengalami sensasi
subjektif dari pendengaran. Teknik ini
mungkin bermanfaat untuk penderita
tuna rungu dengan koklea nonfungsional, nervus non-conducting,
atau lesi pada sistem saraf pusat.

TerapiBicara
Terapi bicara adalah terapi yang diatur oleh

seorang speech pathologist.


Berikut adalah urutan dari tugas pembelajaran
Imitasi dari gerakan kasar tubuh, dengan merasakan

gerakan dan menyentuh alat artikulasi, terdiri dari


mulut, bibir dan lidah.
pengulangan repertoar kecil dari fonem, biasanya suku
kata labial ma atau pa, yang kebetulan adalah katakata pertama yang diucapkan oleh yang baru lahir.
mendengarkan produksi lisan dari sebuah kata dan
mencoba untuk meniru.
pencocokan objek identik , gambar , flash card .
penggunaan papan alfabet dan peralatan menulis, dan
baru-baru ini, komputer sebagai pengganti bicara untuk
pasien afasia.

P elatihan P endengaran
Pelatihan sistematis dalam

perbedaan kemampuanberbicara
pada berbagai situasi pendengaran
akan diperlukan untuk banyak orang
dengan gangguan pendengaran
sensorineural.

M em baca B ibir
Orang yang mengalami gangguan

pendengaran melihat gerakan wajah


dan bibir, yang mungkin sedikit
berlebihan, dengan wajah pembicara
dalam cahaya penuh. Kemudian
belajar merasakan pola gerakan
untuk membentuk kata-kata dan
kemudian mengaitkan pola tersebut
dengan konsep yang bermakna.

B ahasa Isyarat
Adalah sebuah model komunikasi

yang mengkombinasikan gerakan


tangan, orientasi, dan gerakan tubuh
dan wajah yang mengirimkan tanda
visual ke penyampaian arti
Unsur dari bahasa isyarat
diantaranya adalah bentuk tangan,
orientasi telpak tangan, tempat
artikulasi, gerakan, dan penanda
seperti ekspresi wajah.

K eadaan yang
ditatalaksana dengan
Palatoschisis
(celah di palatum)
Terapi
W icara
Retardasi mental dan cerebral

palsy
Autisme
Bells Palsy

D rooling
Adalah keluarnya saliva dari mulut ke bibir, dagu,

leher, baju atau lantai secara abnormal.


Normal hingga berusia dua setengah tahun.
Drooling yang berlebihan seringkali terlihat pada
anak-anak dengan cerebral palsy.
Tatalaksana
Mengoreksi permasalahan anatomis berkaitan dengan

kavum oris
Modifikasi tingkah laku terus mengingatkan anak agar
tidak mengeluarkan air liur
Latihan neuromotorik oral dan program pemberian
makan, stimulasi apparatus oral.
Operasi (misalnya, reposisi duktus salivarius)

D isfagia
Penelanan didefinisikan sebagai tiap

gangguan pada proses masuk atau


transportasi sekret endogen dan makanan
yang penting untuk mempertahankan
kehidupan.
Beberapa permasalahan di fase oral dan
faringeal seperti pertumpahan makanan,
kurangnya gerak lidah untuk membentuk
bolus, dan penyatuan makanan di bagian
anterior dapat ditangani oleh ahli terapi
bicara

D iagnosis D isfagia
Disfagia didiagnosis melalui peninjauan

terhadap riwayat medis pasien, pemeriksaan


fisik, dan berbagai pemeriksaan diagnostik.
Pemeriksaan ini mencakup:
Penelanan barium dan pemeriksaan saluran

gastrointestinal bagian atas


Foto polos thoraks
Endoskopi
Pemeriksaan keasamaan esofagus (digunakan
untuk memeriksa penyakit refluks gastroesofageal
Manometri esofagus

Tatalaksana D isfagia
Penatalaksanaan akan ditujukan pada:
Memasukkan makanan yang mudah dicerna

dengan berada pada postur yang sedikit


membungkuk ke depan
Teknik fasilitasi, yaitu mengajarkan manuver
penelanan
Strategi penggantian makanan tekstur, rasa,
suhu dan kuantitas makanan yang tepat pada
saat yang tepat. Pada suatu saat bisa terdapat
penyempitan atau striktur esofagus, yang
dapat diregangkan atau didilatasi secara
operatif.

Kom unikasiAugm entatif


Istilah komunikasi augmentatif

merujuk pada tiap pendekatan yang


dirancang untuk mendukung atau
memperbanyak komunikasi
seseorang yang bukan merupakan
komunikator verbal independen, dan
seseorang yang tidak dapat
berbicara

Vocaid: Vokaid berisikan kosakata yang sangat

sederhana untuk penggunaan di lingkungan rumah


sakit. Dengan menekan tombol-tombol, pengguna
dapat membentuk suatu kata atau frase. Bahasa
yang digunakan pada alat ini berkualitas tinggi
karena terdiri atas kode kata-kata yang sudah
tersimpan.
Autocom: Autocom adalah alat bantu dengan
pemilihan langsung yang berbasis komputer, yang
dapat diatur untuk memenuhi kebutuhan spesifik
individu yang mengalami kecacatan. Alat bantu ini
memiliki kosakata input yang dapat diprogram, baik
dengan kosakata yang berbasis karakter atau simbol.

Buta Tuli
Istilah buta tuli digunakan untuk

menggambarkan bermacam kelompok orang


yang menderita berbagai derajat gangguan
penglihatan dan pendengaran
Edukasi :
Penggunaan pendekatan multi-sensorik dan

menggunakan indera yang tersisa seperti


penciuman dan sentuhan
Komunikasi dan bahasa diajarkan dalam keadaan
alami yang penuh arti
Pembinaan ikatan, kontak fisik dan kesadaran
terhadap diri sendiri dan orang lain
Orang tua merupakan rekan yang aktif dalam
proses pembelajaran

K O M U N IK A SI B A G I YA N G
M EN G A LA M I G A N G G U A N
Kebutaan: Orang dengan gangguan penglihatan
Pmenghadapi
EN G LIketerbatasan
H ATA Ndalam jangkauan dan variasi
pengalaman, permasalahan pada mobilitas dan
komunikasi serta kurangnya pengendalian terhadap
lingkungan dimana ia berada
Low vision: WHO (1992) mendefinisikan bahwa
seseorang dengan low vision adalah seseorang yang,
bahkan setelah penatalaksanaan dan/atau koreksi refraksi
standar, tajam penglihatannya kurang dari 6/18 hingga
persepsi cahaya atau lapang pandangnya kurang dari 10
derajat dari titik fiksasi.
Kebutaan Menurut Hukum: Kebutaan menurut hukum
didefinisikan sebagai aktivitas penglihatan yang tidak
melebihi 6/60 atau 20/200 (Snellen) pada mata yang lebih
baik dengan lensa pengoreksi atau luas lapang pandang
yang membentuk sudut 20 derajat atau kurang.

P enyakit M ata yang U m um


D item ukan
Katarak
Glaukoma
Ulkus kornea
Xerofalmia
Ablasio Retina
Astigmatisme
Atropi Optik

Alat Bantu Penglihatan


Untuk mereka yang memiliki penglihatan yang

rendah secara parsial, alat bantu penglihatan


seperti kaca pembesar dapat bermanfaat.

Alat bantuk optik Alat bantu nonoptik


Kaca
pembesar Cetakan
yang
dengan
gagang diperbesar
pegangan
Kaca
pembesar Lampu
tegak
berintensitas tinggi
Objek
dengan Alat proyeksi slide
kontras tinggi
Teleskop
Alat
pembaca
magnetik
(microfiche)

Alat bantu low


vision elektronik
TV sirkuit tertutup
(CCTV)
Proyektor
Tak
tembus pandang

A lat bantu visual tactile


Braille : matriks berupa titik-titik timbul pada kertas

tebal mewakili huruf atau kombinasi huruf. sel dari


matriks braille terdiri enam titik dalam bentuk dua kolom
dan tiga baris.
Data Braille disimpan didalam kaset standar 60 menit
sehingga mengurangi kebutuhan kertas

A lat bantu penglihatan


Tactile Vision
Tactile vision substitution system (TVSS) adalah

perangkat elektronik yang mengubah informasi visual ke


pola ditampilkan pada matriks stimulator kontak dengan
kulit. Efek sistem tersebut adalah untuk mengubah
gambar optik persepsi visual disesuaikan melalui indera
sentuhan.
Tactile Reading Device
Membaca dengan perangkat ini menggunakan dua
langkah, satu tangan bergerak sensor optik padat kecil
yang digunakan sebagai kamera yang melintasi garis
cetak untuk mendeteksi karakter printer, di sisi lain,
biasanya jari telunjuk untul mendeteksi sinyal optik
olahan dari array taktil.

A lat bantu penglihatan


Auditory Vision System

A lat bantuan lainnya dalam


kom unikasi
Alat menulis pensil dan kertas bagi mereka

yang memiliki kesulitan-kesulitan kecil dalam


memegang pena atau pensil

A lat ditujukan untuk


m em bantu percakapan
Komunikasi Papan merupakan kata yang

sering digunakan dan huruf yang


ditampilkan pada layar dan pasien
menunjukkan kepada mereka dalam upaya
untuk berkomunikasi

Alat menulis berdasarkan komputer

mikro
Kemampuan grafis mikrokomputer pada
orang cacat dapat memberikan kemampuan
untuk menggambar. sejumlah kecil komputer
sekarang tersedia bahkan beberapa telah
dibangun di multiline menampilkan, printer,
dan mekanisme penyimpanan disk. Selain itu
mereka dapat digunakan sebagai cadangan
suara output sistem dan dapat juga berfungsi
sebagai alat bantu komunikasi.

Manipulasi kertas dan penarikan


Penanganan kertas selalu menjadi masalah bagi

penderita cacat fisik, kelumpuhan, amputasi atau


kurangnya kontrol motor membuat pemasukan dan
penghapusan bentuk kertas sangat sulit tanpa
bantuan. Sistem yang tersedia yang
memungkinkan menonaktifkan seseorang untuk
memanipulasi print-out komputer menggunakan
stick dan keypad. Mekanisme lain untuk membalik
halaman menggunakan coupler dengan perekat
putty, kaset, suction atau vakum. Semua halaman
ini memerlukan jawab membantu dalam
menempatkan dan memindahkan bahan bacaan.

K esim pulan
Dengan kemajuan teknologi, ada

banyak jalan untuk komunikasi bagi


orang cacat dengan teknik
sederhana dapat membuka
komunikasi dua arah antara orang
normal dan orang yang mengalami
kecacatan.

You might also like