You are on page 1of 40

LARINGITIS

TUBERKULOSIS
Rika Caesaria H, Linda I. Adenin

Pendahuluan
LARINGITIS
TUBERKULOSIS

Mycobacterium
tuberculosis

TUBERKULOSIS PARU

suatu penyakit menular yang disebabkan


oleh basil Mycobacterium tuberculosis

Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa


jumlah terbesar kematian akibat tuberkulosis
terdapat di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang
atau angka mortaliti sebesar 39 orang per
100.000 penduduk. Angka mortaliti tertinggi
terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk

Indonesia masih menempati urutan ke 3 di


dunia untuk jumlah kasus tuberkulosis setelah
India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000
kasus baru tuberkulosis dan sekitar 140.000
kematian akibat tuberkulosis.

Anatomi Laring
Bangunan kerangka laring tersusun dari satu tulang,
yaitu tulang hyoid dan beberapa buah tulang rawan
1. Tulang Hyoid
2. Kartilago thyroid
3. Kartilago krikoid
4. Epiglottis
5. Kartilago aritenoid (sepasang)
6. Kartilago kornikulata
7. Kartilago kuneiformis (sepasang)
8. Kartilago triticeous

Anatomi Laring

Otot Laring

Persyarafan Laring
N. lar

PERSARAFAN LARING

Perdarahan Laring
Arteri

Perdarahan Laring

Proteksi

Fonasi
FUNGSI
LARING
Mengekspresikan
emosi

Respirasi
Proses
Menelan

INSIDEN
Penduduk yang berumur lebih dari 60 tahun, dengan dua kali
lebih sering pada laki-laki dibanding dengan perempuan
pasien berumur diatas 50 tahun, perbandingan laki-laki dan
perempuan ialah 4:1.
sering terjadi pada laki-laki usia lanjut, terutama pasienpasien dengan keadaan ekonomi dan kesehatan buruk, yang
banyak diantaranya adalah peminum alkohol
Penyakit ini banyak terjadi pada orang dewasa yang tidak
mendapatkan vaksin BCG ataupun pada pasien dengan
AIDS
Di RSUP Dr. M. Djamil 3 tahun terakhir ditemukan 35 kasus
TB laring, sementara TB paru tercatat sebanyak 473 kasus
diantaranya 303 kasus BTA (+), dan 170 kasus BTA (-)
dengan perbandingan laki-laki : perempuan 2:1.

ETIOLOGI
Bronkogen

Mycobacterium
tuberculosis
Hematogen

Basil tuberkulosis
yang dibawa oleh
sputum dari bronkus
Mukosa laring
terlihat merah
dan bengkak
selama terjadi
infiltrasi seluler

PATOGENESIS

kaseosa
dan ulkus

terbentuk
tuberkel pada
submukosa

menempel
dan
mempenetrasi
mukosa laring
yang utuh
terutama di
daerah
interaritenoid

Secara klinis laryngitis tuberculosa terdiri


dari 4 stadium :
Stadium infiltrasi

Stadium Ulserasi

pembengkakan dan hiperemis terjadi


pada mucosa laring bagian posterior
kadang-kadang pita suara terkena juga.
Kemudian di daerah sub mucosa
terbentuk tuberkel sehingga mucosa
tidak rata, tampak bintik-bintik yang
berwarna kebiruan. Tuberkel makin
membesar serta beberapa tuberkel
yang berdekatan bersatu, meregang,
maka akan pecah dan timbul ulcus.

Ulkus yang timbul pada akhir stadium


infiltrasi membesar. Ulkus ini dangkal,
dasarnya ditutupi oleh perkijuan serta
dirasakan sangat nyeri

Stadium perikondritis

Stadium
fibrotuberkulosis

Ulkus makin dalam, sehingga


mengenai cartilago laring , terjadi
kerusakan tulang rawan sehingga
terbentuk nanah yang berbau,
proses ini akan berlanjut dan
terbentuk sequester.

terbentuk fibrotuberculosis pada


dinding posterior, pita suara dan
subglottic

Anamnesis
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan
penunjang

DIAGNOSIS

Laryngoscopy
CT Scan
Histopatology
dan Foto
Thoraks

Gejala Klinis
Gejala klinis bergantung pada stadiumnya, yaitu:
Suara serak / parau yang mulanya ringan tetapi
dapat progresif menjadi disfoni atau afoni berat.
Batuk berdahak, kadang disertai darah.
Rasa kering dan nyeri di tenggorok, panas dan
tertekan di daerah laring.
Kesulitan waktu menelan (dysphagia) atau
odinophagia yang lebih hebat bila dibandingkan
dengan nyeri karena radang lainnya.
Gejala sistemik antara lain: demam ringan, perasaan
kedinginan, anorexia dan penurunan berat badan
dan rasa lelah

Pemeriksaan Klinis

Pita suara asli sering terinfeksi oleh TBC


laring, diikuti oleh epiglottis, arytenoid,
comissura posterior dan area subglottic.
TBC laring dapat bermanifestasi sebagai
edema, hyperemia atau lesi ulseratif
tetapi dapat juga sebagai nodul massa
exophytic

Pemeriksaan Laryngoscopy

Laryngitis tuberculosa tampak seperti


massa atau borok, lokasi lesi sangat
bervariasi. Pita suara sering terkena diikuti
epiglottis, bagian subglotik dan comissura
posterior. Nodul ini bersatu dan daerah yang
terkena menjadi merah muda, membengkak
dan noduler
Permukaan yang kasar atau erosi pada
satu atau dua pita suara

Ulserasi berlokasi pada ligamentum vocalis


kemudian menyebar ke anterior, ulcus
biasanya dangkal dan ditutupi oleh exudat
kasar berwarna abu-abu dan memberi
gambaran pita suara seperti gigitan tikus.
Epiglottis dan/atau daerah interaritenoid
sangat edema dan terlihat merah muda dan
bening. Gambaran ini khas, epiglottis sering
berbentuk serban atau jantung dan
aritenoid berbentuk buah pir. Edema pada
kasus ini dapat menutupi seluruh sisa laring
dan menyumbat saluran nafas

Gambaran Laryngoscopy Direct

Pemeriksaan CT Scan

Terdapat proses penebalan yang difus dan


bilateral pada vocal cord dan epiglottis
biasanya dijumpai tanpa pembentukan dari
massa vocal.
Tidak dijumpai sklerosis atau destruksi dari
cartilago laryngeal.

Gambaran CT Scan

Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan jaringan dengan Ziehl-Neelsen ,pewarnaan


kimia histologi untuk basil tahan asam
Identifikasi dari Mycobacterium Tuberculosis dengan
Polymerase Chain Reaction (PCR)

Biopsi jaringan dengan laryngoscopy langsung

Foto Thoraks

Diagnosa Banding

Laringitis Sifilis (leutika)

Karsinoma Laring
Sarkoidosis

Aktinomykosis laring

Komplikasi
Stenosis sub glottic.
Keterlibatan otot dan
kelumpuhan pita suara.
Stenosis fibrotic pada pita
suara

Penatalaksanaan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Rifampisin 10 mg/kgBB/hari
Isoniazid 300-400 mg/hari
Pyrazinamid 20-30 mg/kgBB/hari
Ethambutol 15-25 mg/kgBB/hari

2 HRZ ( fase awal / inisial )


4 H3R3 (fase lanjutan)

Istirahat suara total..


Suntikan pada nervus laryngeal
superior dengan prokain (novokain)
dan alkohol.

Prognosis

Tergantung pada keadaan sosial ekonomi


pasien, kebiasaan hidup sehat serta
ketekunan berobat. Bila diagnosis dan
pengobatan pada stadium dini maka
prognosisnya baik

Kesimpulan
Laringitis tuberkulosa merupakan penyakit infeksi pada
laring yang bersifat kronis, merupakan bentuk
tuberkulosis extra paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosa.
Kebanyakan laryngitis tuberkulosa terjadi pada usia
dewasa antara 40-50 tahun, yang memiliki keluhan suara
serak yang progresif serta odinophagia.
Insiden perbandingan tuberkulosis laring antara pria dan
wanita adalah 4 : 1.

Tuberkulosis laring dijumpai pada pasien dengan


kesehatan dan gizi yang buruk dan disertai peminum
alkohol, riwayat perokok berat, riwayat vaksinasi
BCG (-), dan AIDS

Pengobatan pada dasarnya ditujukan pada penyakit


parunya.Obat-obat anti tuberkulosis digunakan
sebagai terapi utama. Disertai dengan pengobatan
secara simtomatik untuk mengatasi nyeri.
Prognosis pengobatan laryngitis tuberkulosa
umumnya baik bila diagnosis dan pengobatan
dilakukan pada stadium dini.

TERIMA KASIH

You might also like