You are on page 1of 40

Therapeutic Outcomes

Cure of Disease
Reduction or elimination of Symptoms
Arresting or Slowing of the progession of Disease
Preventing a disease or symptoms
Other:

Other outcome:
Not Complicating or aggravating other exiting
disease state.
Avoiding or minimizing adverse effects
of treatment.
Providing cost-effective therapy
Maintaining the patiens quality of life

Pendekatan PC
Pharmaceutical care uses a process through
which a pharmacist cooperates with a patients
and other health care proffessionals in designing,
implementing, and monitoring a therapeutic plan
that will produce specific therapeutic outcomes
for the patients

Pharmaceutical Care Functions

1. Identifying potential and actual DRPs


2. Resolving actual DRPs
3. Preventing potential DRPs

Drug-Related Problems/DRPs

DRPs is an event or circumstance involving


drug therapy that actually or potentially
interferes with the patients ability to
achieve an optimal medical outcome

DRPs adalah suatu peristiwa atau


Kejadian yang menyertai terapi obat
yang actual atau potensial yang
mempengaruhi keadaan pasien untuk
mencapai outcome medik yang
optimal

Pengobatan Rasional didefinisikan oleh


WHO
The rational use of drugs requires that patients
receive medications appropriate to their clinical
needs, in doses that meet their own individual
requirement, for an adequate period of time, and
at the lowest cost to them and their community
(Quick, et al, 1997).
penggunaan obat dikatakan rasional jika pasien
menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan
klinisnya, dalam dosis yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu masing-masing, dalam
periode waktu yang cukup, dan dengan harga
yang terjangkau oleh pasien dan masyarakat.

5 T 1W
Tepat indikasi
Diketahui manfaat dipetik
Apakah obat diperlukan?

Tepat pemilihan obat

Kemanfaatan dan keamanan obat


Resiko pengobatan kecil
Obat mudah didapat
Sesedikit mungkin kombinasi

Tepat dosis dan cara pemberian


Pertimbangan farmakokinetika obat

Tepat pasien
Pada kondisi khusus perlu penyesuaian dosis individual

Tepat harga
Terjangkau oleh pasien

Waspada Efek Samping Obat (ESO)

Eight major types of


Drug-Related Problems/DRPs
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untreated indications
Improper drug Selection
Subtherapeutic dosage
Failure to receive drugs
Over dosage
Adverse Drug event
Drug Interactions
Drug use without indication

Penggunaan obat yang irrasional


Obat yang diberikan tidak diperlukan
Obat yang salah
Obat yang tidak efektif dan kemanjuran yang
diragukan
Obat tidak aman
Tidak digunakannya obat efektif yang tersedia
Penggunaan obat yang tidak benar
(Quick, et al,1997).

Macam-macam ketidakrasionalan
dalam peresepan obat
Peresepan boros (extravagant prescribing)
memberikan resep obat yang mahal
terlalu berorentiasi pada pengobatan terhadap gejala
penyakit,
pemakaian obat merk dagang secara berlebihan sementara
masih tersedianya obat generik yang mempunyai kualitas,
kemanfaatan dan keamanan yang sama
Peresepan berlebihan (over prescribing)
memberikan resep obat yang tidak dibutuhkan
pemakaian obat dengan dosis yang berlebihan sehingga
menyebabkan lamanya pengobatan
jumlah obat yang diberikan melebihi jumlah yang dibutuhkan

OBAT ITU TERJANGKAU DAN BANYAK PILIHAN

Produksi obat di Indonesia memenuhi standar CPOB dan terjamin safety, quality dan eficacy
, termasuk tersedianya berbagai pilihan dengan berbagai range harga ;
Resep Dokter
di Cempaka Putih

Resep Asli ;
Ponstan 250 mg XV
Ciproxin 500 mg X
Immunos VII
Max C 500 mg VII
TOTAL

Rp 18.700
Rp 289.200
Rp 43.900
Rp 18.800
Rp 370.600

Alternatif I ;
Pondex 250 mg XV
Baquinor 500 mg X
Immunos VII
Max C 500 mg VII
TOTAL

Rp 7.100
Rp 128.700
Rp 43.900
Rp 198.500
.
Rp 107.700

Resep Dokter
di RS Dharmais

Resep Asli ;

Resep Asli ;

Medrol 4 mg X
Rp 31.300
Claritin VII
Rp 41.850
Zantac XV
Rp 106.300
Vantiz X
Rp 30..200
TOTAL Rp 209.650

Daonil XXXX
Rp 93.700
Glucopace 500 LX Rp 74..000
Nervitone XXX
Rp 25.700
TOTAL Rp 193.500

Alternatif I ;

Alternatif I ;

Lameson 4 mg
Rp 28.400
Alloris
Rp 30.300
Rantin 150mg
Rp 70.700
Vantiz x
Rp 30..200
TOTAL Rp 159.600

Methyl Prednisolon
Loratadine
Ranitidine
Vantiz x
TOTAL

As mefenamat 250 Rp 3.000


Ciprofloxasin 500
Rp 14.500
Immunos VII
Rp 43.900
Max C 500 mg VII Rp 18.800
TOTAL Rp 81.100
Sumber ; Gatra Edisi Khusus no 1 th 2006

Prodiamel
Rp 16.400
Glukotika 500
Rp 65.600
Nervitone E
Rp 25.700
TOTAL Rp 107.700

Alternatif 2 ;

Alternatif 2 ;
Alternatif 2 ;

Resep Dokter
di RS Islam Jakarta

Rp 16.900
Rp 5.200
Rp 43.900
Rp 30.200
Rp 65.200

Glibenclamide
Methormine 500
Nervitone E
TOTAL

Rp
Rp
Rp
Rp

7.000
28.400
25.700
61.100

Resep Dokter
di DinKes DKI Jaya

Resep Asli ;
Duricef 350 mg X
Puyer no XV

Rp 134.000
Rp 8.600

TOTAL

Rp 142.600

Alternatif I ;
Doxcef
Puyer no XV
TOTAL

Rp 48.900
Rp 8.600
Rp 57.500

Alternatif 2 ;
Cefadroxil
Puyer no XV

Rp 23.700
Rp 8.600

TOTAL Rp 32.300

Lanjutan
Peresepan keliru (incorrect prescribing)
penegakkan diagnosis yang tidak tepat
diagnosis yang ditegakkan tepat tapi pemilihan obat keliru
penulisan resep yang tidak tepat

Polifarmasi (multiple prescribing)


Memberikan resep lebih dari dua macam obat yang
mempunyai manfaat dan keamanan yang sama.
Peresepan kurang (under prescribing)
tidak memberikan resep obat yang diperlukan
dosis obat yang diresepkan tidak mencukupi
jumlah obat yang diberikan kurang sehingga menyebabkan
lamanya pengobatan (Quick,et all, 1993).

DRPs :
1. Unteated indications (indikasi yang tidak
memperoleh terapi ): Penderita mempunyai
gangguan kesehatan yang memerlukan obat, tapi
pasien tidak mendapatkan obat untuk indikasi
tersebut.
2. Drug therapy used when not indicated (penggunaan
obat tanpa indikasi) : Penderita memerlukan terapi
obat tetapi mendapatkan obat yang indikasinya
tidak ada.
3. Improper Drug Selections ( pemilihan obat yang
tidak tepat) : Penderita memerlukan tindakan
farmakoterapi tapi menerima obat/produk yang
salah.

4. Failure to receive drug (gagal memperoleh obat) :


Penderita yang memerlukan tindakan
farmakoterapi tetapi gagal memperoleh obat
dengan alasan kepatuhan, ekonomi dan
availabilitas
5. Subtherapeutic dose (dosis subterapetik) :
Penderita memerlukan tindakan farmakoterapi
kemudian mendapatkan obat yang tepat akan
tetapi diberikan dalam dosis subterapi.
6. Overdose or toxic dose (overdosis atau dosis
toksik): Penderita mendapatkan masalah medis
karena penggunaan obat dengan dosis
berlebihan.

7. Adverse drug reactions ( reaksi efek samping


obat) : penderita mendapat masalah medis
karena efek samping obat.
8. Drug interaction (interaksi obat) : penderita
mendapat masalah medis karena interaksi
obat dengan obat, obat dengan makanan,
dan obat dengan uji aboratorium dengan
batasan dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan yaitu berkurangnya efek, efek
toksik atau sama sekali tidak menimbulkan
efek.

Tidak ada Kata terlambat

R/ Digoksin tab No XX

S 1 dd tab I
R/ Lasix
tab No XX
S 1 dd tab I
Ctt: Px lemah jantung, Mengeluh di pinggang
dan punggung sering gatal, tu. Bila
keringatan, tidak ada riwayat alergi.

R/ciprofloksasin tab No XV
S 3 dd tab I
R/Oralit bks No V
S. 4 dd bks 1
Pro : An. Susie 8 th
Ctt: Px Mengeluh diare sudah 2 hari, per
hari 6-7 kali diare, tinja encer, berbusa,
kadang berlendir

Tergantung sudut pandang

Untreated indications
R/ Captopril tab XXX
S 2 dd tab 1
R/Farsik tab XXX
S 2 dd tab 1
Px riwayat stroke emboli

Improper drug Selection


R/ Amoksisilin tab XVI
S. 3 dd tab I
R/ Loperamid Tab VI
S. 2 dd tab I
Px : Diare sudah 2 hari perhari 6-7 kali, tinja
cair, berbusa, kadang berlendir

Subtherapeutic dosage
R/ Ampisilin tab XII
S. 3 dd tab I
R/ OBH fls I
S/ 3 dd cth 1
Px: Batuk berdahak, dahak warna
kekuningan sudah 3 hari, tenggorokan
sakit

Failure to receive drugs


1 Tidak tersedia di pasaran
2 Harga
3 Psikologis

Over dosage

Adverse Drug event


R/Codein
mg 10
ppa
mg 12
Phenergan mg 25
Px Batuk alergi
ESO : Mengantuk, sembelit

Drug Interactions
R/ Eritromisin caps No XX
S 4 dd caps I
R/ Metampiron
No XII
S. prn
R/ Microginon bls
I
S. uc
Pro Ny. Ana

Drug use without indication

Efek samping obat (ESO)


Batasan:
Efek samping obat atau adverse drug
reaction (ADR) adalah setiap efek obat
yang dapat membahayakan atau
merugikan si pemakai atau (pada orang
hamil) janin yang dikandung maupun bayi
yang baru dilahirkan.

Ada 4 macam etiologi pada ESO


A. Reaksi akibat kelainan bawaan/herediter.
1. Alergi (hipersensitivitas)
Reaksi ini terjadi akibat reaksi imunologi.
Beberapa sifat khusus dari reaksi ini:
Tidak berhubungan dengan sifat farmakologi yang diketahui
Dapat timbul pada dosis yang kecil

2. ESO akibat kelainan genetik


Ada 2 macam tipe:
Reaksi akibat perbedaan farmakokinetika obat dan
Reaksi akibat perbedaan farmakodinamik obat.

B. Kelainan yang didapat

Pada keadaan ini reaksi diakibatkan


karena adanya penyakit yang memang
telah ada pada penderita. sebagai
contoh:

Penderita karena perforasi tukak lambung, akibat


aspirin atau kortikosteroid.
Adanya penyakit hati yang dapat mengganggu
detoksifikasi obat.
Adanya penyakti ginjal yang dapaat mengganggu
filtrasi glomerulus, yang kemudian mengurangi
eliminasi obat yang diekskresi lewat ginjal.

C. Kelainan akibat bentuk serta cara pemberian obat.


1. Reaksi terjadi akibat respon yang berlebihan,
perubahan bioavailabiliti, atau cara pemberian yang
kurang tepat.
2. Tiga macam penyebab ESO pada kelainan ini
adalah:
1. Dekomposisi bahan aktif
2. Efek aditif, bahan pelarut, bahan stabilisator, bahan
pewarna, atau bahan tambahan yang ditambahkan pada
saat pembuatan obat.
3. Efek produk samping dari bahan aktif yang timbul saat
sintesa.

3. Perubahan cara produksi juga dapat memperberat


ESO yang timbul.

D. Interaksi obat

Terjadi akibat interaksi lebih dari satu


macam obat yang diberikan pada saat
yang sama, dan tampaknya seimbang
dengan jumlah obat yang diberikan [1/2
n(n-1) kali]. Reaksi ini dapat memberikan
reaksi yang negatif , tapi juga dapat positif
misalnya potensiasi.

You might also like