You are on page 1of 53

TEKNIK BEDAH TERBARU UNTUK

KURVATUR PENIS VENTRAL TANPA


SIRKUMSISI

Lusy Herawati Alwi


C 111 10 325
SUPERVISOR
Prof. Dr. dr. Achmad M. Palinrungi, Sp.B., Sp.U.

ABSTRAK
Tujuan
Mendeskripsikan dan melaporkan
jenis lain dari corporoplasty yaitu
corporoplasty
double
breasted
dengan akses penoscrotal dan
infrapubis yang tidak membutuhkan
sirkumsisi
Mendiskusikan aspek medikolegal
terapi tersebut

ABSTRAK
Metode dan pasien
Dilakukan double breasted corporoplasty
pada 93 pasien yang menderita kurvatura
penis ventral kongenital dari Februari 1995
hingga Oktober 2012.
Penilaian preoperatif terdiri dari monitoring
RigiScan, injeksi prostaglandin E 1 dengan
dokumentasi fotografis dan pengukuran
angulasi penis, pemberian kuisioner IIEF-5,
dan biothesiometry hingga 5 tahun yang
lalu sebelum diganti menjadi Genito
Sensory Analyzer untuk sensitivitas tes.

ABSTRAK
Metode dan pasien :
Digunakan akses infrapubic dorsal kemudian
dilakukan insisi fascia Colles, dilakukan
degloving
penis
dengan
dilakukan
corporoplasty double-breasted pada tempat
dilakukannya penilaian preoperatif. Tunica
albuginea disiapkan, dibuat insisi, dan jaringan
cavernosa dipisahkan dari albuginea untuk
mendapatkan 2 flap yang kemudian di buat
overlapping dan dijahit asimetris interuptus
dengan benang polyglactin 910 (Vicryl ) no 20.

ABSTRAK
Metode dan pasien :
Setelah ujung bebas dari albuginea
dijahit dengan benang polyglactin
910, dibuat jahitan dengan benang
non-absorbable monofilamen dan
uncoated yang terbuat dari
polyprophylene (Premicron) pada
titik dengan traksi maksimum.

PENDAHULUAN
kongenital
Kurvatura Penis

Trauma
Penyakit Peironies

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Beberapa teknik rekonstrukso koreksi kurvatura penis


kongenital: baik dengan memanjangkan sisi konkav kurvatur
yang memendek dengan graft atau dengan eksisi elips
tunica albugenia

PENDAHULUAN
Prosedur
pelurusan

insisi
subcoronal
sirkumferens membuat refleksi kulit penis ke
arah pangkal (degloving) untuk mengekspos corpus

dikombinasikan
dengan
sirkumsisi

meminimalisasi resiko edema masif postoperatif di


preputium, fimosis, serta nekrosis. Sirkumsisi bukan
hal wajib dalam degloving, hanya dilakukan pada
pasien yang menderita fimosis.
Dijurnal ini dilaporkan tentang pengalaman dalam
melakukan teknik original, yang disebut sebagai
corporoplasty double-brested tanpa sirkumsisi.

METODE
Februari 1995 Oktober 2012
tindakan double breasted corporoplasty
Total 93
pasien yang menderita
kurvatura penis kongenital >30 dan
yang mengalami disfungsi ereksi pada
pasien yang mengalami kurvatura penis
ventral dengan usia 18-37 th. Dengan
alasan kurvatura yang mereka rasakan
menghambat
dan
mengganggu
hubungan seksual dan juga kosmetik.

METODE
Dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisis yang komperhensif pada saat
penilaian perioperatif
Lokasi
dan
pembengkokan
dievaluasi dengan membuat ereksi
dengan injeksi lokal prostaglandin
E1 (PGE1 2,5-10 ug). Diukur jarak
antara kelengkungan ke meatus
uretra untuk menentukan lokasi
corpoplasty pada saat operasi.

METODE
Gambar 1 :
Penis Konveks maupun konkav
Injeksi
Prodtaglandin E1
dokumentasi fotografis + pengukuran angulasi
penis

PENILAIAN PERIOPERATIF
Monitoring Rigiscan
Pembesian kuisioner International
Index of Erectile Function-5 (IIEF-5).
Sebuah kuisioner berisi 15 item
untuk penilaian fungsi ereksi. Di
identifikasi 5 faktor atau domain
respon:
fungsi
ereksi,
fungsi
orgasme,
keinginan
seksual,
kepuasan berhubungan intim dan
kepuasan secara keseluruhan.

TES PERIOPERATIF
Semua pasien diberikan informasi
mengenai resiko dan keuntungan
prosedur
tersebut,
menjelaskan
potensial perbaikan fungsi dan
estetika,serta kemungkinan residu
atau
kurvatura
rekuren,
pemendekan penis (sisi konvenks)
dan jahitan yang teraba.
Penilaian post operatif pada 12
minggu, dan 24 bulan setelah
pembedahan seperti pemeriksaan

metode
Digunakan akses infrapubic dorsal
pada pasien dengan kurvatura
ventral. Setelah persiapan dan insisi
fascia colles, penisnya di deglove
dan dilakukan corporoplasty double
breasted pada tempat dilakukannya
penilaian preoperatif

METODE DAN PASIEN


Tunica albugenia disiapkan
dibuat
insisi jaringan kavernosa dipisahkan
dari albugenia untuk mendapatkn 2 flap
dioverlaid
dan dijahit asimetris
interuptus 2-0 dengan polyglactin (vicril )
Setelah ujung bebas dari albugenia dijahit
dengan polyglatin 910 dibuat jahitan
benang non absorable monofilamen dan
uncoater
yang
terbuat
dari
polyprophylane pada titik dengan traksi
maksismum.

TEKNIK OPERASI

PROSEDUR PEMBEDAHAN
Penilaian perioperatif termaksud pemeriksaan
fisik dan pengukuran kurvatura penis setelah
injeksi PGE1 dengan pengambilan foto klinis
pada bidang orthogonal, frontal, dan sagital.
Tahap selanjutnya adalah menentukan dimana
koreksinya akan dibuat pada sisis konveks.
Dengan mengangkat Gland penis ditarik oleh
salah satu tangan kemudian meletakkannya
pada titik kurvatura terbesar, kemudian
ditentukan apakah akan dibuat 1 koreksi atau
lebih tergantung garis kurvatura.

Penis
diluruskan
dengan
menggunakan jari pada titik
ideal
koreksi ukur jarak titik ini ke
meatus uretra eksterna ,kemudian
foto preoperatif akan di bandingkan
dengan foto postoperatif (hal ini
berguna untuk segi medikolegal agar
pasien
tidak
mengeluh
karena
penisnya memendek setelah dikoreksi
kurvatura yang terjadi)

Untuk mengukur konkav dan


konveks, dapat menggunakan
manuver dengan 2 gelang
karet yang diletakkan pada
dasar penis dan pada sisi
back-balanic
yang
digunakan.manufer ini juga
harus
didokumentasikan.
Perbedaan antara pengukuran
kedua karet gelang tersebut
memiliki jumlah yang sama
dengan tunica albuginea yang
harus
dilepaskan
untuk
memperbaiki defek tersebut.

Pengukuran ini penting dilakukan


karena berbeda dengan prosedur
Nesbits
yang tidak dilakukan
sirkumsisi dan tidak dapat dievaluasi
titik koreksi intraoperatif.

Gambar 2 : Untuk perbaikan Pada kurvatura penis ventral


dibuat

insisi dorsal transversum infrapubic

Gambar 3 : Untuk mengoreksi kurvatur ventral,ketika


melepaskan atau memotong plak pada penyakit
Peyronies. Fascia coles dibuka dengan forceps dan
diekspansi untuk memisahkan jaringan

Gambar 4 : dengan klem Allis yang dimasukkan ke rongga colles.


Seorang asisten memegang penggaris steril pada salah satu sisi
penis dan titik corpoplasti kemudian di klem. Penis di degloved
melalui sebuah lubang kecil.

Serabut
Neurovascular
di
mobilisasi dan di Klem dengan
Babcock menjepit titik yang
akan dilakukan corpoplasty ,
dan sebuah Torniquet dipasang
pada pangkal penis, Corpus
cavernosum di Klem dengan
klem Allis, berlawanan dengan
Klem Babcock pada daerah
antara corpus spongiosus
dengan corpus cavernosus.

Teknik operasi
Facia Buck disiapkan, hati-hati agar
tidak nervus facia. Facia
neurovascular dorsal diekspansi
untuk memperlihatkan bagian
dorsal dari septum intercavernosum
tunica Albuginea akan terpisah
sempurna dari facia bucks

Gambar 5 :
Tunica Albuginea
dari corpus
cavernosum dextra
direseksi ,
jaringan
cavernosum
dibawahnya
dipisahkan dengan
forcep kemudian
dengan sponge
untuk
mendapatkan 2
flap tunica
Albuginea,
1 di proksiaman

Kemudian dibuat corpoplasti double


breasted.
5
jahitan
interuptus
dengan benang 2-0 polyglatin
(Vycrl)
ditempatkan
asimetris
berbentuk huruf U.
jumlah jaringan albuginea untuk
dasarnya memiliki panjang yang
berbeda antara sisi konveks dan
konkav.

Gambar 6 : menjelaskan perbaikan


kurvatur ventral yang memiliki
jaringan albuginea yang lebih
banyak daripada bagian perifer

TEKNIK OPERASI
Setelah selesai corporoplasty, fascia
Bucks didekatkan dengan benang
3-0 rapid polyglactin 910, dipasang
drain hisap Redon, yang akan
dilepaskan 12-24 jam kemudian.
Fascia Colles dijahit dengan benang
3-0 rapid polyglactin 910, dan
kemudian lukanya ditutup dengan
benang silk secara interuptus.
Verban komporesi elastis diberikan
kepada tempat insisi kulit.

Tabel 1 : karakteristik dan keluaran dari pasien yang


menjalani operasi double braested corpoplasty
Variable
Jumlah pasien dengan
kurvatura penis ventral
Umur (rata-rata/thn)
Kemiringan Penis
Follow Up, Durasi, (bln)
Statistik dengan prosedur %
Gangguan Neurologic %
Rekurensi %
Pemendekan ukuran penis
(cm)
Gangguan Ereksi %
Perubahan IIEF-5 skor

Value
93
24,5 ( 18 37 )
30
24
96
0
4
1-2 (sisi konveks)
4
Meningkat dari 20,5 menjadi
27,6

H A S I L
didapatkan koreksi sempurna kurvatura
penis pada 96 % pasien. rekurensi 4%
Tidak ada komplikasi mayor, lesi
neurovaskular, atau perubahan pada
fungsi ereksi yang dilaporkan.
Dilaporkan terjadi irregularitas subkutan
yang dapat
dipalpasi di tempat
dilakukannya
corporoplasty,
tanpa
adanya gangguan fungsional atau
estetika.pada 35% pasien.

H A S I L
Tidak ada perubahan pada bentuk penis
karena tidak dilakukan sirkumsisi dan
skar residu hampir tidak nampak karena
tersembunyi di lipatan infrapubic.
Teknik
corporoplasty
dapat
mengembalikan integritas psikososial
pasien, sehingga dari segi medikolegal
merupakan salah satu prosedur yang
paling reliable untuk perbaikan kurvatur
penis.

HASIL
Pada penilaian follow-up 12 minggu,
12 bulan dan 24 bulan, pasien
diperiksa pada saat ereksi dengan
pemberikan
injeksi
PGE1
intracavernosa. Koreksi sempurna
kurvatur penis didapatkan pada
96% pasien

HASIL
Gambar 7 : tampak penis sebelum
dan setelah 6 bulan operasi double
breasted Corpoplasty

HASIL
Gambar 8 : tampak penis sebelum
dan setelah 6 bulan operasi double
breasted Corpoplasty

HASIL
Gambar 9 : tampak penis sebelum
dan setelah 6 bulan operasi double
breasted Corpoplasty

HASIL
Gambar 10 : tampak penis sebelum
dan setelah 1 bulan operasi double
breasted Corpoplasty

DISKUSI
Karena
dihadapkan
dengan
variasi
pendekatan bedah rekonstruktiff untuk
kurvatur
penis,
ahli
bedah
perlu
memikirkan semua faktor yang dapat
mempengaruhi rasa integritas pasien dan
kesehatan psikofisik. Pada pria dengan
fungsi ereksi yang tidak terganggu,
perbaikan kurvatur penis dapat dicapai
dengan memanjangkan sisi konkav
kurvatur atau memendekkan sisi konveks
(corporoplasty dan plicasi albuginea).

DISKUSI
Operasi pertama oleh Nesbit 1965. Terdiri
dari plikasi sederhana albuginea dengan
jahitan kontinyu yang tidak dapat diserap
pada sisi konveks dari kurvatur tersebut.
Versi ini dimodifikasi Nesbit II, melakukan
eksisi elips albuginea pada sisi konveks
penis di daerah pembengkokan mayor
corpus cavernosa, sehingga memendekkan
konveksitas tersebut dan memperbaiki
kurvaturnya.
Teknik
ini
terdiri
dari
sirkumsisi dan degloving sempurna penis

DISKUSI
Devine dan Horton pada tahun
1974
mendeskripsikan
pemanjangan corpus cavernosum
yang pendek dari pada mengubah
sisi yang panjang. Dengan teknik
ini, dinding konkav diluruskan
dengan
memasukkan
sebuah
dermal graft atau graft albuginea
yang diambil dari sisi konveks

DISKUSI
Pada tahun 1979, Ebbehoj dan Metz
menjelaskan
teknik
yang
melibatkan
pemasangan jahitan Z pada sisi konveks
albuginea untuk memperbaiki kurvaturnya
tanpa memerlukan eksisi jaringan. Setelah
itu,
Udall
menyarankan
pendekatan
pembedahan lainnya untuk kurvatur dorsal
pada tahun 1980, dimana pembengkokan
ke arah dorsal diperbaiki dengan penutupan
longitudinal insisi horizontal albuginea,
sehingga memperpanjang sisi dorsal penis.

Pada
tahun
1987,
Kelami
memodifikasi teknik Nesbit II,
dengan eksisi lozenge albuginea,
yang dilanjutkan dengan jahitan
horizontal dengan benang inverted.

DISKUSI
pada tahun 1989 Daitch et al eksisi single
lozenge dari albuginea dari kedua corpus
cavernosum setelah pemisahan neurovaskular
dorsal untuk memperbaiki kurvatur ventral. Mereka
membuat 2 buah insisi paraurethra bilateral untuk
mengangkat fascia Bucks dari albuginea.
Semua teknik bedah tersebut merupakan variasi
dari teknik Nesbit original. Kemudian, dipaparkan
varian plicature. Semua teknik yang telah
dipublikasi tersebut menggunakan akses melalui
sirkumsisi. Hal tersebut karena dengan degloving
sempurna ahli bedah dapat menstimulasi koreksi di
meja operasi.

DISKUSI
Akses
melalui
sirkumsisi
tentu
saja
memperlama masa penyembuhan dan dapat
meninggalkan bekas luka. Dengan akses
proksimal, seperti yang dijelaskan pada teknik
yang dilakukan pada pasien kami, ada
keuntungan tidak adanya bekas luka dan
dianggap mempersingkat waktu penyembuhan
tetapi
memiliki
kerugian
karena
harus
mengidentifikasi titik dimana harus melakukan
koreksi
preoperatif.
sirkumsisi
bukan
merupakan bagian wajib dari degloving penis
dan harus dilakukan hanya pada pasien yang
menderita fimosis.

KESIMPULAN
Teknik asli ini memiliki morbiditas
yang rendah, tingkat rekurensi yang
rendah, dan hasil estetika yang
bagus.
Hasilnya menunjukkan bahwa
prosedur ini aman dan efektif.
Ketika diindikasikan untuk terapi
pembedahan kurvatur penis, pilihan
teknik ini memenuhi kriteria untuk
dapat dilakukan oleh para ahli
bedah

TERIMAKASIH

PENDAHULUAN
Anatomi Penis

Anatomi Penis

Monitoring Rigiscan

You might also like