Professional Documents
Culture Documents
Kebakaran
Prosedur penanggulangan kebakaran bangunan dilandasi oleh fenomena teknis api, disamping
aspek-aspek psikologis yang dialami manusia pada saat terjadinya kebakaran (shock, timbulnya
kepanikan, dll).
Hal-hal teknis yang menjadi landasan upaya penanggulangan tersebut antara lain : unsur
pembentuk api, tahap perkembangan api, serta hal yang membahayakan keselamatan jiwa.
Pada proses terjadinya kebakaran, api tumbuh secara bertahap, dari mulai menyala,
membesar, menghasilkan gas dan asap dari bahan yang terbakar, dan bila tidak terkontrol, ia
akan mencapai tahap maksimal yang menghanguskan serta membahayakan.
tahap penyalaan,
tahap pertumbuhan,
tahap puncak (flashover),
pembakaran penuh dan
tahap surut
Heat (Panas/Energi) :
Energi yang menyebabkan bahan bakar
(meterial terbakar) utk memproduksi uap
yang menjadi pemicu terjadinya kebakaran
Chemical Reaction :
Bila bahan bakar, oksigen dan panas
berada bersama-sama dalamtakaran yang
tepat dan kondisi yang memadai, rantai
reaksi kimia akan mempercepat oksidasi
(yang menyebabkan kebakaran)
Combustion
Combustion (proses pembakaran) adalah reaksi kimia dimana bahan bakar secara
cepat teroksidasi. Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya proses pembakaran :
Oxygen (O2)
Bahan bakar (Fuel)
Energi Panas (Heat)
Oksigen
Fuel
Untuk menghentikan proses pembakaran ini, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :
Heat
Combustion
Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran api pada kasus bangunan yang terbakar,
sama seperti terjadinya proses penyalaan api, kecepatan penyebaran, pemancaran
panas, serta timbulnya asap & gas berbahaya, ditentukan oleh banyak faktor yaitu :
Pada proses terjadinya kebakaran, api dengan cepat berkembang besar melalui
proses konveksi, dan kemudian menyebar secara lateral dalam ruangan, dan bila
ruangannya terbatas terus merambat secara vertikal ke langit-langit.
Sesuatu yang terbakar, disamping menghasilkan gas, asap dan panas. Panas gas
yang timbul pada peristiwa kebakaran, bisa mencapai 650 0C 950 0C.
Salah satu fenomena yang khas terjadi pada peristiwa kebakaran adalah
terjadinya flashover, dimana api tiba2 membesar dengan nyala yang besar pula.
Bahaya Kebakaran
Ada dua jenis bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaran
yaitu kerugian material dan keselamatan jiwa manusia.
bahaya langsung
tersengat temperatur yang tinggi
keracunan asap
pada
peristiwa
kebakaran
dapat
Hal di atas digambarkan melalui skematik grafik yang pernah dipublikasikan oleh
Biro Statistik Amerika (National Bereau of Standard USA) mengenai akibat yang
ditimbulkan setelah peristiwa kebakaran terjadi.
(10 35) 0C
65 0C
105 0C
120 0C
140 0C
180 0C
Skema Penyebab Korban Jiwa Akibat Kebakaran (Sumber : National Bereau of Standard USA)
Penyebab korban jiwa terbesar pd kebakaran adalah asap yang meracuni pernafasan, yaitu
sebesar 74 %, sementara yang diakibatkan tersengat panas sebesar 18 % serta penyebab
lain sebesar 8 % dari total korban.
Asap yang timbul sebagai hasil reaksi pembakaran, mengakibatkan bahaya meracuni
pernafasan juga menghalangi pandangan dan orientasi orang untuk menyelamatkan diri.
Penelitian mengungkapkan bahwa serangan shock akibat kebakaran dapat membuat panik,
menghilangkan pikiran logis pola pernafasan dapat berlebihan akan semakin
mempercepat proses keracunan
Asap Kebakaran
Defenisi NFPA 92A tahun 1996 :
Asap adalah gas-gas serta partikel padat dan cair yang
beterbangan yang timbul pada waktu sesuatu bahan
mengalami proses pirolisa atau pembakaran, bersama
dengan sejumlah udara yang terperangkap atau tercampur di
Hasil pembakaran terdiri dari : partikel mikro, bahan yang tidak habis terbakar, karbon
dalamnya.
dioksida, karbon monooksida, uap air, dan gas-gas toksik maupun korosif.
Asap dari kebakaran bangunan adalah gas-gas hasil pembakaran material dan
barang dalam bangunan, dan membawa partikel mikro yang timbul akibat pirolisa atau
reaksi pembakaran.
Bahaya asap yang perlu diperhatikan adalah toksisitas, visibilitas dan temperatur.
Bila orang terperangkap di dalam ruangan dengan asap yang tebal, akan
menyebabkan disorientasi mengganggu proses evakuasi.
Bila berlangsung lama, asap beracun dapat terhirup ke dalam paru-paru yang dapat
menyebabkan kematian.
Asap Kebakaran
Pada kasus kebakaran, umumnya kematian terjadi akibat keracunan asap terlebih
dahulu sebelum kecelakaan akibat lain terjadi. Statistik mengungkapkan bahwa 80%
kematian terjadi akibat keracunan asap ataupun gas racun lain.
Jumlah asap yang di produksi pada suatu kebakaran tergantung pada jenis dan
jumlah material terbakar dan kondisi kebakaran berlangsung.
(Memilih material yang menghasilkan asap yang relatif sedikit dapat
menghindari potensi resiko berkurangnya visibilitas pd evakuasi)
Produksi asap bergantung pada dua hal yaitu ukuran api dan tinggi
plafon ruangan. Produksi asap juga akan meningkat sejalan dengan
perkembangan dan penyebaran api.
Jenis asap yang dihasilkan berbeda pada tiap kebakaran, maupun oleh
bertambahnya waktu pada kebakaran yang sama.
Tampilan jenis asap bervariasi, asap berwama terang atau asap hitam
dan tebal yang merupakan akibat dekomposisi tidak terbakar dan produk
kondensasi yang dihasilkan dari pembakaran material mudah terbakar.
Gas-gas panas kebakaran memiliki unsur pokok yang dapat dibedakan :
Semakin kecil ketinggian ruang di atas api menyebabkan tumpukan lapisan asap
yang membubung semakin cepat menebal.
Ruang terbuka di atas api akan semakin berkurang dan ruangan akan dengan cepat
terpenuhi oleh asap.
Asap merupakan kombinasi yang merata dari tiga kelompok di atas, dan
berisi gas-gas, uap air, dan partikel-partikel solid yang tidak dapat
terbakar secara sempuma.
HAZARDOUS MATERIALS
PRODUKSI KEBAKARAN
Uap dan Gas beracun yang diproduksi api adalah yang paling bertanggung jawab
pada sejumlah besar kematian pada kebakaran.
Asap (smoke) dan uap (vapours) dan gas beracun (toxic gases) pada umumnya
terjadi bersama-sama pada kebakaran dan sukar untuk menciri dengan jelas produk
pembakaran yang mana yang bertanggung jawab untuk efek yang berbahaya
tersebut.
Asap (smoke) adalah partikel-partikel yang terdiri dari partikel solid unsur/butir
padat dan memadatkan uap. Asap ini umumnya terdiri dari bahan solid yang terurai
hasil pembakaran.
Gas adalah suatu produk pembakaran yang tinggal suatu gas bahkan ketika
temperatur udara telah menjadi normal.
Uap (vapours) adalah suatu produk pembakaran yang berupa gas ketika diproduksi
tetapi berbalik menjadi padat atau cairan pada suhu normal. Uap akan secara
berangsur menjadi padat pada temperatur dingin sebagaimana pada saat berpindah
pada saat panas.
Pada kebakaran, ada dua zat hasil oksidasi sempurna Carbon Dioxide (CO2) dan uap air
(90% produk yang dihasilkan). Sisanya yang 10% mengandung kebanyakan unsur yang
membahayakan.
Terdiri dari : Carbon Monoxide, Particulate Matter, Hydrocarbons dan bahan organic.
Api yang semakin besar akan menyempurnakan proses pembakaran dan selanjutnya akan
memperbesar pula persentase Carbon Dioxide (CO2) dan uap air pada asap
Gas yang tidak berbau dan berwarna, terbentuk secara alami melalui pembusukan material
organik (termasuk kayu). CO2 dihembuskan manusia dan diserap tumbuhan dari udara (pada
proses fotosintesis). Gas ini digunakan untuk pengemasan minuman segar (carbonated drinks).
Kandungan air sangat penting untuk interaksi dengan produk terbakar lain sehingga mengurangi
efisiensi proses pembakaran. Uap air juga mengurangi visibilitas untuk jarak yang pendek.
Gas ini tidak berbau dan berwarna, tetapi memiliki daya racun yang besar (highly toxic). Pada
kebakaran, konsentrasi yang diproduksi sangat besar, tetapi sangat ringan dan secara cepat
dapat tercampur (diluted) di udara terbuka.
Ambang batas
Terhisap selama 1 jam tanpa efek yang berarti
Terhisap selama 1 jam dengan efek yang tidak
mengenakkan
Konsentrasi yang membahayakan
Konsentrasi yang mematikan dibawah satu jam
Hidrokarbon dan campuran organik lain tidak mengakibatkan bahaya yang signifikan
Partikel Mikro
Partikel mikro prodek pembakaran adalah campuran kompleks dari partikel-partikel padat
atau partikel cair (tar)
Ukuran, Bentuk, Kepadatan dan sifat fisis lain sangat variatif tetapi terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata telanjang. Partikel-partikel kayu yang biasanya dihasilkan dengan cepat pada
pembakaran, tidak termasuk didalamnya membahayakan visibilitas.
Partikel kecil ini dapat lama terapung di udara (bisa sampai seminggu), yang dapat secara
drastis mengurangi visibilitas merupakan problem utama masalah visibilitas pada asap.
Ukurannya yang kecil dapat penetrasi ke dalam paru-paru, sama seperti merokok yang
dapat menyebabkan gangguan pernafasan seperti emphysema.
Visibility Effects
Major Problem Interstates and major highways Can act as nuclei for formation of fog.
Types of Fires
Ada 4 klasifikasi kebakaran, yang dikategorikan berdasarkan jenis material yang
terbakar.
Pada kategori A, B & C, ada dua ikon yang biasa dipakai (biasanya digunakan pada
jenis extinguisher yang digunakan utk memadamkan api)
Hanya ada satu ikon yang dipakai sebagai simbol kebakaran class D, dimana kebakaran
tsb melibatkan material khusus yang dapat mengakibatkan situasi kebakaran khusus
Note : ada kebakaran yang melibatkan lebih dari satu klasifikasi di atas, misalnya
kebakaran yang melibatkan kebakaran kertas dan lemak dapur, akan dikategorikan
kebakaran class AB
Class A, kebakaran material yangt menimbulkan residu
bila terbakar, misalnya kertas, kayu, kain, karet dan
beberapa jenis plastik.
Class B, kebakaran yang melibatkan material cairan
dan gas yang mudah terbakar, seperti bensin, paint
thinner, kitchen grease, propane, dan acetylene.
Class C, kebakaran yang melibatkan elektrikal ataupun
peralatan (motor, computer, panel box).
Class D, kebakaran yang melibatkan material metal
khusus, seperti magnesium, sodium, titanium, dan
certain organometallic compounds seperti alkyllithium
dan Grignard reagents.
Sekian
&
Terima Kasih