You are on page 1of 13

Oleh

KartikaTariAzhar
102011101044
DokterPembimbing:
DandyHariHartono,Sp.JP

Definisi
1. Penyakit jantung reumatik merupakan proses

imun sistemik sebagai reaksi terhadap infeksi


streptokokus hemolitikus di faring (Brunner &
Suddarth, 2001).
2. Penyakit jantung reumatik adalah penyakit
peradangan sistemik akut atau kronikyang
merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi
Streptococcus beta hemolyticus grup A yang
mekanisme perjalanannya belum diketahui,
dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu
poliarthritis migrans akut, karditis, koreaminor,
nodul subkutan dan eritema marginatum

Etiologi
Demam reumatik, seperti halnya dengan penyakit
lain merupakan akibat interaksi individu, penyebab
penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan
erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta
Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan
glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi
streptococcus di kulit maupun disaluran nafas, demam
reumatik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi
streptococcus dikulit.

Epidemiologi
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru
demam rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada
kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada
daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi
kebersihan dan gizinya kurang memadai.Sementara dinegara
maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat
perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih
sempurna. Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 19831985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44 dari seluruh
jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas
akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab
kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.

Penyakit jantung katup pada wanita muda paling


sering disebabkan oleh penyakit jantung rematik, kelainan
kongenital, atau endokarditis sebelumnya, dan penyakit
jantung katup ini menambah resiko pada ibu dan janin
yang dikandung pada saat kehamilan. Pada wanita dengan
manifestasi klinis miokarditis, demam rematik mesti
dipertimbangkan sebagai penyebab, terutama bila didapati
demam, gangguan sendi, nodul subkutan, critema
marginatum, atau korea dan jika ada tanda-tanda infeksi
streptokokus grup A.

Patofisiologi
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi

abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A betahemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynx.
Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang
dari 20 prodak ekstrasel yang terpenting diantaranya ialah
streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase,
difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta
streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut
merangsang timbulnya antibodi. Demam reumatik yang
terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan
terhadap beberapa produk tersebut.

Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus

yang membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun komleks


tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon
peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya
terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan
kerusakan permanen.
Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada
pengobatan atau pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi
saluran nafas atas oleh kelompok kuman A betahemolytic.
Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak
khususnya di ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat
meningkatkan risiko. Penyebab utama morbiditas dan
mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis.

Pemeriksaan pada wanita dengan gambaran klinis penyakit

jantung katup yang jelas harus dilakukan sebelum konsepsi dan


sebaiknya dengan pemeriksaan kardiologi yang lengkap
termasuk evaluasi pemeriksaan ekokardiografi. Anamnesis
ditekankan pada kapasitas exercise penderita, riwayat gagal
jantung yang terakhir atau sebelumnya, dan aritmia.
Hemodinamik jantung seperti tekanan arteri pulmonal, dan
derajat disfungsi katup, mesti diperiksa dengan ekokardiografi.
Pemeriksaan uji latih jantung dapat dilakukan bila pada
anamnesis tidak jelas diperoleh kemampuan exercise yang
jelas. Pada wanita hamil.
dengan penyakit jantung katup, evaluasi mesti dilakukan tiap
trimester atau bila didapati perubahan simptom untuk menilai
perubahan yang terjadi pada jantung ibu.

Stenosis Mitral
Stenosis mitral rematik merupakan kelainan katup
yang paling sering ditemui secara klinis pada wanita
dengan kehamilan. Kelainan ini sering berhubungan
dengan kongesti paru, edema, dan aritmia atrium semasa
kehamilan dan segera setelah melahirkan. Meningkatnya
volume darah dan cardiac output semasa kehamilan akan
meningkatkan volume dan tekanan darah di atrium kiri,
meningkatnya tekanan vena pulmonal, dispnea dan
menurunkan toleransi exercise. Meningkatnya denyut
jantung ibu akan menurunkan diastolic filling period dan
selanjutnya akan meningkatkan tekanan di atrium kiri.

Pada penderita dimana terapi medik tidak dapat


mengontrol simptom, atau pada penderita dengan simptom
yang berat (NYHA kelas III atau IV) atau stenosis mitral
yang ketat (area mitral valve < 1 cm2), dapat dilakukan
tindakan ballon mitral valvuloplasty pada trimester kedua
dengan hasil yang cukup baik (dengan perlindungan
radiasi yang cukup terhadap janin dan sebelumnya perlu
diberitahu pada ibu mengenai resiko yang akan terjadi).
Untuk mengurangi resiko dapat dilakukan dibawah
panduan ekokardiografi transesofageal. Tindakan bedah
komisurotomi katup mitral atau penggantian katup mitral
pada kehamilan telah dilakukan dengan hasil yang sama
dengan penderita yang tidak hamil, tetapi angka kematian
pada janin lebih dari 30 persen.

Partus pervaginam dapat dilakukan dengan menggunakan

anestesi epidural untuk mengontrol rasa sakit dan penggunaan


alat bantu kelahiran pada kala dua kelahiran (untuk
menyingkirkan tekanan). Seksio sesaria mesti dilakukan bila ada
indikasi. Proses kelahiran akan meningkatnya tekanan di atrium
kiri atau tekanan baji pulmonal sebesar 8-10 mm Hg dan oleh
karena itu sebaiknya dipasang kateter arteri pulmonal sebelum
atau saat proses kelahiran untuk mematau perobahan
hemodinamik dan penatalaksanaan perobahan hemodinamik yang
terjadi.
Regurgitasi mitral pada wanita muda disamping disebabkan oleh
demam rematik juga sering disebabkan prolaps katup mitral. Dan
biasanya dapat ditoleransi semasa kehamilan karena
berkurangnya resistensi vaskular sistemik. Gejala yang timbul
sering dimanifestasikan dengan mudah capek dan dispnea.

Pada penderita dengan prolaps katup mitral, kehamilan

akan menyebabkan perobahan tekanan dan volume darah


sehingga akan merobah gambaran yang terjadi pada
pemeriksaan fisik. Komplikasi seperti aritmia, endokarditis,
emboli serebral dan regurgitasi hemodinamik yang
signifikan biasanya jarang terjadi dan jarang terjadi semasa
kehamilan. Pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan
diagnosis, dan pemeriksaan diagnostik lain seperti
ekokardiogram sedikit membantu penderita. Pemberian
antibiotika
profilaksis
pada
saat
melahirkan
direkomendasikan pada penderita dengan bising jantung.

TERIMA KASIH

You might also like