You are on page 1of 28

Pemeriksaan Fisik

Anak (Toraks, Paru,


Jantung)
Pembimbing : dr. Mochammading, sp.a (k)
Presentan: Madinatul Munawwaroh & Syarah Shofiati

Pemeriksaan Dada
Dalam melakukan pemeriksaan
dada dilakukan pemeriksaan yang
cermat dan sistematis
Pemeriksaan meliputi Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi

Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Pemeriksaan Dada
Inspeksi :
Dalam keadaan diam dan keadaan bergerak
Gambaran dinding dada, bentuk, dan besar
dada, simetri dada, gerakan dada pada
pernapasan, retraksi otot-otot pernapasan
deformitas, penonjolan, pembangkakan,
serta kelainan lokal lain
Bentuk dada bayi hampir bulat:
Bayi usia <2 tahun: lingkar dada lingkar
kepala
Usia >2 tahun: lingkar dada > lingkar kepala

Macam Bentuk Dada


1. Pektus
Ekskavatum
(funnel chest)
Sternum bagian
bawah serta
rawan iga masuk
ke dalam
Kelainan
kongengital
(sindrom marfan /
Nooran),
Hipertrofi adenoid

Macam Bentuk Dada


2. Pektus
karinantum
(Pigeon chest)
Sternum menonjol
ke arah luar
Disertai depresi
vertikal pada
daerah
kostokondral
Terdapat pada
rakitis,
osteoporosis,
sindrom Marfan,

Macam Bentuk Dada


3. Toraks
Emfisematikus
(Barrel chest)
Dada berbentuk
bulat seperti tong,
disertai sternum
yang terdorong
dengan iga-iga
horizontal
Terdapat pada
PPOK (Fibrosis
kistik, emfisema)

Palpasi
Simetri/Asimetri pada toraks
Kelainan tasbih (rosary) pada rakitis,
benjolan abnormal, bagian yang nyeri,
pembesaran kelenjar limfe aksila,
supraklavikula dan fosa infraklavikula
Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya
udara dibawah jaringan kulit

Next

Palpasi
Fremitus suara
Telapak tangan diletakkan datar
pada dada & meraba dengan
telapak tangan dan ujung jari.
Dinilai : fremitus suara ( waktu
anak menangis / disuruh
mengatakan tujuh-tujuh
Normal akan teraba gerakan
yang sama pada kedua telapak
tangan
Meninggi bila ada konsolidasi
( pneumonia )
Berkurang bila ada obstruksi
jalan napas ( atelektasis,
pleuritis, tumor, efusi pleura )
Next

Perkusi
Perkusi langusng mengetukkan ujung jari
tengah atau telunjuk langsung ke dinding dada
Perkusi tidak langsung dengan meletakkan 1
jari paada dinding dada dan jari lain
mengetuknya dengan gerakan pada pergelangan
tangan
Perkusi pada bayi dan anak tidak boleh terlalu
keras karena dinding dada anak masih tipis dan
otot-ototnya masih kecil

Perkusi
Normal : Sonor
Redup : bila terdaat bagian yang padat pada
tunor yang luas pada paru
Hypersonor : terdapat peningkatan udara pada
paru atau pleura contoh pada emfisema,
pnemothorax
Thympani : Pada hernia diphragmatika

Auskultasi
Digunakan untuk
mendeteksi suara
napas dasar dan
suara napas
tambahan
Suara napas pada
bayi dan anak
cenderung lebih
besar karena
tipisnya dinding
dada

Suara Napas Dasar


Suara nafas vesikuler :
Suara nafas normal, dimana suara inspirasi
lebih keras dan panjang dari ekspirasi

Suara nafas bronkhial :


Inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi
yang lebih keras. Hanya ada didaerah
parasternal atas dan interscapular belakang

Suara Napas Tambahan


Ronki Basah
Ronki Kering
Wheezing ( Mengi )
Krepitasi - Suara membukanya alveoli ( pnemonia
Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural : Pada
pleuritis )
Sukusio Hippocrates jika dada digerak-gerakkan
terdengar suara kocokan : Pada
seropneumothorax

Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputusputus akibat getaran yang terjadi karena cairan
dalam jalan nafas dilalui oleh udara. Dapat
berupa :
Ronki basah halus : Dari duktus alveolus,
bronkiolus dan bronchus halus
Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil
dan sedang
Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar
jaringan paru

Ronki Kering
Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara
melalui jalan nafas yang menyempit baik
akibat faktor intraluminar ( Spasme bronchus,
edema, lendir, benda asing ) maupun
extraluminar ( desakan olleh tumor ) lebih
jelas pada fase ekspirasi

Wheezing ( Mengi )
Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor.
Wheezing pada fase inspirasi Obstruksi
saluran nafas bagian atas (Edema laryng
atau benda asing)
Wheezing pada fase ekspirasi Obstruksi
saluran nafas bagian bawah (asma
bronkhiolitis)

Pemeriksaan Jantung

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Inspeksi
Pericordial bulging
(ada pembesaran
ventrikel kanan)
Iktus cordis
Pada Bayi dan anak :
Sela iga IV garis
midclavicula kiri atau
sedikit lateral.
Pada anak usia 3
tahun keatas : Sela
iga V garis
midclavicula kiri

Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi,
kuat angkat, luas serta frekuensi dan
kualitas.
Getaran ( Thrill ) :
Terjadi akibat bising jantung yang keras (derajat
4/6 atau lebih)
Dapat teraba pada fase sistolik maupun diastolik
Terdapat kelainan katup
Fase Sistolik : defek septum ventrikel, stenosis
aorta, stenosis pulmonal, tetralogi Fallot dan
insufisiensi mitral.
Fase diastolik : stenosis mitral

Perkusi

Menentukan besar dan batas jantung secara kasar


Normal :
Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal
kanan
Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula
kiri
Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat
dan kelima dari garis aksilaris anterior kiri ke garis
aksilaris anterior kanan. Biasanya ada perubahan
dari perkusi dari sonor ke redup kira-kira 6 cm
disebelah lateral kiri sternum. Redup ini
disebabkan adanya jantung.

Auskultasi
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis
midclavicula kiri ( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bunyi jantung :
BJ I. BJ II
-BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya
katup mitral dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya
katup aorta dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ
-BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike
Rytoe ) yang menunjukkan adanya kegagalan
jantung

LOKASI AUSKULTASI

Bunyi Jantung vs. Bising Jantung


Bunyi jantung : Bunyi akibat vibrasi pendek pada
siklus jantung
Bising jantung : Bunyi akibat vibrasi yang lebih
panjang pada siklus jantung
Yang digolongkan bunyi jantung :
1. Bunyi-bunyi jantung I,II,III,IV
2. Opening snap : bunyi pembukaan katup (mitral)
3. Irama derap (gallop) : terjadi bila bunyi jantung
III, dan/atau BJ IV terdengar disertai takikardia
4. Klik : bunyi detakan pendek bernada tinggi.

Bunyi Jantung
Bunyi Jantung I
Penutupan katup atrioventrikular
BJ mengeras DSA, stenosis mitral, stenosis trikuspid,
interval P-R pendek
BJ melemah Insufisiensi mitral dan trikuspid, interval P-R
memanjang, miokarditis, perikarditis, efusi perikardium

Bunyi Jantung II
Penutupan katup semilunar (katup aorta dan katup
pulmoner)
BJ II terdengar tunggal pada seluruh siklus pernapasan ->
obstruksi jalan ventrikel kanan yang berat dan malposisi
arteri besar
BJ II terpisah lebar RBBB, DSA, Stenosis Pulmonal, gagal
jantung kanan, dilatasi A. Pulmonalis, insufisiensi mitral akut,
dan DSV
BJ II terpisah sempit Hipertensi pulmonal

Bising Jantung (Murmur)


1. Fase Bising Sistolik, diastolik atau keduanya
2. Bentuk Bising
a) Bising sistolik (Pansistolik/sistolik dini/ejeksi sistolik)
b) Bising diastolik (diastolik dini/mid-diastolik/diastolik
akhir)
c) Bising diastolik dan sistolik (bising kontinu/bising to
and fro)

3. Derajat bising
4. Frekuensi atau nada bising
1. High frequency murmur : Bising sistolik (defek
septum ventrikel, Insufisiensi mitral), Bising
diastolik
2. Low frequency murmur : Bising mid-diastolik

Derajat Bising
1/6
: sangat lemah, terdengar oleh pemeriksa
yang berpengalaman di ruangan hening
2/6 : lemah terdengar, perjalanan minimal
3/6
: Bising keras, getaran (thrill) perjalanan
sedang
4/6: Bising keras, disertai getaran bising
perjalanan luas
5/6
: Bising sangat keras, tetap terdengar saat
stetoskop ditempel sebagian perjalanan luas
6/6: Bising paling keras, dapat terdengar walau
tanpa stetoskop perjalanan sangat luas

TERIMA KASIH

You might also like