You are on page 1of 81

Suatu usaha utk mengKoordinasikan sistem

muskuloskletal dan sistem saraf dalam


mempertahankan keseimbangan, postur dan
kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas
sehari-hari.
Mekanika tubuh yg tepat : mengurangi risiko
cedera sistem muskuloskletal, memfasilitasi
pergerakan otot shg meminimalkan otot dalam
penggunaan energi otot.

Mekanika Tubuh =
usaha koordinasi dari muskuloskeletal
dan sistem syaraf untuk
mempertahankan keseimbangan.
Merupakan cara menggunakan
tubuh dengan efisien:
Tidak banyak mengeluarkan tenaga
Terkoordinir & aman dalam pergerakan
Mempertahankan keseimbangan selama

aktivitas

Mrp susunan geometris dr bagian-bagian tbh yg


berhub dg bagian tbh yg lain.

Persendian, tendon, ligamen dan ototjk


digunakan scr benar dan tjd keseimbangan.

Fungsi tubuh maksimal (duduk, berdiri dan


berbaring)

TULANG: fs mekanis utk membentuk rangka, tmpt


melekatnya otot, tmpt penyimpanan mineral.

OTOT DAN TENDON : memiliki kemampuan utk


berkontraksi sesuai dg keinginan

LIGAMEN : bagian yg menghubungkan tulang dg


tulang

SISTEM SARAF

SENDI : tempat tulang bertemu.

Dasar tumpuan lbh luas, kestabilan dan


keseimbangan akan lebih besar, menghemat
energi, mencegah kelelahan otot.
Jika garis gravitasi berada diluar pusat dasar
tumpuan, energi akan lebih banyak digunakan
Memperkuat otot yg lemah dpt membantu
mencegah kekakuan otot
Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dpt
mencegah kelelahan.
Postur yg buruk dlm waktu yg lama dpt
menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot dan
kontraktur.

Status kesehatan
Nutrisi
Emosi
Gaya hidup

1.

Status kesehatan

2.

Perubahan status kesehatan bisa


mempengaruhi sistem muskoloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi.
Dikarenakan = penyakit.
Berkurangnya aktifitas sehari hari.

Nutrisi

Salah satu fungsi nutrisi = membantu proses


pertumbuhan tulang dan perbaikan sel.
Kekurangan nutrisi, terjadi kelemahan otot
dan mudah terkena penyakit.
Kurang kalsium, bisa mudah fraktur.

3.

Emosi
Kondisi psikologis mempengaruhi perubahan

perilaku individu sehingga menurunnya


kemampuan body mekanik dan ambulasi
tubuh.
Orang yang merasa tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri yang rendah,
akan mudah mengalami perubahan dalam
body mekanik dan ambulasi.
4.

Situasi dan kebiasaan


Misal = sering mengangkat benda benda

berat, mengakibatkan perubahan body


mekanik dan ambulasi.

5.

Gaya hidup

6.

Perubahan pola hidup seseorang,


menyebabkan stres, mungkin ada aktifitas
abnormal, sehingga mengganggu koordinasi
sistem muskuloskeletal dan saraf, berakibat
perubahan body mekanik.

Pengetahuan
o
o

Pengetahuan baik seseorang, akan digunakan


secara benar dengan mengurangi energi.
Sebaliknya, penggunaan body mekanik yang
kurang baik, berisiko mengalami gangguan
koordinasi sistem muskuloskeletal dan saraf.

1. Gravitasi (sbg sumbu dlm pergerakan tbh)


Pusat gravitasi
Garis gravitasi
Dasar tumpuan
2. Keseimbangan
3. Berat benda

Gravitasi

1.

Sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.


Tiga faktor yang perlu diperhatikan =
a. Pusat gravitasi ( center of gravity ) = titik
di pertengahan tubuh.
b. Garis gravitasi ( line of gravity ) = garis
imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
c. Dasar dari tumpuan ( base of support ) =
dasar dalam posisi istirahat untuk
menopang tubuh.

2.

Keseimbangan
Di capai dengan cara mempertahankan

posisi garis gravitasi di antara pusat


gravitasi dan dasar tumpuan.
3.

Berat

Berat / bobot benda yang di angkat, akan


mempengaruhi body mekanik.

Gerakan/ambulating
Menahan/squating
Menarik /pulling
Mengangkat /lifting
Memutar/pivoting

1.

Gerakan ( ambulating )
Saat berjalan =
Terjadi perpindahan dasar tumpuan dr satu sisi

ke sisi lain & pusat gravitasi selalu berubah


Pada saat berjalan, ada 2 fase =

fase menahan berat dan fase


mengayun.

2.

Menahan ( squatting )
Tergantung posisi =
Orang duduk, atau orang berjongkok, atau
orang membungkuk, berbeda.
Posisi yang tepat dalam menahan, perlu
memperhatikan Gravitasi.
Dalam menahan, sangat diperlukan dasar
tumpuan yang tepat, gunanya = untuk
mencegah kelainan tubuh dan
memudahkan gerakan yang akan
dilakukan.

3.

Menarik ( pulling )
Memudahkan dalam memindahkan benda.

Hal yg perlu diperhatikan:


Ketinggian
Letak benda (di depan penarik)
Posisi kaki & tubuh: condong ke depan, lutut &
kaki ditekuk

4.

Mengangkat ( lifting )
Adalah cara pergerakan dengan
menggunakan daya tarik ke atas.
o Caranya = gunakan otot otot besar dari
tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah,
perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa
sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
o

5.

Memutar ( pivoting )
Gerakan memutar anggota tubuh
Bertumpu pada tulang belakang

1.

2.

Terjadi ketegangan sehingga timbul


kelelahan dan gangguan dalam sistem
muskuloskeletal.
Resiko terjadi kecelakaan
muskuloskeletal.
Apabila seseorang salah dalam berjongkok

atau berdiri, akan memudahkan terjadinya


gangguan sistem muskuloskeletal.
Misal = kelainan pada tulang vertebra.

TERIMA KASIH

Susunan geometris dari bagian


bagian tubuh yang berhubungan
dengan bagian tubuh yang lain.
Bagian bagian postur tubuh =
1. Persendian
2. Tendon
3. Ligamen
4. Otot

1.
2.
3.
4.
5.

Mengurangi jumlah energi yang


digunakan.
Mempertahankan keseimbangan.
Mengurangi kecelakaan.
Memperluas ekspansi paru paru.
Meningkatkan sirkulasi renal dan
gastrointestinal.

1.
2.
3.
4.
5.

Status kesehatan
Nutrisi
Emosi
Gaya hidup
Perilaku dan nilai

= Posisi setengah duduk / duduk.


Guna =
1. Untuk mempertahankan kenyamanan.
2. Memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Cara pelaksanaan =
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
2. Dudukkan pasien.
3. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien.

( fowler = 90, semi fowler = 30-45 )


4. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
setengah duduk.

PADA SAAT INPARTU

= Posisi miring ke kanan / kiri.


Guna =
1. Memberikan kenyamanan.
2. Memberikan obat ( supositoria ) melalui anus.

Cara pelaksanaan =
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
2. Pasien berbaring, apabila dimiringkan ke kiri

dengan posisi badan setengah telungkup,


lutut kaki kiri lurus dan paha kanan di tekuk
diarahkan ke dada. Tangan kiri di belakang
punggung dan tangan kanan di depan kepala.
3. Apabila miring ke kanan, sebaliknya.

= Posisi berbaring telentang dengan kedua


lutut fleksi ( di tarik dan diregangkan ).
Guna =
1. Untuk merawat dan memeriksa genitalia.
2. Untuk proses persalinan.

Cara pelaksanaan =
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
2. Pasien berbaring telentang, pakaian bawah

dibuka.
3. Tekuk lutut, regangkan paha, telapak kaki
menempel di tempat tidur, dan regangkan kedua
kaki.
4. Pasangkan selimut.

= Posisi berbaring telentang, mengangkat


kedua kaki dan menariknya ke atas bagian
perut.
Guna =
1. Memeriksa genitalia pada proses persalinan.
2. Memasang alat kontrasepsi.

Cara pelaksanaan =
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
2. Pasien berbaring telentang, angkat kedua kaki

dan tarik ke arah perut.


3. Tungkai bawah membentuk sudut 90 ke paha.
4. Letakkan kaki pada alat, lalu selimuti.

Posisi berbaring di tempat tidur dengan


bagian kepala lebih rendah daripada kaki.
Guna = untuk melancarkan peredaran
darah ke otak.
Cara pelaksanaan =

1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.


2. Pasien berbaring telentang, letakkan bantal

di kepala dan ujung tempat tidur, serta di


bawah lipatan lutut.
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki
atau atur tempat tidur dengan meninggikan
bagian kaki pasien.

AMBULASI DAN MOBILITAS

Ambulasi = upaya seseorang untuk


melakukan latihan jalan atau berpindah
tempat.

Mobilitas = kemampuan individu


bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan aktifitas guna
mempertahankan kesehatannya.

Kemampuan seseorang untuk bergerak secara


bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup
sehat

Pengaturan gerakan tubuh kita terintegrasi dari


sistem skletal, otot sklet, dan sistem saraf

2.

Mobilitas penuh
Mobilitas sebagian

Mobilitas penuh

1.

= Kemampuan seseorang bergerak secara


penuh dan bebas sehingga bisa
melakukan interaksi sosial dan perannya
sehari hari.

Mobilitas sebagian
a. Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat
sementara.
Karena trauma reversibel pada sistem saraf.
muskuloskeletal, misal dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen
Kemampuan bergerak dengan batasan bersifat
tetap.
Karena rusaknya sistem saraf yang
irreversibel.
Misal : hemiplegia karena stroke, paraplegia
karena cidera tulang belakang, poliomielitis, dll.

1.

Gaya hidup
Perubahan gaya hidup berdampak pada
perilaku sehari hari.

2.

Proses penyakit / injury


misal : fraktur femur, berakibat aktifitas
ekstrimitas bawah terbatas.

3.

Kebudayaan
misal : orang yang biasa berjalan, beda dengan
orang yang sakit tertentu dan di larang
beraktifitas.

4.

Tingkat energi seseorang


seseorang bisa bermobilisasi, dibutuhkan
energi yang cukup.

5.

Usia dan status perkembangan


terdapat perbedaan kemampuan mobilitas
pada tingkat usia yang berbeda, karena
kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia.

Latihan Ambulasi
1. Duduk di tempat di atas tempat tidur.
2. Turun dan berdiri.
3. Membantu berjalan.

Membantu Ambulasi dengan


Memindahkan pasien.

1.

Duduk di tempat di atas tempat tidur.


Cara pelaksanaan =
a. Jelaskan pada psien mengenai prosedur.
b. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan
di samping badannya, dengan telapak
tangan menghadap ke bawah.
c. Berdirilah di samping tempat tidur, lalu
letakkan tangan pada bahu pasien.
d. Bantu pasien untuk duduk dan beri
penopang / bantal.

2.

Turun dan berdiri


Cara pelaksanaan =
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
b. Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
c. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua
kaki merenggang.
d. Fleksikan lutut dan pinggang petugas.
e. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua
tangannya di bahu petugas dan letakkan kedu
tangan petugas di samping kanan kiri
pinggang pasien.

f.
g.
h.

Ketika pasien melangkah ke lantai,


tahan lutut petugas pada lutut pasien.
Bantu berdiri tegak dan jalan sampai
ke kursi.
Bantu pasien duduk di kursi dan atur
posisi dengan nyaman.

3.

Membantu Berjalan
Cara pelaksanaan =
a. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
b. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan
di samping badan atau memegang
telapak tangan petugas.
c. Berdiri di samping pasien serta pegang
telapak dan lengan pada bahu pasien.
d. Bantu pasien untuk jalan.

Tindakan memindahkan pasien yang tidak boleh


berjalan dari tempat tidur ke branchard.
Cara pelaksanaan =
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur.
2. Atur branchard dalam posisi terkunci.
3. Bantu pasien dengan 2-3 orang.
4. Berdiri menghadap pasien.
5. Silangkan tangan pasien di depan dada.
6. Tekuk lutut petugas, lalu masukkan tangan ke
bawah tubuh pasien.

7.

8.
9.

Orang pertama meletakkan tangan di


bawah leher / bahu dan bawah
pinggang. Orang kedua meletakkan
tangan di bawah pinggang dan panggul
pasien. Orang ketiga meletakkan
tangan di bawah pinggul dan kaki.
Angkat bersama sama dan pindahkan
ke branchard.
Atur posisi pasien di branchard.

GAYA HIDUP
Belajar tentang nilai dan aktivitas dari
lingkungan klg, di luar rumah
Pengaruh faktor budaya terhadap aktivitas
KETIDAKMAMPUAN
Kelemahan fisik dan mental yang menghalangi
seseorang untuk melaksanakan aktivitasnya
Ketidakmampuan primer: disebabkan lgsg krn
peny/trauma
Ketidakmampuan sekunder: dampak/akibat dari
ketidakmampuan primer

USIA DAN STATUS PERKEMBANGAN


mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan
tingkat perkembangan dari lahir s/d lansia

TINGKAT ENERGI
Bervariasi diantara individu
Seseorang menghindari stressor untuk
mempertahankan kesh fisik dan psikologis

TINGKAT PERKEMBANGAN
Bayi: sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel.
Ekstremitas lentur dan persendian memiliki ROM lengkap.
Posturnya kaku karena kepala dan tubuh bagian atas
dibawa ke depan dan tidak seimbang sehingga mudah
terjatuh
Batita: kekakuan postur tampak berkurang, garis pada
tulang belakang servikal dan lumbal lebih nyata

Balita dan anak sekolah: tulang-tulang panjang pada


lengan dan tungkai tumbuh. Otot, ligamen, dan tendon
menjadi lebih kuat, berakibat pada perkembangan postur
dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi yang lebih baik
memungkinkan anak melakukan tugas-tugas yang
membutuhkan keterampilan motorik yang baik.

Remaja: remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang


lebih dulu dibanding yang laki-laki. Pinggul membesar,
lemak disimpan di lengan atas, paha, dan bokong.
Perubahan laki-laki pada bentuk biasanya menghasilkan
pertumbuhan tulang panjang dan meningkatnya massa
otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul menjadi
lebih sempit. Perkembangan otot meningkat di dada,
lengan, bahu, dan tungkai atas

Dewasa: postur dan kesegarisan tubuh lebih baik.


Perubahan normal pada tubuh dan kesegarisan tubuh pada
orang dewasa terjadi terutama pada wanita hamil.
Perubahan ini akibat dari respon adaptif tubuh terhadap
penambahan berat dan pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi
berpindah ke bagian depan. Wanita hamil bersandar ke
belakang dan agak berpunggung lengkung. Dia biasanya
mengeluh sakit punggung

Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total


terjadi pada orangtua.

Mrp keadaan dmn seseorg tdk dpt bergerak


secara bebas krn kondisi yang mengganggu
pergerakan.

IMOBILITAS FISIK: pembatasan utk bergerak scr


fisik dg tujuan mencegah tjdnya komplikasi
pergerakan, pada pasien dg hemiplegia tdk
mampu mengubah posisi tbhnya utk mengurangi
tekanan

IMOBILITAS INTELEKTUAL: keterbatasan daya


pikir, pd pasien yg mengalami kerusakan otak
akibat suatu penyakit

IMOBILITAS EMOSIONAL: keadaan sso yg


mengalami perubahan scr tiba-tiba dlm
meyesuaikan diri. Contoh: keadaan stres akibat
pembedahan amputasi.

IMOBILITAS SOSIAL: individu mengalami


hambatan dlm interaksi sosial krn penyakitnya.

ADA 3 ALASAN IMOBILISASI:


1.
Pembatasan gerak yang sifatnya terapi
2.

Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena


ketidakmampuan primer

3.

Pembatasan secara otomatis


hidup

gaya

MUSKULOSKLETAL
kekuatan otot , penurunan massa otot/atropi,
mengganggu koordinasi pada ekstremitas atas
dan bawah, membatasi kemampuan klien
melaksanakan aktivitas sehari-hari
CARDIOVASKULAR
beban kerja jantung meningkat, resiko
pembentukan trombus meningkat, hipotensi
orthostatik (postural) reflek neurovascular
menurun
vasocontriksi
darah terkumpul
pada vena bagian bawah tubuh aliran darah ke
sistem sirkulasi pusat terhambat

RESPIRATORY
ventilasi paru terganggu, pergerakan dada dan
ekspansi paru terbatas: pernafasan dangkal
Aliran drh ke paru tgg: pertukaran gas menurun,
lemahnya oksigenasi dan retensi CO2 dlm darah
Sekresi mukus lebih mengental dan menempel
sepanjang trantus respiratory
Kelemahan otot thorax, ketidakmampuan
inhalasi maksimal, gerakan ciliary menurun
mekanisme batuk terganggu
mukus
mjd statis
media berkembangnya bakteri

METABOLIK DAN NUTRISI


BMR menurun: motilitas gastrointestinal
Ketidakseimbangan proses anabolisme dan
katabolisme mengakibatkan berkurangnya energi
utk perbaikan sel-sel tubuh
Tjd gangguan fungsi gastrointestinal
menurunkan hasil mknan yg dicerna.nyeri
lambung, mual, perut kembung
gangguan
proses eliminasi

Anorexia: intake kalori-protein rendah

malnutrisi

URINARY
Pengaruh gaya gravitasi kecil
menghalangi
pengosongan urine di ginjal dan kandung kemih
scr komplit
urinary statis
media
berkembangnya bakteri
infeksi tractus
urinary
Inkontinensia, distensi kandung kemih

INTEGUMEN
elastisitas menurun
Ischemi dan nekrosis jaringan: dikubitus

ELIMINASI FECAL
motilitas kolon dan peristaltik menurun, sphicter
kontriksi: konstipasi
Kelemahan otot skletal akan mempengaruhi otot
abdomen dan perineal yang digunakan untuk
defikasi

NEUROSENSORY
Ketidakmampuan merubah posisi, perasaan
lelah, irritable, persepsi tdk relistis, bingung
Respon psikososial thd imobilitas
perubahan
sosial emosional, intelektual: menurunnya input
sensory dan lingkungan baru, pengalaman
menakutkan dan mencemaskan, perubahan
dalam konsep diri dan persepsi peran terjadi jk
individu menyadari ketergantungan, perasaan
tidak berharga, tidak berdaya, kesepian,
diekspresikan dengan apatis, depresi, bingung.

PENGKAJIAN
dilihat dari 2 bagian yaitu mobilisasi dan
imobilisasi. Dapat dikaji pada pemeriksaan fisik
1. Riwayat keperawatan sekarang
2. Riwayat keperawatan dahulu
3. kemampuan fungsi motorik (adanya
kelemahan/tdk pd masing anggota tbh)
4. kemampuan mobilitas (menilai kemampuan
gerak ke posisi miring, duduk, berdiri maupun
berpindah tanpa bantuan)

Kategori tingkat kemampuan aktivitas:


TINGKAT
MOBILITAS

KATEGORI

Mmpu mrwt diri scr penuh

Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan/pengawasan
orla

Memerlukan bantuan,
pengawasan orla dan peralatan

Sangat tergantung dan tdk dapat


berpartisipasi dlm perawatan

5. Kemampuan rentang gerak: pengkajian ttg ROM


6. Perubahan intoleransi aktivitas: TTV, suara nafas,
adanya mukus, batuk, hiperthermi.
7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
8. Perubahan psikologis

Derajat kekuatan otot


Skal
a

Kekuata
n otot

karakteristik

Tdk ada kontraksi, tdk ad


gerakan spontan

10

Tdk ada gerakan, kontraksi otot


dapat dipalpasi/dilihat

25

Gerakan otot penuh melawan


gravitasi dg topangan

50

Grakan yg normal mlawan


gravitasi

75

Grakan yg normal mlawan


gravitasi, melawan tahanan min

100

Kekuatan normal, melawan


gravitasi dan tahanan penuh

DIAGNOSA

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


Kolaborasi dengan dokter yang berhub dg tx
medikasi (analgesik)
Ajarkan klien latihan rentang gerak spesifik
meningkatkan kekuatan, ketahanan otot,
meningkatkan fungsi kardiovaskuler, respirasi,
gastrointestinal, sistem kemih, memperbaiki
gangguan psikologis.

Ahli terapi fisik mrp sumber paling tepat bagi perawat


dalam memilih latihan rentang gerak. Rencana kep
didasari oleh satu atau lebih tujuan, berikut ini:
mempertahankan kesejajaran tbh yg tepat,
mengurangi cedera pada sistem kulit, mencapai
ROM penuh atau optimal, dll

EVALUASI
Evaluasi ASKEP pd klien yang terganggu
kesejajaran tubuh dan mobilisasi mengacu pada
kriteria hasil yang telah ditetapkan pd setiap tujuan

Jelaskan kosep mobilitas dan imobilitas

Sistem tubuh yang berperan dalam mobilitas?


Sebutkan dan jelaskan

Perubahan perubahan apa yang terjadi pada


sistem tubuh akibat imobilitas

Uraikan tindakan keperawatan apa yg harus


dilakukan ketika ada pasien dg gangguan
mobilitas

TERIMAKASIH

You might also like